Foto : Myla Lestari/FatsOeN

Cirebon, LPM FatsOeN - Sekitar 2.875 mahasiswa IAIN Syekh Nurjati mengikuti kegiatan Pengenalan Budaya Akademik  dan Kemahasiswaan (PBAK) selama tiga hari pada tanggal 27 - 29 Agustus 2022. 

Pada hari pertama dan ketiga PBAK bertempat di halaman Ma'had IAIN Syekh Nurjati. Sedangkan pada hari kedua, PBAK dilaksanakan oleh masing-masing fakultas di tiga tempat yang berbeda, yaitu FITK tetap bertempat halaman ma'had, FSEI bertempat di gedung IAIN Cirebon Center (ICC), dan FUAD yang bertempat di aula gedung pascasarjana lantai tiga.

Pelaksanaan PBAK ini tak lepas dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan selama tiga hari. Beberapa mahasiswa mengungkapkan perasaannya dan memberikan berbagai tanggapan mengenai jalannya PBAK tahun ini.

Ibnu salah satu mahasiswa jurusan Tadris IPS mengungkapkan bahwa pbak tahun ini terasa menyenangkan karena dilangsungkan secara offline setelah pandemi dan sebagai ajang untuk membangkitkan semangat mahasiswa baru.

"Pasti cape, cuma karena acara (pbak) pertama kali di kampus buat mahasiswa baru pasti membangkitkan semangat kita banget, karena baru pertama kali (setelah pandemi)," ungkapnya.

Senada dengan Ibnu, Gilang, mahasiswa baru dari jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan mengungkapkan hal yang sama. "Senang bisa berkumpul sama temen-temen, udah ngga online lagi, kesannya seru banget," ungkapnya.

Sementara Dede Intan, Mahasiswa baru Jurusan Bimbingan Konseling Islam mengungkapkan bahwa dengan diselenggarakannya acara PBAK secara offline membuat relasi pertemanan menjadi semakin luas dari berbagai daerah.

Di samping itu, PBAK tahun ini cukup berkesan di kalangan mahasiswa baru, terutama pada hari kedua dan ketiga. Menurut Gilang, hari kedua dan ketiga cukup berkesan, tidak terlalu monoton sebab ada hiburan yang ditampilkan.

Senada dengan Gilang, Musyarafah turut mengungkapkan kesannya mengikuti PBAK tahun ini. "Yang paling berkesan sekarang (hari) yang terakhir. Karena mungkin lebih seru, terus acaranya lebih meriah," ungkapnya selaku mahasiswa baru jurusan Tadris Matematika.

Meski menyenangkan, ada sisi lain yang menyuarakan berbagai keluhan dan keresahan  dari sejumlah mahasiswa baru saat mengikuti kegiatan PBAK selama tiga hari.

Ibnu mengungkapkan bahwa pada hari ketiga pbak terasa berat dan panas karena tidak adanya fasilitas tenda di lapangan. Selain itu, padatnya acara tetap berjalan meskipun waktu sholat telah tiba. Hal ini menjadi keresahan mahasiswa baru yang masuk di IAIN Syekh Nurjati.

"Karena hari ketiga tidak ada tenda, jadi panas banget. Hari ketiga, sih, berat banget, habis jalan (karnaval) terus panas juga. Sama waktu sholat tetep ada acara, jadi sholatnya telat padahal di IAIN. Rundown nya terlalu padat, jika mau sholat harus meninggalkan acara, padahal sayang banget harus ninggalin acara," ungkapnya.

Gilang dan Sri, mengungkapkan keresahan yang sama, yaitu tidak adanya tenda membuat suasana PBAK menjadi sangat panas membuat  ketidaknyamanan di kalangan mahasiswa baru. 

"Keresahan mungkin hari sekarang (hari ketiga), belum selesai acara (PBAK) tapi tendanya udah dicopotin kan kasian kepanasan, banyak yang pingsan juga," ungkap Gilang.

