Sumber Foto: Official Poster 

Film "Home Sweet Loan" menceritakan tentang kehidupan Kaluna sebagai anak bungsu yang masih tinggal bersama keluarganya, termasuk orangtua, kedua kakaknya yang sudah menikah, dan 2 keponakan dalam satu rumah. 

Diceritakan sosok Kaluna merupakan anak bungsu yang bekerja keras menggeluti pekerjaan di kantor hingga freelance sebagai model. Dari hasil pekerjaannya selama bertahun-tahun, membuatnya memiliki tabungan sebanyak 350+ juta. Ia memiliki mimpi untuk memiliki rumah sendiri untuk menikmati waktu isirahat setelah keseharian yang melelahkan dan jauh dari keributan keluarga. 

Kaluna memiliki budgeting untuk mengatur pengeluaran agar memenuhi target membeli rumah, dia mencatat semua pengeluaran dan hanya mengeluarkan uang apabila memang benar-benar butuh. Karakter wanita mandiri yang dimiliki Kaluna sebagai pekerja keras dan bertekad dalam mengejar mimpinya tanpa bergantung pada orang lain benar-benar terlihat jelas dalam alur film itu. 

Kaluna juga ditampilkan sebagai orang yang memiliki pendirian, contohnya ketika saudara iparnya berniat meminjam uang tabungan, Kaluna dengan tegas menolak karena dia tahu betul bagaimana susahnya mengumpulkan uang dan tidak mungkin mengembalikan uang dalam waktu dekat.

Bahkan setelah Kaluna merelakan uang tabungannya untuk melunasi hutang pinjol kakaknya, dia tetap memiliki keinginan untuk mempertahankan keluarganya meski kerja kerasnya untuk membeli rumah harus lenyap dalam sekejap.

Pentingnya memiliki pasangan yang setara dari segi keuangan, memberi dukungan dan memahami keadaan, lalu bersama-sama bangkit kembali serta dukungan dari teman yang senantiasa menemani susah senang bersama menjadi alasan Kaluna tetap tegar, pentingnya mempunyai support system dikala masa sulit sangat membantu daripada menyimpan semua masalah sendirian.

Karakter Kaluna yang tetap memprioritaskan keluarga sangat menunjukan bahwa Kaluna adalah orang dengan pemikiran dewasa dengan beripikir panjang sebelum mengambil keputusan yang akan berdampak pada seluruh keluarganya. Dengan lapang dada memaafkan orangtua dan kakaknya yang seringkali melupakan keberadaan Kaluna, namun jika ada masalah baru mereka merepotkan Kaluna. 

Dari kedua kakaknya yang sudah menikah namun masih tinggal di rumah orang tua ini mengajarkan bahwa sebelum menikah, sebaiknya harus mempunyai finansial stabil dan pengelolaan anggaran yang dapat lebih mudah merencanakan dan mengelola anggaran bersama demi menghindari konflik terkait uang.


Penulis: Kholifah 

Editor: Ega Adriansyah


Sumber Foto: Official Poster 


Identitas Film:

Judul Film: My Annoying Brother (Adaptasi)

Tanggal Rilis: 23 Oktober 2024 (Indonesia)

Durasi: 114 Menit

Genre: Drama, Komedi, Olahraga

Sutradara: Dinna Jasanti

Produser: Sheila Timothy, Justim Kim, Aoura Lovenson Chandra

Produser Eksekutif: Sang Hyun Yoon, Jerry K. Ko, Vinny Mulyadi, Shanty Harmayn, Tanya Yuson, Lisbeth Simarmata, Luna Maya

Penulis: Sheila Timothy, Delieza Tamara, dan Tumpal Tampubolon

Pemeran: 

1. Angga Yunanda (Kemal)

2. Vino G. Bastian (Jaya)

3. Kristo Immanuel (Fauzan)

4. Caitlin Halderman (Amanda)

Penata Musik: Ricky Lionardi

Sinematografer: Tri Adi Prasetyo

Editor: Umar Syarif Yahman

Perusahaan Produksi: LifeLike Pictures, Base Entertainment, dan CJ Entertaiment

Sinopsis Film:

Film "My Annoying Brother" versi Indonesia, yang tayang pada 24 Oktober 2024, mengisahkan perjalanan emosional dua beraudara, Kemal dan saudaranya, Jaya, yang baru keluar dari penjara. Dalam cerita ini, Kemal, seorang mantan atlet judo dikisahkan kehilangan penglihatan akibat kecelakaan harus bergantung pada saudaranya yang terasing. Meskipun awalnya hubungan mereka dipenuhi dengan ketegangan dan konflik, seiring berjalannya waktu, mereka mulai menemukan kembali ikatan yang hilang.

