Sumber: Pinterest 


Ketika berbicara tentang kepemimpinan, adalah masuk akal untuk mengharapkan seorang ketua untuk menjadi figur yang terlibat secara aktif dan hadir dalam menjalankan tugas-tugasnya. Namun, dalam beberapa situasi, kita dapat menemui kasus di mana seorang ketua tidak pernah muncul atau terlihat dalam kegiatan organisasi yang dipimpinnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sah tentang keberadaan dan relevansi seorang ketua yang tidak pernah eksis tersebut.


Salah satu aspek penting dari kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan arah; pengarahan dan motivasi kepada anggota organisasi yang dipimpinnya. Ketua yang tidak pernah muncul dapat menciptakan kebingungan dan ketidakpastian di antara anggota, karena mereka tidak memiliki sosok yang dapat mereka lihat dan ikuti. Ketidakhadiran ini juga dapat mempengaruhi semangat dan komitmen anggota dalam menjalankan tugas-tugas organisasi.


Selain itu, keberadaan seorang ketua yang tidak pernah muncul juga dapat merugikan organisasi dari segi pengambilan keputusan. Ketua merupakan posisi yang bertanggung jawab untuk memimpin rapat, memfasilitasi diskusi, dan mengkoordinasikan upaya anggota. Tanpa kehadiran fisik atau keterlibatan aktif dari seorang ketua, kemampuan organisasi untuk membuat keputusan yang efektif dan mengatasi tantangan keberlangsungan organisasi dapat terhambat.


Terkait dengan transparansi dan akuntabilitas, kehadiran seorang ketua yang tidak pernah muncul dapat menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sumber daya organisasi digunakan dan keputusan strategis dibuat. Anggota organisasi berhak untuk mengetahui peran dan andil dalam kontribusi ketua mereka untuk mencapai tujuan bersama. Kehadiran nama yang tidak berguna dapat menciptakan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan.


Tentu saja, ada situasi tertentu di mana seorang ketua tidak dapat hadir karena alasan yang sah, seperti masalah kesehatan atau keadaan darurat. Namun, dalam konteks umum, ketua yang tidak pernah muncul menimbulkan pertanyaan tentang komitmen dan dedikasi mereka terhadap peran kepemimpinan. Ini juga memicu pemikiran tentang kebutuhan untuk mengevaluasi struktur kepemimpinan organisasi dan mempertimbangkan alternatif yang lebih efektif.


Secara keseluruhan, kehadiran ketua yang tidak pernah muncul dalam suatu organisasi menciptakan ketidakpastian, kebingungan, dan keraguan di relung hati para anggota. Kepemimpinan yang efektif melibatkan kehadiran fisik dan keterlibatan aktif dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan. 


Oleh karena itu, perlu dipertanyakan apakah seorang ketua yang tidak pernah muncul benar-benar pantas untuk memimpin organisasi yang mereka pimpin?


Penulis: Tina Lestari

Editor: Akhmad Jiharka

Ilustrasi W.S. Rendra dan Demonstrasi 27 Juni 1944
canva.com/Akhmad J

Tepat tanggal 27 Juni 1994, WS Rendra turut bergabung dalam aksi gabungan mahasiswa, wartawan, aktivis dan seniman yang menuntut Departemen Penerangan membatalkan pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) Tempo, Detik, dan Editor.

Willibrordus Surendra Broto Rendra atau lebih akrab dengan sapaan WS Rendra memiliki riwayat perjalanan panjang sebagai seorang sastrawan. Melalui karya-karyanya, baik puisi, cerpen, dan tulisan-tulisan nonfiksi, Rendra tak hanya menyihir para pembacanya, tapi juga mengkritik kekuasaan Orde baru pada masa itu.

Sosok yang dijuluki sebagai “Si Burung Merak” itu dianggap berbahaya oleh rezim Orde Baru, lantaran karya-karyanya yang selalu menyinggung pemerintah. Kekuasaan otoriter pada saat itu sangat membatasi ruang gerak para seniman, terutama yang mengkritik pemerintahan.