Meskipun sudah memakai caping, Sri sebagai peserta PBAK masih merasakan panas saat mengikuti kegiatan tersebut. "Panas, soalnya tendanya ngga ada. (Memakai) caping tapi badannya kepanasan," ungkap Sri, mahasiswa baru Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Selain kondisi udara yang panas, beberapa mahasiswa mengungkapkan keresahan lainnya mengenai durasi jalannya acara PBAK yang cukup padat, sehingga kurangnya waktu untuk menunaikan kewajiban sholat. 

"Keluh kesahnya ya, itu sih. Terlalu lama kak, sampai sholatnya juga buru-buru," ungkap Lulu, mahasiswa baru jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI).

Akibat dari buru-buru ketika melaksanakan sholat, mahasiswa merasa harus desak-desakan sampai mengantre. "(Yang menjadi keresahannya) desak-desakannya. Terus wudlunya ngantri, terus sholatnya juga," keluh Vivi, mahasiswa baru jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA)

Selain waktu sholat, mahasiswa pun mengeluh atas keterlambatan waktu dalam memulai kegiatan. "Keresahan itu cuma di waktu, suka ngaret. Kadang dari panitia atau dari maba-nya yang tidak telat waktu pas kumpul," papar Dede Intan, mahasiswa baru jurusan BKI.

Di akhir wawancara bersama LPM FatsOeN, beberapa mahasiswa baru mengapresiasi kegiatan PBAK yang diselenggarkan secara offline tahun ini. Meski begitu, sejumlah mahasiswa baru tetap turut melontarkan kritik dan sarannya yang ditujukan kepada panitia serta rekan-rekan PBAK sebagai bahan evaluasi untuk tahun berikutnya. 

"Udah bagus, udah keren banget, acaranya membangkitkan semangat mahasiswa baru banget, dan kekurangan mungkin itu, rundown terlalu padat," ungkap Ibnu, mahasiswa baru jurusan Tadris IPS.

Senada dengan pernyataan di atas, Musyarafah mengungkapkan, "Semoga acara tahun depan buat nantinya makin seru lagi dan lebih meriah," ungkapnya.

Berbeda dengan pernyataan di atas, Lulu mengungkapkan, "Untuk panitia, kritiknya kalau untuk sholat bisa diluangkan lagi waktunya. Kalau misal istirahat bolehlah cepet-cepet kalau anaknya (Maba) leha-leha," pungkasnya.

Penulis: Siska Aditia/Magang FatsOeN

Reporter: Kru FatsOeN

Suasana Stan-Stan Ormawa ketika pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Foto : R. Al Wafi/FatsOeN


Cirebon, LPM FatsOeN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon kembali menyelenggarakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) secara luring. Kegiatan PBAK secara luring ini pertama kalinya selepas dua tahun sebelumnya dilaksanakan secara daring. PBAK tahun 2022 berlangsung selama tiga hari, pada tanggal 27-29 Agustus 2022, bertempat di Areal Kampus.

Kegiatan PBAK kali ini diikuti oleh 2.875 Maba-Miba yang berasal dari berbagai jurusan di kelima Fakultas yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Meski begitu, pelaksanaan PBAK masih meninggalkan beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya, khususnya yang dialami Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan Unit Kegiatan Khusus (UKK).


Berubah-ubah Keputusan Stan UKM-UKK

Salah satu rangkaian kegiatan dalam PBAK ialah sosialisasi dan kunjungan mahasiswa ke stan-stan yang disediakan tiap UKM-UKK yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Sementara, dari total 20 UKM-UKK, tidak semua mendapat stan saat pelaksanaan PBAK bahkan di hari pertama. Hal ini disebabkan adanya keputusan panitia yang berubah-ubah, sehingga membingungkan tiap UKM-UKK dalam mempersiapkan stan.

