Sumber: Hadhona Fatmah Syakira


Astapada, Cirebon (04/07) – Kedatangan Tim KKN Kelompok 105 tahun 2023 di Desa Astapada Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon ini merupakan Tim Kolaboratif antara Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan IAIN syekh Nurjati Cirebon yang berjumlah 16 Mahasiswa.


Sebelum memulai kegiatan KKN, terlebih dulu tim KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) beserta sejumlah perangkat desa melaksanakan pembukaan kegiatan KKN di balai Desa Astapada. 


Kegiatan pembukaan KKN ini dimulai pukul 19.30 hingga Pukul 21.00 WIB. Adapun, perangkat desa yang turut hadir sebagai undangan antara lain BPD, Pemdes, dan beberapa staf lainnya. Pembukaan resmi program ini dilakukan di Balai Desa Astapada dan disahkan oleh Sekretaris desa, Bapak Cuanton dan Ibu Siti Marini, didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Mohamad Andi Hakim, S.Pd., M.Hum.


Dalam acara pembukaan, Siti Marini selaku kepala BPD Menyampaikan harapan besar agar kehadiran mahasiswa KKN 105 ini mampu berkontribusi dengan baik dan mengupayakan semaksimal mungkin agar kehadiran mahasiswa bukan hanyalah sebatas kenangan yang tenggelam seiring bergulirnya waktu, "Semoga bisa menginspirasi masyarakat dalam membangun desa," ungkapnya. 


Selanjutnya, Sekretaris desa, Cuanton juga menyambut baik adanya program KKN ini yang akan dilaksanakan satu bulan kedepan. Beliau juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih telah memilih Desa Astapada sebagai tujuan KKN Kolaborasi ini.


Acara kemudian dilanjutkan secara simbolis dengan membuka kegiatan KKN kelompok 105 desa Astapada.


Pada kegiatan KKN ini, KKN 105 memiliki Tema “Mengembangkan potensi Desa melalui pemberdayaan UMKM dan peningkatan kesadaran pendidikan masyarakat” yang diusung berdasarkan pengamatan kondisi desa yang sedang dihadapi saat ini. 


Mohammad Andi Hakim, selaku DPL menyampaikan bahwa dalam KKN Kolaborasi Perguruan Tinggi Kelompok 105 ini, mahasiswa merancang program unggulan lahirnya Pusat Layanan Terpadu Astapada (PLT Astapada). Kehadiran Pusat layanan ini meliputi tiga Program Prioritas yaitu:


1. Astapada Training and Learning Center (Diklat Keterampilan dan pemberdayaan UMKM) 

2. Career dan Job Service Center (Penguatan Jejaring Ekonomi dan Pasar Kerja) 

3. Astapada Education Center (Pembimbingan, pendampingan dan Layanan Informasi Beasiswa Pendidikan Tinggi) 


Harapannya, Tim KKN 105 berharap sambutan hangat ini menjadi awal yang baik untuk kegiatan KKN mereka, Sekaligus mampu memberikan kontribusi maksimal untuk masyarakat Desa Astapada ke depannya.



Penulis: Nurhijjah Rambe, Fatikhatul Jannah, dan Ade Maliyani.

Editor: Akhmad Jiharka

 

Foto: Dokumenter Penulis

Kegiatan ini bertema Bergerak Peduli, Melangkah Nyata Bersama Kejar Mimpi Cirebon, merupakan sebuah narasi yang digaungkan, bahwasanya kita selaku pemuda sejati harus dapat bergerak maju ke depan, serta peduli terhadap lingkungan sekitar dengan sebuah tindakan dan langkah yang nyata. “Kegiatan penanaman 500 pohon mangrove ini berkolaborasi dengan Komunitas JBZ Kota Cirebon dan Menwa UGJ, diharapkan dengan adanya kolaborasi ini dapat memberikan dampak nyata terhadap pelestarian lingkungan, terutama dalam menjaga ekosistem pohon mangrove di kawasan pesisir Cirebon,” ujar Apriyadi selaku Ketua Pelaksana.


