Cirebon, LPM FatsOeN (8/6) Badan Hisab Rukyat kabupaten Cirebon melakukan kegiatan Rukyatul Hilal terkait penentuan awal bulan Dzulhijjah yang bertempat di Pantai Baro Gebang Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program studi ilmu Falak IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kemenang Cirebon, LDII, dan Cirebon Astronomy Club.
Mahasiswa program studi Ilmu Falak terlihat bersemangat dan penuh antusias mengikuti kegiatan Rukyatul Hilal. Kegiatan ini melibatkan pengamatan hilal sebagai penentu awal bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah, yang memiliki makna penting dalam agama Islam.
Dalam suasana yang penuh semangat dan kebersamaan, kelompok mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu berkumpul di lokasi pengamatan yang didampingi oleh Kaprodi Ilmu Falak, Leliya S. H. M.M. dan Sekretaris Jurusan, Kusdiyana M. Si.
Di antara keramaian mahasiswa, terlihat sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan pengamatan dengan penuh konsentrasi. Mereka berdiskusi, mencatat data, dan berbagi pengetahuan tentang fenomena langit yang sedang mereka saksikan. Dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah, menurut kriteria mabims hilal tindak tampak pada ketinggian 1° maka dari itu keputusan awal penentuan 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 20 Juni 2023.
"Kegiatan Rukyatul Hilal ini sangat menarik karena kami dapat menggabungkan ilmu pengetahuan dan keyakinan kami dalam satu kegiatan," ungkap Minatulmaola, seorang Mahasiswi Ilmu Falak, "Saya belajar banyak tentang astronomi dan juga memperdalam pemahaman saya tentang agama Islam," tambahnya.
Selain mengejar pengetahuan ilmiah, kegiatan ini juga memberikan pengalaman spiritual yang berharga bagi para mahasiswa. Mereka merasakan kehadiran yang kuat dalam momen pengamatan tersebut, menguatkan koneksi mereka dengan alam semesta dan Sang Pencipta.
Seorang mahasiswa Ilmu Falak, Agita, menambahkan, "Kami merasa begitu dekat dengan Allah dalam momen ini. Melihat hilal muncul di langit mengingatkan kami akan kemuliaan-Nya dan pentingnya bulan Dzulhijjah dalam menjalankan ibadah.".
Kegiatan Rukyatul Hilal yang dilakukan oleh mahasiswa ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap bulan besar islam, bukan hanya sekadar pengamatan ilmiah semata, tetapi juga merupakan wujud semangat kebersamaan, penelitian, dan kepercayaan. Melalui perpaduan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas, mereka memberikan sumbangsih berarti dalam menjaga tradisi pengamatan hilal dan memperkaya pemahaman keagamaan.
Dalam suasana yang antusias, mahasiswa-mahasiswa ini berharap dapat terus melanjutkan kegiatan seperti ini di masa depan dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga kekayaan warisan budaya dan spiritualitas yang berharga.
Penulis: Tina Lestari
Kegiatan Kelas Jurnalis Cilik Tahun 2023
Salah satu kegiatan menarik yang ada di pesisir utara Jakarta yaitu Kelas Jurnalis Cilik. Kelas Jurnalis Cilik merupakan sekolah lapangan bagi anak-anak yang belum bersekolah hingga yang sudah duduk di Sekolah Dasar untuk diberikan pengetahuan dan latihan dalam mengasah keterampilan jurnalistik kepada peserta didik. Metode pelatihan terdiri dari 60% praktik dan 40% teori, yang mencakup pengenalan dasar penulisan, praktik pemotretan, pengenalan alat perekam, serta pengelolaan pameran foto.
Pertemuan berlangsung secara berkala dalam jangka 4 bulan (16 kali pertemuan), di mana secara rutin dihadirkan pemateri dari berbagai profesi terkait seperti pewarta foto, penulis, blogger, pendongeng, videographer, dan masih banyak lagi. Di bulan keempat para peserta didik diharapkan mampu menampilkan foto-foto tunggal dan mempresentasikan karya-karya mereka dengan mengusungkan pameran fotografi. Setiap tahunnya pembelajaran dilakukan di tempat yang berbeda dengan peserta didik dari lingkungan sekitar tempat belajar. Menurut Rangga salah satu Relawan Kelas Jurnalis Cilik, “kegiatan ini telah dilakukan dari tahun 2018 sampai sekarang dan kali ini telah memasuki tahun keenam”. Kelas Jurnalis Cilik telah berhasil menyelenggarakan lima kali pameran karya foto adik-adik pesisir. Dengan mengusung tema unik yang berbeda setiap tahunnya dan karya yang semakin beragam menunjukan pesona pesisir utara beserta cerita di dalamnya.