Sejak panduan PBAK dibagikan kepada setiap ormawa, di sana dijanjikan bahwa akan disediakan stan untuk mendukung kegiatan sosialisasi. Meski sudah dibuatkan panduannya, namun masih terdapat ketidakjelasan perihal syarat dan ketentuan mengenai stan yang akan disediakan.

Tidak ada kabar sejak dibagikan panduan PBAK pertama kalinya, informasi perihal stan baru muncul kembali H-3 menjelang pelaksanaan. Pada informasi terbaru, dijelaskan bahwa untuk stan diberikan harga sesuai paket dengan kisaran harga 100-200 ribu.

Hal ini tentu membuat keberatan kebanyakan ormawa, ditambah informasinya mendekati hari pelaksanaan. 

Salah satu UKM pun turut memberikan komentar terkait hal tersebut. "Hak kita, UKM harusnya juga mengisi meramaikan dan tidak ada pungutan biaya.

Berbeda dengan UMKM yang usaha PKL, pedagang kaki lima. Kalau pedagang, mah, cocok diminta 100 ribu juga fungsinya untuk melapak di sana," katanya.

Hingga pada keputusan terakhir, malam hari (26/8), dirapatkan kembali dan difiksasikan untuk rangkaian acara PBAK tahun 2022. Rapat tersebut menghasilkan beberapa catatan, salah satunya yakni bahwa UKM-UKK tidak disediakan stan dari panitia, melainkan harus mencari sendiri jika ingin membuka stan, dan di hari pertama memang tidak ada kunjungan mahasiswa ke stan-stan UKM-UKK.

Dari pantauan LPM FatsOeN beberapa kali terjadi miskomunikasi, sehingga terjadi kekeliruan di antara pihak-pihak yang terlibat. 


Waktu Sosialisasi UKM-UKK Terbatas

Merunut pada rangkaian kegiatan PBAK hari pertama, jadwal sosialisasi tiap UKM-UKK, dijadwalkan pukul 14.40-16.30 WIB. Namun, waktu sedikit bergeser 20 menit sehingga sosialisasi UKM-UKK dimulai sekitar pukul 15.00 WIB.

Sosialisasi UKM-UKK dalam kegiatan PBAK tahun ini, hanya diberikan kesempatan waktu selama tujuh menit.  

Hal tersebut dirasakan sangat terbatas bagi tiap-tiap UKM-UKK untuk melakukan sosialisasi.

Indri Sari Rahayu, ketua umum Hay'atu Tahfidzil Qur'an (HTQ) berkomentar bahwa waktu sosialisasi untuk ditambah durasinya. "Tambahin waktu untuk sosialisasinya, sampai 20 menit, lah, atau setidaknya 10-15 menit," ujarnya.

Senada dengan Indri, ketua umum  Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM), M. Reza Syah P., mengatakan, "Sangat kurang sekali bagi UKM kami khususnya, namun karena panitia sudah mengatur sedemikian rupa agar tertata dengan baik dan berharap acara berjalan dengan baik, Saya mengikuti alur sebagaimana mestinya," katanya.

Selain waktu sosialisasi yang terbatas, keluhan datang dari video profil yang tidak ditampilkan dalam rangkaian acara PBAK, pun tidak diposting dalam akun resmi instagram PBAK IAIN Syekh Nurjati tahun 2022.

Keluhan ini terjadi lantaran sebelum pelaksanaan PBAK, panitia meminta kepada setiap ormawa, termasuk UKM-UKK agar membuat dan mengirimkan video profil masing-masing.

Rudin, ketua umum UKM Basket berharap jangan sampai itu menjadi sia-sia belaka. "Jangan sampai dibuatnya video promosi dan profil UKM-UKK itu hanya sia-sia," ujarnya.

