Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Cirebon, LPM FatsOeN – 18 November 2024, Muhammadiyah telah berusia 112 tahun. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia. Bersanding dengan Nahdatul Ulama (NU). Muhammadiyah merupakan ormas Islam yang mengusung gerakan dakwah berbasis tajdid dalam urusan ideologi dan amal usaha dalam urusan pemberdayaan masyarakat. 

Dalam peringatan milad ke-112 ini, Muhammadiyah mengusung tema "Mewujudkan Kemakmuran untuk Semua". Tema itu barangkali diusung Muhammadiyah karena melihat tantangan dakwah Islam di era sekarang. Di era sekarang, Muhammadiyah, sebagai ormas Islam dihadapkan pada banyak tantangan dakwah. Tantangan itu secara garis besar mengerucut kepada komitmen Muhammadiyah terhadap apa yang sudah diputuskan dan apa yang sedang dihadapi bangsa dan masyarakat Indonesia termasuk umat Islam. 

Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah tahun ini mengambil langkah yang menurut saya cukup berisiko. Muhammadiyah menerima konsesi tambang batu bara dari pemerintah. Spiritnya memang sama dengan ormas Islam lain yang menerima konsesi itu, tapi, langkah yang diambilnya tetap menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat dan internal Muhammadiyah sendiri. 

Dalam hal ini, Muhammadiyah baiknya memang harus bisa menunjukkan bahwa langkah yang sudah diambil itu akan dijalankan dengan baik. Pengelolaan tambang batu bara harus berorientasi kepada kemaslahatan bersama. Selain itu, pengelolaannya juga harus dilakukan dengan profesional dan mempertimbangkan prinsip keberlanjutan lingkungan. 

Isu lingkungan beberapa tahun kebelakang sedang sangat ramai dibicarakan ahli dan pengamat. Per Februari 2024, suhu bumi sudah naik kurang lebih 1,5 derajat. Cukup tinggi. Ada yang mengatakan, bahwa kalau suhu bumi naik beberapa derajat lagi, maka bumi bisa menjadi planet yang tidak lagi aman untuk dihuni makhluk hidup. Baik itu manusia atau lainnya. 

Isu perubahan iklim (climate change) benar-benar mengkhawatirkan banyak pihak. Termasuk di dalamnya pemerintah di berbagai belahan dunia. Makannya, karena itu kita mengenal apa yang disebut perjanjian Paris, komitmen untuk mewujudkan net zero emission (NZE) dan lainnya dengan cara melakukan percepatan transformasi energi, transformasi kendaraan dari berbahan bakar minyak ke listrik, mengadakan kebijakan yang membuat industri harus membatasi output emisi karbon dari aktivitas industri mereka dan seterusnya. 

Semua ini menunjukkan bahwa isu lingkungan benar-benar menjadi perhatian dan dirasa wajib hukumnya untuk dilakukan proses pencegahan agar perubahan iklim tidak menimbulkan krisis multidimensi (krisis pangan, energi, air bersih dan finansial). Muhammadiyah dalam hal ini harus mampu menunjukkan peran mereka terhadap isu itu. Bukan hanya dalam urusan tambang, melainkan dalam urusan pemberdayaan ekonomi juga. 

Saya pikir, Muhammadiyah pun perlu untuk memasifkan program green economy yang membantu masyarakat di bidang ekonomi sekaligus berpartisipasi mewujudkan cita-cita bersama di bidang lingkungan. Terlebih, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang memiliki konsen di bidang pemberdayaan masyarakat dan dakwah yang konkret serta solutif menyelesaikan problematika umat. Terlihat dari progresnya di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan lainnya. 

Sebagai orang yang pernah dan merasa menjadi salah satu kader organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah, yakni Hizbul Wathan, saya benar-benar memiliki pengharapan bahwa Muhammadiyah akan mampu berperan menyelesaikan tantangan yang dihadapi Indonesia dan dunia di era sekarang. Sebab, kondisi geopolitik yang semakin bergejolak di Timur Tengah (yang memicu ekskalasi konflik yang lebih besar), dan belahan dunia yang lain, telah membuat banyak pihak khawatir bahwa perekonomian di berbagai negara termasuk Indonesia akan terancam. 

