Sumber Foto: Zakariya Robbani 
Cirebon, LPM FatsOeN - Pasangan Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon resmi terpilih melalui sidang Musyawarah Sema (Musema) pada hari Senin, (1/4/2024).

Sidang yang berlangsung di gedung Rektorat itu menghasilkan Osamah-Irfan sebagai Ketua dan Wakil Ketua Sema, serta Fachry-Shidqi sebagai Ketua dan Wakil Ketua Dema Institut.

Terpilihnya pasangan Ketua dan Wakil Ketua Dema maupun Sema ini sekaligus mengakhiri gejolak perpolitikan kampus yang sempat ramai dan menuai kontroversi. Utamanya dalam konteks mengisi kekosongan jabatan di lingkungan Sema-Dema ketika memasuki bulan administrasi organisasi.

Ketua Sema terpilih, Osamah, dalam hal ini mengatakan, dirinya akan berkomunikasi dengan seluruh pengurus Ormawa, UKM dan UKK di kampus untuk tujuan koordinasi tentang Rapat Koordinasi Mahasiswa (Rakorwa) pasca dilantik.

"Kita akan menindak lanjuti dan berkordinasi pada jajaran-jajaran formasi terkait apa saja si yang ada pada seluruh Ormawa, UKM dan UKK yang ada di lingkungan IAIN itu sendiri," ujar Osamah.

Untuk itu, ia juga mengungkap, akan berbagi tugas dengan wakilnya. Sebab seorang wakil pun sejatinya punya tanggung jawab untuk melakukan improvisasi dan mendukung perubahan guna mencapai implementasi nilai positif. Di dalamnya, komunikasi, konsultasi, dan mengumpulkan informasi juga akan menjadi cara-cara yang dikedepankan untuk menyukseskan koordinasi ini. 

Di sisi lain, Wakil Ketua Dema terpilih, Shidqi, dalam kampanye monologis menjabarkan visi dan misinya untuk Dema Institut selam satu periode kepengurusannya. Dia melanjutkan, visi dan misinya adalah ingin mewujudkan Dema sebagai wadah yang berintegritas dan profesional sebagai wadah aspirasi mahasiswa IAIN Syekh Nurjati.

Karena itu, ia akan berusaha membangun jajaran kepengurusan internal yang berintegritas dan kekeluargaan serta mengadvokasi kebutuhan mahasiswa yang aktif dan bersahabat. Termasuk di dalamnya adalah berusaha mengadvokasi mereka yang terkena imbas dari gejolak politik yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. 

Menurut Shidqi, masalah dalam urusan ini terletak pada komunikasi. Sehingga setelah berkomunikasi, dia yakin masalah yang berkaitan dengan gejolak politik kampus hisa terselesaikan. 

"Ketika dasarnya sudah kami komunikasikan, seperti UKM, Ormawa, dan Sema, Dema fakultas. Ketika itu sudah terjalin sangat bersahabat, gamapang menyelesaikan permasalahan-permasalahan seperti kemarin," jelas Shidqi.

Lebih lanjut, Sema dan Dema terpilih berkomitmen untuk mengupayakan semangat baru di lingkungan organisasi internal kampus. Karenanya mewujudkan integritas dan mengumpulkan informasi merupakan kata kunci yang tersimpul dari penjabaran arah Sema dan Dema ke depannya.

Penulis: Raihan Athaya
Editor: Ega Adriansyah

 

Sumber Foto: Website IAIN Syekh Nurjati Cirebon 

Cirebon, LPM FatsOeN- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, kini semakin fokus memperkuat keberadaan website mereka sebagai sumber informasi utama bagi mahasiswa dan calon mahasiswa. Hal ini disampaikan dalam pertemuan antara perwakilan humas dengan LPM FatsOeN pada hari Senin (1/4), mereka menegaskan pentingnya website sebagai platform yang resmi dan valid untuk mengakses informasi terkini.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan humas menyampaikan bahwa meskipun akun Instagram mereka mengalami ketidakaktifan sejak November 2023, hal ini tidak memengaruhi upaya mereka dalam menyediakan informasi terbaru. Mereka mengungkapkan bahwa website telah menjadi platform utama sejak awal, dan bahwa penggunaan Instagram hanyalah sebagai alat bantu tambahan. 
"Jadi nanti jangan jadi alasan IG kena hack, jadi awalnya kemana-mana. Pengen saya fokus aja. Kalau permasalahannya IG mah kita sudah berupaya sebenernya kita tuh lagi upayakan centang biru, kalau mau tau medsos kita mau cetang biru sebenernya, dikit lagi itu cuma kan centang biru tidak banyak PTKIN di Indonesia cuma dua." Ungkap nya. 

