Iustrasi 4 Pilar Demokrasi

(Sources: www.swarasenayan.com)


Kebutuhan mencari informasi kini amat krusial apalagi di Indonesia yang tengah berlangsungnya tahun politik, tentu kita ingin mencari berita yang segar, akurat, dan tepercaya sebagai pedoman di mana marak mencuatnya asumsi masyarakat yang bertebaran akan isu-isu kepemiluan. Pers sangat penting guna menangkal berita-berita bohong atau hoax. Selaras dengan hal tersebut novelis berkebangsaan AS, Mark Twain pernah mengatakan, "hanya ada dua hal yang bisa menyinari dunia: sinar matahari di langit dan pers di muka bumi." 

Pers di sini tidak hanya berfungsi sebagai anjing penjaga atau watchdog saja, seperti mengawasi dan memberi kritikan terhadap siapapun yang memimpin lembaga legislatif, eksekutif, dan lembaga-lembaga terkait penegakan hukum, tetapi juga memberikan pendidikan kepada khalayak sekaligus menyajikan informasi bermuatan edukasi agar warga negara bisa membuat pilihan rasional terbaik. 

Menghadapi pesta demokrasi berupa Pemilihan Umum (Pemilu), pers bertanggung jawab menyajikan informasi berimbang, akurat, dan objektif tentang Pemilu, serta seyogianya menjaga independensi mereka sebagai lembaga media dan tak terlibat dalam kepentingan politik yang dapat mempengaruhi pemilih. Tugas pers juga termasuk memperkuat kesadaran demokratis dan mendukung proses pemilu yang adil dan transparan dengan memberikan informasi terperinci tentang proses pemilu, termasuk pencalonan, kampanye, pemungutan suara, hingga penghitungan suara.

Selanjutnya selain sebagai penyampai informasi, peran lain menjadi aktor dalam demokrasi serta menciptakan dan membentuk paham politik dalam masyarakat. Selain sebagai saran komunikasi rakyat dengan pemerintah juga menjadi saran komunikasi publik. Bahkan pers menjadi kanal/stasiun yang memfasilitasi pertemuan berbagai kekuatan dan kepentingan. Dengan kedudukan seperti itulah maka pers yang independen diperlukan dalam membangun demokrasi di Indonesia. 

Seperti yang dikemukakan James Madison Presiden keempat AS, "Kebebasan pers adalah salah satu benteng terbesar kemerdekaan." Kemudian selaras dengan itu, Prof. Miriam Budiardjo menyatakan, salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab. Hal tersebut berarti pers yang bebas harus menghormati peranan itu, dengan menolak semua tekanan dari berbagai aspek baik pemerintah, pemasangan iklan, dan kepentingan kelompok khusus dalam masyarakat, atau memiliki persekutuan partai politik atau golongan tertentu. 

Kebebasan pers diperlukan untuk demokrasi, keadilan dan kebenaran, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah dalam Pasal 4 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dinyatakan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara; terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran; pembredelan atau pelarangan penyiaran; untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hal mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi; dan hak tolak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemberitaan. 

Namun tidaklah mudah bagi pers yang mengakomodasi informasi bagi publik karena harus menghadapi tantangan yang menyangkut kebebasan dan independen, seperti pengusaha atau oligarki yang mengendalikan media, lalu media yang hanya mengejar rating dengan cara click bait hal lain seperti ditunggangi politik bisa menyebabkan penurunan kualitas pemberitaan. Belum lagi menyangkut tindakan represi dan pemenjaraan atas kebebasan digital meningkat dan

berdampak pada kerja-kerja jurnalistik. Dalam dunia digital, teknologi dapat memanipulasi dengan kekuatan yang luar biasa. Serangan eksponensial, mesin propaganda, bahkan hate messengers (pesan-pesan menebar kebencian).