Indonesia sendiri saat ini masih dihadapkan pada problematika ekonomi seperti pengangguran yang masih banyak, kemiskinan, stunting dan problematika yang berkaitan dengan moral individu masyarakatnya. Berbagai problematika ini rasanya tidak akan mampu dihadapi atau diselesaikan oleh pemerintah tanpa dukungan dari organisasi sekelas Muhammadiyah atau lainnya. Di milad Muhammadiyah ke-112 ini, saya berharap akan ada gebrakan dari Muhammadiyah untuk berperan secara lebih masif menyelesaikan problematika atau tantangan bangsa yang disebutkan di atas. 

Terlebih, saat ini kader Muhammadiyah juga ada yang menjadi menteri, harusnya, hal itu bisa menjadi sesuatu yang positif dan dimanfaatkan betul oleh Muhammadiyah untuk mewujudkan peran itu agar lebih cepat direalisasikan. Tapi, karena milad Muhammadiyah tahun ini bertepatan juga dengan momen politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), rasanya, Muhammadiyah juga perlu menegaskan posisinya kembali sebagai ormas Islam yang independen. Di Pemilu awal tahun 2024, saya telah melihat banyak ormas agama yang barangkali kurang independen dalam urusan politik. Terlalu jauh mencampuri urusan politik praktis. Karenanya, saya berharap Muhammadiyah tidak demikian. 

Penulis: Ega Adriansyah

 

Sumber Foto: Dokumentasi Panitia 

Cirebon, LPM FatsOeN – Himpunan Mahasiswa Jurusan Pariwisata (Himparis) Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon (SSC) menggelar Seminar Pariwisata yang bertempat di Gedung Kesenian Nyimas Rara Santang, Minggu (17/10/2024).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara tahun Jurusan Pariwisata UIN SSC yang ketiga.  

Dengan mengusung tema “Harmoni Kebersamaan dalam Peristiwa: Menyatu dalam Keakraban, Menginspirasi Masa Depan”, Himparis berharap kegiatannya mampu membangun rasa kebersamaan diantara empat angkatan maupun sivitas akademik di Jurusan Pariwisata yang masih baru.

Seminar diisi oleh pemateri Dosen Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon (UIBBC), sekaligus Adyatama Kepariwisataan, Ahli Madya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, Casta. 

Acara ini berjalan dengan meriah. Sebanyak 60 mahasiswa dari Jurusan Pariwisata turut menghadiri acara tersebut. Mereka pun tampak sangat antusias ketika sesi tanya jawab dalam seminar dibuka.

Acaranya sendiri sudah dipersiapkan sejak bulan Agustus 2024. Salah satu kendala yang dihadapi adalah kesulitan mendapatkan lokasi acara akibat penuhnya jadwal gedung di sekitar kampus. Namun, berkat kerja keras dan koordinasi panitia, acara akhirnya bisa diselenggarakan dan berjalan dengan sukses.

Ketua Pelaksana Acara, David Fadjri, berharap, acara ini nantinya mampu mempererat kebersamaan antarmahasiswa di Jurusan Pariwisata.

"Sesuai dengan tema kebersamaan, jadi mungkin lebih erat lagi kebersamaannya di Pariwisata Syariah, lebih membangun chemistry-nya, lebih mengenalkan Jurusan Pariwisata keluar," ujarnya. 

Penulis: Nuria Febrianti

Editor: Ega Adriansyah

 

Sumber Foto: Nanang 

Cirebon, LPM FatsOeN - Kolaborator Kebaikan ID (KK.ID) adalah salah satu NGO yang bergerak di berbagai bidang salah satunya bidang lingkungan. Kolaborator Kebaikan ID mengadakan aksi clean up dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2024 di Pantai muara Sungai Kalijaga, Mundu Pesisir, Kabupaten Cirebon (10/11/2024).

Tidak seperti umumnya yang memperingati Hari Pahlawan dengan upacara-upacara, KK.ID memperingatinya langsung dengan aksi nyata. Aksi yang digelar dalam upaya membersihkan sampah di sekitar bibir Pantai Muara Sungai Kalijaga, mundu, pesisir. Dihadiri kurang lebih 50 hingga 60 relawan, mulai dari pelajar/mahasiswa, komunitas, dinas pemerintah dan masyarakat setempat, aksi ini diawali dengan apel pagi yang dimulai pada pukul 08.00-selesai. 