Menurut perwakilan humas, website telah menjadi platform utama sejak awal, sementara penggunaan Instagram hanya sebagai alat bantu tambahan. Mereka menegaskan bahwa masalah teknis seperti serangan hack tidak boleh mengubah fokus, dan bahwa upaya telah dilakukan untuk memperbaiki masalah tersebut dengan kolaborasi bersama Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) serta lembaga keamanan terkait.

Dalam konteks ini, humas berkomitmen untuk terus meningkatkan keberadaan dan kualitas website mereka sebagai sumber informasi yang valid dan terpercaya bagi mahasiswa dan calon mahasiswa. Mereka juga memperluas kerja sama dengan media untuk memastikan penyebaran informasi yang akurat dan bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Reporter: Ajeng
Penulis: Zakariya Robbani
Editor: Tina Lestari 

Ilustrasi Foto: Pinterest 

Menjaga kebersihan merupakan kewajiban bagi setiap muslim, hal tersebut sebagaimana telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadist "kebersihan itu sebagian dari iman,"

Untuk menjalankan kewajiban tersebut tentu seharusnya dimulai dari hal-hal kecil, salah satunya adalah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

Sayangnya sebagian dari orang menganggap hal tersebut merupakan hal yang sepele dan memiliki dampak yang kecil. Padahal hal yang dianggap sepele tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan jika dilakukan secara rutin dan bertahap. 

Selain itu kebersihan lingkungan sekitar juga dapat mencerminkan bagaimana kebersihan setiap individu yang menduduki atau melakukan aktivitas di lingkungannya. Misalnya saja di sekitar sekolah, jika sekolah tersebut bersih maka dapat dipastikan bahwa semua warga menjaga kebersihan sekolah tersebut. 

Hari jumat kemarin Saya mendatangi salah satu daerah di Cirebon, di daerah tersebut banyak sampah yang berserakan namun Saya juga menyoroti ketersediaan tempat sampah di area yang saya kunjungi tersebut sangat minim. Jika dibandingkan antara banyaknya sampah dengan tong sampah, maka kebanyakan adalah sampah. 

Artinya, bisa jadi orang-orang membuang sampah sembarangan karena memang kurangnya ketersediaan tempat sampah di sekitarnya.

Sebagai upaya menjalankan misi keimanan mengenai kebersihan ini, kebiasaan membuang sampah sembarangan secara perlahan harus kita tinggalkan. Salah satu caranya adalah mengajarkan kepada anak-anak mengenai pentingnya disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga lingkungan sekitar. 

Untuk menerapkan upaya tersebut maka tentu sarana prasarana dianggap sangat penting untuk keberlangsungan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya. Salah satunya adalah ketersediaan tong sampah di setiap lingkungan. Kalau misal di lingkungan sekolah minimal satu kelas memiliki satu tong sampah. Selain itu bisa dibuat aturan penghuni kelas harus senantiasa bertanggungjawab menjaga kebersihan serta membuang sampah pada tempatnya. 

Mengenai masalah pengelolaan sampah memang menurut Saya belum menemukan solutif yang tepat, kalaupun ada pasti masalahnya karena tidak bisa konsisten. 

Maka dari itu, mari kita saling mengingatkan untuk mulai mencintai lingkungan dengan cara disiplin membuang sampah pada tempatnya.


Penulis: Zahra Mega 

Editor: Meina Maspupah


 

Sumber Foto: Alisa 
Cirebon, LPM FatsOen- Himpunan Mahasiswa Jurusan Akidah Filsafat Islam (Himafil) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar acara Pengabdian Kepada Masyarakat yang berlangsung selama 5 hari, mulai dari tanggal 27 hingga 31 Maret mendatang. Acara ini diselenggarakan di Desa Kertaungaran, Kabupaten Kuningan, sebagai bagian dari upaya mahasiswa untuk berkontribusi aktif dalam memberikan manfaat kepada masyarakat.