Galang (10) salah satu alumni dari Kelas Jurnalis Cilik menggungkapkan kegembiraaannya dengan adanya kegiatan ini, “Senang bisa ikut kegiatan kakak-kakak bisa belajar, bisa foto juga,” tukasnya. Kemampuan peserta didik dari Kelas Jurnalis Cilik sangat luar di usia yang masih anak-anak mereka mampu mengekspresikan setiap pembelajaran melalui praktik-praktik di lapangan bahkan mereka mampu memotret menggunakan kamera yang di sediakan oleh para relawan.
Kelas Jurnalis Cilik merupakan hasil dari niat baik salah satu Jurnalis yang bernama Syamsudin Ilyas. Beliau merupakan Putra Bugis kelahiran Jakarta. Telah mengenal fotografi pada 2010 sewaktu belajar di Komunitas Galeri Bau Tanah dan Kelas Pagi Jakarta. Kecintaannya terhadap dunia fotografi membuatnya bergabung di Galeri Foto Jurnalistik pada 2013. Beliau juga merupakan reporter yang mendapat penugasan memotret di Rakyat Merdeka Group sejak 2014. “Ombak dan badai adalah sahabat. Jangan dilawan, tapi ikuti ke mana arahnya haluan, pasti kamu akan sampai ke tujuan.” Itulah petuah yang dia ingat dari dua kali mendokumentasikan kehidupan para pelaut di laut lepas dengan kapal layar pinisi.
Berangkat dari kegiatan ini telah merubah pola pikir masyarakat terkait ilmu jurnalistik yang seringkali dianggap salah satu ilmu yang cukup sulit dipelajari. Tapi dengan adanya kegiatan yang diadakan oleh para Relawan Kelas Jurnalis Cilik membuat anak-anak memahami jurnalistik dengan cara yang menyenangkan. Para Relawan sendiri terdiri dari berbagai kalangan ada Pelajar, Guru serta orang-orang yang memiliki bidang kejurnalistikkan semoga kegiatan positif ini dapat berlangsung agar anak-anak pesisir memiliki wadah dalam pengembangan keterampilannya.
Jakarta, Juni 2023
Penulis : Nirwan Maulana
Editor: Akhmad J.
Sumber: Dokumenter Penulise Kegiatan Perpusling di Desa Sindang Jawa
Perkembangan teknologi digital mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Satu sisi, kemajuan teknologi digital semakin mempermudah akses literatur kehidupan manusia. Akan tetapi, di sisi lain dampak perkembangan teknologi digital berakibat pada turunnya minat baca literatur pada ranah usia anak-anak.
Anak-anak di era sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game online, menonton film, drama, dan hiburan lainnya pada gawai yang mereka miliki. Hal ini menjadi motivasi bagi sehimpun mahasiswa dari jurusan Hukum Tata Negara (HTN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, untuk mengadakan kegiatan bertajuk perpusling atau perpustakaan keliling.
Berkolaborasi dengan Perpustakaan Banjar Melati, kegiatan Perpustakaan Keliling HMJ-HTN yang dilaksanakan pada Rabu, (28/5) tersebut, bertempat di Desa Sindang Jawa, Kecamatan Dukupuntang.
Kegiatan Perpustakaan Keliling tersebut diharapkan menjadi media penarik perhatian dan minat anak-anak untuk membaca buku-buku yang disediakan.
Ketua Pelaksana Perpustakaan Keliling Sandy Alfaris mengatakan, “Kegiatan ini adalah salah satu program kerja divisi Pengembangan Penelitian Mahasiswa HMJ-HTN. Perpustakaan keliling merupakan upaya dari kami untuk menanamkan minat baca pada anak di era banyaknya anak-anak yang menghabiskan waktu mereka dengan memegang gadget,” pungkasnya.
