Sumber: https://www.terasjatim.com/pemimpin-yang-lumayan/

Silang-sengkarut pengunduran diri ketua Dema-I IAIN Syekh Nurjati Cirebon masih belum menemui titik terang. Pasalnya banyak kejanggalan yang menyertai regresivitas Dema-I sejak saudara Abdul Khanan memimpin sebagai ketua Dema-I. 

Dari mulai tidak pernah hadir pada saat acara yang diselenggrakan Dema-I, terakhir hadir pada saat Rapat Kerja (Raker) di Kuningan, setelah acara itu Abdul Khanan selaku ketua Dema-I tidak pernah terlihat dalam acara-acara yang lain.

“Terakhir kali berkomunikasi dengan saya itu ketika Raker di Kuningan.  Setelah itu, nyaris putus dan tidak ada kabar. Mungkin karena kesibukan di semester akhir akibat skripsi ataupun ada kegiatan di luar, atau kesibukan keluarga, dan sebagainya,” pungkas Wakil Rektor (Warek) III Prof. Dr. Hajam, M. Ag.

Karena ketiadaan kabar dari sang ketua Dema-I, para anggota Dema-I dan juga Sema-I melakukan audiensi dengan Warek III, guna mencari solusi yang tepat terkait permasalahan tersebut.

“Bapak melakukan diskusi dengan Sema dan Dema bagaimana solusinya (terkait masalah ini) Bpak sih sederhana saja, kembali kepada regulasi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Silakan dimusyawarahkan, kalau memang tidak siap jangan dipaksakan. Apalagi kegiatan Sema Dema sudah berjalan satu semester hampir 4 bulan lagi. Terus harus ada surat resmi pengunduran dirinya sebagai pergantian.”

Warek III memberikan solusi agar mengacu pada POK. Hingga pada keputusan akhirnya terselenggara Sidang Istimewa pada Kamis, (13/7), dalam acara tersebut berlangsung musyawarah bersama dengan hasil memakzulkan Abdul Khanan, kemudian Fahmi Farhan Mubarok naik sebagai Ketua Baru DEMA-I dan Budiman yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Umum 1 ikut naik menjadi Wakil Baru DEMA-I. Dalam acara tersebut lewat Sema-I menyatakan bahwa Abdul Khanan mengundurkan diri dengan alasan tidak siap memimpin. Seharusnya, Abdul Khanan bisa hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan alasannya secara langsung kepada para audiens. Namun nahas dia tidak hadir dalam acara tersebut.

“Yang disayangkan itu tidak komunikasi dengan bapak. Padahal bapak itu ingin menanyakan apa alasannya mengundurkan diri, tebakan bapak itu karena Sidang Skripsi, atau ada masalah,” ujar pak Warek III.

Hingga detik ini belum ada kabar pasti, misteri terkait dirinya setelah melalui banyak respons yang tidak pernah digugah oleh beliau. Berbagai alasan yang beredar dari mulai sakit hingga tidak siap memimpin mewarnai polemik yang terjadi di Dema-I.


Penulis: Iswanto

Editor: Aji

 

Gambar: http://twitter.com/@louislugas
Ilustrasi Penyerahan Kuasa

Pergantian Ketua Umum DEMA-I yang mendadak menimbulkan berbagai macam pertanyaan dikalangan mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Ada apa sebenarnya? 

Perlu dicatat bahwa transparansi dan komunikasi yang jelas sangat penting dalam lingkungan kepemimpinan. Ketika seorang ketua tiba-tiba diganti tanpa ada klarifikasi atau penjelasan yang memadai, hal ini menimbulkan kebingungan tersendiri, begitu juga spekulasi dan ketidakpercayaan di kalangan mahasiswa dan anggota organisasi.

Ketidakhadiran seorang ketua dalam posisinya amat penting dan memiliki stigma dan realita negatif pada kelancaran operasional organisasi. Kehadiran seorang pemimpin yang resisten, kompeten, dan hadir secara konsisten lebih kredibel memberikan arahan, mengatasi masalah, dan memotivasi anggota tim. Oleh karena itu, ketika seorang ketua tidak muncul tanpa alasan yang jelas, dapat mengganggu stabilitas dan kohesi organisasi.