Oleh karena itu, peran pers menjelang Pemilu ini sangat vital sebagai upaya antisipasi agar masyarakat semakin melek akan pesta demokrasi yang menentukan nasib bangsa ke depan. Adapun yang bisa dilakukan di tengah perkembangan platform digital dan media sosial, media pers tetap dituntut profesional dalam membuat cover both-side, melakukan verifikasi, mencerna dan menyaring informasi hingga menghasilkan sebuah sumber berita yang dapat dipercaya (kredibel). Berita-berita yang dihasilkan juga berdampak mencerdaskan, mendidik, dan mencerahkan. 

Kemudian, dalam segi regulasi untuk memberi rasa keamanan bagi wartawan dan media sendiri harus dipastikan lagi regulasi yang mengaturnya. Karena Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers maupun Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016), belum cukup memberikan perlindungan. Hal ini sebagaimana diperlihatkan masih seringnya penggunaan Pasal 27 ayat (3) terkait pencemaran nama baik yang sudah semestinya dihapus atau dikembalikan sesuai standar hukum hak asasi manusia. Sementara penegakan hukumnya pun kerap diskriminatif dan tak memberikan upaya perlindungan hukum bagi hak warga, karena penegakan hukumnya itu sendiri politik dan cenderung memberi jalan menguatnya impunitas.

Tentunya dengan memperbaiki hal tersebut diharapkan dapat memperkuat peran pers sebagai pilar keempat dalam demokrasi juga mendorong partisipasi masyarakat dan menjaga bangsa tetap dalam keadaan kondusif hingga Pemilu selesai. Untuk mengukur keberhasilan pemilu sendiri Ditjen Polpum Kemendagri menyampaikan poin indikator di antaranya: 1. Berlangsung aman dan lancar sesuai aturan yang berlaku, 2. Partisipasi pemilih yang tinggi, 3. Tidak terjadi konflik yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa terutama konflik kekerasan, dan 4. Pemerintahan yang ada tetap berjalan lancar baik di pusat maupun daerah.


Bahan Bacaan: 

Politik, Pinter. Mampukah Media Jadi Pilar Keempat Demokrasi?. https://www.pinterpolitik.com/in-depth/mampukah-media-jadi-pilar-keempat-demokrasi/ (diakses pada tanggal 15 September 2023)

Adi Prasetyo, Yosep. Demokrasi, Pers, dan Hoax. https://www.hukumonline.com/berita/a/demokrasi-pers-dan-hoax-lt5c85c7a79ea6f/?page=1 (diakses pada tanggal 15 September 2023).

Wiratraman, Herlambang P. “Kebebasan Pers, Hukum, dan Politik Otoritarianisme Digital. Undang: Jurnal Hukum, Vol. 6 No. 1

 (2023): 1-31. 


Penulis: Fadlih Abdul Hakim

Editor: Akhmad J.

(Sumber Foto Dokumenter Panitia)

IAIN, LPM FatsOeN – Untuk memperingati Milad yang ke-11 tahun, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hay’atu Tahfidzil Qur’an (HTQ) menggelar acara Semarak Seni Qur’ani 2023 dengan mengusung tema “Meraih prestasi dengan melangitkan kalam ilahi agar terciptanya generasi yang berpotensi seni Qur’ani”, Kamis (21/09)


Acara ini dibuka oleh pembina UKM HTQ, yaitu KH. Muhadditsir Rifa’I dan dihadiri oleh Pembina UKM HTQ, ketua DEMA-I, perwakilan beberapa UKM/UKK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dan alumni UKM HTQ.


Acara ini digelar di Auditorium Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), pada pukul 08.00 s.d selesai. Acara kali ini diadakan berbagai perlombaan yakni, lomba MHQ, lomba MTRQ, dan adapun beberapa rangkaian acaranya yakni, seminar tahfidz, santunan anak yatim piatu, haflah tilawah, puncak miladiyah: IAIN Cirebon Bersholawat. Kemudian, dalam acara Seminar Tahfidz yang turut mengundang Ning Nadia Abdurrahman selaku Influencer Tahfidz Al-Qur’an.