Dengan mengusung tema "Waraspati Berkelana, Aksioma (Aksi Sosial Masyarakat)", acara ini diresmikan oleh Bapak Fuad Nawawi, Kepala Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

"Acara ini merupakan Perwujudan dari cita idealisme seorang filsafat ialah bagaimana dia bisa terjun langsung ke bawah" ujar Kepala jurusan dalam sambutannya.

Hal ini mencerminkan komitmen jurusan dalam mengembangkan nilai-nilai keilmuan Islam dan filsafat yang dapat diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan masyarakat.

Acara ini dirancang dengan berbagai kegiatan yang mencakup tiga bidang utama, yaitu pendidikan, keagamaan, serta sosial dan kewirausahaan. Himafil menghadapi tantangan baru dengan waktu yang singkat untuk merencanakan kegiatan ini, tetapi hal ini juga menjadi representasi dari semangat mahasiswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai Tridharma Perguruan Tinggi dalam tindakan nyata.

Diharapkan bahwa acara ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di Desa Kertaungaran, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk aktif berkontribusi dalam pengembangan dan kesejahteraan masyarakat.

Reporter: Alisa 
Penulis: Siti Hamidah, Alisa 
Editor : Tina Lestari 


Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Cirebon, LPM FatsOeN - Kontroversi mewarnai pembentukan Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon setelah terungkap bahwa Surat Keputusan (SK) tidak memiliki tanda tangan Rektor. Klarifikasi dari Ali Rido selaku Ketua PPMI, mengungkap proses yang melibatkan Wakil Rektor III (Warek III) dalam pembentukan kepanitiaan tersebut.

Dalam hasil wawancara dengan Ketua PPMI, diketahui bahwa SK telah diajukan ke Warek III setelah mendapatkan rekomendasi dari Jurusan dan Senat Mahasiswa (sema) Fakultas. Namun, yang mencolok adalah absennya tanda tangan Rektor dalam SK tersebut, sebagaimana yang telah dilarinsir pada berita yang diterbitkan oleh LPM FatsOeN pada (24/3) bahwa rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyangkal adanya tanda tangan atas kepanitiaan pemilihan yang baru. 

Meskipun demikian, ketua PPMI menanggapi dengan adanya tanda tangan Warek III dianggap sebagai konfirmasi dari pihak Rektorat terkait pembentukan panitia baru. Ketua PPMI juga menegaskan bahwa proses pembentukan panitia ini berawal dari delegasi Sema Fakultas.

"Disitu juga ada tanda tangan warek III itu mengartikan pak rektor juga sudah konfirmasi kepanitian baru dan dari kami pun masa ingin memalsukan tandatangan dari pihak rektorat," Ungkap Ali Rido ketika ditemui di Taman Pelangi IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada Senin siang (25/3). 

Kontroversi terkait keabsahan SK ini juga dipicu oleh penolakan terhadap PPMI yang baru, menunjukkan perbedaan pandangan di kalangan mahasiswa terkait proses pemilihan ini.

Sementara itu, ketua PPMI mengungkapkan keinginannya untuk memasukkan tanda tangan dari pihak Rektorat dalam SK sebagai langkah untuk memastikan kejelasan dan legalitas dari kepanitiaan tersebut.

Perkembangan selanjutnya terkait keaslian SK PPMI diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi seluruh Mahasiswa di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pihak terkait diharapkan untuk memastikan transparansi dan keterbukaan dalam proses pemilihan mahasiswa ini.

Reporter: Raihan Athaya Mustafa
Penulis: Tina Lestari

 

Sumber Dokumentasi Penulis

Cirebon, LPM FatsOeN - Telah beredar susunan kepanitian Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) yang baru dalam unggahan cerita akun Instagram fmr.iaincirebon pada Kamis sore, (23/1).

Hal ini dibenarkan oleh salah satu ketua Dema Fakultas yang juga tergabung dalam aksi tuntutan aliansi ormawa untuk membuat kepanitiaan PPMI yang baru. Ia mengungkapkan bahwa kepanitiaan ditandatangani Rektor pada hari Senin.

Tentunya, informasi tersebut menjadi sinyal bagi mahasiswa terhadap kepastian Sema dan Dema di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pasalnya, antara melanjutkan tahap ke pelantikan Sema-Dema atau pemilihan ulang dengan kepanitiaan PPMI yang baru masih menjadi pertanyaan.

Namun, Aan Jaelani selaku rektor, menyangkal adanya tanda tangan atas kepanitiaan baru tersebut. Aan dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada tanda tangan yang dimintakan kepadanya terkait kepanitiaan baru. 