Apelnya diisi dengan beberapa sambutan yang diawali oleh sambutan dari kordinator lapangan dalam kegiatan itu, Rafiqhi. 

"Terima kasih kepada para relawan yang sudah hadir dan masyarakat yang bergabung dalam aksi clean up,” ujarnya. 

Sambutan yang selanjutnya datang dari warga yang diwakili oleh Eko Winarno. 

Dia mengatakan, “Selamat datang di Pantai Muara Kalijaga pesisir dan mohon maaf apabila dalam penyambutan kami masih kurang," katanya. 

Setelah sambutan dari warga, sambutan selanjutnya disampaikan oleh CEO Kolaborator Kebaikan ID, yaitu Omar Qad Panity. Dalam sambutannya, dia menekankan pentingnya aksi nyata dalam memperingati hari pahlawan, tidak hanya sekedar seremonial belaka tetapi dengan kontribusi nyata yang juga bermanfaat bagi banyak orang dan lingkungan.

Dengan diadakannya aksi clean up ini, dia berharap hal itu bisa menambah kesadaran para peserta dan masyarakat setempat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya Pantai Muara Sungai Kalijaga. Bukan hanya itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengimplementasikan aksi clean up ini dalam kehidupan sehari-harinya.

Aksi clean up ini memiliki dampak yang cukup signifikan, karena berhasil membersihkan sekitar 80% mengumpulkan sampah-sampah yang ada di sekitar bibir Pantai Muara Sungai Kalijaga. Manfaat dari aksi ini bukan sekedar menciptakan lingkungan bersih dan nyaman, lebih dari itu untuk jangka panjang pantai ini diproyeksikan sebagai tempat wisata. 

Seperti yang disampaikan oleh Iwan, perwakilan warga, yang mengatakan bahwa “Pantai Muara Sungai Kalijaga atau yang lebih dikenal dengan sebutan PIJ diharapkan bisa mendapatkan perhatian untuk dikelola agar dapat menjadi salah satu wisata pesisir di desa," ujarnya. 

Clean up selesai sebelum masuk adzan dzuhur dengan banyaknya relawan yang mencuci tangan di mobil tangki air yang sudah standby dan memakan roti yang diberikan oleh penyelenggara. 

Salah satu relawan, Adel, mengatakan, dirinya sangat senang bisa berkontribusi dalam kegiatan tersebut. 

“Senang bisa berkontribusi dalam aksi clean up ini, bisa bertemu dengan teman-teman baru dan bisa mengambil pelajaran dari aksi clean ini dan bisa mengimplementasikan aksi kebersihan tersebut dalam kehidupan saya," imbuhnya. 

Di lain sisi, CEO KK.ID juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan segenap stakeholder lain yang turut menjadi pihak kolaborator dari kegiatan mereka. 

“Tak lupa ucapan terima kasih kepada segenap stakeholder yang telah mensukseskan acara ini, seperti DLH, BPBD, PDAM, dan PSC 119 serta lainnta lewat kontribusinya masing-masing,” ujar Omar. 


Penulis: Tim Kolaborator Kebaikan. ID

Editor: Ega Adriansyah

 

Sumber Foto: Official Poster 

Film "Home Sweet Loan" menceritakan tentang kehidupan Kaluna sebagai anak bungsu yang masih tinggal bersama keluarganya, termasuk orangtua, kedua kakaknya yang sudah menikah, dan 2 keponakan dalam satu rumah. 

Diceritakan sosok Kaluna merupakan anak bungsu yang bekerja keras menggeluti pekerjaan di kantor hingga freelance sebagai model. Dari hasil pekerjaannya selama bertahun-tahun, membuatnya memiliki tabungan sebanyak 350+ juta. Ia memiliki mimpi untuk memiliki rumah sendiri untuk menikmati waktu isirahat setelah keseharian yang melelahkan dan jauh dari keributan keluarga. 

