(Foto : Alya Nurkhalizah/Anggota Magang LPM FatsOeN

 Malam ini, 

Cahya bulan menerpa rerumputan, 

Menyemburkan sepercik penerangan, 

Untuk insan yang tengah terkenang. 


Aku kembali membuka, 

Catatan lama yang kusam, 

Tentang ribuan lembar cerita, 

Yang hampir hilang ditelan malam.


 Ada rasa yang berkecamuk, 

Ada ucap sedikit mengutuk, 

Dengan rindu yang ku yakinikan terbentuk.


Tak terasa sudah hampir setahun kau pergi dari  dunia ini

 Rindu telah menggunung, 

Amat besar dan susah kutampung, 

Semakin hari kian memurung. 


Teruntuk kamu, 

wahai teman baikku, 

Terimalah do’a yang diiringi tangis haru, 

Sambutlah harapan dan asaku, 

Hanya padamu, yang mendahulu. 


Teman, do’a takkan terhenti tercurah, 

Dari kami,orang-orang yang menyayangimu,

 Kuhapuskan gelisah dan juga gundah, 

Untuk menempuh hari esok yang biru.


Penulis : Eka Rohmawati/ Pengurus LPM FatsOeN


 



Menurut pria, membaca pikiran dan hati seorang wanita merupakan hal tersulit. Layaknya menyelesaikan teka-teki, begitulah rasanya jika pria disuruh untuk menebak-nebak apa yang doi-nya inginkan ketika dia bilang, "Terserah."

Bahkan sampai ada satu buku dengan judul Everything Men Know About Women by Dr Alan Francis yang terdiri dari 128 halaman kosong, mungkin saking sulitnya membaca pikiran dan hati seorang wanita. Namun, hal yang jarang kita sadari terutama bagi wanita, sebenarnya pikiran dan hati pria justru lebih sulit ditebak ketimbang rahasia hati wanita. Itulah topik yang diangkat dalam buku Rahasia Hati karya Natsume Soseki.

𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬

Rahasia hati menceritakan mengenai tokoh Aku yang berteman dengan seorang lelaki yang berumur lebih tua darinya, sebut saja Sensei. Sensei merupakan orang yang sulit berinteraksi dengan manusia, tetapi sekali seumur hidupnya ia mau berteman dengan Aku. Aku yang setiap waktu semakin dekat dengan Sensei, makin penasaran dengan sifat dan sikap Sensei, mengapa ada orang seperti Sensei?

Apa yang menyebabkan Sensei muak akan manusia termasuk dirinya sendiri? Itulah yang selalu membayangi pikiran Aku. Hingga akhirnya, Sensei menceritakan masa lalunya mengenai kisah cinta segitiganya.

𝐊𝐞𝐬𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚

Ketika membaca buku ini, saya merasa agak asing dengan bahasa yang digunakan dalam buku. Tidak seperti terjemahan penerbit Haru atau penerbit Mai, bahasa yang digunakan tergolong agak asing dan kuno. Namun, ketika terus membaca sampai 80 halaman, gaya bahasanya seperti bahasa 'standar' tidak seperti di halaman awal. Mungkin bahasanya mengikuti gaya bahasa Jepang aslinya, entah saya tak paham.

𝐀𝐥𝐮𝐫

Layaknya buku klasik lain seperti Norwegian Wood, buku ini memiliki alur yang lambat. Walaupun hanya terdiri dari 256 halaman rasanya seperti membaca buku 400-an halaman. Namun, karena alurnya yang lambat, watak karakter tiap tokoh akhirnya dapat terjelaskan secara detail satu persatu sehingga cerita menjadi lebih jelas dan tidak biasa.

𝑨𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒊?

Satu hal yang membuatku tertarik membaca buku ini sampai habis adalah topik. Pemilihan topik yang cukup simpel mengenai hubungan Aku dan Sensei, ternyata tidak terlihat sesimpel itu.

Masa lalu demi masa lalu yang disuguhkan sangat menggambarkan manusia saat ini. Sisi kejam manusia sungguh diperlihatkan, walaupun hanya dengan konflik sepele, tetapi dampaknya sangat hebat. Sebut saja tentang perebutan warisan, sebaik-baiknya manusia jika digoda oleh uang pasti sisi jahatnya lambat laun akan muncul.

Selain topik yang menarik, cerita yang disuguhkan juga agak relatable dengan diri pribadi. Contohnya mengenai cerita kuliah sang Aku yang sebentar lagi wisuda atau ketika sang Aku berkuliah jauh di Tokyo meninggalkan kedua orangtuanya di desa.

Benar, bahwa setiap orang memulai perjalanan hidupnya di universitas dengan menaruh harapan-harapan besar, seperti orang yang berangkat dalam perjalanan panjang, dan bahwa setelah setahun dua tahun, kebanyakan mahasiswa tiba-tiba menyadari lambatnya kemajuan mereka, dan setelah mengetahui bahwa saat lulus itu tak jauh lagi, mereka pun mendapatkan dirinya dalam keadaan kecewa. (Hal. 177)

 

𝐊𝐞𝐬𝐢𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧

Terlepas dari gaya bahasanya yang menurut saya agak asing di telinga, buku ini sangat direkomendasikan dibaca sekali seumur hidup. Bukan karena buku ini merupakan karya fenomenal Natsume Soseki, tetapi buku ini mengangkat tema yang sensitif terutama bagi kaum pria.