Sandy juga menambahkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 48 anak-anak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, dalam kegiatan tersebut disertakan dengan fun game serta quiz agar anak-anak tidak merasa bosan dan monoton saat bermain bersama anak-anak lain dalam kegiatan perpustakaan keliling yang diselenggaran HMJ-HTN tersebut.
Penulis: Amar Mujahid
Editor: Akhmad Jiharka
Ilustrasi: canva.com/Akhmad Jiharka |
"Tahun ini kita mencoba keluar dari kotak," di bawah kepemimpinan teranyar Faqihuddin Abdul Qodir, LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon merevitalisasi sistem pengabdian kampus bagi masyarakat, atau yang dalam Tridharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.
Dalam persiapan kebaruannya, dalam waktu yang relatif bertahap, sistem Kuliah Kerja Nyata atau KKN sebagai perwujudan poin ketiga dari Tridharma Perguruan Tinggi tersebut IAIN Cirebon memunculkan inovasi terbaru dengan gagasan model KKN yang berbeda dari tahun biasanya dan lebih variatif bila dilihat dari lokus pengabdiannya.
Terdapat delapan jenis KKN yang diusung oleh LP2M IAIN Cirebon kali ini. Berikut adalah jenis atau model-model KKN beserta jumlah kuota mahasiswanya:
1. KKN Berbasis Masjid (800 orang)
2. KKN Gemar Mengaji (600 orang)
3. KKN Gaharu Keluarga (600 orang)
4. KKN Moderasi Beragama (3 orang)
5. KKN Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi (90 orang)
6. KKN Mandiri Inisiatif (sesuai kebutuhan)
7. KKN Internasional (3 orang)
8. KKN Rekognisi (Tidak dibatasi kuota)
Hal ini terbagi menjadi 2 kategori yakni KKN Reguler dan Non-Reguler. KKN Reguler di antaranya terdapat tiga jenis, yakni KKN Berbasis Masjid (BM), KKN Gemar Mengaji (GM), dan KKN Gaharu Keluarga. Untuk sisanya termasuk dalam kategori KKN Non-Reguler, yang mana waktu pelaksanaan KKN ini dilakukan dengan tidak secara serentak bersamaan dengan KKN Reguler. KKN Non-Reguler juga, bisa jadi dapat dilaksanakan dalam kurun waktu di antara sepanjang tahun—asalkan tidak mengganggu perkuliahan.
"Jadi pendaftaran ini tidak dalam satu waktu, tapi sepanjang tahun, KKN kita ini bisa terlaksana sepanjang tahun. Jadi yang serentak itu yang regular. Adapun, KKN Mandiri secara inisiatif bisa saja diajukan asalkan tidak mengganggu perkuliahan. Jadi, boleh jadi jika sepanjang proposal itu masuk, dan kita setuju lalu berjalan. Itu bebas waktunya bebas tempatnya bebas temanya yang penting ada urgensinya," tutur Budi Manfaat selaku Narahubung KKN dalam Wawancara Eksklusif LPM FatsOeN bersama LP2M IAIN Cirebon.
KKN Model Baru:
LP2M : "KKN Gaharu Keluarga akan berfokus dari bagaimana perubahan berangkat dari keluarga. KKN jenis ini cocok untuk yang menyukai ilmu Parenting dan KKN ini merupakan KKN jenis baru dari Dikti di Kemenag RI.
KKN Moderasi Beragama, kolaborasi KKN se-PTKIN, jadi 3 orang yang dikirim ke Tana Toraja itu di sana teman-teman itu nanti bertemu dengan mahasiswa se-PTKIN seluruh indonesia. Tema yang diusung terkait moderasi beragama, di sana mayoritas kristen dan ada tradisi yang dijunjung tinggi dan itu bisa menjadi lokus yang menarik.
KKN Kolaborasi, nanti kita kolaborasi dengan KKN UIN Bandung, UIN Jogja dan sebenarnya masih ada beberapa yang lain namun belum intens bertemu, jadi nanti 1 kelompok itu membaur, jadi nanti ada yang dari kita dan ada yang dari Perguruan Tinggi lain. Jadi mereka berkolaborasi.
KKN Mandiri Inisiatif, misalnya mahasiswa 20 orang punya inisiatif mau belajar atau tinggal di sebuah desa tentu waktunya harus sama walaupun tidak harus setiap hari dalam waktu 40 hari. Itu bisa mengusulkan nnant kita (LP2M) mendiskusikan kalo kita nilai sudah cukup mewakilkan KKN, bisa kita setujui.