Senada dengan Rudin, ketua umum HTQ pun berkomentar, "Sangat disayangkan sekali, tidak diposting, ya. Seharusnga sudah ada tindak lanjutnya mengenai hal ini," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kadadi selaku panitia PBAK mengungkapkan bahwa apa yang terjadi tidak seratus persen kesalahan panitia.

"Ya, kita juga gabisa menyalahkan sepenuhnya, ya. Karena, peserta yg dari UKM-UKK juga, dari survei yang Saya dapat, itu sepertinya malas membaca informasi, panduan," paparnya.

Meski begitu tiap pihak tetap berharap bahwa dalam kegiatan ke depan, agar bisa diperbaiki, sebagaimana penuturan Reza, "Semua hal tentu bisa diperbaiki dengan sebaik-baiknya," pungkas Reza.

Reporter: R. Al Wafi/FatsOeN 

(Suasana PBAK IAIN Syekh Nurjati, pada hari pertama saat cek-in di depan gedung Rektorat. foto: Anita/ Panitia PBAK)


Cirebon, LPM FatsOeN - Sabtu (27/8) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar perhelatan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) secara luring. PBAK IAIN Syekh Nurjati pada tahun ini dilaksanakan pada tanggal 27-29 Agustus 2022, dengan mengusung tema "Senada Cerdas, Senada Moderat, Senada Militan: Unggul Terkemuka".

PBAK kali ini diikuti oleh 2.875 Maba-Miba yang berasal dari berbagai jurusan di  kelima Fakultas yang ada di IAIN SNJ Cirebon ini, tentunya PBAK kali ini terlaksana dengan melibatkan seluruh Ormawa, yakni Sema, Dema, HMJ serta UKM-UKK.

Dalam sambutannya, Ilman Nafia, selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama mengungkapkan bahwa PBAK kali ini merupakan kegiatan yang luar biasa. 

"Mengapa PBAK tahun ini terlihat luar biasa?' Karena PBAK kali ini offline setelah bertahun-tahun sebelumnya terselenggara secara online akibat Covid-19,” ungkapnya.

Masih dari Ilman, PBAK tahun ini pun terlaksana dengan baik berkat kerja sama setiap ormawa. "Alhamdulillah, juga dengan kerja sama secara kompak setiap Ormawa. PBAK kali ini dapat terlaksana dengan baik,” tutur Ilman.

Pada hari pertama, PBAK tingkat Institut ini memaparkan informasi tentang kampus. Pelaksanaan PBAK dilakukan guna menyambut mahasiswa baru dengan pengenalan budaya akademik, kelembagaan, dan Kemahasiswaan di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Sumanta, selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjelaskan dalam sambutan pembukaannya mengenai genealogi sejarah pengambilan nama kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, “Syekh Nurjati sendiri ialah merupakan salah seorang Wali kenamaan Cirebon yang juga Guru dari Sunan Gunung Jati, bahwa lembaga kita merupakan amanah kesinambungan dan keberlanjutan tugas dari para wali,” jelasnya.

"Ada satu wasiat bagi kita dari Guru Sunan Gunung Jati ini ialah 'Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin' Tajug sendiri adalah simbol pendidikan, ini adalah instrumen sebagai wadah menghasilkan budaya cerdas intelektual, emosional, dan juga spiritual. Selanjutnya yakni, Fakir Miskin, kita juga menyediakan beragam beasiswa yang fantastis sebesar 13 miliar rupiah dari beasiswa bidikmisi, beasiswa miskin, prestasi, dan lainnya ini juga kita wujudkan karena sebagaimana implementasi peran dan pesan dari Syekh Nurjati,” tambahnya.

Masih dari Sumanta, ia menutup sambutan dengan ucapan selamat kepada para calon mahasiswa baru IAIN Syekh Nurjati Cirebon. "Selamat bergabung di sivitas akademika, sivitas IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Mari kita bersinergis, agar instansi kita bisa bersama-sama membangun, unggul dan terkemuka di Indonesia,” pungkasnya.