Dibalik tawa dan momen-momen komedi yang menghibur, film ini menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya dukungan keluarga. Melalui interaksi yang lucu dan kadang-kadang menyentuh, penonton diajak untuk merenungkan bagaimana hubungan antarsaudara dapat terjalin kembali meskipun ada banyak rintangan. Film ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dan kesalahpahaman, tetapi cinta dan pengertian terkadang dapat mengatasi segala hal.

Kisah ini juga menggambarkan bagaimana pengalaman pahit dapat menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan. Kemal dan saudaranya belajar untuk saling mendukung dan memahami satu sama lain, menciptakan momen-momen yang tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga mengharukan. Dengan latar belakang komedi, film ini berhasil menyajikan dinamika kekeluargaan yang realistis dan relatable, membuat penonton merasa terhubung dengan karakter-karakternya.

Secara keseluruhan, "My Annoying Brother" adalah sebuah film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk menyelami makna sejati dari kekeluargaan, mengingatkan kita bahwa dibalik setiap tawa, ada cerita dan emosi yang mendalam.

Kelemahan Film:

Meskipun film diadaptasi dengan baik, tetapi alur cerita terlalu mirip dengan versi aslinya, sehingga kurang memberikan kejutan atau inovasi baru.

Kelebihan Film:

Vino G. Bastian (Jaya) dan Angga Yunanda (Kemal) berhasil menampilkan chemistry yang kuat, sehingga membuat interaksi antara karakter terasa alami dan menghibur. Film ini berhasil menggabungkan elemen komedi dan drama dengan baik, menciptakan momen-momen yang mengundang tawa sekaligus tercipta emosi mengharukan dan mendalam melalui akting mereka yang memukau. Film ini menyampaikan pesan tentang pentingnya dukungan keluarga dan bagaimana menghadapi kesulitan bersama. Ini membuat film tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kekeluargaan.


Penulis: Cindra Dewi

Editor: Ega Adriansyah

 

Sumber Foto: Official Poster 


Tahun: 2024  

Sutradara: Reka Wijaya  

Penulis: Junisya Aurelita, Santy Diliana, Rezy Junio  

Pemeran: Prilly Latuconsina, Pradikta Wicaksono, Surya Saputra, Dominique Sanda, Widi Mulia, Gracia JKT48, Antonio Blanco Jr., Kristo Immanuel, Ummi Quary  

Produser: Sinemaku Picture, Legacy Pictures  

Sinopsis:

Film ini mengangkat kisah seorang perempuan bernama Tari, yang berjuang menghadapi trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di keluarganya. Tari adalah anak kedua dari pasangan Devi dan Pras.

Setelah kepergian kakaknya, Bunga, Tari harus berjuang sendirian menghadapi situasi keluarga yang penuh kekerasan. Meskipun menyimpan rasa trauma yang mendalam, Tari akhirnya bergabung dengan Support Group, sebuah komunitas tempat berbagi pengalaman hidup, yang membantu dirinya menemukan kekuatan untuk bertahan.

Di Support Group, Tari bertemu dengan seorang pria bernama Bhaskara, yang juga memiliki masalah pribadi. Bhaskara adalah putra seorang atlet basket nasional yang terjebak dalam tuntutan besar dari ayahnya. Mengidap gangguan temperamental, Bhaskara sering terlibat masalah karena sulit menyesuaikan diri dengan ekspektasi ayahnya.

Hari demi hari, permasalahan semakin menumpuk di keluarga Tari. Ibunya terpaksa melepaskan usaha kuenya karena biaya listrik yang mahal, sementara Ayah Tari akhirnya dipecat dari pekerjaannya akibat masalah transparansi. Tari pun memutuskan untuk pergi dari rumah bersama ibunya dan menumpang sementara di kos Bhaskara. Ayahnya kemudian berusaha mencari mereka hingga mendatangi tempat kerja Tari dan komunitas yang diikutinya.