Rendra yang dikenal aktif mendukung gerakan mahasiswa dan mementaskan kesenian yang menyindir pemerintah kerap disorot aparat. Pada 1 Desember 1977, dalam rapat mahasiswa di Salemba, Jakarta, pembacaan puisi Rendra yang berjudul “Pertemuan Mahasiswa” mengobarkan semangat perlawanan. Pada tahun itu juga, Rendra ditangkap dan menjadi tahanan di rutan militer Jalan Guntur, Jakarta. Setelah kejadian itu, pementasan teater Bengkel Teater Rendra kerap mendapat pengawasan ketat dari aparat.

Belanjut pada senin, 27 Juni 1994, terjadi demonstrasi di Jakarta, ratusan aktivis, seniman, dan wartawan melakukan long march ke kantor Kementerian Penerangan di Jalan Medan Merdeka Barat. Mereka mendesak pemimpin Departemen Penerangan, Harmoko, membatalkan pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) Tempo, Detik, dan Editor. Aksi ini terus berjalan hingga beberapa hari setelahnya, karena pemerintah enggan menuruti permintaan pendemo.

Sekitar pukul 11.00, belasan anggota Bengkel Teater pimpinan Rendra yang ikut tergabung di Lapangan Monas. Mereka duduk melingkar dan bersilah. Tak lama kemudian perwira militer langsung merangsek para demonstran sehingga membuat mereka kocar-kacir. Rendra yang saat itu berusia 58 tahun terkena beberapa pukulan dari aparat. Para perwira militer dalam peristiwa kekerasan terhadap demonstran itu memakai celana loreng, berkaos oblong, dan membawa tongkat rotan.

Selain melakukan pemukulan, aparat juga melakukan penangkapan dan penahanan terhadap Rendra dan beberapa aktivis lainnya yang melakukan demonstrasi memprotes pemberedelan media tersebut di dekat kantor Departemen Penerangan.

Pada 7 Juli 1994, Rendra sempat dibebaskan tetapi kembali memprotes pembredelan tersebut dengan cara mengadukannya kepada DPR. Rendra sendiri diterima oleh DPR, fraksi PDI dan fraksi ABRI. Setelah panjang lebar mengecam pemberedelan TEMPO, Editor, dan DeTIK akhirnya mendengarkan aspirasi penyair tersebut.

Rendra kerap menyuarakan kritik terkait problematika kehidupan masyarakat pada masa itu, terkhusus pada hubungan antara penguasa dan rakyat. Karena kritis terhadap kondisi sosial politik pada masa orde baru, penguasa kepanasan dan menyasar Rendra karena karya-karyanya yang keras. Contoh puisi yang membuat pemerintah kepanasan adalah puisi berjudul “Sajak Kenalan Lamamu”, berisikan kritikan keras untuk pemerintahan Orde Baru yang kejam.


Politik adalah cara merampok dunia.

Politik adalah cara menggulingkan kekuasaan,

untuk menikmati giliran berkuasa.

Politik adalah tangga naiknya tingkat kehidupan,

dari becak ke taksi, dari taksi ke sedan pribadi

lalu ke mobil sport, lalu: helikopter!

Politik adalah festival dan pekan olah raga.

Politik adalah wadah kegiatan kesenian.

Dan bila ada orang banyak bacot,

kita cap ia sok pahlawan.


Penulis: Iswanto

Editor: Inggit N.I.

Sumber Foto: Zakariya Rabbani
Wawancara bersama Wakil Rektor III IAIN Syekh Nurjati Cirebon Periode 2023-2027

Prof. Dr. Hajam, M.Ag lahir pada tanggal 21 Juni 1967 di daerah Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Saat ini beliau sedang menjabat sebagai Wakil Rektor III di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Periode 2023–2028. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai pimpinan tingkat fakultas atau Dekan dalam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon selama dua periode, periode pertama pada tahun 2015–2019 dan periode kedua pada tahun 2019–2023.

Di sisi lain, beliau juga pernah menempuh pendidikan S1 di salah satu instansi pendidikan negeri yaitu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang kini sudah berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau mengambil jurusan bahasa Arab pada tahun 1988–1992. Kemudian ketika beliau melanjutkan pendidikan S2-nya di salah satu instansi pendidikan negeri yaitu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Jati Bandung yang kini juga sudah berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati Bandung, beliau memiliki ketertarikan pada jurusan konsentrasi pemikiran Islam dan beliau mengambil jurusan tersebut pada tahun 2001–2003. Setelah lulus dari S2 beliau tidak hanya cukup dengan itu, beliau melanjutkan pendidikan di salah satu instansi pendidikan negeri lagi untuk melanjutkan S3-nya kembali ke Universitas saat beliau menempuh pendidikan S1, yakni pada tahun 2010–2013. Tidak cukup sampai di situ, beliau merasa kurang lagi dengan ilmunya maka belum lama ini beliau mengambil gelar sebagai guru besar bidang tasawuf, akhirnya beliau diangkat menjadi guru besar (Professor) di bidang tasawuf Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon pada tanggal 3 Januari 2023.