Reporter: Akhmad Jiharka/FatsOen

 


(Suasana Pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dibuka oleh Dekan FITK. Foto : Inggit Nurul I/ Anggota Magang LPM   FatsOeN)

Cirebon, LPM FatsOeN – Minggu (28/08/22) Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas bertempat di Mahad Al-Jami’ah. PBAK FITK kali ini diikuti oleh 1127 mahasiswa baru yang terpecah kedalam 11 jurusan yang ada di FITK. Kegiatan ini mengusung tema "Membangun Mahasiswa Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan yang memahami, Mengimplementasi, Mencintai nilai nilai moderasi beragama,  dan nilai-nilai kebudayaan".

Saifuddin Maulana, selaku ketua DEMA-FITK mengatakan esensi dari terlaksananya PBAK Fakultas adalah memperkenalkan budaya dari fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan.

“Esensi dari PBAK ini yaitu memperkenalkan budaya dari fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, kajur-kajur dan juga segala macam apa yang ada di fakultas fitk itu sendiri. Saya harapkan mahasiswa baru termotivasi untuk semangat dalam melaksanakan kuliah sesuai dengan jurusan yang dipilih” ungkapnya.

Billy Bimantoro, selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa acara berlangsung dengan baik.

“Alhamdulillah acara terlaksana dengan baik tanpa ada kendala, kami para panitia berusaha semaksimal mungkin agar meminimalisir kendalanya. Khususnya dengan jumlah peserta sebanyak 1207 mahasiswa yang harus dikondisikan dengan baik” tuturnya.

Sama halnya dengan Ridho Akbar, Mahasiswa baru dari jurusan Manjemen Pendidikan Islam (MPI) mengatakan bahwa kegiatan PBAK FITK sangat seru dan menarik.

“Saya sangat senang bisa mengikuti PBAK FITK, karena sangat senang dan menarik.” ungkapnya.  


Penulis : Dea Mariyana/ Pengurus LPM FatsOeN

Repoter : Annita Syari'ach/ Anggota Magang LPM FatsOeN

 

(Suasana hari kedua PBAK di masing-masing fakultas, atas ; PBAK FITK, tengah ; FSEI, dan bawah ; FUAD)


Cirebon, LPM FatsOeN – Minggu (28/08/22) Hari kedua Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dilaksanakan secara offline dimasing-masing fakultas. Tak jauh berbeda dengan PBAK Institut, PBAK fakultas ini merupakan rangkaian dari kegiatan PBAK Institut, dimana Dewan Eksekutfi Mahasiswa Fakultas masing-masing yang menjadi panitia dalam pelaksaan PBAK Fakultas kali ini.

Dimana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) mengadakan PBAK Fakultas di halaman Mahad Al-Jami’ah, kemudian Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) melaksanakan PBAK Fakultas di Auditorium Pascasarjana, dan yang ketiga Fakultas Syariah  dan Ekonomi Islam (FSEI) mengadakan di gedung IAIN Cirebon Cener (ICC).

Terdapat 2875 mahasiswa baru tahun 2022, yang masuk melalui beberapa jalur yang dibuka oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon seperti : SPANPTKIN, UM-PTKIN, dan SPMB gelombang 1 dan SPMB gelombang 2. Jumlah mahasiswa FITK sebanyak 1127, kemudian FUAD sebanyak 785, jumlah mahasiswa FSEI sebanyak 1064, dan 48 mahasiswa yang melalui jalur SPMB gelombang 2.

PBAK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) menamakan PBAK tahun ini adalah RUMYANG, kemudian PBAK Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) menamakan PBAK fakultasnya yaitu GARUDA. Kemudian Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) dilambangkan dengan senjata Kujang dan hewan Rubah.