Pria nampaknya sulit berkomunikasi dengan sesama pria, apalagi sampai bertukar rahasia hati dengan sesama. Hal yang dapat dipahami dalam buku ini adalah curhat itu perlu apalagi mengenai masalah percintaan.


Penulis : Cepri Lupianto 


                                                          (Foto: Jakartaglobe.id)

Aku mau hidup seribu tahun lagi!

Siapa yang tak kenal potongan sajak yang di atas?. Sajak tersebut diketahui merupakan potongan dari puisi terkenal yang berjudul Aku karya Chairil Anwar.

Chairil Anwar adalah sastrawan yang aktif pada Angkatan '45. Lahir pada 26 Juli 1922, Medan, Sumatra Utara. Sosoknya dikenal sebagai Pelopor Puisi di Indonesia yang disebutkan oleh H.B. Jassin, hal ini sekaligus membuat karya-karyanya selalu dikenang dan tetap eksis hingga tahun ini yang bertepatan dengan 100 tahun kelahirannya.

Sastra lahir dari kondisi sosial dan budaya yang ada pada zamannya. Oleh karena itu banyak karya sastra yang memiliki keeratan dalam budaya dan keadaan masyarakat yang terdapat dalam pikiran para sastrawan lalu disampaikan melalui karya sastra. Maka, inilah yang membuat karya-karya Chairil Anwar terasa dekat dengan tema nasionalisasi, patriotisme, dan perjuangan karena ia dihadapkan dengan masa-masa kemerdekaan Indonesia. Namun, tidak dipungkiri beliau juga pernah menuliskan puisi dengan tema cinta dengan kepiawaiannya dalam bidang puisi.

H.B. Jassin dalam bukunya yang berjudul Pengarang Indonesia dan Dunianya (1983) mengemukakan bahwa membaca sajak Chairil Anwar akan selalu membuat terpesona dan tidak bosan-bosannya. Sajak-sajak dari Chairil Anwar telah terbukti memiliki pesona maka karyanya juga telah diterjemahan ke beberapa bahasa asing salah satunya adalah bahasa Belanda, Inggris, dan Prancis.

Agar semakin terpesona dengan puisi Chairil Anwar, simak berikut 3 puisi karya beliau yang tak lekang oleh waktu!

1. Puisi 'Aku'

Aku

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

 

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

 

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

 

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

hingga hilang pedih peri

 

Dan aku akan lebih tidak peduli/

Aku mau hidup seribu tahun lagi

 

Maret 1943

 

2. Puisi 'Krawang–Bekasi'

 

Krawang-Bekasi

 

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi

tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.

 

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan berdegap hati?

 

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami

 

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa

 

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

 

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,

 

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

 

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

 

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

menjaga Bung Hatta

menjaga Bung Sjahrir

 

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

 

Kenang, kenanglah kami

yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

 

3. Puisi 'Sia-Sia'

 

Sia-Sia

 

Penghabisan kali itu kau datang

membawaku karangan kembang

Mawar merah dan melati putih:

darah dan suci      

Kau tebarkan depanku

serta pandang yang memastikan: Untukmu.

 

Sudah itu kita sama termangu

Saling bertanya: Apakah ini?

Cinta? Keduanya tak mengerti.

 

Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

 

Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

 

        Di antara sajak-sajak di atas, manakah yang paling membuat kalian terpesona, FatsOenist ?. Jika ingin membaca sajak-sajak Chairil Anwar yang lain dapat ditemukan pada: Deru Campur Debu (1949) yang diterbitkan oleh Penerbit Pembangunan, Opbuow, Jakarta,  Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus (1949) yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat, Jakarta, dan Aku Ini Binatang Jalang (1986) yang diterbitkan oleh PT Gramedia, Jakarta.

 

Sumber: http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Chairil_Anwar | Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.


Penulis : Hanipa /Anggota Magang LPM FatsOeN

                                            (Foto : Zakariya/Anggota Magang LPM FatsOeN) 

 

            Banyak yang mengatakan bahwa menjadi anak sulung itu adalah hal yang sulit, karena menjadi anak sulung itu harapan pertama bagi orang tua. Menurutku, menjadi anak sulung tidak terlalu buruk juga, karena anak sulung punya kelebihan tersendiri, seperti memiliki mental yang kuat, yang sejak kecil sudah diberikan tanggung jawab yang besar oleh orang tua. Sebagai anak sulung, mereka selalu dituntut mejadi hebat, mandiri, dan dewasa. Seperti aku, pemilik nama Afifi Rahma yang berusia 17 tahun. Aku biasa dipanggil fifi yang terlahir dari keluarga sederhana, Aku memiliki seorang adik laki-laki bernama Riki. Aku selalu mengalah untuk adik ku, dan aku yang selalu berjuang untuk diriku sendiri agar aku bisa membanggakan kedua orang tua ku. Sampai aku sudah dewasa pun mereka masih memiliki ekspetasi yang tinggi untuk aku, si anak sulung.