Beliau mengungkapkan rasa syukur setelah resmi dilantik menjadi Wakil Rektor III. Hal ini juga membuatnya memiliki rasa tanggung jawab di dalamnya atas amanah yang telah diberikan oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon yakni Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag. 

Beliau adalah sosok yang sangat terbuka, dalam artian rendah hati serta tidak mudah melupakan jiwa kepemimpinannya yang dulu ketika menjabat sebagai DEKAN Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). Kerja keras dan cerdas selama ini, serta dukungan dari keluarga maupun dari civitas akademika membuatnya berhasil menjadi pribadi yang dapat dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Rektor (Warek) III Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

Perlu diketahui Wakil Rektor III bertugas untuk membantu Rektor dalam hal memimpin dan juga pelaksanaan kegiatan di bidang kemahasiswaan, kerja sama internal maupun eksternal, serta pelayanan pada Mahasiswa dan Alumni. Tak heran, jika beliau diberikan amanah untuk menjabat sebagai Wakil Rektor (Warek) III karena memang dalam dirinya terdapat sifat yang acapkali menjadi pusat perhatian bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa merasa nyaman serta memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. 

Tiga bulan selang beliau menjabat sebagai Wakil Rektor III IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Ia sudah melaksanakan beberapa program kerjanya yakni, menyukseskan acara Pramuka Wira Karya Nasional (PWN), penghargaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon terpilih sebagai kuliner terbaik di Gorontalo, telah menyelesaikan lomba OASE Sains dan Al-Qur'an, dan berhasil membawa 4 lomba masuk ke babak final, di antaranya lomba psikologi, debat bahasa Inggris, storytelling, serta iklan lingkungan dan sumber daya. Finalnya akan diselenggarakan pada tanggal 13–15 Juni 2023 mendatang.

“Saya memiliki program kerja jangka panjang kedepannya yakni menyelesaikan restrukturisasi pembina-pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baik yang dengan pembina lama maupun yang baru. Ingin menjalin hubungan kerja sama dengan kampus yang berada di luar negeri yaitu bekerjasama dengan Universitas Media Internasional, seperti negara Malaysia dan Universitas Musthofa yang berada di negara Iran dengan tujuan untuk merencanakan double degree untuk mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Saya juga memikirkan tentang perencanaan mengenai hukum, teknis dan juga mencari Universitas yang siap untuk diajak bekerja sama dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.” Ujar Wakil Rektor III.

Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon juga dituntut untuk menjalin kerja sama di dunia pendidikan dan bisnis. Diharapkan ketika mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon lulus dari kampusnya, mahasiswa mempunyai pengalaman kerja yang sesuai dengan minat bidang yang digeluti dari masing-masing mahasiswa tersebut. Saat ini beliau sedang mencari perusahaan-perusahaan yang ingin diajak untuk menjadi jembatan penyaluran tenaga kerja bagi lulusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

Dari program yang telah dijalani maupun yang akan dilaksanakan kedepannya oleh Wakil Rektor (Warek) III. Tentunya beliau tidak sendiri dalam melakukan hal tersebut. Beliau juga dibantu dengan pihak akademik, kabag, kemahasiswaan, dan staf-staf lainya yang ikut andil dalam menyukseskan program kerja yang keseratus atau tiga bulan lebih ini serta program kerja yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang.

Harapan beliau sebagai Wakil Rektor III untuk mahasiswa IAIN Cirebon, semoga mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon kedepannya mempunyai keseimbangan antara akademik dan organisasi, karena setelah lulus nanti mahasiswa tak hanya mendapatkan ijazah saja, melainkan mahasiswa juga mendapatkan surat pendamping ijazah (SKPI) di dalamnya berisi prestasi akademik dan non-akademik.