Adapun, malam puncak Semarak Seni Qur’ani ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 September 2023 yang bertempat di IAIN Cirebon Center (ICC) IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang mana dalam malam puncak acara Semarak Seni Qur’ani ini akan dihadiri oleh Gus Yusuf Al-Lampungi.


Terdapat hal yang membedakan acara Semarak Seni Qur’ani tahun ini dengan tahun sebelumnya yakni, di mana lebih sedikit perlombaan yang diadakan. Jika tahun lalu kategori untuk perlombaan dibuka untuk kalangan SMA dan Mahasiswa, tahun sekarang dibuka hanya untuk anak-anak SD/MI, SMP/MTS, SMA, dan untuk kategori Mahasiswa sampai batas umur 22 Tahun. Lalu, dalam konsep acara seminar, jika tahun lalu pematerinya dari lokal, di tahun sekarang pematerinya dari tingkat Nasional.


Dalam wawancara dengan Ketua Pelaksana yaitu Ahmad Fadhil membahas mengenai tema Semarak Seni Qur’ani mengatakan “mengambil tema tersebut terutama dibagian akhir ‘terciptanya generasi yang berpotensi seni Qur’ani’ ini sejalan dengan Visi Misi UKM HTQ yaitu menciptakan generasi yang mencintai Al-Qur’an yang selalu melangitkan kalam-kalam ilahi dan tentunya selalu membawa nilai-nilai ke-Al-Qur’an-an sehingga bisa memunculkan bakat-bakat atau orang-orang di UKM HTQ yang berpotensi dalam hal seni Qur’ani”


Ahmad Fadhil juga mengharapkan internal UKM HTQ sendiri bisa terus mengembangkan kegiatan-kegiatan yang positif dan kegiatan-kegiatan yang terus bermanfaat khususnya untuk internal IAIN Syekh Nurjati Cirebon.



Penulis:  Nuraini 

 

Sumber foto: Akhmmad J.
(Sesi Penandatanganan Noktah MoU antara Kemenag Kota Cirebon dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Halaman Fakultas Syari'ah, IAIN Cirebon (18/09) Terselenggara Noktah Perjanjian MoU kerja sama antara Kementerian Agama Kota Cirebon dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon membuahkan hasil berupa program Piloting (Project) Keluarga Sakinah dan Launching Laboratorium Munakahat yang digadang-gadang merupakan laboratorium nikah/munakahat pertama di PTKIN Indonesia.


Edaran temuan riset teranyar terkait ketersediaan tenaga penghulu dan penyuluh yang masih sangat minim di Indonesia, direspons cepat dengan hadirnya Laboratorium Munakahat ini dan harapnya IAIN Syekh Nurjati dapat men-support krisisnya tenaga penghulu ataupun penyuluh khususnya di Kota Cirebon, Kecamatan Kesambi ini.


"Maka, di laboratorium ini akan ada semua fungsi KUA yakni, delapan fungsi terkait Pernikahan, Pembinaan Keluarga Sakinah, Konsultasi Calon Pengantin, Persoalan Zakat, Waris, Wakaf, Kemasjidan, dan Kepenyuluhan bisa menyatu dalam Laboratorium ini," terang Kepala Sie Bimas Islam Kemenag Kota Cirebon dalam prakata sambutan awal ketika membuka jalannya acara dan dilanjut sambutan berikutnya oleh Dekan Fakultas Syari'ah, Syaifuddin Jazuli.


Syaifuddin menambahkan, "Ini penting! Misalnya dalam bahasa yang singkat itu laboratorium Munakahat itu antara paduan teori dan praktik. Jadi secara teori KUA itu terbiasa melakukan sesuatu pernikahan dsb. dengan regulasi yang ada. Akan tetapi, dengan inovasi-inovasi dari kalangan akademik. Maka, kita akan lebih sempurna ketika praktik-praktik yang kita lakukan ini diberi sentuhan akademik oleh kalangan Institut Syekh Nurjati."