Kami rasa dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan. Mengingat komunitas Kejar Mimpi Cirebon sendiri memiliki 4 pilar salah satunya pilar lingkungan. Pilar lingkungan ini begitu penting bagi kami, sebab perlu adanya gerakan nyata dalam menjaga serta melestarikan lingkungan. Komunitas Kejar Mimpi Cirebon dalam melaksanakan kegiatan selalu mengedepankan asas manfaat dalam melaksanakan kegiatan. Dimulai rangkaian kegiatan Pertama, kami mengadakan kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup pada tanggal 17 Juni 2023 di gedung Ahmad Djuhara, kemudian dilanjutkan kegiatan Kedua merupakan puncak acara dengan menanam 500 pohon Mangrove diharapkan dengan kegiatan ini, kami bisa mencegah terjadinya Abrasi di Pantai Utara Khususnya Cirebon dan mendapatkan impact, sesuai dengan Tagline Kejar Mimpi Cirebon “Dengan Aksi Nyata Membawa Perubahan”. Sambung Andhika Fakhri Fadhilah Selaku Leader Kejar Mimpi Cirebon.


Selaras dengan itu, penanaman mangrove ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan diskusi publik minggu lalu, kami mengapresiasi dan berterima kasih atas ajakan kolaborasi kegiatan ini, semoga dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi pelopor dan menginspirasi bagi komunitas lain yang ada di kota Cirebon terutama pada aspek lingkungan serta bukan hanya sekedar menanam pohon saja namun adanya pelestarian dan controling apa yang sudah kita tanam. (Menurut Zidane Mohammad Ghalib Ketua Umum JBZ Kota Cirebon).


Penulis: Komunitas Kejar Mimpi Cirebon

 

 Ilustrasi: instagram.com/avixkatz


Tatanan hierarki yang sudah lama dibangun telah kokoh dan tidak ada yang bisa mengganggu hanya untuk memberi warna baru. Namun, pada suatu hari di Animatopia, kota para binatang, mengalami perubahan pola pikir, merasa bahwa negeri ini harus ada warna baru setelah sekian lama dipimpin oleh seorang dari satu golongan selama bertahun-tahun lamanya. Rezim para babi yang bertengger dipuncak kekuasaan merasa sangat nyaman karena hierarki dari atas ke bawah tidak ada yang bisa mengusik, mereka leluasa memainkan segi politik agar tetap pada apa yang mereka inginkan. Partai yang mereka dirikan adalah Partai Binatang Bergerak (PBB) yang dari dulu selalu menang dalam pemilihan umum.

Beberapa binatang lain di kota sebenarnya sadar bahwa rezim babi terlalu oportunis dan kapitalis, selain itu kebijakannya hanya menguntungkan golongan mereka saja. Peter, seekor kelinci cerdas membuat gerakan bawah tanah dengan dibantu temannya Steve, seekor rakun yang bijaksana. Mereka berhasil menghasut dan mengumpulkan banyak binatang. Nama gerakan mereka adalah Persatuan Binatang (PB), yang menghimpun semua jenis binatang didalamnya tanpa memandang kelas.

Momentum yang tepat dilakukan oleh Peter dan Steve karena pada saat itu mendekati masa-masa pemilihan walikota, mereka muak dan merasa bahwa rezim babi ini sudah tidak dipercaya lagi. Mereka mulai masif dalam melakukan perkumpulan dan diskusi yang mencerahkan para binatang agar bergerak untuk mengubah tatanan politik yang kacau ini. Dalam perkumpulan itu ada juga beberapa babi yang pro kepada para binatang lainnya, ada babi yang terlihat demokratis dan paling banyak bersuara seperti Marx, babi yang cakap. Selain itu juga ada Jassen, Bill, dan Hans, babi yang berpihak kepada para binatang lain.

Selain kelompok mereka, terdapat pula kelompok yang menjadi oposisi para babi dan menjadi rival abadi, yakni Partai Binatang Sejahtera (PBS) yang kebanyakan anggotanya adalah para monyet dan beberapa kelinci dan gajah. Pihak mereka selalu kalah bertahun-tahun oleh rezim PBB yang dominan menduduki segala aspek di kursi pemerintahan.

Waktu pemilihan beberapa bulan lagi, nama-nama calon dari PBB adalah Oliver dan wakilnya Gerald si babi yang biasa saja yang dipaksa oleh atasan para babi yang sudah tua untuk maju meneruskan dan mempertahankan PBBbdan para babi agar dipuncak kekuasaan. Sementara dipihak PBS mencalonkan Jawhar si Singa pemberani dan bijaksana dengan wakilnya George si monyet yang cerdik. Dari Persatuan Binatang, mereka mencalonkan Steve dan Marx untuk maju. Peter yang terlihat tua tidak ingin mencalonkan, ia hanya menunjuk temannya dan memberi amanat pada mereka untuk bisa mengembalikan kejayaan para binatang.