Reporter: Ahmad Najib Mauludin 

Penulis: Zakariya Robbani

Editor: Inggit Nurul Istifaedah, Aji

Sumber: Dokumenter Tina Lestari 

Cirebon, LPM FatsOeN (8/6) Badan Hisab Rukyat kabupaten Cirebon melakukan kegiatan Rukyatul Hilal terkait penentuan awal bulan Dzulhijjah yang bertempat di Pantai Baro Gebang Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program studi ilmu Falak IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kemenang Cirebon, LDII, dan Cirebon Astronomy Club. 

Mahasiswa program studi Ilmu Falak terlihat bersemangat dan penuh antusias mengikuti kegiatan Rukyatul Hilal. Kegiatan ini melibatkan pengamatan hilal sebagai penentu awal bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah, yang memiliki makna penting dalam agama Islam.

Dalam suasana yang penuh semangat dan kebersamaan, kelompok mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu berkumpul di lokasi pengamatan yang didampingi oleh Kaprodi Ilmu Falak, Leliya S. H. M.M. dan Sekretaris Jurusan, Kusdiyana M. Si.

Di antara keramaian mahasiswa, terlihat sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan pengamatan dengan penuh konsentrasi. Mereka berdiskusi, mencatat data, dan berbagi pengetahuan tentang fenomena langit yang sedang mereka saksikan. Dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah, menurut kriteria mabims hilal tindak tampak pada ketinggian 1° maka dari itu keputusan awal penentuan 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 20 Juni 2023.

"Kegiatan Rukyatul Hilal ini sangat menarik karena kami dapat menggabungkan ilmu pengetahuan dan keyakinan kami dalam satu kegiatan," ungkap Minatulmaola, seorang Mahasiswi Ilmu Falak, "Saya belajar banyak tentang astronomi dan juga memperdalam pemahaman saya tentang agama Islam," tambahnya.

Selain mengejar pengetahuan ilmiah, kegiatan ini juga memberikan pengalaman spiritual yang berharga bagi para mahasiswa. Mereka merasakan kehadiran yang kuat dalam momen pengamatan tersebut, menguatkan koneksi mereka dengan alam semesta dan Sang Pencipta.

Seorang mahasiswa Ilmu Falak, Agita, menambahkan, "Kami merasa begitu dekat dengan Allah dalam momen ini. Melihat hilal muncul di langit mengingatkan kami akan kemuliaan-Nya dan pentingnya bulan Dzulhijjah dalam menjalankan ibadah.".

Kegiatan Rukyatul Hilal yang dilakukan oleh mahasiswa ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap bulan besar islam, bukan hanya sekadar pengamatan ilmiah semata, tetapi juga merupakan wujud semangat kebersamaan, penelitian, dan kepercayaan. Melalui perpaduan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas, mereka memberikan sumbangsih berarti dalam menjaga tradisi pengamatan hilal dan memperkaya pemahaman keagamaan.

Dalam suasana yang antusias, mahasiswa-mahasiswa ini berharap dapat terus melanjutkan kegiatan seperti ini di masa depan dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga kekayaan warisan budaya dan spiritualitas yang berharga.


Penulis: Tina Lestari

 

Sumber: Dokumenter Penulis

Kegiatan Kelas Jurnalis Cilik Tahun 2023


Salah satu kegiatan menarik yang ada di pesisir utara Jakarta yaitu Kelas Jurnalis Cilik. Kelas Jurnalis Cilik merupakan sekolah lapangan bagi anak-anak yang belum bersekolah hingga yang sudah duduk di Sekolah Dasar untuk diberikan pengetahuan dan latihan dalam mengasah keterampilan jurnalistik kepada peserta didik. Metode pelatihan terdiri dari 60% praktik dan 40% teori, yang mencakup pengenalan dasar penulisan, praktik pemotretan, pengenalan alat perekam, serta pengelolaan pameran foto.


Pertemuan berlangsung secara berkala dalam jangka 4 bulan (16 kali pertemuan), di mana secara rutin dihadirkan pemateri dari berbagai profesi terkait seperti pewarta foto, penulis, blogger, pendongeng, videographer, dan masih banyak lagi. Di bulan keempat para peserta didik diharapkan mampu menampilkan foto-foto tunggal dan mempresentasikan karya-karya mereka dengan mengusungkan pameran fotografi. Setiap tahunnya pembelajaran dilakukan di tempat yang berbeda dengan peserta didik dari lingkungan sekitar tempat belajar. Menurut Rangga salah satu Relawan Kelas Jurnalis Cilik, “kegiatan ini telah dilakukan dari tahun 2018 sampai sekarang dan kali ini telah memasuki tahun keenam”. Kelas Jurnalis Cilik telah berhasil menyelenggarakan lima kali pameran karya foto adik-adik pesisir. Dengan mengusung tema unik yang berbeda setiap tahunnya dan karya yang semakin beragam menunjukan pesona pesisir utara beserta cerita di dalamnya.