            Saat ini, aku menduduki bangku SMA kelas XI di SMA GARUDA NUSANTARA. Aku selalu membawa dagangan kesekolah untuk dijual disekolah, sebagai biaya tambahan jajan ku. Berjualan disekolah bagiku tidak buruk, karena aku memiliki pengalaman berjualan sepeti ini sejak masa SMP, aku tidak memikirkan gengsiku sama sekali. Yang terpenting aku bisa mendapatkan uang tambahan dari hasil usahaku sendiri, bukan meminta kepada orang tua. Aku disekolah berjualan risol, terkadang banyak yang membeli daganganku baik itu teman-teman ku maupun guruku sendiri. Aku diberikan uang saku dari Ayah ku hanya 4000 setiap harinya. Maka dari itu, aku memilih untuk membawa dagangan ke sekolah agar Aku bisa memiliki biaya tambahan dari hasil dagangan ku ini. Dan aku sangat bersyukur, karena dari pihak sekolah ku mengizinkan untuk murid-murid berjualan, asalkan tidak di jam pelajaran berlangsung.

            Disekolah, aku dijuluki sebagai siswa yang berprestasi dan rajin, baik itu dibidang akademik maupun dibidang non-akademik. Terkadang Aku juga sering mengikuti olimpiade sebagai perwakilan dari sekolah ku, dan Aku sangat bersyukur setiap Aku mengikuti olimpiade tersebut, aku selalu menjadi juara dan mendapatkan uang dari hasil olimpiade tersebut. Maka tak heran, jika teman-teman dan guru-guru di SMA GARUDA NUSANTARA bisa mengenalku karena prestasi yang aku miliki. Selain itu, aku juga sering mengikuti turnament basket, baik ditingkat Daerah maupun tingkat Nasional. Berawal dari hobi yang lama kelamaan menjadi sebuah bakat.

            Terlahir sebagai anak sulung membuatku jadi pribadi yang lebih dewasa, layaknya wanita yang mandiri dan tegas untuk adikku. Walau terkadang, Aku suka merasa iri dengan Adik ku sendiri yang bisa membeli sesuatu tanpa harus bekerja dan berusaha, tanpa harus melakukan sesuatu hal untuk menghasilkan uang sendiri. Tetapi dari sinilah Aku bisa belajar mencari uang sendiri, tanpa meminta uang dari orang tua. Ada sebuah kebanggaan tersendiri bagi ku, ketika aku bisa membeli barang atau pun sesuatu dengan hasil kerja keras ku selama ini. Bukan karena orang tua ku tidak mampu untuk membiayai kebutuhan tambahan ku, tetapi orang tua ku ingin Aku bisa menjadi anak perempuan pertama yang hebat, dewasa, dan mandiri. Ayah ku hanyalah karyawan swasta disebuah perusahaan yang terletak di Jakarta, dan ibu ku adalah ibu rumah tangga.

            Waktu demi waktu, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun berganti. Saat ini aku menduduki kelas XII, dan semua ini berubah ketika virus pandemi COVID-19 di Indonesia menyebar. Semua sekolah dilaksanakan pembelajaran secara daring (online). Dari sinilah aku sudah tidak bisa memiliki uang tambahan lagi karena sudah tidak bisa berjualan disekolah. Dan yang membuatku sedih dan terpuruk adalah ketika orang tua ku mengalami PHK dari perusahaannya. Hingga akhirnya orang tua ku tidak dapat bekerja. Disaat ini pula, aku memikirkan nasib ku untuk kuliah, padahal tahun depan sudah harus kuliah, dan aku ingin merasakan bangku dunia perkuliahan. Melihat situasi yang seperti ini membuat ku tidak bisa kuliah, karena tidak memiliki biaya yang cukup. Boro-boro memikirkan untuk biaya kuliah, untuk memikirkan biaya makan saja kami sekeluarga sudah pusing.

“Ayah, fifi harus apa? Fifi mau kuliah tahun depan. Tapi biayanya gimana Ayah?” Tanya ku kepada Ayah.

“Kapan-kapan saja kamu kuliah, Ayah sudah tidak mampu lagi untuk membiayaimu kuliah” Jawab ayah dengan muka yang kelelahan.

            Sedih, kecewa, lelah dan bingung bercampur menjadi satu. Ingin marah tapi percuma, marah bukan solusi yang baik untuk situasi yang seperti ini. Ingin kuliah tetapi biaya tidak ada, ingin bekerja tetapi di zaman pandemi seperti ini sulit mencari pekerjaan. Apakah tidak ada orang baik yang ingin menolong ku agar Aku bisa merasakan dunia perkuliahan? Apakah bisa aku kuliah tanpa biaya dari orang tua? Apakah bisa Aku  mengumpulkan biaya sendiri untuk kuliah? Hingga saat ini pun aku masih bertanya-tanya. Semoga saja aku bisa merasakan dunia perkuliahan.    

            Saat ini Aku tengah berada di kamar, tempat dimana Aku bisa merenungkan nasib ku, tempat dimana aku bisa mengeluarkan air mata ku tanpa sepengetahuan orang tua ku. Sekarang aku sedang memikirkan cara agar Aku bisa merasakan dunia perkuliahan, bagaimana pun caranya. Selagi cara ku halal akan aku kerjakan sebisa dan semampu aku. Karena Aku memasuki perkuliahan tinggal menghitung bulan lagi, kurang lebih sekitar 8 bulan lagi aku lulus SMA. Sebelumnya Aku juga memiliki tabungan di celengan ku, dari hasil berjualan risol saat sekolah masih dilaksanakan secara tatap muka.

