LPM FatsOen, Cirebon- Sabtu, 16 oktober 2021 Aliansi BEM GMC (Gerakan Mahasiswa Cirebon) Melakukan aksi Solidaritas di depan Polres Cirebon Kota, aksi ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa Cirebon atas  represifitas Aparat yang dilakukan kepada para mahasiswa di Tanggerang. 

Menurut Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Cirebon Rio Maheso berharap dengan adanya aksi ini semoga ke depanya tidak ada lagi aparat yang melakukan tindak kekerasan terhadap para mahasiswa atau masa yang sedang menyampaikan aspirasi. Senada dengan Rio, Yuda Thomas Saputra juga menyampaikan harapannya bahwa tidak akan ada lagi represifitas dan brutalitas yang dilakukan aparat setempat. 

Aksi ini berjalan dengan tertib dan lancar  Kapolres Kota Cirebon M. Fahri Siregar datang menemui masa aksi dan menjawab beberapa tuntutan dari para mahasiswa. Ia pun berjanji tidak akan ada refresifitas oleh aparat di wilayah kerjanya, dan ia pun bersumpah bila hal ini terjadi ia akan bersedia menggugurkan jabatan sebagai Kapolres Kota Cirebon. 

Aksi Solidaritas ini ditutup dengan pembagian Mawar oleh Mahasiswa kepada kapolres Cirebon dan penutupan Kawat Berduri yang membentang menutupi jalan menuju polresta Cirebon. Hal ini dilakukan sebagai simbolis perdamaian antar Mahasiswa dan aparat setempat. M. Fahri Siregar pula menyerukan jargon salam Mahasiswa dan salam polresta sebagai bentuk perdamaian Mahasiswa dan Polresta.

Penulis : Zulva dan Labib

 

(Sumber Gambar: Freepik.com)

Entah insting, nafsu, atau naluri. Semua orang punya itu yang terbentuk alami di dalam diri. Ada binatang jalang yang menari liar dalam tubuh seorang lelaki. Ia memberontak gerah minta dikasih makan. Bahkan istrinya tidak cukup untuk memuaskan apa yang ia mau.

Pria itu dipandang alim, dengan peci dan sarung tanpa sempak yang ia kenakan. Agar semriwing, mungkin. Pak Kasim pula dosen yang dihormati, keilmuannya mampu membuatnya bertindak selayaknya dewa. Titahnya tidak pernah salah. Perintahnya seagung nabi. Semua orang tunduk dengan Pak Kasim, atas gelar Profesor yang melekat pada namanya. Berbanding terbalik dengan warga desa yang melabelinya profesor, mahasiswi memberikannya cap predator. Pak Kasim predator kelas terpelajar, predator bermartabat, bukan mendekati kupu-kupu malam yang nangkring di pinggiran jalan, targetnya di dunia pendidikan. Maklum, dari dulu hanya kepalanya yang disekolahkan, ia lupa punya kemaluan yang harusnya perlu diedukasi juga.

Kali ini mahasiswi berparas cantik jadi incarannya. Lastri, mahasiswi berbodi montok berkulit putih. Bibirnya merekah dipoles gincu. Kerudungnya dibelit-belit melingkari kepala. Lengkap sudah, ditambah rok span plisket dan sepatu sket. Lastri bimbingan skripsi ke Pak Kasim. Sasaran empuk baginya, si pria paruh baya gila yang tengah  puber kedua.

“Kamu ambil berkas di ruangan saya”

Pak Kasim mengerling genit, ia memicingkan matanya. Bulu kuduk Lastri merinding. Ia ingin muntah kalau bisa. Sendirian, di ruangan dosen yang sepi karena tengah pandemi, Lastri menghampiri satu meja. Pak Kasim menutup pintu. Lastri mulai gerah meski AC terus menyala.

“Misi Pak”

Lastri membuka pintu.

“Pak, bimbingannya di kelas aja. Saya gak enak lama-lama di ruangan dosen. Apalagi kalau hanya berdua”

Pak Kasim menelan ludah.