Galang (10) salah satu alumni dari Kelas Jurnalis Cilik menggungkapkan kegembiraaannya dengan adanya kegiatan ini, “Senang bisa ikut kegiatan kakak-kakak bisa belajar, bisa foto juga,” tukasnya. Kemampuan peserta didik dari Kelas Jurnalis Cilik sangat luar di usia yang masih anak-anak mereka mampu mengekspresikan setiap pembelajaran melalui praktik-praktik di lapangan bahkan mereka mampu memotret menggunakan kamera yang di sediakan oleh para relawan.


Kelas Jurnalis Cilik merupakan hasil dari niat baik salah satu Jurnalis yang bernama Syamsudin Ilyas. Beliau merupakan Putra Bugis kelahiran Jakarta. Telah mengenal fotografi pada 2010 sewaktu belajar di Komunitas Galeri Bau Tanah dan Kelas Pagi Jakarta. Kecintaannya terhadap dunia fotografi membuatnya bergabung di Galeri Foto Jurnalistik pada 2013. Beliau juga merupakan reporter yang mendapat penugasan memotret di Rakyat Merdeka Group sejak 2014. “Ombak dan badai adalah sahabat. Jangan dilawan, tapi ikuti ke mana arahnya haluan, pasti kamu akan sampai ke tujuan.” Itulah petuah yang dia ingat dari dua kali mendokumentasikan kehidupan para pelaut di laut lepas dengan kapal layar pinisi.


Berangkat dari kegiatan ini telah merubah pola pikir masyarakat terkait ilmu jurnalistik yang seringkali dianggap salah satu ilmu yang cukup sulit dipelajari. Tapi dengan adanya kegiatan yang diadakan oleh para Relawan Kelas Jurnalis Cilik membuat anak-anak memahami jurnalistik dengan cara yang menyenangkan. Para Relawan sendiri terdiri dari berbagai kalangan ada Pelajar, Guru serta orang-orang yang memiliki bidang kejurnalistikkan semoga kegiatan positif ini dapat berlangsung agar anak-anak pesisir memiliki wadah dalam pengembangan keterampilannya.


Jakarta, Juni 2023


Penulis : Nirwan Maulana

Editor: Akhmad J.

Sumber: Dokumenter Penulise Kegiatan Perpusling di Desa Sindang Jawa


Perkembangan teknologi digital mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Satu sisi, kemajuan teknologi digital semakin mempermudah akses literatur kehidupan manusia. Akan tetapi, di sisi lain dampak perkembangan teknologi digital berakibat pada turunnya minat baca literatur pada ranah usia anak-anak.


Anak-anak di era sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game online, menonton film, drama, dan hiburan lainnya pada gawai yang mereka miliki. Hal ini menjadi motivasi bagi sehimpun mahasiswa dari jurusan Hukum Tata Negara (HTN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, untuk mengadakan kegiatan bertajuk perpusling atau perpustakaan keliling.


Berkolaborasi dengan Perpustakaan Banjar Melati, kegiatan Perpustakaan Keliling HMJ-HTN yang dilaksanakan pada Rabu, (28/5) tersebut, bertempat di Desa Sindang Jawa, Kecamatan Dukupuntang. 


Kegiatan Perpustakaan Keliling tersebut diharapkan menjadi media penarik perhatian dan minat anak-anak untuk membaca buku-buku yang disediakan.


Ketua Pelaksana Perpustakaan Keliling Sandy Alfaris mengatakan, “Kegiatan ini adalah salah satu program kerja divisi Pengembangan Penelitian Mahasiswa HMJ-HTN. Perpustakaan keliling merupakan upaya dari kami untuk menanamkan minat baca pada anak di era banyaknya anak-anak yang menghabiskan waktu mereka dengan memegang gadget,” pungkasnya.