"Sehingga, saya bermimpi dan punya impian itu, KUA Kesambi itu akan menjadi model pengelolaan KUA yang dapat ditiru oleh KUA-KUA yang lain. Karena apa? Karena praktiknya sudah ada dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan yang itu saya yakin kalangan akademik biasa berinovasi tanpa mengabaikan regulasi yang ada. Jika ini kita langsungkan dengan baik, kita teruskan dengan baik maka ke depan kita punya role model, kita punya pilot (project) dari sebuah pengelolaan KUA yang dapat ditiru di tempat-tempat yang lain. Maka hal yang pasti adalah keterpaduan antara Dekan Fakultas Syari'ah dengan Kepala KUA kesambi tentunya" terang Jazuli dalam visinya atas Launching-nya Laboratorium Munakahat.


Acara ini juga dihadiri para mahasiswa birokrat kampus seperti Rektor, Warek, Dekan-Dekan Fakultas, dan juga bersama dengan Kemenag Kota Cirebon, KUA-KUA di Kecamatan Kesambi dan sekitarnya.


"Piloting Keliarga Sakinah dan penempatannya di Fakultas Syari'ah ini sungguh membanggakan bagi kita semua dan itu kita berikan applause dan saya yakin ini satu-satunya yang ada terkait dengan laboratorium munakahat," tambah Aan Jaelani, selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam sambutannya.


"Apalagi hari Rabu lalu, lima hari lalu kita sudah bersama-sama 4 kementerian dan sudah diplenokan terkait Peraturan Presiden tentang transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon mudah-mudahan harapannya bulan depan sudah bisa kita terima," seling Aan.


Aan juga merespons MoU ini dan berharap, "Mungkin terkait (Laboratorium) munakahat ini memang tugasnya Dekan Syari'ah dan seluruh dosen dan jajaran untuk memoles. Mudah-mudahan ini menjadi awal, dan saya yakin ini akan semakin berkembang bersama para dosen dalam beberapa kajian atau hal-hal yang bersifat teknis dari baku mutu Laboratorium Munakahat ini juga dibuat. Nah, malah nanti bisa menjadi percontohan atau pedoman pelaksanaannya penyelenggaraannya bisa di-team-kan oleh PTKIN seluruh Indonesia."


Penulis: Akhmmad J.

 


LPM FatsOeN, Kuningan - (3/9) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN telah melaksanakan acara Pelantikan Anggota Magang (PAM) yang berlokasi di Curug Putri Palutungan Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 2 hingga 3 September 2023.


PAM 2023 merupakan salah satu rangkaian kaderisasi lanjutan dari program kerja tahunan LPM FatsOeN di Departemen Kaderisasi PSDA atau Pengembangan Sumber Daya Anggota. Sasaran peserta kegiatan ini adalah para peserta PAB-PJTD LPM FatsOeN 2022. Tema yang diangkat yakni "Aktualisasi Peran Pers Mahasiswa Menyatukan Solidaritas di Era Digital." 


Kegiatan PAM hari pertama diisi dengan sesi perkenalan sesama anggota dan pengurus, materi seputar jurnalisme mahasiswa, mentoring, penugasan dalam praktik pembuatan produk jurnalistik, dan malamnya sarasehan sharing and caring bersama alumni. 


Esoknya, diisi dengan kegiatan senam pagi, dilanjut kegiatan post test, dan diakhiri acara baiat pelantikan.


Salah satu peserta Andini Rohmah mengungkapkan perasaan senangnya mengikuti kegiatan ini, "Saya merasa happy dan sangat excited dengan adanya kegiatan PAM, ... juga banyak sekali pelajaran yang bisa saya dapatkan. Saya mendapat banyak pengalaman dan ilmu yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan," terang Andini.


"Selain itu, kegiatan PAM juga dapat menjadi ajang bagi para anggota magang untuk dapat merekatkan tali kekeluargaan kami dengan saling mengenal dan seru-seruan melalui banyak rangkaian kegiatan yang mengasyikan," tambahnya.


Kegiatan tersebut berjalan dengan khidmat dan lancar diikuti sejumlah 28 peserta dan alumni LPM FatsOeN. 