Penulis : Dea Mariyana/Pengurus LPM FatsOeN

(Suasana chek-in peserta Mahasiswa Baru IAIN Syekh Nurjati 2022, di depan gedung Rektorat. foto: Panitia PBAK IAIN Syekh Nurjati Cirebon)



Cirebon, LPM FatsOeN – Kamis (25/08/22) Pembagian jas dan kaos bagi mahasiswa baru IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk kegiatan acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2022 di IAIN Cirebon Centre (ICC).

Pembagian kaos dan jas ini sekaligus technical meeting PBAK 2022 yang akan dilaksanakan dalam tiga hari, yakni dimulai pada hari Sabtu–Senin (27–29 Agustus 2022).

Mahasiswa yang datang untuk pembagian jas dan kaos memenuhi lokasi titik kumpul, ICC. Pembagian dilakukan secara bergilir yang dimulai dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUAD), kemudian dilanjut Fakultas Syariah Ekonomi Islam (FSEI).

Dalam rangka mendekati hari H kegiatan PBAK mahasiswa diminta untuk mempersiapkan beberapa hal. “Dari panitia institut disuruh bawa caping terus dicat sesuai warna fakultas dan dari fakultas aku sendiri warna pink. Lalu ditentukan kerudungnya warnanya sesuai warna caping, warna pink. Terus bawa alat tulis, dan pakaian yang udah dikasih dari panitia institut.” Ujar Raihana Salma, salah satu mahasiswa baru jurusan KPI, FUAD.

Mahasiswa baru yang akan mengikuti PBAK diminta untuk membawa caping yang diwarnai sesuai fakultas: FITK (biru muda), FUAD (merah muda), FSEI (kuning). Pembelian caping bisa secara mandiri perindividu atau dapat mengoordinir kepada panitia. Kaos serta jas diberikan secara gratis kepada mahasiswa baru sebagai tanda mereka resmi menjadi mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Tinggal menghitung jam menyambut kegiatan PBAK 2022, para mahasiswa baru mengharapkan acara berjalan dengan lancar sesuai rencana dan terselenggara dengan baik. Selain persiapan yang dilakukan oleh peserta, panitia PBAK juga menyiapkan segala hal untuk acara PBAK tahun ini. Seperti yang dikatakan oleh Fajar Saniatus Salihah, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, semester 3, selaku panitia PBAK menyatakan, “Untuk progress saat ini itu kita (panitia) lebih mematangkan ke tempat-tempat yang akan digunakan. Karena masih ada beberapa tempat yang mungkin kita belum bisa menentukan seratus persen bahwa nanti bisa di situ terus nanti kan ada kegiatan seperti parade atau konvoi, nah kita masih cari jalur yang benar-benar efektif dan tentunya tidak mengganggu masyarakat sekitar, dan persiapannya juga seperti latihan untuk penampilan-penampilan, lalu ada pembagian atribut atau intinya perlengkapan yang akan digunakan oleh mahasiswa baru, pendataan mahasiswa baru, dan pendamping-pendamping mereka (mahasiswa baru). Tentunya sih pasti kita persiapkan dana-dana yang perlu kita keluarkan untuk kegiatan ini.”

Tempat yang akan ditentukan oleh panitia dalam acara PBAK tahun ini belum seratus persen, namun panitia sendiri memastikan alternatif tempat yaitu di Ma’had Pascasarjana IAIN.

Tak hanya persiapan tempat PBAK, perubahan rundown acara pun disorot. Seperti yang diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan PBAK tinggal menghitung hari, namun perubahan rundown acara yang terkesan mendadak membuat sebagian mahasiswa bertanya apakah hal tersebut dapat diatasi, mengingat dalam acara PBAK ini akan ada berbagai penampilan, tentunya fiksasi rundown acara sangatlah penting.