Dalam pencarian, ayah Tari akhirnya menemukan lokasi mereka melalui komunikasi dengan ibunya. Konflik memuncak ketika ayah Tari datang ke kos Bhaskara dan meminta Tari serta ibunya untuk pulang. Pertengkaran pun terjadi hingga Bhaskara tidak sengaja memukul Ayah Tari dalam upaya melerai.

Konflik juga berlanjut di rumah saat Ayah Tari menuduh Tari sengaja ingin memisahkan orang tuanya, bahkan sampai menampar Tari. Dalam kondisi ini, Tari mencari bantuan dari Support Group dan memutuskan untuk pergi kembali bersama ibunya.

Pada akhirnya, Ayah Tari juga ikut bergabung dengan Support Group. Dalam komunitas tersebut, ia mengungkapkan pengalamannya tumbuh di bawah didikan ayah yang keras, yang kini tanpa sadar ia terapkan dalam keluarganya sendiri. Kesadaran pun tumbuh, dan ia berjanji untuk mengubah pola didiknya.

Kekurangan Film:  

Naskah drama cenderung tidak seimbang karena hanya menyoroti konflik Tari dan keluarganya, tanpa memberikan ruang untuk konflik karakter lain.

Kelebihan Film:

Film ini berhasil mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan alur cerita yang jelas dan mudah dipahami, serta memberikan klimaks yang menyentuh hati penonton.

Saran:

Secara keseluruhan, film yang diangkat dari kisah nyata ini sangat menarik dan mengharukan. Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh penonton. Oleh karena itu, film ini mungkin cocok untuk direkomendasikan sebagai tontonan akhir pekan.


Penulis: Zakariya Robbani

Editor: Ega Adriansyah


Sumber Foto: Zakariya Robbani 

Cirebon, LPM FatsOeN – KPU Kota Cirebon menyelenggarakan acara nonton bareng (Nobar) film "Tepatilah Janji" di Auditorium Fakultas Dakwah Komunikasi Islam (FDKI), UIN SSC. Acara ini berlangsung pada hari Senin (28/10/2024). 

Nobar ini merupakan salah satu program sosialisasi KPU untuk pemilih pemula dan pemilih pemuda menjelang Pilkada. Selain itu, acaranya juga dimaksudkan sebagai bagian dari peringatan Hari Sumpah Pemuda. Ketua Pelaksana Nobar, Hasan Basri mengatakan, acara ini diadakan sesuai dengan arahan dari KPU. 

Acaranya juga diadakan lebih khusus untuk partisipan muda atau mahasiswa. 

"Acara ini diadakan khususnya untuk generasi muda," ujar Basri. 

Di lain tempat, Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN SSC, Arief Rachman mengatakan, bahwa berdasarkan refleksi dari film, dirinya mengajak kepada masyarakat untuk menjadi pemilih yang bijak dan cerdas. 

Film yang disutradarai oleh Garin Nugroho ini menceritakan tentang proses Pilkada di tingkat kabupaten/kota. Sosok Bupati dalam filmnya diperankan oleh Bima Zeno (Adam), yang merupakan tokoh utama dalam film. 

Adam merupakan anak dari keluarga sederhana yang bekerja di lingkungan pemerintahan daerah (Pemda) Pancawarna. Mendekati Pilkada, Adam diusung untuk menjadi Bupati Pancawarna oleh Pak Widodo yang merupakan mertua Adam.

Untuk menarik suara masyarakat, Adam pun membuat janji kepada masyarakat akan melakukan revitalisasi sebuah waduk di daerah Pancawarna. Janji tersebut awalnya sempat terhambat lantaran ada janji lain yang disampaikan Adam kepada Ramli, seorang pengusaha tambang untuk memperoleh izin usaha pertambangan (IUP) ketika dirinya berhasil menjadi Bupati.

Masyarakat sempat mendemo Adam untuk menepati janjinya. Adam menagih janjinya kepada Ramli. Namun, hal tersebut sempat diabaikan. Ramli menyuruh Adam untuk membuat program lain agar masyarakat tidak ingat dengan program utamanya yaitu revitalisasi waduk.

Dari Film tersebut, terdapat adegan yang menggambarkan sebuah kecurangan Pilkada yang berupa money politik yang dilakukan oleh Adam dan Ramli.

Seorang mahasiswa UIN SSC bernama Fuad, yang menonton film itu mengaku teredukasi dan akan menjadi pemilih yang bijak dalam penyelenggaraan Pilkada 27 November mendatang.