Ketidakjelasan terkait dengan pergantian kepemimpinan juga menciptakan ketidakpastian di kalangan anggota organisasi. Tanpa adanya penjelasan langsung yang memadai, anggota organisasi mungkin akan bertanya-tanya tentang alasan di balik pergantian tersebut, apakah ada masalah internal yang serius atau apakah ada perubahan dinamika politik yang sedang terjadi. Ketidakpastian semacam ini dapat mempengaruhi motivasi, kinerja, dan komitmen anggota organisasi dan ketidakpercayaan dari kalangan mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 

Selain itu, jika ada keputusan penting yang perlu diambil; atau ada proyek yang sedang berjalan, absennya seorang ketua menghambat kemajuan dan menyebabkan kebuntuan. Keputusan yang harusnya dilakukan oleh ketua mungkin tertunda atau tidak diputuskan dengan cepat tanpa kehadiran mereka, dan hal ini dapat berdampak negatif pada pencapaian tujuan organisasi.

Dalam konteks demokrasi dan kepemimpinan yang baik, penting bagi seorang ketua atau pemimpin untuk berkomunikasi secara terbuka dengan anggota organisasi dan memberikan penjelasan yang memadai tentang pergantian kepemimpinan. Ini akan membantu mengurangi spekulasi, menciptakan kepercayaan, dan memastikan kelancaran transisi kepemimpinan.

Secara keseluruhan, jika seorang ketua yang tidak pernah muncul diganti tanpa ada klarifikasi, hal ini dapat menciptakan ketidakpastian, ketidakpercayaan, dan gangguan dalam organisasi. Transparansi, komunikasi yang jelas, dan pemahaman akan alasan di balik pergantian kepemimpinan menjadi final yang penting untuk menjaga marwah, amanat, dan harga diri si pemimpin.

Semoga lekas ada klarifikasi dari yang mengundurkan diri.


Penulis: Tina

Editor Tulisan: Aji



 

Foto: Siska Aditia
Penyerahan SK dan Penetapan Fahmi sebagai Ketua Umum Baru DEMA-I
 

LPM Fats𝘖eN, IAIN Syekh Nurjati Cirebon – Kamis, (13/7) telah dilaksanakan Sidang Istimewa Senat Mahasiswa  yang bertempat di Lantai 3 Gedung Rektorat IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 

Dalam pelaksanaan sidang tersebut, hanya diikuti oleh SEMA-I dan DEMA-I IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang hadir dengan anggota yang tidak penuh. Pelaksaanaan dilangsungkan sore hari dibuka oleh Wakil Rektor III Prof. Dr. Hajam, M. Ag.


Foto: Alisa
Suasana Berjalannya Acara Sidang Istimewa pada (13/7)



Setelah pengunduran diri Abdul Khanan yang menyatakan tidak siap memimpin, maka hasil Sidang Istimewa dinyatakan sah terhitung Kamis, (13/7). Kekosongan kursi ketua dinyatakan Ketua SEMA-I sebagai sebuah dinamika organisasi. Tetap berjalannya keorganisasian DEMA-I membuat penungguan batas waktu sampai enam bulan dan berakhir Wakil Rektor menyatakan untuk saatnya pergantian ketua.

Hasil keputusan Sidang Istimewa menetapkan Fahmi Farhan Mubarok naik sebagai Ketua Baru DEMA-I dan Budiman yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Umum 1 ikut naik menjadi Wakil Baru DEMA-I. Pemilihan keputusan tersebut berdasarkan hasil musyawarah bersama yang dilangsungkan selama Sidang Istimewa.

Tujuan pelaksanaan Sidang Istimewa dikatakan Hasbi selaku Ketua Senat Mahasiswa Institut adalah untuk melanjutkan estafet kepemimpinan yang sudah enam bulan mengalami kekosongan dan harus ditindaklanjuti dengan arahan dari Wakil Rektor. 

Hasbi berharap selama setengah periode ke depan Fahmi selaku Ketua Baru DEMA-I dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan kinerja DEMA-I dapat berjalan dengan baik.

Sebagai Ketua Baru DEMA-I, Fahmi akan mengadakan open recruitment, "Konkretisasi yang akan dilakukan pertama yaitu terkait open recruitment sumber daya di DEMA-I, karena menimbang SDM di DEMA-I butuh untuk ditambah sedemikian rupa hal-hal yang diinginkan agar tercapai.”