Sandy juga menambahkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 48 anak-anak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, dalam kegiatan tersebut disertakan dengan fun game serta quiz agar anak-anak tidak merasa bosan dan monoton saat bermain bersama anak-anak lain dalam kegiatan perpustakaan keliling yang diselenggaran HMJ-HTN tersebut.


Penulis: Amar Mujahid

Editor: Akhmad Jiharka

 

Ilustrasi: canva.com/Akhmad Jiharka

"Tahun ini kita mencoba keluar dari kotak," di bawah kepemimpinan teranyar Faqihuddin Abdul Qodir, LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon merevitalisasi sistem pengabdian kampus bagi masyarakat, atau yang dalam Tridharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. 

Dalam persiapan kebaruannya, dalam waktu yang relatif bertahap, sistem Kuliah Kerja Nyata atau KKN sebagai perwujudan poin ketiga dari Tridharma Perguruan Tinggi tersebut IAIN Cirebon memunculkan inovasi terbaru dengan gagasan model KKN yang berbeda dari tahun biasanya dan lebih variatif bila dilihat dari lokus pengabdiannya.

Terdapat delapan jenis KKN yang diusung oleh LP2M IAIN Cirebon kali ini. Berikut adalah jenis atau model-model KKN beserta jumlah kuota mahasiswanya:

1.  KKN Berbasis Masjid (800 orang)

2. KKN Gemar Mengaji (600 orang)

3. KKN Gaharu Keluarga (600 orang)

4. KKN Moderasi Beragama (3 orang)

5. KKN Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi (90 orang)

6. KKN Mandiri Inisiatif (sesuai kebutuhan)

7. KKN Internasional (3 orang)

8. KKN Rekognisi (Tidak dibatasi kuota)


Hal ini terbagi menjadi 2 kategori yakni KKN Reguler dan Non-Reguler. KKN Reguler di antaranya terdapat tiga jenis, yakni KKN Berbasis Masjid (BM), KKN Gemar Mengaji (GM), dan KKN Gaharu Keluarga. Untuk sisanya termasuk dalam kategori KKN Non-Reguler, yang mana waktu pelaksanaan KKN ini dilakukan dengan tidak secara serentak bersamaan dengan KKN Reguler. KKN Non-Reguler juga, bisa jadi dapat dilaksanakan dalam kurun waktu di antara sepanjang tahun—asalkan tidak mengganggu perkuliahan.

"Jadi pendaftaran ini tidak dalam satu waktu, tapi sepanjang tahun, KKN kita ini bisa terlaksana sepanjang tahun. Jadi yang serentak itu yang regular. Adapun, KKN Mandiri secara inisiatif bisa saja diajukan asalkan tidak mengganggu perkuliahan. Jadi, boleh jadi jika sepanjang proposal itu masuk, dan kita setuju lalu berjalan. Itu bebas waktunya bebas tempatnya bebas temanya yang penting ada urgensinya," tutur Budi Manfaat selaku Narahubung KKN dalam Wawancara Eksklusif LPM FatsOeN bersama LP2M IAIN Cirebon.


KKN Model Baru:

LP2M : "KKN Gaharu Keluarga akan berfokus dari bagaimana perubahan berangkat dari keluarga. KKN jenis ini cocok untuk yang menyukai ilmu Parenting dan KKN ini merupakan KKN jenis baru dari Dikti di Kemenag RI. 

KKN Moderasi Beragama, kolaborasi KKN se-PTKIN, jadi 3 orang yang dikirim ke Tana Toraja itu di sana teman-teman itu nanti bertemu dengan mahasiswa se-PTKIN seluruh indonesia. Tema yang diusung terkait moderasi beragama, di sana mayoritas kristen dan ada tradisi yang dijunjung tinggi dan itu bisa menjadi lokus yang menarik.

KKN Kolaborasi, nanti kita kolaborasi dengan KKN UIN Bandung, UIN Jogja dan sebenarnya masih ada beberapa yang lain namun belum intens bertemu, jadi nanti 1 kelompok itu membaur, jadi nanti ada yang dari kita dan ada yang dari Perguruan Tinggi lain. Jadi mereka berkolaborasi. 