Kita juga akan memulai inisiatif KKN Internasional, ada 44 komunitas yang bersedia menampung dan harinya lebih pendek 27 hari karena visanya cuma 1 bulan dan untuk perjalanan 27 hari. Itu resmi dari kedutaan, tetapi tentu saja kampus bisa nanggung sedikit ya, paling 3 orang. Tapi kalo mahasiswa pada aktif sendiri gapapa Bisa, karena tiket, tuh, murah kalo dari majalengka. Ga sampe 400 ribu, dan kalo disananya sudah dikasi makan tapi tidak semua tempat, ya. Beberapa tempat yang saya kenal, itu bisa gratis. Namun, ada yang makannya saja ada yang ga sama sekali. Kalo yang dianggarkan oleh kampus hanya 3 orang. Bisa juga meminta sponsorship ke Pemda atau ke dinas apa, Kementerian."
Teknis Pembagian KKN?
LP2M : "Untuk yang mendaftar KKN Reguler, jadi jika sudah terpenuhi oleh orang-orang yang mendaftar. Kita LP2M, akan membagi nama-namanya secara acak dan mereka harus bersedia, kecuali jika ada permintaan khusus, misal masalah kesehatan, tapi yang mesti tidak dimaklumi adalah mereka yang tidak siap berkelompok dengan siapa saja. Mereka diharuskan siap bergantung dan berkelompok dengan siapa saja. Satu kelompok 15 orang. Untuk informasi akan dibagikan oleh LP2M sekaligus lokasi KKN. Untuk sesi pembekalan ada 2 lapis:
Lapis I, oleh LP2M pembekalan secara teori memastikan mereka tau juknis pelaksanaanya dan mengerti metodologi pengabdianya nanti ada general test nya dan Lapis II pembimbingan dan pembekalan bersama DPL masing masing, disimulasikan."
Seleksi Model KKN?
LP2M : "KKN Gemar Mengaji, itu diprioritaskan bacaan Al-Qur'annya bagus dan untuk yang KKN model Moderasi Beragama, nanti kita wawancara ada seleksi tahap 2 yaitu wawancara dan diprioritaskan untuk mahasiswa yang memang merupakan aktivis kampus beserta memiliki track record prestasi yang baik disertai kemampuan menulis yang baik juga. Hal ini juga berlaku untuk model KKN Internasional."
Pembiayaan KKN?
LP2M : "Biaya hidup dan makan (Akomodasi dan Konsumsi) dari mahasiswa sendiri, yang difasilitasi oleh lembaga itu adalah biaya transportasi (antar), kaos, dan spanduk.".
Pelaksanaan KKN?
LP2M : "Tentu saja, jika KKN Reguler serentak, jika yang tidak serentak itu nanti kita sebut mandiri. Mungkin, bagi yang terlambat dan tidak dapat KKN Reguler maka akan dilakukan rekomendasi mengikuti KKN Mandiri, tentunya difasilitasi oleh LP2M dan DPL atau Dosen Pembimbing Lapangan.".
Himbauan bagi peserta KKN 2023, apa yang tidak boleh dilewatkan?
LP2M :
1. Jangan sampai ketinggalan informasi, jika ada (kelompok yang ditinggalkan) di regular ini mencari kawan untuk yang sama-sama ketinggalan. Lalu membuat mandiri inisatif.
(Semua info kita publish di portal resmi website, youtube dan instagram LP2M. nama YouTube-nya: Menara Perti.)
2. Tidak menganggap KKN sebagai Beban. Tujuan kkn untuk mengembangkan nilai-nilai kepribadian mahasiswa. Menemukan kepekaan dan kepedulian konteksnya itu merupakan buah pembelajaran.
3. Jika kuotanya mendekati batas maka akan ditutup. Maka menuju akan ke mana yang belum ditutup.
4. Jangan mendaftar banyak, hanya boleh satu saja.
5. Untuk KKN Gemar Mengaji diprioritaskan di Kota Cirebon.
Penulis: Akhmad Jiharka
Reporter: Akhmad Jiharka, Hanipah, Nia Nurhasanah.