Selain itu, Fahmi menyebutkan agenda terbaru selama enam bulan ke depan diawali dengan PBAK untuk mahasiswa baru dan program-program yang meliputi UKM, UKK, serta ORMAWA IAIN Syekh Nurjati Cirebon.


Reporter: Hanipah, Siska, Alisa, Baban, Deni

Penulis: Hanipah

Editor: Aji

Sumber: Dokumentasi Penulis

(Foto Bersama Acara Pembukaan KKN)


Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi antara Perguruan Tinggi IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Desa Kemlakagede, Tengahtani, Cirebon, digelar pada Selasa, (4/7) kemarin. 


Sebagai peresmian acara, pembukaan ini dihadiri oleh petinggi, perangkat desa serta didampingi langsung oleh dosen pembimbing lapangan yakni, Dr. Darwan M.kom. 


Acara pembukaan KKN dimulai dengan sambutan dari Ketua kelompok 111, Sultan Tirta Mujtaba, menyampaikan "sesuai dengan tema yang diberikan oleh kampus bahwa dalam kegiatan KKN ini kita mengambil tema belajar bersama masyarakat yang artinya bahwa kita tidak mengajari masyarakat tetapi kita belajar bersama masyarakat, belajar bermasyarakat, dan sama-sama mencari potensi yang ada dalam masyarakat," tuturnya.


Selanjutnya, pada kesempatan ini Darwan, selaku Dosen Pembimbing Lapangan berharap dengan adanya pelaksanaan KKN Kolaborasi ini dapat menjadi pembelajaran serta pengalaman bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang didapat dari perguruan tinggi agar bisa diterapkan dan berguna bagi masyarakat sekitar.


Kemudian Kepala Desa Kemlakagede, Rusli memberikan sambutan sebagai bentuk penerimaan kedatangan mahasiswa KKN kelompok 111. Dalam sambutannya, beliau mengatakan terima kasih telah memilih desa Kemlakagede menjadi salah satu lokasi pelaksanaan KKN tahun ini dan berpesan untuk menjaga sopan santun selama pelaksanaan kegiatan berlangsung.


Senada dengan itu, beliau juga mendoakan agar pelaksanaan KKN dari tanggal 4 Juli sampai 12 Agustus 2023 berjalan dengan lancar, sukses, dan diberikan perlindungan oleh Allah SWT.


Acara pembukaan KKN ini pun diakhiri dengan doa bersama dan dokumentasi untuk mengakhiri kegiatan tersebut.


Penulis: Cut Mutia & Alaina Nafila Zafana

Editor: Tim Editorial LPM Fatsoen

Sumber: Hadhona Fatmah Syakira


Astapada, Cirebon (04/07) – Kedatangan Tim KKN Kelompok 105 tahun 2023 di Desa Astapada Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon ini merupakan Tim Kolaboratif antara Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan IAIN syekh Nurjati Cirebon yang berjumlah 16 Mahasiswa.


Sebelum memulai kegiatan KKN, terlebih dulu tim KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) beserta sejumlah perangkat desa melaksanakan pembukaan kegiatan KKN di balai Desa Astapada. 


Kegiatan pembukaan KKN ini dimulai pukul 19.30 hingga Pukul 21.00 WIB. Adapun, perangkat desa yang turut hadir sebagai undangan antara lain BPD, Pemdes, dan beberapa staf lainnya. Pembukaan resmi program ini dilakukan di Balai Desa Astapada dan disahkan oleh Sekretaris desa, Bapak Cuanton dan Ibu Siti Marini, didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Mohamad Andi Hakim, S.Pd., M.Hum.


Dalam acara pembukaan, Siti Marini selaku kepala BPD Menyampaikan harapan besar agar kehadiran mahasiswa KKN 105 ini mampu berkontribusi dengan baik dan mengupayakan semaksimal mungkin agar kehadiran mahasiswa bukan hanyalah sebatas kenangan yang tenggelam seiring bergulirnya waktu, "Semoga bisa menginspirasi masyarakat dalam membangun desa," ungkapnya. 