Kaluna memiliki budgeting untuk mengatur pengeluaran agar memenuhi target membeli rumah, dia mencatat semua pengeluaran dan hanya mengeluarkan uang apabila memang benar-benar butuh. Karakter wanita mandiri yang dimiliki Kaluna sebagai pekerja keras dan bertekad dalam mengejar mimpinya tanpa bergantung pada orang lain benar-benar terlihat jelas dalam alur film itu. 

Kaluna juga ditampilkan sebagai orang yang memiliki pendirian, contohnya ketika saudara iparnya berniat meminjam uang tabungan, Kaluna dengan tegas menolak karena dia tahu betul bagaimana susahnya mengumpulkan uang dan tidak mungkin mengembalikan uang dalam waktu dekat.

Bahkan setelah Kaluna merelakan uang tabungannya untuk melunasi hutang pinjol kakaknya, dia tetap memiliki keinginan untuk mempertahankan keluarganya meski kerja kerasnya untuk membeli rumah harus lenyap dalam sekejap.

Pentingnya memiliki pasangan yang setara dari segi keuangan, memberi dukungan dan memahami keadaan, lalu bersama-sama bangkit kembali serta dukungan dari teman yang senantiasa menemani susah senang bersama menjadi alasan Kaluna tetap tegar, pentingnya mempunyai support system dikala masa sulit sangat membantu daripada menyimpan semua masalah sendirian.

Karakter Kaluna yang tetap memprioritaskan keluarga sangat menunjukan bahwa Kaluna adalah orang dengan pemikiran dewasa dengan beripikir panjang sebelum mengambil keputusan yang akan berdampak pada seluruh keluarganya. Dengan lapang dada memaafkan orangtua dan kakaknya yang seringkali melupakan keberadaan Kaluna, namun jika ada masalah baru mereka merepotkan Kaluna. 

Dari kedua kakaknya yang sudah menikah namun masih tinggal di rumah orang tua ini mengajarkan bahwa sebelum menikah, sebaiknya harus mempunyai finansial stabil dan pengelolaan anggaran yang dapat lebih mudah merencanakan dan mengelola anggaran bersama demi menghindari konflik terkait uang.


Penulis: Kholifah 

Editor: Ega Adriansyah


Sumber Foto: Official Poster 


Identitas Film:

Judul Film: My Annoying Brother (Adaptasi)

Tanggal Rilis: 23 Oktober 2024 (Indonesia)

Durasi: 114 Menit

Genre: Drama, Komedi, Olahraga

Sutradara: Dinna Jasanti

Produser: Sheila Timothy, Justim Kim, Aoura Lovenson Chandra

Produser Eksekutif: Sang Hyun Yoon, Jerry K. Ko, Vinny Mulyadi, Shanty Harmayn, Tanya Yuson, Lisbeth Simarmata, Luna Maya

Penulis: Sheila Timothy, Delieza Tamara, dan Tumpal Tampubolon

Pemeran: 

1. Angga Yunanda (Kemal)

2. Vino G. Bastian (Jaya)

3. Kristo Immanuel (Fauzan)

4. Caitlin Halderman (Amanda)

Penata Musik: Ricky Lionardi

Sinematografer: Tri Adi Prasetyo

Editor: Umar Syarif Yahman

Perusahaan Produksi: LifeLike Pictures, Base Entertainment, dan CJ Entertaiment

Sinopsis Film:

Film "My Annoying Brother" versi Indonesia, yang tayang pada 24 Oktober 2024, mengisahkan perjalanan emosional dua beraudara, Kemal dan saudaranya, Jaya, yang baru keluar dari penjara. Dalam cerita ini, Kemal, seorang mantan atlet judo dikisahkan kehilangan penglihatan akibat kecelakaan harus bergantung pada saudaranya yang terasing. Meskipun awalnya hubungan mereka dipenuhi dengan ketegangan dan konflik, seiring berjalannya waktu, mereka mulai menemukan kembali ikatan yang hilang.

Dibalik tawa dan momen-momen komedi yang menghibur, film ini menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya dukungan keluarga. Melalui interaksi yang lucu dan kadang-kadang menyentuh, penonton diajak untuk merenungkan bagaimana hubungan antarsaudara dapat terjalin kembali meskipun ada banyak rintangan. Film ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dan kesalahpahaman, tetapi cinta dan pengertian terkadang dapat mengatasi segala hal.