“Waktu sudah semakin dekat dengan pemilihan, pasti panitianya didominasi oleh para babi lagi,” ujar Steve.

“Iya” Suara Marx menyambar kata-kata Steve, Marx tahu karena dia juga dekat dengan para babi lainnya di pemerintahan. Marx memberitahu kepada Steve, Peter, dan binatang lainnya seperti John si Gajah, Edy si Harimau, serta David si Kuda. Mereka tengah berkumpul di sebuah tempat bernama Warung Demokrasi Binatang, yang menjadi tempat mereka berdiskusi.

“Kau tahu siapa ketuanya?” Tanya Peter pada Marx.

“Darwin, dia merupakan babi penurut dan gampang dikendalikan.” Jawab Marx.

Mereka langsung tersentak dan mencoba memikirkan siasat agar bagaimana mereka bisa menang dan mereka tahu para babi akan membuat kecurangan pada saat pemilihan. “tapi tenang, aku sudah mengusulkan Jassen dan Hans untuk ikut menjadi panitia, aku yakin mereka pasti bisa mengatasi kecurangan di sana,” kata-kata Marx ini membuat para binatang lainnya sedikit lega mendengarnya.

Hari demi hari berlalu, ada kejanggalan dalam panitia pemilihan, tersiar kabar bahwa Darwin menghilang. Jassen dan Hans yang termasuk panitia memberitahukan kabar ini kepada para anggota PB, mereka langsung tercengang mendengarnya. Mereka mengira pasti ada permainan buruk para babi dibelakang semua yang terjadi. Pada pagi hari, surat kabar memberi salam sapaan yang tidak enak dibaca, bahwa Darwin telah diintimidasi oleh berbagai kelompok oposisi, karena hal itu pelaksanaan pemilihan walikota ditentukan oleh ketua legislatif, bernama Major, si babi sangar dan cerdik bersiasat.

Keesokan harinya, berita kembali membeberkan surat kabar bahwa pemilihan akan dilakukan melalui sistem keterwakilan. Hal ini membuat pers dan beberapa media jurnalisik binatang selalu memantau perkembangan yang terjadi dalam pemilihan walikota ini. PB bersama rakyat dan media jurnalistik membuat berita-berita satir dan menusuk terhadap para senator yang ikut campur dalam pemilihan. Tindakan yang mereka lakukan memancing kemarahan para senator dan menyuruh aparat kepolisian binatang yang dipimpin oleh Jenderal Tigreal si Harimau untuk menangkapi para provokator.

Waktu pemilihan dimulai, para perwakilan binatang berkumpul disebuah aula di gedung pemerintahan. Setelah serangkaian acara yang cukup panjang, selesailah dan hasilnya dipaparkan pada sore hari, saat senja yang jingga sedang cerah-cerahnya. Keindahan senja itu luntur setelah hasil itu diumumkan ke publik bahwa Oliver dan Gerald memenangkan pemilihan dengan suara terbanyak, beda tipis dengan Steve dan Marx. 

Perlawanan belum berakhir, para anggota PB masih gencar mengedukasi para binatang dan membuat aksi-aksi yang mensejahterakan binatang melebihi pemerintah. Marx, Jassen, Hans, dan Bill memantau pergerakan para babi dan pemerintahan dari dalam. Sementara Steve dan Peter sering mengadakan sosialisasi dengan masyarakat kelas bawah yang kurang dilihat oleh pemerintah.

“Kebobrokan itu pasti akan menampakan dirinya sendiri, sejauh dan sekuat apapun dipertahankan pasti akan tumbang suatu hari nanti,” kata Peter dalam sebuah diskusi sembunyi-sembunyi di warung Demokrasi Binatang.

Beberapa bulan pemerintahan Oliver dan Gerald belum ada kebijakan yang memajukan para binatang, bahkan Oliver sering kali absen dalam setiap perkumpulan penting seperti sidang, rapat, atau perkumpulan penting lainnya.