Selanjutnya, Sekretaris desa, Cuanton juga menyambut baik adanya program KKN ini yang akan dilaksanakan satu bulan kedepan. Beliau juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih telah memilih Desa Astapada sebagai tujuan KKN Kolaborasi ini.


Acara kemudian dilanjutkan secara simbolis dengan membuka kegiatan KKN kelompok 105 desa Astapada.


Pada kegiatan KKN ini, KKN 105 memiliki Tema “Mengembangkan potensi Desa melalui pemberdayaan UMKM dan peningkatan kesadaran pendidikan masyarakat” yang diusung berdasarkan pengamatan kondisi desa yang sedang dihadapi saat ini. 


Mohammad Andi Hakim, selaku DPL menyampaikan bahwa dalam KKN Kolaborasi Perguruan Tinggi Kelompok 105 ini, mahasiswa merancang program unggulan lahirnya Pusat Layanan Terpadu Astapada (PLT Astapada). Kehadiran Pusat layanan ini meliputi tiga Program Prioritas yaitu:


1. Astapada Training and Learning Center (Diklat Keterampilan dan pemberdayaan UMKM) 

2. Career dan Job Service Center (Penguatan Jejaring Ekonomi dan Pasar Kerja) 

3. Astapada Education Center (Pembimbingan, pendampingan dan Layanan Informasi Beasiswa Pendidikan Tinggi) 


Harapannya, Tim KKN 105 berharap sambutan hangat ini menjadi awal yang baik untuk kegiatan KKN mereka, Sekaligus mampu memberikan kontribusi maksimal untuk masyarakat Desa Astapada ke depannya.



Penulis: Nurhijjah Rambe, Fatikhatul Jannah, dan Ade Maliyani.

Editor: Akhmad Jiharka

 

Foto: Dokumenter Penulis

Kegiatan ini bertema Bergerak Peduli, Melangkah Nyata Bersama Kejar Mimpi Cirebon, merupakan sebuah narasi yang digaungkan, bahwasanya kita selaku pemuda sejati harus dapat bergerak maju ke depan, serta peduli terhadap lingkungan sekitar dengan sebuah tindakan dan langkah yang nyata. “Kegiatan penanaman 500 pohon mangrove ini berkolaborasi dengan Komunitas JBZ Kota Cirebon dan Menwa UGJ, diharapkan dengan adanya kolaborasi ini dapat memberikan dampak nyata terhadap pelestarian lingkungan, terutama dalam menjaga ekosistem pohon mangrove di kawasan pesisir Cirebon,” ujar Apriyadi selaku Ketua Pelaksana.


Kami rasa dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan. Mengingat komunitas Kejar Mimpi Cirebon sendiri memiliki 4 pilar salah satunya pilar lingkungan. Pilar lingkungan ini begitu penting bagi kami, sebab perlu adanya gerakan nyata dalam menjaga serta melestarikan lingkungan. Komunitas Kejar Mimpi Cirebon dalam melaksanakan kegiatan selalu mengedepankan asas manfaat dalam melaksanakan kegiatan. Dimulai rangkaian kegiatan Pertama, kami mengadakan kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup pada tanggal 17 Juni 2023 di gedung Ahmad Djuhara, kemudian dilanjutkan kegiatan Kedua merupakan puncak acara dengan menanam 500 pohon Mangrove diharapkan dengan kegiatan ini, kami bisa mencegah terjadinya Abrasi di Pantai Utara Khususnya Cirebon dan mendapatkan impact, sesuai dengan Tagline Kejar Mimpi Cirebon “Dengan Aksi Nyata Membawa Perubahan”. Sambung Andhika Fakhri Fadhilah Selaku Leader Kejar Mimpi Cirebon.


Selaras dengan itu, penanaman mangrove ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan diskusi publik minggu lalu, kami mengapresiasi dan berterima kasih atas ajakan kolaborasi kegiatan ini, semoga dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi pelopor dan menginspirasi bagi komunitas lain yang ada di kota Cirebon terutama pada aspek lingkungan serta bukan hanya sekedar menanam pohon saja namun adanya pelestarian dan controling apa yang sudah kita tanam. (Menurut Zidane Mohammad Ghalib Ketua Umum JBZ Kota Cirebon).


