Perkenalkan saya
Isah Siti Khodijah merupakan mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pengagum
ungkapan “Life Long Education”, ini selalu berusaha menggali dan menemukan
kemampuannya dalam bidang kepenulisan.
…
Tanpa membaca buku “sebuah seni untuk bersikap bodo
amat,” aku sudah selalu bodo amat dalam menjalani hidup. Bodo amat dengan orang
lain, tugas sekolah, dan lain-lain.
Tapi itu dulu. Sekarang aku sudah berubah. Hal itu
berawal dari sebuah alunan kata yang memberntuk sebuah kalimat yang memberikan
kepercayaan lebih kepadaku. Untuk pertama kalinya aku diberikan kepercayaan yang
bahkan untuk memikirkannya saja tidak berani.
“Ainun, kamu
mau ya ibu rekomendasikan mengikuti Olimpiade Sains Nasional?”, tanya Ibu Noni
kepadaku, saat jam istirahat sekolah.
“Hah!”, kaget aku. “Kenapa aku bu?, ibu kan tahu bagaimana
aku di kelas, aku gak cukup cerdas untuk bisa mewakili sekolah ini”. Jawabanku.
Di kelas aku merupakan murid yang paling bodo amat
dibandingkan yang lain. Saat guru menerangkan tidak pernah bertanya,
mengerjakan tugaspun kadang-kadang. Dibandingkan aku masih banyak murid lain
yang pantas mendapatkan rekomendasi ini.
“Ainun, ibu sangat mempercayai kamu. Ibu tahu kamu
memiliki kemampuan lebih yang bahkan kamu sendiri tidak pernah menyadarinya”.
Tegas ibu Noni kepadaku.
“Aduh gimana ya. Yaudah deh Bu, akan aku
coba”. Walau hati masih bingung.
“Nah, begitu dong. Sekarang ibu kasih modul untuk
belajar sendiri ya, lusa akan diadakan tahap penyeleksian rekomendasi di
sekolah. Ibu sangat percaya sama Ainun”.
Dua malam aku habiskan untuk belajar goegrafi di
kamar. Kebiasaanku nonton video BTS aku tinggalin dulu. Entah kerasukan setan
jenis apa aku ini. Yang seumur hidup dari SD gak pernah belajar tekun jadi
tekun begini.
“Itu bocah tumben amat belajar sampe malem gitu”,
terdengar celetuk emak.
“Mak, tolong bikinin susu biar otak Ainun tambah
encer”, perintahku ke emak.
“Bikin aja sendiri, emak lagi sibuk. Tumben amat lu
belajar sampe selarut ini”.
…
Hari ini waktunya babak penyisihan tingkat sekolah.
Keesokan hari hasil sudah keluar. Sungguh-sungguh tak terduga. Aku yang belajar
dua malam dan rela-relain gak nonton video BTS demi belajar geografi ternyata
hasilnya tidak lulus.
Ini masih tahap seleksi sekolah, tapi sudah tidak
lulus. Perasaanku marah, kesal, nyesel. Kenapa aku ikutan? Kenapa aku
mengiyakan rekomendasi dari ibu Noni?.
Jam pulang sekolah tiba, ibu Noni menemuiku. Jujur
aku kesal kepada beliau
“Ibu tahu kamu kesal, kehilangan mood, bahkan marah sama ibu. Tapi,
percayalah kamu pilihan ibu, ibu tahu kamu punya kemampuan lebih. Dibandingkan
kamu yang hanya belajar dua hari gagal, itu hal biasa. Dulu ibu sempat gagal
masuk kuliah sebanyak 5 kali. Ibu sama kayak kamu. Marah dan kesal. Tapi, ibu
lihat diri sendiri ternyata banyak salah. Ibu mau jadikan moment ini sebagai pengalaman paling berharga buat kamu, di luar
sana masih banyak kesuksesan yang menunggumu Ainun”.
“Iya bu terimakasih.” Hanya sepatah kata itu yang
mampuku ucapkan.
Aku pulang dari sekolah, menemui Emak sambil berkata,
“Emak aku mau jadi guru”. tidak sampai mendengarkan respon Emak. aku langsung
ke kamar.
Dan mulai detik itu, aku memiliki energy luar biasa.
Aku menemukan diriku sendiri, aku berjanji setelah sukses nanti orang kedua
yang bakal aku peluk setelah Emak adalah Ibu Noni.
Aku pikir jika aku tidak mendapatkan rekomendasi tersebut,
tidak mungkin belajar bersungguh-sungguh. Dan aku berjanji setelah ini aku akan
menjadi manusia yang peduli amat baik kepada orang lain, tugas, cita-cita, dan
peduli untuk membahagiakan orang-orang disekitarku. Ternyata secuil kepercayaan
mampu mengubah segalanya. Sekali lagi terimakasih ibu Noni.
Penulis : Isah Siti Khodijah