Hanipah selaku Pimpinan Umum LPM FatsOeN mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan ini, "Terharu serta bangga terkhususnya terhadap teman-teman yang sudah dilantik anggota LPM FatsOeN generasi 2022. Melihat sebelumnya mereka menjadi calon anggota magang dan setelah dilantik mereka resmi menjadi anggota tetap LPM FatsOeN," ujarnya.


Tujuan kegiatan ini ialah wadah untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang jurnalistik. Selain itu, kegiatan ini merupakan sebuah jembatan bagi para anggota untuk saling mengenal satu sama lain. 


Diharapkan anggota yang telah dilantik dapat istikamah di FatsOeN dan bebas bereksplorasi mengembangkan skill-skill sesuai yang diminati. 


"Tentunya saya berharap juga teman-teman yang baru dilantik ini bisa bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan dan berkontribusi positif bagi LPM FatsOeN ke depan, tetap semangat dan terus berprogres di LPM FatsOeN," Harap Hanipah.


Senada dengan Rifki Al Wafi, Alumni LPM FatsOeN ia menyampaikan, "Harapannya untuk para anggota tetap terus aktif dalam kegiatan-kegiatan FatsOeN, terutama untuk peserta yang baru dilantik, terus berkarya, dan terus belajar di FatsOeN."


Kegiatan PAM ditutup dengan penyerahan Pakaian Dinas Harian, Kartu Tanda Anggota Pers, dan berlanjut sesi berjabat tangan dengan seluruh anggota FatsOeN, pengurus, dan juga alumni LPM FatsOeN.



Reporter: Puan Nurshinta

Penulis: Fadlih Abdul Hakim

Editor: Zakariya Robbani, Akhmad J.

Sumber Foto : Annita


Penemuan botol bekas minuman anggur merah di Graha Sekretariat UKM Kampus nampaknya menjadi hal yang tidak aneh lagi, hal ini menuai keprihatinan mendalam, "Apakah ini menjadi hal yang biasa sehingga mahasiswa yang menempati ruangan tersebut tidak mengindahkan atau melaporkannya?". 

Kejadian ini memunculkan pertanyaan serius mengenai nilai-nilai dan identitas sebagai kampus Islam yang seharusnya dipegang teguh oleh lembaga pendidikan seperti IAIN.


Sebagai kampus Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon seharusnya menjadi tempat yang mengajarkan dan mempraktikkan nilai-nilai agama dalam semua aspek kehidupan kampus. Islam memiliki pedoman yang jelas mengenai konsumsi minuman beralkohol, termasuk anggur merah. Oleh karena itu, penemuan botol bekas minuman anggur merah di Graha Sekretariat UKM merupakan tanda kekhawatiran serius tentang sejauh mana nilai-nilai agama diterapkan di kalangan mahasiswa dan staf kampus.


Kampus bukan hanya tempat untuk mencari ilmu akademis, tetapi juga tempat untuk membentuk karakter dan moralitas. Kampus Islam seharusnya menjadi tempat yang memperkuat dan menguatkan iman, serta membentuk individu yang memiliki moralitas yang tinggi. Namun, penemuan ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara nilai-nilai yang diwariskan oleh agama dan praktek sehari-hari di kampus.


Ini menggugah pertanyaan mendasar tentang bagaimana perguruan tinggi islam mengambil tanggung jawab dalam mendidik generasi muda. Sementara tindakan individu mungkin tidak selalu mencerminkan seluruh kampus, sebagai lembaga pendidikan, IAIN perlu menjalankan peran aktif dalam merumuskan lingkungan yang mendukung pertumbuhan rohaniah dan moralitas.


Untuk merepresentasikan sebagai kampus Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus mengambil langkah-langkah tegas termasuk penyelidikan menyeluruh untuk menyidak pelaku, memberikan sanksi yang pantas, dan lebih dari itu.