Banyak kabar mengenai Oliver yang simpang siur dimulai dari dia sakit, dia ada kunjungan keluar kota, dan sebagianya yang merupakan alasan tak berdasar. Para senator hanya diam saja seolah tak memperdulikan bahwa wali kota tidak ada di kursinya. Semakin hari semakin hilang kepercayaan dari para binatang dengan pemerintah, mereka kebanyakan membangkan dan terjadi beberapa kekacauan, namun pada akhirnya dapat dipadamkan oleh Jenderal Tigreal yang gagah dan berani.

Karena ketuanya tidak ada di kursinya, para anggota bawahannya satu per satu mengundurkan diri, karena sadar bahwa apa yang sedang mereka lakukan sebagai pemimpin itu tidak seperti yang mereka harapkan, di mana seorang pemimpin itu harus bisa hadir memberi kebijakan yang baik dan harus dekat dengan rakyatnya. Yang masih mempertahankan jabatan dalam keanggotaan pemerintah adalah para babi, binatang lainnya pergi meninggalkan kursinya yang tak jelas fungsinya. 

“Untuk apa duduk di tempat yang tak berguna dan hanya menjadi tontonan yang tak membawa perubahan pada para binatang, yang ada hanya membuang waktu dan membuat keadaan jadi lebih buruk,” tutup Peter dalam diskusinya.


Penulis: Naratama

Editor: Inggit N.I.


Sumber: Pinterest 


Ketika berbicara tentang kepemimpinan, adalah masuk akal untuk mengharapkan seorang ketua untuk menjadi figur yang terlibat secara aktif dan hadir dalam menjalankan tugas-tugasnya. Namun, dalam beberapa situasi, kita dapat menemui kasus di mana seorang ketua tidak pernah muncul atau terlihat dalam kegiatan organisasi yang dipimpinnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sah tentang keberadaan dan relevansi seorang ketua yang tidak pernah eksis tersebut.


Salah satu aspek penting dari kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan arah; pengarahan dan motivasi kepada anggota organisasi yang dipimpinnya. Ketua yang tidak pernah muncul dapat menciptakan kebingungan dan ketidakpastian di antara anggota, karena mereka tidak memiliki sosok yang dapat mereka lihat dan ikuti. Ketidakhadiran ini juga dapat mempengaruhi semangat dan komitmen anggota dalam menjalankan tugas-tugas organisasi.


Selain itu, keberadaan seorang ketua yang tidak pernah muncul juga dapat merugikan organisasi dari segi pengambilan keputusan. Ketua merupakan posisi yang bertanggung jawab untuk memimpin rapat, memfasilitasi diskusi, dan mengkoordinasikan upaya anggota. Tanpa kehadiran fisik atau keterlibatan aktif dari seorang ketua, kemampuan organisasi untuk membuat keputusan yang efektif dan mengatasi tantangan keberlangsungan organisasi dapat terhambat.


Terkait dengan transparansi dan akuntabilitas, kehadiran seorang ketua yang tidak pernah muncul dapat menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sumber daya organisasi digunakan dan keputusan strategis dibuat. Anggota organisasi berhak untuk mengetahui peran dan andil dalam kontribusi ketua mereka untuk mencapai tujuan bersama. Kehadiran nama yang tidak berguna dapat menciptakan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan.


Tentu saja, ada situasi tertentu di mana seorang ketua tidak dapat hadir karena alasan yang sah, seperti masalah kesehatan atau keadaan darurat. Namun, dalam konteks umum, ketua yang tidak pernah muncul menimbulkan pertanyaan tentang komitmen dan dedikasi mereka terhadap peran kepemimpinan. Ini juga memicu pemikiran tentang kebutuhan untuk mengevaluasi struktur kepemimpinan organisasi dan mempertimbangkan alternatif yang lebih efektif.


Secara keseluruhan, kehadiran ketua yang tidak pernah muncul dalam suatu organisasi menciptakan ketidakpastian, kebingungan, dan keraguan di relung hati para anggota. Kepemimpinan yang efektif melibatkan kehadiran fisik dan keterlibatan aktif dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan. 


Oleh karena itu, perlu dipertanyakan apakah seorang ketua yang tidak pernah muncul benar-benar pantas untuk memimpin organisasi yang mereka pimpin?