"Cukup teredukasi dengan baik, kita harus memilih lebih cermat calon-calon yang terindikasi lebih baik. Harapannya mudah-mudahan politik uang tidak lagi berlaku dikalangan anak muda jaman sekarang," pungkasnya.


Penulis: Hamdan Nursalim

Editor: Ega Adriansyah


Sumber Foto: Panitia Penyelenggara 

Cirebon, LPM FatsOeN – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN dan Himpunan Mahasiswa Filsafat (Himafil) menyelenggarakan acara Nonton Bareng (Nobar) & Diskusi Pesta Oligarki di parkiran gedung SBSN, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon pada, Sabtu (26/10/2024). 

Nobar & Diskusi Pesta Oligarki diselenggarakan untuk menjadi wadah bagi mahasiswa UIN SSC yang ingin merefleksikan nilai-nilai jurnalisme. 

Pemimpin Umum LPM FatsOeN, Raihan Athaya Mustafa mengatakan, acara ini merupakan acara internal LPM FatsOeN yang tujuannya adalah untuk edukasi tentang jurnalistik. 

"Acara ini diadakan untuk internal LPM FatsOeN dan kegiatan jurnalistik yang ada di UIN SSC," ujar Raihan. 

Sementara itu, Ketua Umum Himafil, Vipaldi Desta mengatakan, bahwa acara ini selaras dengan kegiatan Sabtu ke Sabtu milik Himafil. 

Hal inilah yang menurutnya menjadi latar belakang mengapa kemudian Himafil menjalin kolaborasi kegiatan dengan LPM FatsOeN. 

"Yang pertama, ini menguntungkan Himafil, yang mana kami sebenarnya rutin melakukan diskusi setiap hari Sabtu, dengan nama kegiatan Sabtu ke Sabtu," ujar Desta.

Mulanya, acara ini bertempat di Pojok Fasya. Namun karena hujan, acara ini berpindah tempat ke parkiran gedung SBSN. Acara dibuka dengan penampilan puisi dari salah seorang anggota UKM LPM Fatsoen bernama Ibnu. Setelahnya, baru dilanjut dengan acara Nobar & Diskusi Pesta Oligarki.

Acaranya sendiri diharapkan bisa menjadi sesuatu yang mampu menjaga kewarasan jurnalisme dalam menanggapi isu-isu demokrasi di Indonesia. 

Sebagaimana diketahui, isu demokrasi di Indonesia dua tahun kebelakang tengah disorot. Sehingga, para mahasiswa barangkali dinilai perlu untuk mengetahui dan paham dengan nilai-nilai jurnalistik supaya pikirannya tetap kritis dan mampu menanggapi isu-isu demokrasi di Indonesia, atau misalnya di kampus UIN SSC dengan bijak. 


Penulis: Hamdan Nursalim

Editor: Ega Adriansyah

Sumber Foto: Panitia Penyelenggara

Cirebon, LPM FatsOeN – Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia (HIMABI) Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon (SSC) menggelar acara Festival Bulan Bahasa dan Dies Natalis Ke-9 HIMABI yang bertempat di gedung IAIN Cirebon Center (ICC) pada Kamis (24/10/2024).

Acara ini merupakan acara rutin yang diadakan oleh HIMABI dalam rangka memperingati bulan bahasa sekaligus ulang tahun HIMABI yang kesembilan. Adapun bulan bahasa sendiri diadakan sebagai ajang peringatan bagaimana bahasa Indonesia terlahir sampai akhirnya menjadi bahasa persatuan negara Republik Indonesia.

Acara ini akan dilaksanakan dalam dua waktu, yakni Kamis, 24 Oktober 2024 diadakannya seminar jurnalistik tingkat nasional yang menghadirkan pemateri Dewi Pujawati. yang merupakan ahli pertama pranata siaran LPP RRI Cirebon, mengadakan lomba tingkat nasional, dan internasional yang diikuti peserta lebih dari sembilan negara. Puncak acara dari dies natalis HIMABI sendiri akan digelar pada Senin, 11 November 2024 yang akan diisi dengan penampilan-penampilan dari para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia.

Acara ini mendapat respon yang antusias dari para peserta, lebih dari 160 orang datang menghadiri acara ini. Seminar pun berjalan dengan meriah, hal tersebut dibuktikan dengan para peserta yang ikut aktif bertanya pada sesi tanya jawab.