“Loh, ya malah enak toh kalau berdua”

Pak Kasim nyengir, gigi kuningnya berderet rapih. Lastri seakan melihat anjing yang menjulurkan lidah ketika diberi tulang. Pikirannya ke mana-mana, ia takut diterkam, dicabik, dimangsa. Apalagi akhir-akhir ini ia melihat banyak berita kekerasan seksual. ‘ah tidak, dia kan dosen, berilmu. Mana mungkin cabul’ Lastri menyangkal stigma negatif yang mondar-mandir di kepalanya.

“He he, di kelas aja Pak” Lastri menolak sopan.

“Oh ya, Monggo, silakan.”

***

Di ruang kelas, bersebelahan, Lastri dan Pak Kasim duduk menempel. Lagi-lagi Lastri menggeser posisi menjaga jarak, bukan karena takut Pak Kasim pengidap Covid dan wajib social distancing, Lastri geli sendiri. Lebih ke jijik. Mual seperti masuk angin. Ingin meludah di wajah tua bangka bau tanah yang mengedip kepadanya kini.

Lastri sudah wanti-wanti hal ini akan terjadi, mendengar dari beberapa temannya yang sama-sama bimbingan skripsi ke Pak Kasim. Ia mengingat kalimat-kalimat teman lain ‘Laporin aja deh mendingan,’ ‘udah ga waras tuh dosen’ ‘minta dikebiri’ ‘istriya tau gak ya, punya suami gitu’ ‘Ih, semoga dilaknat Allah, gak tau apa dalilnya bersentuhan lawan jenis’ namun mereka tidak mengerti bagaimana di posisi Lastri, pendidikan kuliah yang ia kenyam selama ini digantungkan pada berlembar skripsi. Ia harus bimbingan, atau ia harus menahan semua ludahnya biar lulus cepat.

Keringat Lastri mengucur deras, ia gemetar. Perutnya terasa penuh, seperti ada yang menonjok dari dalam dadanya. Perasaan cemas menggandrunginya, rasanya seperti kebanyakan minum kopi dan deg-degan, pusing, ingin muntah. Ia menutup mulutnya, menahan apa yang ingin keluar dari lambung.

“Kamu kenapa? Kok kayak istri Saya pas hamil muda. Kan belom Bapak apa-apain.”

“Maaf Pak, Bimbingannya nanti aja ya, Saya gak enak badan.”

“Mau, Bapak enakin?”

Dorongan kedua dari lambungnya benar-benar membuncah, Lastri gemetar dengan muka yang sudah pucat. Ia lagi-lagi ingin mengeluarkan makanan siang ini.

“Oh, yasudah sana, kamu sudah mau muntah gitu. Nanti kalau sehat Bapak tunggu, tapi jangan di kelas ya, di tempat yang ngenakin.

Sigap, Lastri menutup leptopnya tanpa memencet tombol Shut Down. Tanpa salim ke Pak Kasim tentunya. Ia lari ke WC yang terletak di ujung koridor, benar saja, nasi dengan bayam dan paha ayam, makanan siang ini ia muntahkan. Sebuah pesan singkat tertera di gawainya.

“Kamu di mana?”

Lastri jongkok di WC dan membalas pesan dari temannya, Mirna.

“WC”

Gawainya berbunyi lagi.

“Bimbingan gimana?”

“Ga jadi”

“Oh, Syukur. Laporin aja sih, dosen begitu”

Lastri mengusap pelipisnya yang berkeringat.

“Mana bisa. Skripsi aku jadi taruhan”

“Biar lembaga yang tindak lanjuti. Siapa tau tuh dosen dipecatlah, atau apalah.”

“Emang bisa?”