Penulis: Tina Lestari

Editor: Akhmad Jiharka

Ilustrasi W.S. Rendra dan Demonstrasi 27 Juni 1944
canva.com/Akhmad J

Tepat tanggal 27 Juni 1994, WS Rendra turut bergabung dalam aksi gabungan mahasiswa, wartawan, aktivis dan seniman yang menuntut Departemen Penerangan membatalkan pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) Tempo, Detik, dan Editor.

Willibrordus Surendra Broto Rendra atau lebih akrab dengan sapaan WS Rendra memiliki riwayat perjalanan panjang sebagai seorang sastrawan. Melalui karya-karyanya, baik puisi, cerpen, dan tulisan-tulisan nonfiksi, Rendra tak hanya menyihir para pembacanya, tapi juga mengkritik kekuasaan Orde baru pada masa itu.

Sosok yang dijuluki sebagai “Si Burung Merak” itu dianggap berbahaya oleh rezim Orde Baru, lantaran karya-karyanya yang selalu menyinggung pemerintah. Kekuasaan otoriter pada saat itu sangat membatasi ruang gerak para seniman, terutama yang mengkritik pemerintahan.

Rendra yang dikenal aktif mendukung gerakan mahasiswa dan mementaskan kesenian yang menyindir pemerintah kerap disorot aparat. Pada 1 Desember 1977, dalam rapat mahasiswa di Salemba, Jakarta, pembacaan puisi Rendra yang berjudul “Pertemuan Mahasiswa” mengobarkan semangat perlawanan. Pada tahun itu juga, Rendra ditangkap dan menjadi tahanan di rutan militer Jalan Guntur, Jakarta. Setelah kejadian itu, pementasan teater Bengkel Teater Rendra kerap mendapat pengawasan ketat dari aparat.

Belanjut pada senin, 27 Juni 1994, terjadi demonstrasi di Jakarta, ratusan aktivis, seniman, dan wartawan melakukan long march ke kantor Kementerian Penerangan di Jalan Medan Merdeka Barat. Mereka mendesak pemimpin Departemen Penerangan, Harmoko, membatalkan pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) Tempo, Detik, dan Editor. Aksi ini terus berjalan hingga beberapa hari setelahnya, karena pemerintah enggan menuruti permintaan pendemo.

Sekitar pukul 11.00, belasan anggota Bengkel Teater pimpinan Rendra yang ikut tergabung di Lapangan Monas. Mereka duduk melingkar dan bersilah. Tak lama kemudian perwira militer langsung merangsek para demonstran sehingga membuat mereka kocar-kacir. Rendra yang saat itu berusia 58 tahun terkena beberapa pukulan dari aparat. Para perwira militer dalam peristiwa kekerasan terhadap demonstran itu memakai celana loreng, berkaos oblong, dan membawa tongkat rotan.

Selain melakukan pemukulan, aparat juga melakukan penangkapan dan penahanan terhadap Rendra dan beberapa aktivis lainnya yang melakukan demonstrasi memprotes pemberedelan media tersebut di dekat kantor Departemen Penerangan.

Pada 7 Juli 1994, Rendra sempat dibebaskan tetapi kembali memprotes pembredelan tersebut dengan cara mengadukannya kepada DPR. Rendra sendiri diterima oleh DPR, fraksi PDI dan fraksi ABRI. Setelah panjang lebar mengecam pemberedelan TEMPO, Editor, dan DeTIK akhirnya mendengarkan aspirasi penyair tersebut.

Rendra kerap menyuarakan kritik terkait problematika kehidupan masyarakat pada masa itu, terkhusus pada hubungan antara penguasa dan rakyat. Karena kritis terhadap kondisi sosial politik pada masa orde baru, penguasa kepanasan dan menyasar Rendra karena karya-karyanya yang keras. Contoh puisi yang membuat pemerintah kepanasan adalah puisi berjudul “Sajak Kenalan Lamamu”, berisikan kritikan keras untuk pemerintahan Orde Baru yang kejam.


Politik adalah cara merampok dunia.

Politik adalah cara menggulingkan kekuasaan,

untuk menikmati giliran berkuasa.

Politik adalah tangga naiknya tingkat kehidupan,

dari becak ke taksi, dari taksi ke sedan pribadi

lalu ke mobil sport, lalu: helikopter!

Politik adalah festival dan pekan olah raga.

Politik adalah wadah kegiatan kesenian.

Dan bila ada orang banyak bacot,

kita cap ia sok pahlawan.