Adapun yang membedakan acara pada tahun ini dengan tahun sebelumnya adalah tema. Tema yang diambil tahun lalu mengenai sastra puisi sedangkan tahun sekarang mengenai jurnalistik. Tema tersebut diambil karena ingin membangkitkan jiwa kritis anak muda untuk menghadapi perkembangan zaman dengan hoaks-hoaks yang tersebar di dalamnya dan menjadi bekal bagi orang-orang yang ke depannya menginginkan profesi jurnalistik.

Tamu yang hadir adalah Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yaitu Saifuddin, serta Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dari Pemerintah Kabupaten Cirebon yaitu Iik Ahmad Ri'fai 

Adapun untuk persiapan dari acara ini sudah dari sejak akhir bulan Mei 2024 lalu yaitu dimulai dari pembentukan awal kepanitiaan. Kesulitan yang ditemui adalah panitia harus benar-benar bisa memanage waktu di tengah kesibukannya masing-masing untuk mengurus acara ini namun hal tersebut dapat diselesaikan dengan komunikasi antar panitia yang baik.

Perwakilan panitia, M. Tholhah Husaen Al Baladi selaku ketua pelaksana berharap dengan diadakannya acara ini bisa menjadi pemacu untuk membangkitkan semangat dan sadar identitas sebagai mahasiswa serta mampu menerapkan ilmu-ilmu yang telah disampaikan oleh pemateri. Selain itu M. Tholhah Husaen Al Baladi juga berharap untuk acara dies natalis di tahun yang akan datang acara bisa lebih meriah dan lancar segala kekurangan yang ada di acara pada tahun ini bisa menjadi evaluasi dan perbaikan di acara dies natalis di tahun berikutnya.


Penulis: Meina Maspupah

Editor: Ega Adriansyah

Sumber Foto: Dokumentasi Panitia

Cirebon, LPM FatsOeN – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon telah menggelar acara Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar(PJTD) di Pesantren Madinatunnajah, Jl. Cirebon Permai, Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon . Acara ini berlangsung selama 2 hari mulai dari tanggal 19 sampai 20 Oktober 2024.

PJTD adalah kegiatan kaderisasi awal yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar tentang jurnalistik kepada calon anggota magang LPM FatsOeN.

Acara ini mengusung tema “Bersinergi Menumbuhkan Semangat Jurnalis Muda yang Independen dan Beretika di Era Digital ”. Tujuan diangkatnya tema ini adalah untuk menumbuhkan kembali semangat para calon jurnalis muda, supaya tetap memegang prinsip independen dan memegang teguh etika kejurnalistikan di era digital.

"Di era digital, tantangan seorang jurnalis semakin kompleks, pelatihan ini diadakan untuk membekali kalian dengan pengetahuan dan keterampilan, untuk menjadi jurnalis yang tidak hanya beretika, tapi juga independen dan responsif," kata Ketua Pelaksana PJTD, Irsyad.

Rangkaian acara pada hari pertama diisi dengan materi yang dibawakan oleh Pemimpin Redaksi LPM FatsOeN, Tina Lestari; Jurnalis Kompas TV, Muhammad Syahri Romdhon; serta Project Manager Dialog Cirebon, Deri Yusvira.

Dalam acara ini, peserta tampak antusias sekali. Antusias peserta dalam acaranya dapat dilihat dari respon peserta yang aktif bertanya selama sesi pemberian materi. Setelah pemaparan materi selesai, para peserta diarahkan untuk membuat produk jurnalistik secara berkelompok. 

Setelah pembuatan produk, para peserta kembali ke ruangan untuk mendapatkan review hasil produk kelompoknya sekaligus sharing bersama demisioner dan alumni LPM FatsOeN.

Selanjutnya, rangkaian acara hari kedua yaitu senam, penampilan kelompok serta harapan dan impian peserta PJTD.

PJTD ini ditutup dengan pemberian sertifikat kepada seluruh peserta. 

Harapannya kegiatan ini mampu menjadi langkah awal bagi calon anggota magang LPM FatsOeN untuk menumbuhkan minat dan bakat di bidang jurnalistik, serta mencetak jurnalis muda yang kompeten.


Penulis: Nuria Febrianti

Editor: Ega Adriansyah