 “Coba aja dulu”

“Emang mau, lembaga ngejelek-jelekin namanya sendiri? Punya dosen genit yang suka catcalling mahasiswinya. Yang ada, kasus itu bakal ditutup-tutupi”

“Coba aja dulu”

Kalimat itu seperti disalin-tempel. Lastri makin geram. Masih jelas di ingatannya bagaimana kakak tingkatnya melapor ke kampus, kampus seakan bertindak namun nyatanya kasus tersebut mangkrak tidak tuntas. Lastri tidak mau begitu, simalakama. Ia bingung harus gimana, masih diam di sana, di atas WC memegangi gawainya.

Penulis: Zulva

 

(Sumber Gambar: Freepik.com)

Sudah bukan bahasan biasa lagi pada zaman ini jika berbicara tentang insecure. Lazimnya, rasa insecure merupakan rasa kurang percaya diri dan kurang bisa menerima kekurangan diri sendiri, padahal jika kamu ingat kodrat manusia itu merupakan makhluk yang tidak sempurna, maka kamu akan merasa statement ini yang tumpang tindih, bukan?

Jika kamu berkaca pada diri sendiri, apa yang kamu lihat? Yap, diri kamu seutuhnya. Tentunya tidak menghilangkan kekurangan yang sejatinya menetap dalam diri kamu. Jika kamu terus menghakimi diri sendiri, lantas siapa yang akan membela jika kamu jatuh? Siapa yang akan menguatkan jika kamu rapuh? Wah, bahasannya sudah berat kalau menyangkut rapuh dan jatuh, terlebih kalau kamu belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Untuk itu, lima hal di bawah ini akan membuat kamu bisa percaya dengan diri kamu seutuhnya! Check this Out!

1.      Curhat ke Allah

Khususnya untuk kamu yang beragama Islam ya, tips ini ampuh banget buat kamu yang merasa insecure! Sebenarnya bisa saja kamu curhat ke sahabat atau teman dekat, tapi apa kamu yakin kalau mereka bisa dijadikan tempat berserah atas masalahmu? Coba ingat-ingat lagi, manusia itu notabene-nya rapuh, apa kamu mau berserah kepada sesuatu yang hakikatnya sama dengan kamu? Sama-sama manusia dan sama-sama rapuh. Mending jangan deh, curhat ke Allah aja! Dijamin kamu akan mendapatkan solusi yang super duper ampuh! Cobain!

2.      Bersyukur

Poin ini juga tak kalah penting, lho! Rasa syukur ini bisa dikatakan merupakan dasar atas diri kamu hidup. Kamu diberikan tubuh yang masih berfungsi dengan baik, itu sudah merupakan sesuatu yang sangat mahal. Sesuatu yang kamu punya di dunia ini, misalnya orang tua, barang yang masih berguna, teman yang menerima apa adanya itu sudah lebih dari cukup untuk kamu syukuri. Kamu tahu, kamu bisa berdiri sampai garis ini, sampai hari ini, lantas satu hal yang penting, syukuri itu.

3.      Muhasabah

Muhasabah atau kasarnya yakni introspeksi diri. Kenapa ini perlu? Cobalah kamu berkaca pada diri kamu, lihat apa yang nampak di sana. Banyaknya kekurangan? Atau sedikitnya kelebihan? Sebenarnya, jika kamu gali apa yang kamu rasa, melihat penyebab mengapa diri kamu merasa insecure, itu merupakan jawaban tersirat atas apa yang kamu insecure-in. Kalau kamu tahu letak kekuranganmu dimana, itu lebih mudah untuk kamu memperbaikinya.

4.      Perbaiki

Setelah kamu melakukan wawancara terhadap diri sendiri dengan mencari penyebab kamu insecure, langkah selanjutnya ialah memperbaiki sesuatu yang perlu kamu perbaiki. Revisi bahasa kerennya. Dengan revisi ini, kamu bisa memperbaiki sesuatu yang kurang pada diri kamu. Misalnya kamu insecure karena teman dekatmu sudah lulus dan kalian seangkatan. Dari contoh kasus tersebut, kamu bisa menggali apa yang kurang pada diri kamu dan penyebab kamu tertinggal, lalu mulailah perbaiki sedikit demi sedikit. Namun, jangan mudah putus asa, optimis dan sabar harus saling bekerja juga.