Penting bagi IAIN untuk berfokus pada pendidikan yang holistik, yang tidak hanya mengejar prestasi akademis, tetapi juga membentuk individu yang berakhlakul karimah sesuai visinya.



Penulis: Tina Lestari

Editor: Akhmmad J.

Ilustrasi terkait Overthinking
canva.com/Akhmmad J.


Waktumu habis,

Diganyang berkian hasutan sesat!


Melamun,

Menggambar suram dalam pikiran

Sesak, penuh debu, dan abu bekas pembakaran otak

Meninggalkan ampas, lagi nihil dan nirguna

Sembab, membanjiri muka dengan air mata

Menghayal juga percuma

Jadi apa diri ini niscaya?

Yang ada hanyalah halusinasi belaka

Sebab, sudah buang waktu yang tiada akhirnya


Penyesalan, juga terlampau tiada berakhiran

Menyusul pula lirih pedih dalam kebimbangan

Kala mengasah diri dengan nestapa

Masa depan bak gubuk derita!


Penulis: Aji Harka 


Sumber Foto: Dokumenter Panitia PBAK FDKI


LPM FatsOeN, IAIN Cirebon — (22/08) IAIN Syekh Nurjati Cirebon telah merampungkan acara PBAK di hari kedua yang berfokus pada tiap fakultas masing-masing.


Kelima fakultas mengadakan acara PBAK serempak pada Selasa, (22/8) 2023 sekaligus acara PBAK Fakultas ini berlangsung di lima tempat. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) bertempat di depan gedung FITK Baru. Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) bertempat di gedung Pasca Sarjana. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) bertempat di depan gedung FDKI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) bertempat di halaman gedung rektorat. Fakultas Syariah (Fasya) bertempat di IAIN Cirebon Center (ICC). 


Penyelenggaraan PBAK Fakultas ini dilaksanakan setelah penyelenggaraan PBAK Institut pada Senin, (21/8) yang ditanggungjawabkan kepada tiap DEMA Fakultas dan panita dari tiap fakultas.


Dalam penyelenggaraan PBAK Fakultas tahun ini memiliki ciri dan konsep yang berbeda setiap tahunnya. Dilansir dari keterangan Fahrudin Al Kahfi, Ketua Pelaksana PBAK Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) sebagai salah satu fakultas yang menyelenggarakan PBAK Fakultas, mengatakan bahwa perbedaannya ada pada konsep, koordinasi sampai pada konsumsi di mana tahun lalu diakomodasi langsung oleh DEMA Fakultas. Namun, tahun ini dialihkan kepada DEMA Institut.


Atas perbedaan yang terjadi pada tahun ini. Fahrudin mengeluhkan mengenai peraturan dan teknis yang diatur oleh DEMA-I. Salah satunya terjadi miskomunikasi dari kedua belah pihak mengenai vendor yang bahkan pada pagi hari penyelenggaran PBAK Fakultas, tenda masih belum rampung. Hal ini membuat hambatan pada pelaksanaan acara yang juga harus didekor oleh panitia acara. Kendala lain yang dikeluhkan oleh Fahrudin adalah permintaan akan teknis dan alat untuk kelengkapan PBAK FDKI yang hanya disetujui saja. Namun, dari pihak DEMA-I tidak memberikan apa yang dibutuhkan oleh panitia FDKI.


Terjadinya hal-hal di luar rencana yang dialami Panitia FDKI disebabkan oleh keterlambatan informasi terutama pada informasi vendor yang menyebabkan banyak dari mahasiswa baru kepanasan terutama untuk mahasiswa baru FDKI tahun ini berjumlah sekitar 500 mahasiswa. Fahrudin mengatakan harapannya untuk PBAK Fakultas, "Harapannya acara PBAK untuk ke depannya lebih mengedepankan apa yang dibutuhkan oleh pihak-pihak fakultas. Harus dikomunikasikan lagi terus juga harus jelas konsumsi untuk siapa dan lebih tepatnya harus menjaga persaudaraan."


Penulis : Hanipah

Reporter : Hanipah, Fatika, Myla

Editor: Akhmad J.