“Atau aku buka saja ya celenganku? Biar Aku bisa mengetahui jumlah tabungan ku yang sudah ku kumpulkan dari hasil jualan risol selama ini” Ucapku dalam hati sambil berfikir.

            Celengan ku yang selama ini Aku jaga, celengan ku yang selama ini aku simpan dengan rapih dan baik. Akhirnya aku buka, dan setelah membuka tabungan, segera aku hitung jumlah uang ku. Setelah dihitung, aku mendapatkan uang sebesar 1 juta rupiah. Entah aku merasa senang atau pun sedih, karena dengan uang segitu aku belum yakin bahwa Aku bisa kuliah. Biaya kuliah itu tak main-main, ada yang belasan juta atau bahkan sampai puluhan juta.

            Setelah itu, aku langsung memikirkan lagi caranya agar Aku bisa mendapatkan biaya tambahan untuk kuliah. Aku juga meminta pendapat kepada kedua orang tua ku agar Aku bisa mendapatkan biaya kuliah. Walau pun Ayah ku tidak percaya kalau aku bisa mendapatkan uang untuk biaya kuliah. Ayah, Ibu, Aku saat ini sedang berkumpul di ruang keluarga.

“Ibu, Ayah giamana ya caranya aku bisa dapat uang untuk biaya kuliah? apakah aku berjualan saja? mumpung sekolah ku dilakukan secara online. Tapi kalau pun aku jualan, aku harus jual apa nanti? Terus jualan dimana?” Tanyaku ke Ibu dan Ayah..

“Sudahlah, kamu tidak usah memikirkan cara untuk bisa kuliah!! Ayah kan sudah bilang, kalau kamu tidak usah kuliah, ayah nyari biaya makan saja sudah susah apalagi kamu nyari biaya untuk kuliah kamu!” Oceh Ayah kepadaku, aku sedikit tersentak karna suara ayah yang cukup keras.

“Ayah jangan seperti itu! Ayah bukannya ngasih support buat anaknya supaya bisa kuliah, Ini malah nyuruh anaknya gak kuliah! sudah nak kalau pun memang kamu ingin sekali merasakan kuliah, kamu bisa mencari beasiswa. Kamu bisa jualan sebisa kamu, ibu nyaranin kamu untuk berjualan risol saja seperti dulu, cuman kamu berjualannya dipinggir jalan saja atau pun di pasar malam, intinya ditempat yang ramai, agar mereka bisa membeli dagangan kamu. Pokoknya kamu harus rajin belajar dan selalu ingat kepada Allah. Ibu doakan semoga kamu bisa merasakan kuliah, memangnya kamu ingin kuliah dimana? ingin mengambil jurusan apa? ” Ucap Ibu panjang lebar membela ku.

“Siapp Ibuuuuuu, Fifi ingin kuliah di Universitas terbaik di Indonesia, Lalu Fifi ingin mengambil jurusan management bisnis. Karena cita-cita Aku ingin menjadi seorang pembisnis yang sukses nantinya. Doain Aku ya buuu” Ucapku kepada Ibu sambil tersenyum.

“Widihhhh anak ibu mantep banget, pasti dong sayang, pasti Ibu doain. Semoga cita-cita kamu berhasil ya” Balas Ibu kepada ku sembari tersenyum hangat.

“Aamiinn, terimakasih Ibu” Hatiku menghangat, kemudian aku memeluk Ibu.

Setelah berbincang-bincang bersama Ibu dan Ayah, Aku langsung masuk kedalam kamar. Memikirkan saran Ibu. Setelah Aku fikir-fikir…..

“Bisa aja sih aku jualan seperti yang Ibu saranin tadi, lagi pula aku juga sekolah pagi sampai siang, itu pun dilakukan secara online. Nah, malamnya Aku bisa berjualan risol di samping Café Nostalgia saja. Lagi pula disana tempatnya ramai, mungkin dengan begini aku bisa mendapatkan biaya tambahan kuliah, itung-itung aku juga sambil mencari beasiswa agar aku bisa mendapatkan biaya kuliah secara gratis” Ucapku dalam hati.

            Sudah terhitung satu minggu ini aku sudah berjualan risol, alhamdulillah banyak yang membeli dagangan ku. Saat di waktu senggang aku juga sambil mencari-cari beasiswa agar aku bisa mendapatkan keringanan biaya. Ayah ku juga sudah menyetujui Aku agar bisa lanjut kuliah setelah lulus SMA nanti, asalkan aku bisa mencari biaya sendiri. Aku berjualan dari jam 15.00-19.00 WIB. Saat pagi harinya aku sekolah online dan malam harinya setelah berjualan aku belajar untuk mendapatkan beasiswa yang saat ini aku nanti-nantikan.

            Lantas waktu demi waktu berganti, saat ini aku sedang melaksanakan ujian kelulusan. Tinggal menghitung hari saja aku dinyatakan lulus SMA dan akan meninggalkan sekolah GARUDA NUSANTARA ini.

            Tibalah pengumuman kelulusan, murid-murid sedang menantikan moment kelulusan ini. Begitu pengumuman diberitahukan aku dinyatakan LULUS dan dinobatkan sebagai siswa yang memiliki nilai ujian tertinggi di sekolah. Dan yang lebih mengejutkan lagi aku diberitahukan bahwa Aku mendapatkan Beasiswa Full di salah satu kampus terbaik di Indonesia.