Menurut Fajar Saniatus Salihah sendiri, perubahan rundown memang beberapa kali terjadi. Pihak panitia sudah menginformasikan perubahan rundown tersebut pada semua pihak termasuk para penampil. Panitia juga bekerjasama dengan UKM dan UKK terkait hal apa saja yang akan dibutuhkan dan ditampilkan para penampil. “Mungkin kalau perubahan, misalnya untuk penampilan qiroah itu dari UKM apa, ternyata ada yang setuju dari UKM apa, mungkin seperti itu saja sih. Tapi untuk penampilannya sudah fiksasi bahwa penampilannya ada apa saja akan ditampilkan seperti itu.” Ujar Fajar Saniatus Salihah yang tim LPM Fatsoen temui pada 25 Agustus 2022. Mahasiswa semester 3 tersebut juga mengatakan bahwa perubahan rundown acara tidak terlalu bermasalah. Hal yang menjadi permasalahan atau fokus panitia adalah pada latihan untuk penampilan di PBAK nanti.

Di tengah hingar bingar kegembiraan menyambut PBAK 2022, ada pula isu-isu yang naik ke permukaan terkait atribut yang akan digunakan dalam acara ini. Salah satu isunya adalah pengenaan biaya kepada mahasiswa baru untuk baju PBAK, caping, dll.

Fajar Saniatus Salihah mengonfirmasikan bahwa dirinya kurang mengetahui hal tersebut. “Untuk baju, saya sebenarnya kurang tahu kalau itu. Tapi, untuk caping sendiri sebenarnya itu fasilitas pribadi, mereka (mahasiswa baru) harus mempersiapkan sendiri. Tapi kita memberikan alternatif gitu, memudahkan mereka kalau kita mengkolektifkan caping ini untuk mahasiswa baru. Jadi, membantu mereka untuk bisa beli di kita nih, maksudnya biar gampang aja nanti dikolektifkan bisa salah satu penanggungjawab. Sebenarnya ini bukan rencana dari awal, namun kalau atribut caping ini memang ada tapi kayak atribut pribadi yang sebenarnya bukan masuk ke pendanaan tambahan dari mereka ke kita, sebenarnya bukan, cuma mengkolektifkan aja biar memudahkan mereka juga.”

Adanya caping sebagai atribut PBAK sendiri tidak menimbulkan protes oleh mahasiswa baru, dikarenakan panitia sendiri sudah menginformasikan hal ini kepada seluruh peserta bahwa caping adalah salat satu atribut yang harus digunakan ketika PBAK. Diumumkannya caping sebagai salah satu atribut PBAK, ternyata menimbulkan dampak yang baik, yaitu banyak pihak yang bekerjasama untuk mengkolektifkan atau menjual caping, sehingga hal tersebut memudahkan mahasiswa baru untuk dapat melengkapi atribut PBAK.

Atas kerjasama dari berbagai pihak, tentunya panitia mengharapkan yang terbaik untuk acara PBAK 2022. Fajar Saniatus Salihah mewakili panitia lain mengungkapkan harapannya agar terlaksananya kegiatan PBAK ini dapat membuat baik nama IAIN, terkhusus di mata mahasiswa baru. Mahasiswa semester 3 tersebut juga berharap bahwa kegiatan ini akan menarik perhatian mahasiswa baru dan dapat menjadi awal yang baik ketika memutuskan IAIN sebagai tempat melanjutkan pendidikan.

“Tentunya harapan kami ya bisa menambahkan nama baik IAIN sendiri, kita juga kan merancang ini dengan sebaik-baiknya ya, intinya bagaimana kegiatan PBAK ini menjadi suatu hal yang unik, suatu hal yang sangat berkesan untuk mahasiswa baru, bukan hanya sebagai perkenalan-perkenalan tapi juga bisa membangun suatu hal yang menarik dan tertarik mahasiswa baru. Kan kebanyakan mungkin ada yang sebenarnya bukan pilihan utama nih, tapi ternyata ketika mereka masuk IAIN ini dari awal aja PBAK kayaknya udah menarik berarti nanti ke depannya pasti kita merasakan hal yang lebih menarik dan membuat mahasiswa baru ini tertarik untuk melanjutkan pendidikannya, mencari pengalamannya yang lebih di IAIN ini.”