Penulis: Komunitas Kejar Mimpi Cirebon

 

 Ilustrasi: instagram.com/avixkatz


Tatanan hierarki yang sudah lama dibangun telah kokoh dan tidak ada yang bisa mengganggu hanya untuk memberi warna baru. Namun, pada suatu hari di Animatopia, kota para binatang, mengalami perubahan pola pikir, merasa bahwa negeri ini harus ada warna baru setelah sekian lama dipimpin oleh seorang dari satu golongan selama bertahun-tahun lamanya. Rezim para babi yang bertengger dipuncak kekuasaan merasa sangat nyaman karena hierarki dari atas ke bawah tidak ada yang bisa mengusik, mereka leluasa memainkan segi politik agar tetap pada apa yang mereka inginkan. Partai yang mereka dirikan adalah Partai Binatang Bergerak (PBB) yang dari dulu selalu menang dalam pemilihan umum.

Beberapa binatang lain di kota sebenarnya sadar bahwa rezim babi terlalu oportunis dan kapitalis, selain itu kebijakannya hanya menguntungkan golongan mereka saja. Peter, seekor kelinci cerdas membuat gerakan bawah tanah dengan dibantu temannya Steve, seekor rakun yang bijaksana. Mereka berhasil menghasut dan mengumpulkan banyak binatang. Nama gerakan mereka adalah Persatuan Binatang (PB), yang menghimpun semua jenis binatang didalamnya tanpa memandang kelas.

Momentum yang tepat dilakukan oleh Peter dan Steve karena pada saat itu mendekati masa-masa pemilihan walikota, mereka muak dan merasa bahwa rezim babi ini sudah tidak dipercaya lagi. Mereka mulai masif dalam melakukan perkumpulan dan diskusi yang mencerahkan para binatang agar bergerak untuk mengubah tatanan politik yang kacau ini. Dalam perkumpulan itu ada juga beberapa babi yang pro kepada para binatang lainnya, ada babi yang terlihat demokratis dan paling banyak bersuara seperti Marx, babi yang cakap. Selain itu juga ada Jassen, Bill, dan Hans, babi yang berpihak kepada para binatang lain.

Selain kelompok mereka, terdapat pula kelompok yang menjadi oposisi para babi dan menjadi rival abadi, yakni Partai Binatang Sejahtera (PBS) yang kebanyakan anggotanya adalah para monyet dan beberapa kelinci dan gajah. Pihak mereka selalu kalah bertahun-tahun oleh rezim PBB yang dominan menduduki segala aspek di kursi pemerintahan.

Waktu pemilihan beberapa bulan lagi, nama-nama calon dari PBB adalah Oliver dan wakilnya Gerald si babi yang biasa saja yang dipaksa oleh atasan para babi yang sudah tua untuk maju meneruskan dan mempertahankan PBBbdan para babi agar dipuncak kekuasaan. Sementara dipihak PBS mencalonkan Jawhar si Singa pemberani dan bijaksana dengan wakilnya George si monyet yang cerdik. Dari Persatuan Binatang, mereka mencalonkan Steve dan Marx untuk maju. Peter yang terlihat tua tidak ingin mencalonkan, ia hanya menunjuk temannya dan memberi amanat pada mereka untuk bisa mengembalikan kejayaan para binatang.

“Waktu sudah semakin dekat dengan pemilihan, pasti panitianya didominasi oleh para babi lagi,” ujar Steve.

“Iya” Suara Marx menyambar kata-kata Steve, Marx tahu karena dia juga dekat dengan para babi lainnya di pemerintahan. Marx memberitahu kepada Steve, Peter, dan binatang lainnya seperti John si Gajah, Edy si Harimau, serta David si Kuda. Mereka tengah berkumpul di sebuah tempat bernama Warung Demokrasi Binatang, yang menjadi tempat mereka berdiskusi.

“Kau tahu siapa ketuanya?” Tanya Peter pada Marx.

“Darwin, dia merupakan babi penurut dan gampang dikendalikan.” Jawab Marx.

Mereka langsung tersentak dan mencoba memikirkan siasat agar bagaimana mereka bisa menang dan mereka tahu para babi akan membuat kecurangan pada saat pemilihan. “tapi tenang, aku sudah mengusulkan Jassen dan Hans untuk ikut menjadi panitia, aku yakin mereka pasti bisa mengatasi kecurangan di sana,” kata-kata Marx ini membuat para binatang lainnya sedikit lega mendengarnya.