            Akhirnya penantian ku selama ini terkabul, penantian yang panjang, penantian yang memerlukan perjuangan. Lalu Aku langsung mengabari kedua orang tua ku bahwa Aku dinyatakan lulus dan mendapatkan beasiswa penuh di salah satu kampus terbaik di Indonesia.

“AYAHHH, IBUUUUUU!!!!!!” Teriak ku dengan super heboh sembari berlarian, mencari kedua orang tua ku dengan semangat.

“Iya Nak, Ibu sama Ayah ada diruang tamu” Teriak Ibu, mendengar sumber suara ibu. Aku langsung menghampiri mereka.

“Kenapa sih Kamu, kok teriak-teriak” Tanya ayah, wajahnya terlihat kebingungan

“Ibu Ayah Aku dinyatakan lulus dengan nilai tertinggi, dan Aku juga mendapatkan beasiswa penuh disalah satu kampus terbaik di Indonesia Yah Bu” Jawabku sambil menangis, aku benar-benar bahagia sampai tanpa sadar, air mata itu keluar begitu saja.

“APAA?! SERIUS?!!!” Saking terkejut nya, Ayah dan ibu langsung melebarkan kedua bola matanya, bahkan sekarang mereka sudah berpindah posisi dari yang duduk santai sampai berdiri

“Iyaa, Aku serius” Ucapku sembari menutupi wajahku, aku terlalu bahagia sampai tidak bisa berhenti menangis

“Alhamdulillah, selamat ya sayang” Ibu langsung memeluk ku dengan hangat, beliau juga menumpahkan air mata nya di pundakku, sepertinya ibu juga merasakan apa yang sedang aku rasakan, tentu saja. Siapa juga yang tidak bahagia jika mendengar anak nya sendiri sukses.

“Terimakasih Ibu” Jawabku.

“Selamat anak sulung Ayah, kamu hebatt. Ayah juga minta maaf sebelumnya karena tidak mengizinkan kuliah sebelumnya. Sekarang Ayah akan mendukung kamu, apapun yang kamu lakukan pasti Ayah dukung Nak. Sekali lagi selamat anak sulung perempuan Ayah!!” Ucap Ayah.

“Hiks Hiks Hiks Hiks terimakasih Ayah” Ucap ku sambil menangis.

            Perjuangan ku untuk bisa merasakan bangku dunia perkuliahan akhirnya terkabul. Terimakasih Allah, dan terutama Aku sangat berterima kasih kepada diri ku sendiri karena telah berjuang sejauh ini. Percayalah bahwa Allah memberikan cobaan yang begitu berat pasti terdapat hikmah yang begitu indah. Aku si anak sulung perempuan bisa merasakan indahnya masa perkuliahan dengan mendapatkan beasiswa penuh tanpa uang dari orang tua.

 

Penulis : Afifa Fikriyah/ Anggota Magang LPM  FatsOeN

 



Sources: https://www.alodokter.com

 

Bagi pekerja kantoran, sudah menjadi hal yang lumrah berangkat pagi pulang petang. Belum lagi kalau pekerjaan yang dilakukan lebih banyak duduk dan menatap layar laptop. Juga bagi FatsOeNist yang kuliah daring di rumah tentu sudah merasakan hal serupa, usai pertemuan virtual melalui video conference dengan dosen pengampu harus dilanjutkan mengerjakan tugas-tugas yang tak jarang banyak menyita waktu kita. Sehingga tidak sempat meluangkan waktu untuk berolahraga. Mungkin saat pagi hari, sudah terlalu sibuk untuk mempersiapkan diri berangkat ke kantor. Mau olahraga selepas bekerja, badan sudah terlalu letih.

Ketika kita duduk di tempat yang sama untuk jangka waktu yang lama maka metabolisme tubuh akan melambat. Cara tubuh mengontrol kadar gula, tekanan darah, dan pemecahan lemak akan mengalami perubahan. Membiarkan tubuh menjadi tidak aktif juga dapat memicu gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker, dan rendahnya kesehatan mental akibat imobilitas di kantor.

Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di JAMA Cardiology, menunjukkan bahwa duduk 6 sampai 8 jam perhari bisa meningkatkan kematian dini dan penyakit jantung. Peneliti mengumpulkan data dari 100 ribu orang dari 21 negara berbeda. Hasil penelitian tersebut, orang yang duduk 6 sampai 8 jam sehari memiliki risiko 12 hingga 13 persen penyakit jantung dan kematian dini, dibandingkan dengan yang duduk hanya 4 jam kurang dalam sehari. Risiko tersebut akan meningkat bagi orang yang duduk di atas 8 jam sehari, menjadi 20 persen.

Sebenarnya, untuk melakukan olahraga yang ringan kita tak mesti mengunjungi ke pusat kebugaran atau gelanggang olahraga. Kita bisa memanfaatkan ruang kerja, kamar atau bahkan ruangan kosong di kantor untuk melakukan gerakan olahraga sederhana. Untuk melakukan olahraga ringan di kantor, berikut 7 gerakan mudah seperti yang dikutip dari www.halodoc.com simak pembahasannya.