"Yang tiga orang tah? Tanda tangan apa? Gak ada, gak ada tanda tangan. Iya kalau iya tanda tangan, mana sih tanda tangan rektor? Gitu dong dijawabnya," ungkap Aan ketika ditemui di Grand Tryas pada Kamis malam,(23/1).

Ungkapan tersebut juga diiringi dengan penegasan bahwa terdapat narasi kebohongan yang menyebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) terlibat dalam pemilihan Sema-Dema. Pasalnya UKM-UKK dalam Musyawarah Sema dan Musyawarah Dema hanya sebagai peserta peninjau.

"Direkam ya! dia bohong UKM dilibatkan untuk dalam pemilihan, padahal sebaliknya, artinya ga kongkrit," Tegas Aan.

Ia menganggap pertemuan antar pihak terkait semakin penting untuk dilakukan. Diantaranya aliansi ormawa, UKM-UKK, dan panitia PPMU (yang sebelumnya). Bahkan sebelumnya, ia meminta kepada Warek III untuk mangadakan pertemuan dengan Dekanat yang ada di IAIN Syekh Nurjati guna mempertimbangkan keputusan pembatalan Sema-Dema dan permasalahan PPMU.

Selanjutnya, ia meminta terhadap perwakilan pihak-pihak yang berselisih datang dengan membawa tuntutan yang jelas. Kemudian melakukan pertemuan pada hari Senin, (25/3).


Penulis : Raihan Athaya Mustafa

Editor : Tina Lestari

 

Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Cirebon, LPM FatsOeN - Keresahan mewarnai Mahasiswa Program Studi Ilmu Falak di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, yang selama tiga tahun terakhir belum pernah merasakan fasilitas Laboratorium Falak. Fasilitas yang seharusnya menjadi pusat kegiatan riset dan pengajaran masih terbengkalai sejak selesai pembangunannya tiga tahun yang lalu, menimbulkan dampak yang signifikan bagi perkembangan ilmu falak di kampus tersebut.

Laboratorium Falak ini didirikan bersamaan dengan pembukaan Program Studi Ilmu Falak di IAIN Syekh Nurjati Cirebon tiga tahun yang lalu. Namun, sejak saat itu, laboratorium tersebut tidak pernah digunakan. Bahkan, fasilitas teleskop yang merupakan perangkat utama dalam lab tersebut dilaporkan dalam kondisi berjamur karena tidak pernah digunakan dan tidak dalam perawatan khusus.

Sumber Dokumentasi Penulis


Para mahasiswa yang terlibat dalam Program Studi Ilmu Falak menyatakan kekecewaannya karena belum bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk praktek lapangan. 

"Lab falak itu penting karena belajar teori terus akan tidak mengerti secara penglihatan. Kalau secara pemahaman mungkin tahu, tapi kita tidak pernah melihat, bagaimana mau paham, padahal kita sama-sama bayar tapi kok belom dapat fasilitas yang memadai, apa karena mahasiswanya sedikit, tapi kan itu kewajiban kampus buat ngasih fasilitas." Ujar Akhmad Faiz mahasiswa ilmu falak angkatan pertama. 

Meskipun faktor-faktor yang menyebabkan terbengkalainya laboratorium ini masih belum jelas, beberapa pihak menduga bahwa permasalahan terkait peralatan, pendanaan, dan manajemen menjadi penyebab utamanya. Kurangnya perawatan rutin juga memperburuk kondisi laboratorium tersebut.

Selama masa pembelajaran yang memerlukan bantuan alat untuk praktikum, Mahasiswa Ilmu Falak mengungkapkan hanya bisa meminjam kepada beberapa instansi dan organisasi diluar kampus. 

"Malu sebenernya mesti pinjem peralatan kesana-kesini, apalagi kalo udah d ledekin Falak kok gapunya alat-alat lab bisanya minjem aja." Ungkap Minatulmaola Mahasiswa Jurusan Ilmu Falak. 

Otoritas IAIN Syekh Nurjati Cirebon telah diminta untuk segera mengatasi masalah ini agar fasilitas berharga ini dapat dimanfaatkan secara maksimal. Langkah-langkah perbaikan dan pemeliharaan yang tepat diharapkan dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi laboratorium observatorium falak ini agar dapat mendukung kegiatan akademik dan riset di kampus tersebut.


Penulis: Tina Lestari