KKN Mandiri Inisiatif, misalnya mahasiswa 20 orang punya inisiatif mau belajar atau tinggal di sebuah desa tentu waktunya harus sama walaupun tidak harus setiap hari dalam waktu 40 hari. Itu bisa mengusulkan nnant kita (LP2M) mendiskusikan kalo kita nilai sudah cukup mewakilkan KKN, bisa kita setujui. 

Kita juga akan memulai inisiatif KKN Internasional, ada 44 komunitas yang bersedia menampung dan harinya lebih pendek 27 hari karena visanya cuma 1 bulan dan untuk perjalanan 27 hari. Itu resmi dari kedutaan, tetapi tentu saja kampus bisa nanggung sedikit ya, paling 3 orang. Tapi kalo mahasiswa pada aktif sendiri gapapa Bisa, karena tiket, tuh, murah kalo dari majalengka. Ga sampe 400 ribu, dan kalo disananya sudah dikasi makan tapi tidak semua tempat, ya. Beberapa tempat yang saya kenal, itu bisa gratis. Namun, ada yang makannya saja ada yang ga sama sekali. Kalo yang dianggarkan oleh kampus hanya 3 orang. Bisa juga meminta sponsorship ke Pemda atau ke dinas apa, Kementerian."


Teknis Pembagian KKN?

LP2M : "Untuk yang mendaftar KKN Reguler, jadi jika sudah terpenuhi oleh orang-orang yang mendaftar. Kita LP2M, akan membagi nama-namanya secara acak dan mereka harus bersedia, kecuali jika ada permintaan khusus, misal masalah kesehatan, tapi yang mesti tidak dimaklumi adalah mereka yang tidak siap berkelompok dengan siapa saja. Mereka diharuskan siap bergantung dan berkelompok dengan siapa saja. Satu kelompok 15 orang. Untuk informasi akan dibagikan oleh LP2M sekaligus lokasi KKN. Untuk sesi pembekalan ada 2 lapis:

Lapis I, oleh LP2M pembekalan secara teori memastikan mereka tau juknis pelaksanaanya dan mengerti metodologi pengabdianya nanti ada general test nya dan Lapis II pembimbingan dan pembekalan bersama DPL masing masing, disimulasikan."


Seleksi Model KKN?

LP2M : "KKN Gemar Mengaji, itu diprioritaskan bacaan Al-Qur'annya bagus dan untuk yang KKN model Moderasi Beragama, nanti kita wawancara ada seleksi tahap 2 yaitu wawancara dan diprioritaskan untuk mahasiswa yang memang merupakan aktivis kampus beserta memiliki track record prestasi yang baik disertai kemampuan menulis yang baik juga. Hal ini juga berlaku untuk model KKN Internasional."


Pembiayaan KKN? 

LP2M : "Biaya hidup dan makan (Akomodasi dan Konsumsi) dari mahasiswa sendiri, yang difasilitasi oleh lembaga itu adalah biaya transportasi (antar), kaos, dan spanduk.".

 

Pelaksanaan KKN?

LP2M : "Tentu saja, jika KKN Reguler serentak, jika yang tidak serentak itu nanti kita sebut mandiri. Mungkin, bagi yang terlambat dan tidak dapat KKN Reguler maka akan dilakukan rekomendasi mengikuti KKN Mandiri, tentunya difasilitasi oleh LP2M dan DPL atau Dosen Pembimbing Lapangan.".


Himbauan bagi peserta KKN 2023, apa yang tidak boleh dilewatkan?

LP2M : 

1. Jangan sampai ketinggalan informasi, jika ada (kelompok yang ditinggalkan) di regular ini mencari kawan untuk yang sama-sama ketinggalan. Lalu membuat mandiri inisatif. 

(Semua info kita publish di portal resmi website, youtube dan instagram LP2M. nama YouTube-nya: Menara Perti.)

2. Tidak menganggap KKN sebagai Beban. Tujuan kkn untuk mengembangkan nilai-nilai kepribadian mahasiswa. Menemukan kepekaan dan kepedulian konteksnya itu merupakan buah pembelajaran.

3. Jika kuotanya mendekati batas maka akan ditutup. Maka menuju akan ke mana yang belum ditutup. 

4. Jangan mendaftar banyak, hanya boleh satu saja. 

5. Untuk KKN Gemar Mengaji diprioritaskan di Kota Cirebon.


Penulis: Akhmad Jiharka

Reporter: Akhmad Jiharka, Hanipah, Nia Nurhasanah.