1. Beban Tubuh

 



Sources: https://www.dreamstime.com

 

Gerakan pertama yang perlu dicoba yakni mengangkat beban tubuh. Gerakan yang satu ini cukup sederhana, karena bisa kita lakukan dimanapun tanpa membutuhkan alat-alat tertentu. Misalnya, kita bisa mencoba gerakan desk push up. Caranya sangat mudah, seperti melakukan push up, tetapi dibantu menggunakan tumpuan meja kerja. Tempatkan tangan di tepi meja, melebarkan bahu, dan posisikan kaki di belakang. Lalu, dorong dengan kekuatan dan lakukan sebanyak yang kita mampu.

 

2. Squat



Sources: https://www.goldsgym.co.id/

 

Selanjutnya gerakan squat bisa menjadi pilihan sebagai olahraga ringan di kantor. Kita bisa melakukannya di atas kursi kantor dengan gerakan duduk-berdiri yang dilakukan secara berulang. Pastikan agar kursi kerja statis tidak bergerak terlebih dahulu agar olahragamu tidak terganggu. Atau kita juga bisa mengombinasikannya dengan squat-lunge. Gerakannya jelas, squat dan lunge. Lunge sendiri merupakan gerakan menekuk lutut ke depan, sementara kaki lainnya diposisikan di belakang. Cara melakukan gerakan ini adalah dengan duduk, berdiri, kemudian gerakan lunge. Gerakan sederhana ini sudah cukup melatih otot kaki menurut para pakar.

 

3. Chair Dips



Sources: https://doktersehat.com

 

Gerakan selanjutnya adalah chairs dips kita membutuhkan kursi statis, bukan yang memiliki roda. Gerakan ini menitikberatkan pada otot-otot bahu, trisep, dan paha. Posisikan kaki di depan, lalu letakkan tangan pada tepi kursi atau meja (badan mengarah arah berlawan). Kemudian, angkat tubuh ke bawah dan ke atas. Untuk hasil yang maksimal, lakukan gerakan ini sebanyak 10 hingga 20 kali. 

 

4. Jalan Kaki



Sources: https://www.republika.co.id

 

Meski dianggap sepele jalan kaki merupakan olahraga ringan di kantor yang tak kalah baik manfaatnya. Ingat, jangan terus berada di depan meja selama berjam-jam. Ketika badan sudah terasa kaku atau cukup letih, cobalah ambil sejenak waktu untuk mengistirahatkannya. Kita bisa kok mencoba jalan santai di halaman kantor atau ke tempat lainnya sembari menjernihkan pikiran dan merelaksasi otot mata kita

 

5. Angkat Beban



Sources: https://www.kompas.com 

 

Selain keempat gerakan olahraga ringan tadi kita perlu mencoba angkat beban. Kita bisa kok memilih dumbel kecil sebagai alternatif dan melakukan semampu kita. Selain itu, dumbel ini juga cukup praktis untuk digunakan dan disimpan. Selain membuat badan tetap aktif, angkat beban juga menjadi cara jitu untuk menjaga kesehatan otot dan meningkatkan kepadatan tulang. 

 

6. Peregangan Tangan



Sources: https://www.suara.com

 

Gerakan peregangan tangan ini sangat rekomendasi karena kita tidak perlu meninggalkan meja kerja untuk melakukannya dan fleksibel dilakukan kapanpun. Caranya mudah juga. Letakkan tangan di atas pangkuan dengan satu telapak telungkup di atas telapak yang terbuka. Lalu, lengan harus membentuk garis lurus dari siku ke siku. Kemudian, geser sedikit kedua tangan, tekuk jari-jari, dan kunci jari-jari tersebut. Tarik sekuat mungkin, tetapi usahakan agar ikatan jari-jarinya tidak lepas. Latihan isometrik ini bisa memperkuat otot bahu, dada, bisep, dan sederhana.

 

7. Peregangan Punggung



Sources: https://lifestyle.kompas.com

 

Gerakan yang terakhir yang bisa dilakukan ketika sibuk bekerja di kantor yakni peregangan punggung. Olahraga ringan di kantor ini cukup mudah dilakukan. Sebelum punggung terasa sakit, berdirilah dan sentuhlah jari-jari kaki atau ujung sol sepatu kita. Lakukan gerakan ini hingga kali atau sampai punggungmu relaks. Gerakan ini merupakan cara yang baik untuk mengendurkan otot-otot punggung.

Bagaimana FatsOeNist praktis bukan gerakan olaharaga yang ringan tersebut? Sekarang bukan alasan lagi untuk tidak berolahraga. Manfaatkan fasilitas yang ada di sekitar kita dan luangkan waktu beberapa menit untuk berolahraga, serta harus menjaga asupan makanan kita dengan memilih menu yang rendah gula dan lemak. Dengan usaha tersebut tubuh kita menjadi lebih fit dan bugar sepanjang hari dan bisa meminimalisir pelbagai penyakit penyebab kematian tadi.


Penulis: Fadlih Abdul Hakim/ Anggota  Magang LPM Fatsoen


Referensi:

Fadli, dr. Rizal. “Super Sibuk? Ini 7 Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan di Kantor.” https://www.halodoc.com/artikel/super-sibuk-ini-7-jenis-olahraga-yang-bisa-dilakukan-di-kantor diakses pada (tanggal 24 Juni 2022).