Hari demi hari berlalu, ada kejanggalan dalam panitia pemilihan, tersiar kabar bahwa Darwin menghilang. Jassen dan Hans yang termasuk panitia memberitahukan kabar ini kepada para anggota PB, mereka langsung tercengang mendengarnya. Mereka mengira pasti ada permainan buruk para babi dibelakang semua yang terjadi. Pada pagi hari, surat kabar memberi salam sapaan yang tidak enak dibaca, bahwa Darwin telah diintimidasi oleh berbagai kelompok oposisi, karena hal itu pelaksanaan pemilihan walikota ditentukan oleh ketua legislatif, bernama Major, si babi sangar dan cerdik bersiasat.

Keesokan harinya, berita kembali membeberkan surat kabar bahwa pemilihan akan dilakukan melalui sistem keterwakilan. Hal ini membuat pers dan beberapa media jurnalisik binatang selalu memantau perkembangan yang terjadi dalam pemilihan walikota ini. PB bersama rakyat dan media jurnalistik membuat berita-berita satir dan menusuk terhadap para senator yang ikut campur dalam pemilihan. Tindakan yang mereka lakukan memancing kemarahan para senator dan menyuruh aparat kepolisian binatang yang dipimpin oleh Jenderal Tigreal si Harimau untuk menangkapi para provokator.

Waktu pemilihan dimulai, para perwakilan binatang berkumpul disebuah aula di gedung pemerintahan. Setelah serangkaian acara yang cukup panjang, selesailah dan hasilnya dipaparkan pada sore hari, saat senja yang jingga sedang cerah-cerahnya. Keindahan senja itu luntur setelah hasil itu diumumkan ke publik bahwa Oliver dan Gerald memenangkan pemilihan dengan suara terbanyak, beda tipis dengan Steve dan Marx. 

Perlawanan belum berakhir, para anggota PB masih gencar mengedukasi para binatang dan membuat aksi-aksi yang mensejahterakan binatang melebihi pemerintah. Marx, Jassen, Hans, dan Bill memantau pergerakan para babi dan pemerintahan dari dalam. Sementara Steve dan Peter sering mengadakan sosialisasi dengan masyarakat kelas bawah yang kurang dilihat oleh pemerintah.

“Kebobrokan itu pasti akan menampakan dirinya sendiri, sejauh dan sekuat apapun dipertahankan pasti akan tumbang suatu hari nanti,” kata Peter dalam sebuah diskusi sembunyi-sembunyi di warung Demokrasi Binatang.

Beberapa bulan pemerintahan Oliver dan Gerald belum ada kebijakan yang memajukan para binatang, bahkan Oliver sering kali absen dalam setiap perkumpulan penting seperti sidang, rapat, atau perkumpulan penting lainnya.

Banyak kabar mengenai Oliver yang simpang siur dimulai dari dia sakit, dia ada kunjungan keluar kota, dan sebagianya yang merupakan alasan tak berdasar. Para senator hanya diam saja seolah tak memperdulikan bahwa wali kota tidak ada di kursinya. Semakin hari semakin hilang kepercayaan dari para binatang dengan pemerintah, mereka kebanyakan membangkan dan terjadi beberapa kekacauan, namun pada akhirnya dapat dipadamkan oleh Jenderal Tigreal yang gagah dan berani.

Karena ketuanya tidak ada di kursinya, para anggota bawahannya satu per satu mengundurkan diri, karena sadar bahwa apa yang sedang mereka lakukan sebagai pemimpin itu tidak seperti yang mereka harapkan, di mana seorang pemimpin itu harus bisa hadir memberi kebijakan yang baik dan harus dekat dengan rakyatnya. Yang masih mempertahankan jabatan dalam keanggotaan pemerintah adalah para babi, binatang lainnya pergi meninggalkan kursinya yang tak jelas fungsinya. 

“Untuk apa duduk di tempat yang tak berguna dan hanya menjadi tontonan yang tak membawa perubahan pada para binatang, yang ada hanya membuang waktu dan membuat keadaan jadi lebih buruk,” tutup Peter dalam diskusinya.


Penulis: Naratama

Editor: Inggit N.I.