Penulis: Iswanto

Editor: Inggit N.I.

Sumber Foto: Zakariya Rabbani
Wawancara bersama Wakil Rektor III IAIN Syekh Nurjati Cirebon Periode 2023-2027

Prof. Dr. Hajam, M.Ag lahir pada tanggal 21 Juni 1967 di daerah Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Saat ini beliau sedang menjabat sebagai Wakil Rektor III di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Periode 2023–2028. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai pimpinan tingkat fakultas atau Dekan dalam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon selama dua periode, periode pertama pada tahun 2015–2019 dan periode kedua pada tahun 2019–2023.

Di sisi lain, beliau juga pernah menempuh pendidikan S1 di salah satu instansi pendidikan negeri yaitu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang kini sudah berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau mengambil jurusan bahasa Arab pada tahun 1988–1992. Kemudian ketika beliau melanjutkan pendidikan S2-nya di salah satu instansi pendidikan negeri yaitu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Jati Bandung yang kini juga sudah berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati Bandung, beliau memiliki ketertarikan pada jurusan konsentrasi pemikiran Islam dan beliau mengambil jurusan tersebut pada tahun 2001–2003. Setelah lulus dari S2 beliau tidak hanya cukup dengan itu, beliau melanjutkan pendidikan di salah satu instansi pendidikan negeri lagi untuk melanjutkan S3-nya kembali ke Universitas saat beliau menempuh pendidikan S1, yakni pada tahun 2010–2013. Tidak cukup sampai di situ, beliau merasa kurang lagi dengan ilmunya maka belum lama ini beliau mengambil gelar sebagai guru besar bidang tasawuf, akhirnya beliau diangkat menjadi guru besar (Professor) di bidang tasawuf Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon pada tanggal 3 Januari 2023.

Beliau mengungkapkan rasa syukur setelah resmi dilantik menjadi Wakil Rektor III. Hal ini juga membuatnya memiliki rasa tanggung jawab di dalamnya atas amanah yang telah diberikan oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon yakni Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag. 

Beliau adalah sosok yang sangat terbuka, dalam artian rendah hati serta tidak mudah melupakan jiwa kepemimpinannya yang dulu ketika menjabat sebagai DEKAN Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). Kerja keras dan cerdas selama ini, serta dukungan dari keluarga maupun dari civitas akademika membuatnya berhasil menjadi pribadi yang dapat dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Rektor (Warek) III Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

Perlu diketahui Wakil Rektor III bertugas untuk membantu Rektor dalam hal memimpin dan juga pelaksanaan kegiatan di bidang kemahasiswaan, kerja sama internal maupun eksternal, serta pelayanan pada Mahasiswa dan Alumni. Tak heran, jika beliau diberikan amanah untuk menjabat sebagai Wakil Rektor (Warek) III karena memang dalam dirinya terdapat sifat yang acapkali menjadi pusat perhatian bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa merasa nyaman serta memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. 

Tiga bulan selang beliau menjabat sebagai Wakil Rektor III IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Ia sudah melaksanakan beberapa program kerjanya yakni, menyukseskan acara Pramuka Wira Karya Nasional (PWN), penghargaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon terpilih sebagai kuliner terbaik di Gorontalo, telah menyelesaikan lomba OASE Sains dan Al-Qur'an, dan berhasil membawa 4 lomba masuk ke babak final, di antaranya lomba psikologi, debat bahasa Inggris, storytelling, serta iklan lingkungan dan sumber daya. Finalnya akan diselenggarakan pada tanggal 13–15 Juni 2023 mendatang.

“Saya memiliki program kerja jangka panjang kedepannya yakni menyelesaikan restrukturisasi pembina-pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baik yang dengan pembina lama maupun yang baru. Ingin menjalin hubungan kerja sama dengan kampus yang berada di luar negeri yaitu bekerjasama dengan Universitas Media Internasional, seperti negara Malaysia dan Universitas Musthofa yang berada di negara Iran dengan tujuan untuk merencanakan double degree untuk mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Saya juga memikirkan tentang perencanaan mengenai hukum, teknis dan juga mencari Universitas yang siap untuk diajak bekerja sama dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.” Ujar Wakil Rektor III.

Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon juga dituntut untuk menjalin kerja sama di dunia pendidikan dan bisnis. Diharapkan ketika mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon lulus dari kampusnya, mahasiswa mempunyai pengalaman kerja yang sesuai dengan minat bidang yang digeluti dari masing-masing mahasiswa tersebut. Saat ini beliau sedang mencari perusahaan-perusahaan yang ingin diajak untuk menjadi jembatan penyaluran tenaga kerja bagi lulusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

Dari program yang telah dijalani maupun yang akan dilaksanakan kedepannya oleh Wakil Rektor (Warek) III. Tentunya beliau tidak sendiri dalam melakukan hal tersebut. Beliau juga dibantu dengan pihak akademik, kabag, kemahasiswaan, dan staf-staf lainya yang ikut andil dalam menyukseskan program kerja yang keseratus atau tiga bulan lebih ini serta program kerja yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang.

Harapan beliau sebagai Wakil Rektor III untuk mahasiswa IAIN Cirebon, semoga mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon kedepannya mempunyai keseimbangan antara akademik dan organisasi, karena setelah lulus nanti mahasiswa tak hanya mendapatkan ijazah saja, melainkan mahasiswa juga mendapatkan surat pendamping ijazah (SKPI) di dalamnya berisi prestasi akademik dan non-akademik.



Reporter: Ahmad Najib Mauludin 

Penulis: Zakariya Robbani

Editor: Inggit Nurul Istifaedah, Aji

Sumber: Dokumenter Tina Lestari 

Cirebon, LPM FatsOeN (8/6) Badan Hisab Rukyat kabupaten Cirebon melakukan kegiatan Rukyatul Hilal terkait penentuan awal bulan Dzulhijjah yang bertempat di Pantai Baro Gebang Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program studi ilmu Falak IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kemenang Cirebon, LDII, dan Cirebon Astronomy Club. 

Mahasiswa program studi Ilmu Falak terlihat bersemangat dan penuh antusias mengikuti kegiatan Rukyatul Hilal. Kegiatan ini melibatkan pengamatan hilal sebagai penentu awal bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah, yang memiliki makna penting dalam agama Islam.

Dalam suasana yang penuh semangat dan kebersamaan, kelompok mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu berkumpul di lokasi pengamatan yang didampingi oleh Kaprodi Ilmu Falak, Leliya S. H. M.M. dan Sekretaris Jurusan, Kusdiyana M. Si.

Di antara keramaian mahasiswa, terlihat sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan pengamatan dengan penuh konsentrasi. Mereka berdiskusi, mencatat data, dan berbagi pengetahuan tentang fenomena langit yang sedang mereka saksikan. Dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah, menurut kriteria mabims hilal tindak tampak pada ketinggian 1° maka dari itu keputusan awal penentuan 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 20 Juni 2023.

"Kegiatan Rukyatul Hilal ini sangat menarik karena kami dapat menggabungkan ilmu pengetahuan dan keyakinan kami dalam satu kegiatan," ungkap Minatulmaola, seorang Mahasiswi Ilmu Falak, "Saya belajar banyak tentang astronomi dan juga memperdalam pemahaman saya tentang agama Islam," tambahnya.

Selain mengejar pengetahuan ilmiah, kegiatan ini juga memberikan pengalaman spiritual yang berharga bagi para mahasiswa. Mereka merasakan kehadiran yang kuat dalam momen pengamatan tersebut, menguatkan koneksi mereka dengan alam semesta dan Sang Pencipta.

Seorang mahasiswa Ilmu Falak, Agita, menambahkan, "Kami merasa begitu dekat dengan Allah dalam momen ini. Melihat hilal muncul di langit mengingatkan kami akan kemuliaan-Nya dan pentingnya bulan Dzulhijjah dalam menjalankan ibadah.".

Kegiatan Rukyatul Hilal yang dilakukan oleh mahasiswa ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap bulan besar islam, bukan hanya sekadar pengamatan ilmiah semata, tetapi juga merupakan wujud semangat kebersamaan, penelitian, dan kepercayaan. Melalui perpaduan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas, mereka memberikan sumbangsih berarti dalam menjaga tradisi pengamatan hilal dan memperkaya pemahaman keagamaan.

Dalam suasana yang antusias, mahasiswa-mahasiswa ini berharap dapat terus melanjutkan kegiatan seperti ini di masa depan dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga kekayaan warisan budaya dan spiritualitas yang berharga.


Penulis: Tina Lestari