Kumparan. “Efek Kesehatan Jika Terlalu Lama Duduk: Meninggal Dini dan Sakit Jantung.” https://kumparan.com/kumparansains/1yJzqU14rKq?utm_source=Desktop&utm_medium=copy-to-clipboard&shareID=KAJrrNZzievf diakses pada (tanggal 24 Juni 2022).

Uptown. “Olahraga Ringan Di Kantor Yang Bisa Kamu Lakukan Sekarang,” https://uptown.id/id/2020/01/06/13-olahraga-ringan-yang-bisa-kamu-lakukan-di-kantor/ diakses pada (tanggal 24 Juni 2022).

 

 


Suasana foto bersama di puncak acara, pemotongan kue. (Foto: Dimas Adam/ Pengurus LPM FatsOen)


Cirebon, LPM FatsOeN - Unit Kegiatan Khusus (UKK) Pramuka IAIN syekh Nurjati Cirebon mengadakan Festival Budaya dalam rangka memperingati hari ulang tahun Pramuka yang ke-33. Acara yang mengusung tema "Merawat Budaya sebagai Warisan Lintas Generasi" berlangsung selama 2 hari, yakni pada hari Sabtu 16 Juli 2022 sampai pada malam puncak di hari Minggu 17 Juli 2022, yang bertempat di gedung IAIN Cirebon Center (ICC).

Pada hari pertama, acara dibuka dengan upacara adat yang diakhiri dengan dialog kebudayaan, dengan pemateri bapak Agus Sukmajaya, S.Sos dan Ratu Raja Arimbi Nurtika, ST., M.Hum.

Menurut Pembina Gugus Depan 04-033, acara tersebut sempat mengalami kendala karena faktor cuaca yaitu hujan. Namun akhirnya, meski adanya kendala tersebut acara tetap bisa berjalan sampai selesai.

Selain itu, pembina juga berharap agar UKK Pramuka bisa bersaing dengan komunitas lain dan juga bisa bekerja sama dengan Instansi lain.

 "Semoga di ulang tahun ke-33 ini, Unit Kegiatan Khusus Pramuka bisa bersaing dengan komunitas lain dan bisa bekerja sama dengan instansi lain," ujar Pembina Gugus Depan 04-033.

Rangkaian acara demi acara telah dilaksanakan dan tibalah di malam puncak Festival Budaya ulang tahun Pramuka IAIN Syekh Nurjati Cirebon ke-33 pada Minggu 17 Juli 2022.

Acara yang dimulai sejak pukul 20.34 WIB dibuka dengan penampilan tari topeng, sambutan-sambutan, penutupan Festival Budaya, pemotongan kue, dan diakhiri dengan penampilan-penampilan kebudayaan dari UKK Pramuka itu sendiri, PSM, guest star, dan diakhiri dengan  penampilan angklung.

Novi Wulan Suci selaku ketua pelaksana memaparkan bahwa, "Gerakan Pramuka memiliki unit-unit untuk malam ini. Penampilan sintren dari unit jambu alas, ada tari topeng kelana, ada live musik dari UKM PSM, ada guest starnya kang Cepi, dan diakhiri dengan penampilan angklung."



Penulis : Anita Syafianti (Anggota Magang LPM FatsOen)

Editor : Wiyanti Aisyah (Pengurus LPM FatsOen)

Kameramen: Dimas Adam (Pengurus LPM FatsOen)

LPM FatsOeN - Assalamualaikum. Mungkin kawan-kawan IAIN Cirebon sudah ada yang tahu mengenai apa itu SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah)? Oke, kalau yang sudah tahu apa itu SKPI dan cara mengajukannya, silakan skip artikel ini. Karena kalian pasti bagian dari asosiasi mahasiswa pemburu sertifikat. Tapi untuk yang belum, bisa stay tune ya.

 

Gambar 1 Peringatan!

Kampus kita, yang sudah menerapkan sistem digital, menyediakan layanan pengajuan SKPI melalui Smart Campus. Keuntungan ini membuat kita bisa kapan saja mengajukan SKPI sebelum sertifikatnya hilang atau beralih fungsi menjadi piring gorengan. Dengan sistem ini juga kita jadi tidak malu untuk bulak-balik ke jurusan untuk meminta bantuan staf jurusan meng-input data SKPI, setiap kita mendapatkan prestasi. Itu kalau kalian berprestasi ya. Kalo saya? Hmm, jangan ditanya.

Eits, bukan hanya prestasi besar saja yang bisa kita masukkan ke dalam topik SKPI. Ternyata hafiz Quran, partisipasi dalam seminar, dan kegiatan-kegiatan lain juga dapat bisa kita ajukan sertifikatnya sebagai SKPI. Gimana? Tertarik?

Yuk intip caranya mengajukan SKPI lewat Smart Campus. Sebelum sertifikat-sertifikat prestasinya hilang meninggalkan kita sendirian dan tidak akan pernah kembali.


Masuk ke Menu SKPI

Pertama, buka browser andalan kalian dan masuk ke laman masuk Smart Campus untuk mahasiswa melalu tautan https://sc.syekhnurjati.ac.id/smartcampus/std/login.php.

Setelah berhasil masuk, kita akan melihat laman dashboard. Pada laman tersebut, pilih menu SKPI seperti gambar di bawah.