5.      Jadikan Garis Pacu dan Pelajaran

Boom! Ini juga tak kalah penting dari empat poin di atas. Jadikan hal yang kamu insecure-in itu sebagai garis pacumu untuk kamu lebih termotivasi. Dan jika kamu sudah termotivasi, kamu akan mendapatkan pelajaran berharga yang bisa kamu simpulkan sendiri. Dan itu sangat ampuh untuk kamu bisa maju, melangkah, bahkan berlari untuk meninggalkan rasa insecure yang jika kamu sadari itu membuat diri kamu stuck. Jangan lupa, alirkan doa jika kamu mulai melangkah, ya! Semangat!

Nah, bagaimana? Sudah mulai tercerahkan dari lima tips di atas untuk menyembuhkan rasa insecure-mu? Sebenarnya, insecure boleh, tapi jangan berlebihan, jangan sampai menganggap diri kamu tidak bisa melakukan apapun. Setiap manusia memiliki nilai uniknya masing-masing, dan dari nilai unik itulah yang membuat kita berwarna. Asalkan, satu sama lainnya bisa berkolaborasi membangun peradaban yang lebih baik. Yuk bangkit! Tinggalkan insecure-mu, mari bangun Indonesia dengan versi terbaik dirimu!


Penulis : Nurfadilah



(Sumber Gambar: Rifki Al Wafi)

Cirebon, LPM FatsOeN - Telah beredarnya informasi dari Radar Cirebon mengenai aksi demonstrasi yang dilakukan dua kelompok yaitu Elemen Masyarakat Kota Cirebon dan GMBI, pada hari Kamis, 14 Oktober 2021 yang bertempat di depan gedung Balai Kota Cirebon. Nyatanya aksi yang berjalan dengan tertib ini merupakan bentuk klarifikasi pinjam-pakai lahan Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati (FK UGJ) dan hibah Stadion Bima.

Seperti dikutip dari Radar Cirebon bahwa bapak Walikota Cirebon, Nasrudin Aziz menyatakan bahwa pemerintah kota akan memenuhi tuntunan yang diminta dari para demonstran.  "Kami akan kumpulkan kronologi mulai dari MoU dengan Kementrian Keuangan sampai dengan terjadinya hibah," tuturnya. Ia pula menyatakan bahwa, tidak ada permasalahan krusial yang kemudian bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.


Reporter : Dea dan Rifki

Penulis : Dea

(Sumber Gambar : Freepik.com)

Seorang teman saya bercuit di status WhatsApp-nya, tentang rasa lelah karena design banyak tapi ga dapat upah. Saya juga berpikir memang terkadang jasa design acap kali disepelekan. Kerjaannya butuh banyak ide dan kerja keras, revisi berkali-kali, diburu-buru plus tidak dibayar. “Kan cuma depan leptop” itu yang ngomong minta digaplok.

Ia sudah bisa menghasilkan cuan dari skill yang ia miliki, design. Kecuali di organisasi –terutama organisasi kampus. Yaa paling-paling upah sekali design cuma 3M, makasih Mas, mantap Mas, maaf Mas, ini logonya bisa diperbesar gak ya? Untungnya dia masih memiliki jatah sabar meski sering ngedumel dan nunggu mood.

Bila berpatok pada keikhlasan, legowo, terlalu ringan tangan justru mudah untuk disuruh lagi dan lagi. Lalu bagaimana jalan keluar dari gaji 3M yang seringkali anak organisasi (kerennya anak aktivis) miliki? Jawaban tentunya terletak pada diri sendiri. Ada yang menjadikannya ajang cari sertifikasi, untuk menuh-menuhi CV, atau bawa nama diri untuk dikenal orang-orang dan siapa tau bila beruntung (kesannya seperti undian, bila beruntung) dapat tawaran kerja. Namun menurut saya, jadikan saja apa yang kita lakukan di organisasi sebagai ajang latihan. Itung-itung latihan. Toh, semua hal butuh proses, gak langsung bagus kan? Mana bisa bayi lahir langsung naik podium untuk ngomong sambutan. Tentu dia harus terus berlatih dan berlatih. Sekali dua kali grogi, angkat tangan tidak mau atau malah angkat kaki. Namun selanjutnya bisa saja mulai terbiasa dan malah menguasai.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk teman saya yang sering dapat 3M. 