Kisah ini juga menggambarkan bagaimana pengalaman pahit dapat menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan. Kemal dan saudaranya belajar untuk saling mendukung dan memahami satu sama lain, menciptakan momen-momen yang tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga mengharukan. Dengan latar belakang komedi, film ini berhasil menyajikan dinamika kekeluargaan yang realistis dan relatable, membuat penonton merasa terhubung dengan karakter-karakternya.

Secara keseluruhan, "My Annoying Brother" adalah sebuah film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk menyelami makna sejati dari kekeluargaan, mengingatkan kita bahwa dibalik setiap tawa, ada cerita dan emosi yang mendalam.

Kelemahan Film:

Meskipun film diadaptasi dengan baik, tetapi alur cerita terlalu mirip dengan versi aslinya, sehingga kurang memberikan kejutan atau inovasi baru.

Kelebihan Film:

Vino G. Bastian (Jaya) dan Angga Yunanda (Kemal) berhasil menampilkan chemistry yang kuat, sehingga membuat interaksi antara karakter terasa alami dan menghibur. Film ini berhasil menggabungkan elemen komedi dan drama dengan baik, menciptakan momen-momen yang mengundang tawa sekaligus tercipta emosi mengharukan dan mendalam melalui akting mereka yang memukau. Film ini menyampaikan pesan tentang pentingnya dukungan keluarga dan bagaimana menghadapi kesulitan bersama. Ini membuat film tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kekeluargaan.


Penulis: Cindra Dewi

Editor: Ega Adriansyah

 

Sumber Foto: Official Poster 


Tahun: 2024  

Sutradara: Reka Wijaya  

Penulis: Junisya Aurelita, Santy Diliana, Rezy Junio  

Pemeran: Prilly Latuconsina, Pradikta Wicaksono, Surya Saputra, Dominique Sanda, Widi Mulia, Gracia JKT48, Antonio Blanco Jr., Kristo Immanuel, Ummi Quary  

Produser: Sinemaku Picture, Legacy Pictures  

Sinopsis:

Film ini mengangkat kisah seorang perempuan bernama Tari, yang berjuang menghadapi trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di keluarganya. Tari adalah anak kedua dari pasangan Devi dan Pras.

Setelah kepergian kakaknya, Bunga, Tari harus berjuang sendirian menghadapi situasi keluarga yang penuh kekerasan. Meskipun menyimpan rasa trauma yang mendalam, Tari akhirnya bergabung dengan Support Group, sebuah komunitas tempat berbagi pengalaman hidup, yang membantu dirinya menemukan kekuatan untuk bertahan.

Di Support Group, Tari bertemu dengan seorang pria bernama Bhaskara, yang juga memiliki masalah pribadi. Bhaskara adalah putra seorang atlet basket nasional yang terjebak dalam tuntutan besar dari ayahnya. Mengidap gangguan temperamental, Bhaskara sering terlibat masalah karena sulit menyesuaikan diri dengan ekspektasi ayahnya.

Hari demi hari, permasalahan semakin menumpuk di keluarga Tari. Ibunya terpaksa melepaskan usaha kuenya karena biaya listrik yang mahal, sementara Ayah Tari akhirnya dipecat dari pekerjaannya akibat masalah transparansi. Tari pun memutuskan untuk pergi dari rumah bersama ibunya dan menumpang sementara di kos Bhaskara. Ayahnya kemudian berusaha mencari mereka hingga mendatangi tempat kerja Tari dan komunitas yang diikutinya.

Dalam pencarian, ayah Tari akhirnya menemukan lokasi mereka melalui komunikasi dengan ibunya. Konflik memuncak ketika ayah Tari datang ke kos Bhaskara dan meminta Tari serta ibunya untuk pulang. Pertengkaran pun terjadi hingga Bhaskara tidak sengaja memukul Ayah Tari dalam upaya melerai.

Konflik juga berlanjut di rumah saat Ayah Tari menuduh Tari sengaja ingin memisahkan orang tuanya, bahkan sampai menampar Tari. Dalam kondisi ini, Tari mencari bantuan dari Support Group dan memutuskan untuk pergi kembali bersama ibunya.