 

Gambar 2 Dashboard Akun Smart Campus Versi 7.95

Setelah memilih menu tersebut, kita akan melihat tampilan laman SKPI seperti pada gambar berikut.

 

Gambar 3 Laman Pengisian Formulir Data SKPI

Setelah berhasil masuk ke laman SKPI, mari kita siapkan contoh kasus untuk membatasi pembahasan dalam artikel ini. Sebagai contoh, mari kita buat kasus berupa:

1. Saya merupakan Juara 1 lomba menulis novel nasional tingkat mahasiswa pada tanggal 20 Juli 2020 (sesuai dengan tanggal pada sertifikat/piagam) dan ingin mencantumkannya sebagai prestasi yang mendampingi ijazah saat saya wisuda nanti.

2. Saya sudah menyiapkan sertifikat atau piagam dalam bentuk digital dengan berkas berformat pdf sebagai bukti prestasi tersebut.

Setelah memahami contoh kejadian di atas, mari kita lanjutkan ke tahap mengisi formulir yang tersedia di dalam laman menu SKPI.


Mengisi Formulir SKPI

Pertama-tama, mari lebih dahulu mengisi kolom Tanggal Kegiatan. Catat tanggal kegiatan yang tercantum di dalam berkas sertifikat atau piagam kemudian input ke dalam kolom Tanggal Kegiatan. Format tanggal terdiri dari tahun-bulan-tanggal, sehingga tanggal kegiatan diisi seperti pada gambar berikut.

 

Gambar 4 Mengisi Kolom Tanggal Kegiatan

Setelah selesai mengisi kolom Tanggal Kegiatan, kita harus mengisi kolom Keterangan Kegiatan. Kita tulis saja dengan Juara 1 Lomba Menulis Novel Nasional Tingkat Mahasiswa.

 

Gambar 5 Mengisi Kolom Keterangan Kegiatan

Selanjutnya, kita perlu menentukan kategori kegiatan. Terdapat beberapa kategori yang dapat kita pilih pada kolom Kegiatan seperti pada gambar berikut. Oleh karena lomba yang akan kita input berupa perlombaan, maka kita pilih kategori Pertisipasi Dalam Kompetisi (catatan: seharusnya ditulis Partisipasi dalam Kompetisi).

Gambar 6 Mengisi Kolom Kegiatan



Setelah menentukan kategori kegiatan pada kolom Kegiatan, sebuah menu drop down pada kolom Sub Kegiatan secara otomatis akan muncul. Setelah itu kita dapat mengisinya sesuai dengan lomba yang ingin kita input.

 

Gambar 7 Mengisi Kolom Sub Kegiatan

Setelah mengisi kolom Sub Kegiatan, selanjutnya ialah mengunggah sertifikat/piagam ke kolom Bukti Kegiatan dan memilih Relevansi.

 

Gambar 8 Mengisi Kolom Relevan dan Bukti Kegiatan

Setelah selesai mengisi, semua kolom dalam formulir, langkah terakhir ialah menyimpan data tersebut. Tekan tombol Simpan Data SKPI seperti di gambar berikut. 

Gambar 9 Menyimpan Data SKPI

Setelah menyimpan data SKPI, kita tinggal menunggu data kita divalidasi oleh pihak validator. Data yang telah kita simpan dapat dicek statusnya di laman yang sama bagian bawah formulir. Kita juga dapat menghapus data yang tersimpan apabila terdapat kesalahan dalam data tersebut. Namun saya tidak dapat menyediakan gambar karena tidak mau memperlihatkan SKPI saya, dan capek mengedit gambar untuk menyensornya. Pokoknya tinggal klik hapus ajah terus beres. Kayaknya. Lupa soalnya.


Masalah

Pada Gambar 8 di atas, terlihat bahwa narasi pada kolom Bukti dan Nilai Relevansi sedikit perlu dipertanyakan. Dari narasi tersebut, hal yang kita pahami ialah bahwa jika sertifikat relevan dengan kegiatan akan mendapat nilai 6, sedangkan jika tidak akan mendapat nilai 3.

Secara pribadi, menurut penulis, apabila sertifikat tidak relevan, tidak berkaitan, atau tidak nyambung dengan kegiatan yang diterangkan dalam kolom Keterangan Kegiatan, maka seharusnya akan ditolak oleh validator SKPI (setahu saya validator SKPI itu staf jurusan, yang mungkin bekerja sama dengan dosen). Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis beranggapan bahwa sertifikat pasti relevan dengan apa yang tertulis dalam keterangan kegiatan. Harus relevan. Jika tidak, maka tidak ada artinya mengisi SKPI.

Kemudian, salah satu hal yang memungkinkan, mengenai relevansi, adalah kegiatan tersebut memiliki relevansi dengan jurusan kita atau tidak. Jika kegiatan yang di-input itu relevan dengan visi, misi, serta luaran lulusan jurusan atau program studi kita, maka nilainya lebih tinggi dari kegiatan yang tidak relevan. Namun ini hanya pendapat pribadi penulis untuk menanggapi keambiguan narasi pada kolom Bukti dan Nilai Relevansi. Pemilihan nilai relevansi saya serahkan kepada pembaca.


Simpulan

Simpulin sendiri deh. Ngetik malem-malem tuh cepet ngantuk.



Penulis: Alfara Maula