Penulis: Zulva bukan Zulfa

(Dok. DEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar turnamen futsal sebagai salah satu rangkaian acara Inklusif Festival (INFEST) yang bertempat di Tuparev Futsal. Acara yang diselenggarakan pada Selasa, 12 Oktober 2021 ini dibuka oleh Acep Anda selaku Kasat BINMAS Polres Cirebon. 

Dalam sambutannya, Acep memaparkan bahwa wilayah Cirebon sudah masuk zona PPKM level 2, menindaklanjuti hal tersebut maka layanan masyarakat sudah mulai beroperasi kembali. Maka acara futsal yang diadakan di Tuparev ini, Polresta Cirebon mendukung penuh namun tetap dalam mematuhi protokol kesehatan.

(Dok. DEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Rhio Maheso Jenar selaku ketua umum DEMA Institut menyatakan bahwa semua jurusan di IAIN Syekh Nurjati mengikuti acara INFEST, terlebih dalam Futsal yang berlangsung selama dua hari ini melibatkan seluruh jurusan di IAIN Syekh Nurjati. Adapun 47 tim yang terdiri dari 32 tim putra dan 15 tim putri. 

"Mengapa DEMA-I mengadakan acara ini, karena untuk melengkapi dari kegiatan Poros Jati, dan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas Mahasiswa IAIN," tutur Rhio. Ia pun berpesan untuk keberlangsungan acara ini, agar menjunjung tinggi sportifitas antar Tim dan tetap menjaga protokol kesehatan. 

"Acara ini pula diharapkan menjadi ajang silaturahmi antar jurusan," tambah Rhio dalam pesannya.


Reporter : Dea, Deda, dan Rizka

Penulis : Dea dan Deda

(Dok. Tim LPM FatsOeN)

LPM FatsOeN, Cirebon - LPM FatsOeN menggelar kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) secara hybrid yang berlangsung selama 2 hari, dimulai dari tanggal 8-9 Oktober 2021. Hari pertama PJTD diselenggarakan di Auditorium Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) dan di hari kedua diselenggarakan di Aula Dinas Tenaga Kerja Kota Cirebon.

Ketua pelaksana PJTD mengatakan kegiatan ini diisi dengan penyampaian materi, penampilan tari tradisional dan games. "Rangkaian acara PJTD dilaksanakan dengan penyampaian materi tentang jurnalistik lalu ada penampilan tari tradisional dari salah satu anggota LPM FatsOeN dan diselingi games yang terdapat doorprize untuk peserta yang aktif," kata Rifki selaku ketua pelaksana PJTD.

PJTD merupakan salah satu rangkaian kegiatan Penerimaan Anggota Baru (PAB) yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar tentang jurnalistik kepada calon anggota baru LPM FatsOeN. Kegiatan PJTD diikuti 50 peserta online dan 7 peserta offline. 

Imelda salah satu peserta mengatakan selama kegiatan PJTD mendapatkan banyak ilmu tentang jurnalistik. "Kegiatan PJTD memberikan informasi mengenai apa itu jurnalistik, kode etik jurnalistik dan sejarah FatsOeN."

Kegiatan PJTD ditutup dengan sesi mentoring peserta dan penyampaian tugas membuat rangkuman dari materi yang didapat. Di akhir kegiatan ketua pelaksana menyampaikan pesan untuk para anggota dan pengurus, "Tetap semangat jaga jiwa jurnalistiknya jangan sampai kendor dan selalu jaga silaturahmi."


Reporter: Anjani