Semoga PBAK tahun ini berjalan dengan sukses dan menjadi awal yang baik setelah dua tahun kemarin acara ini dilakukan secara daring, mengingat wabah COVID–19 belum mereda saat itu.



Penulis: Hanipah & Fatika/FatsOen

Editor: Khofifah Cahyani/FatsOen

 


(Foto: KarakterUnsulbal.com)

Membicarakan tentang ormek atau organisasi mahasiswa ekstra kampus tentu tidak akan pernah habisnya,apalagi jika membicarakan bagaimana posisi ormek di kampus, akhir-akhir ini wacana tentang ormek kembali menguat, penyebabnya adalah salah satu postingan akun sosial media yang memposting tentang pelarangan atribut organisasi ekstra kampus atau ormek di kampus.

Loh emang apa salahnya jika ormek masuk kampus?

Sependek pengetahuan saya (koreksi jika salah) tidak ada aturan yang secara eksplisit yang menyebutkan tentang dilarangnya organisasi mahasiswa ekstra atau luar kampus untuk masuk ke dalam kampus, jika ada pelarangan pun itu datang dari kemendikbud melalui SK Dirjen dikti nomor 26/DIKTI/2002 tentang pelarangan organisasi ekstra kampus atau partai politik dalam kehidupan kampus namun aturan tersebut telah dicabut dan diganti dengan Peraturan menteri nomor 55 tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa.

Dalam Permenristekdikti nomor 55 tahun 2018 tersebut memperbolehkan organisasi mahasiswa ekstra untuk masuk ke dalam kampus, justru menjadi aneh ketika organisasi mahasiswa ekstra dilarang masuk kampus, kampus sebagai miniatur negara dan ruang publik yang demokratis malah melarang mahasiswanya untuk berekspresi.

Sekarang bayangin aja kalo mahasiswa dilarang masuk kampus hanya karena mereka ikut ormek, ntar mereka kuliah dimana weyy mana sebagian pejabat kampusnya ikut ormek ntar yang ngurus kampus siapa coba heuheu (emot nangis) hahahaha.

Oke balik lagi ke topik tadi cuma bercanda hehe,

Saya kira yang jadi masalah itu bukan boleh atau tidaknya ormek masuk kampus, tapi bagaimana kampus harus menjadi sebuah ruang yang demokratis yang menghargai keberagaman dan kebebasan berpendapat tanpa membedakan latar belakang organisasinya mau hijau, merah,kuning, pink, biru,abu abu, oren atau hitam bahkan mahasiswa tanpa afiliasi organisasi pun  berhak mendapatkan kesempatan yang sama di kampus baik dalam bidang akademik, pelayanan, sosial hingga politik.

Jangan sampai hanya karena ada yang merasa dirinya mayoritas sehingga dengan mudahnya mendiskriminasikan pihak minoritas, tidak boleh ada saling menjatuhkan semuanya baik abu abu, merah, kuning, hijau semuanya berhak untuk berkompetisi, berdinamika, berdemokrasi dan mendapatkan akses yang sama di kampus.

Oleh karena itu sangat penting kampus  menjadi ruang yang terbuka bagi siapa saja, hal ini dapat dimulai melalui pejabatnya baik dalam tingkat rektorat hingga pengurus ormawa paling bawah untuk membuka akses seluas-luasnya kepada berbagai macam pihak tanpa membedakan latar belakang organisasinya termasuk kepada mahasiswa tanpa afiliasi organisasi manapun, karena di depan kampus harusnya kita semua sama.

Mungkin hal ini sulit untuk dilakukan tapi bukan berarti tidak mungkin bukan?

Penulis: "Fahmi Labibinajib/Selain suka nulis juga suka kamu"