Pada akhirnya, Ayah Tari juga ikut bergabung dengan Support Group. Dalam komunitas tersebut, ia mengungkapkan pengalamannya tumbuh di bawah didikan ayah yang keras, yang kini tanpa sadar ia terapkan dalam keluarganya sendiri. Kesadaran pun tumbuh, dan ia berjanji untuk mengubah pola didiknya.

Kekurangan Film:  

Naskah drama cenderung tidak seimbang karena hanya menyoroti konflik Tari dan keluarganya, tanpa memberikan ruang untuk konflik karakter lain.

Kelebihan Film:

Film ini berhasil mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan alur cerita yang jelas dan mudah dipahami, serta memberikan klimaks yang menyentuh hati penonton.

Saran:

Secara keseluruhan, film yang diangkat dari kisah nyata ini sangat menarik dan mengharukan. Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh penonton. Oleh karena itu, film ini mungkin cocok untuk direkomendasikan sebagai tontonan akhir pekan.


Penulis: Zakariya Robbani

Editor: Ega Adriansyah


Sumber Foto: Zakariya Robbani 

Cirebon, LPM FatsOeN – KPU Kota Cirebon menyelenggarakan acara nonton bareng (Nobar) film "Tepatilah Janji" di Auditorium Fakultas Dakwah Komunikasi Islam (FDKI), UIN SSC. Acara ini berlangsung pada hari Senin (28/10/2024). 

Nobar ini merupakan salah satu program sosialisasi KPU untuk pemilih pemula dan pemilih pemuda menjelang Pilkada. Selain itu, acaranya juga dimaksudkan sebagai bagian dari peringatan Hari Sumpah Pemuda. Ketua Pelaksana Nobar, Hasan Basri mengatakan, acara ini diadakan sesuai dengan arahan dari KPU. 

Acaranya juga diadakan lebih khusus untuk partisipan muda atau mahasiswa. 

"Acara ini diadakan khususnya untuk generasi muda," ujar Basri. 

Di lain tempat, Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN SSC, Arief Rachman mengatakan, bahwa berdasarkan refleksi dari film, dirinya mengajak kepada masyarakat untuk menjadi pemilih yang bijak dan cerdas. 

Film yang disutradarai oleh Garin Nugroho ini menceritakan tentang proses Pilkada di tingkat kabupaten/kota. Sosok Bupati dalam filmnya diperankan oleh Bima Zeno (Adam), yang merupakan tokoh utama dalam film. 

Adam merupakan anak dari keluarga sederhana yang bekerja di lingkungan pemerintahan daerah (Pemda) Pancawarna. Mendekati Pilkada, Adam diusung untuk menjadi Bupati Pancawarna oleh Pak Widodo yang merupakan mertua Adam.

Untuk menarik suara masyarakat, Adam pun membuat janji kepada masyarakat akan melakukan revitalisasi sebuah waduk di daerah Pancawarna. Janji tersebut awalnya sempat terhambat lantaran ada janji lain yang disampaikan Adam kepada Ramli, seorang pengusaha tambang untuk memperoleh izin usaha pertambangan (IUP) ketika dirinya berhasil menjadi Bupati.

Masyarakat sempat mendemo Adam untuk menepati janjinya. Adam menagih janjinya kepada Ramli. Namun, hal tersebut sempat diabaikan. Ramli menyuruh Adam untuk membuat program lain agar masyarakat tidak ingat dengan program utamanya yaitu revitalisasi waduk.

Dari Film tersebut, terdapat adegan yang menggambarkan sebuah kecurangan Pilkada yang berupa money politik yang dilakukan oleh Adam dan Ramli.

Seorang mahasiswa UIN SSC bernama Fuad, yang menonton film itu mengaku teredukasi dan akan menjadi pemilih yang bijak dalam penyelenggaraan Pilkada 27 November mendatang.

"Cukup teredukasi dengan baik, kita harus memilih lebih cermat calon-calon yang terindikasi lebih baik. Harapannya mudah-mudahan politik uang tidak lagi berlaku dikalangan anak muda jaman sekarang," pungkasnya.


Penulis: Hamdan Nursalim

Editor: Ega Adriansyah