Foto: Nuraini Pembuatan Eco-enzyme dalam Kegiatan Workshop UMKM D'Socio |
Klangenan, Cirebon (4/6) - Salam Wangsakerta dan D'Socio Organizer Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyelenggarakan Workshop UMKM dengan mengusung tema "Jadikan Sampah Bernilai Rupiah".
Acara lokakarya yang diadakan ini bertujuan sebagai edukasi masyarakat Desa Klangenan mengenai pemanfaatan sampah, yakni sampah-sampah organik untuk diolah menjadi pupuk tanaman dan olahan-olahan makanan lain seperti eco-enzyme yang tentu bernilai rupiah.
Acara bertempat di Balai Desa Klangenan Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon. Acara berlangsung sedari pukul 08.00 s.d 11.20 WIB dengan pemateri Ibu Farida Mahri selaku pendiri Sekolah Alam Wangsakerta.
Acara ini juga banyak dihadiri berbagai elemen stakeholder desa dan kecamatan setempat seperti Pemerintah Desa, Karang Taruna, BPBD, IPNU, dan remaja serta masyarakat desa setempat.
Workshop diawali dengan sambutan kepala desa terkait isu-isu soal sampah, "Tanda peradaban itu soal sampah, persoalan sampah di mana-mana, penambahan nilai yang belum terlihat," ujar Rahmat Hidayat selaku Kepala Desa Klangenan, "Sehingga workshop ini tentu penting untuk diselenggarakan sebagai pembentukan karakter juga perilaku," sambungnya.
Penulis: Ismawar, Akhmad J.
Editor: Tim Editorial LPM Fats𝘖eN
Foto: Siska Aditia Potret Wali dan Kerabat Wisudawan/Wisudawati yang Tengah Menunggu |
Antusiasme pada hari pertama wisuda cukup luar biasa, tak hanya diriak-riuhkan oleh para wisudawan dan wisudawati tapi berikut orang tua dan kerabat mereka yang juga merupakan salah satu support system mereka dalam mengantar kelulusan putra/putrinya.
Dalam acara Sidang Senat Terbuka Wisuda Angkatan ke-26 IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang digelar di Ballroom Hotel Aston, Kabupaten Cirebon, para wisudawan dan wisudawati berdatangan dengan didampingi wali atau orang tua dan kerabat mereka hingga memadati area parkir sejak pagi hari. Saat berlangsungnya acara wisuda, para orang tua tidak diperkenankan masuk untuk melihat bahkan untuk mengintip anaknya diwisuda.
Adapun, tidak diperkenankannya masuk oleh panitia ataupun tidak disediakannya ruang untuk para wali dan orang tua menyebabkan terjadinya pemadatan dan memenuhi area luar ballroom hotel hingga ke tempat parkir. Cuaca yang panas terik disertai peliknya menunggu, para wali/orang tua tetap selesa menunggu dengan menggelar tikar di penjuru tempat yang rindang nun teduh. Para wali/orang tua tetap dalam koridor rasa yang bahagia. Demi menyambut anaknya keluar dengan membawa gelar kebanggaan bagi harkat keluarganya.
Ada beberapa orang tua yang ingin memasuki tempat acara demi melihat anaknya diwisuda. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuatnya patah arang sebab memang ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan. Mereka sabar menanti meskipun teriknya panas matahari menyeruak–menyinari.
Pak Darari, salah satu orang yang menunggu anak semata wayangnya yang diwisuda, Ia menuturkan bahwa belum dapat melihat prosesi wisuda anaknya secara langsung dan hanya menunggu dari luar, "Saya, sih, tidak terlalu mempersoalkan, itu juga mungkin aturan dari pihak dosennya, yang penting ikut senang dan bahagia saja," pungkasnya
Lain sisi, Ia juga sebenarnya sedih karena tidak dapat melihat prosesi wisuda anak semata wayangnya, "Agak sedih juga, sih, ingin lihat gitu bagaimana prosesi anak sendiri diwisuda. Tapi kalau perwakilan orang tua masuk semua nanti penuh dan tidak cukup ruang," ujarnya.
Namun, hal ini sudah menjadi keputusan dari pihak panitia acara wisuda. Satu hal yang pasti di mana tidak diperkenankannya wali/orang tua dan kerabat untuk memasuki ruangan karena memang demi alasan logis, yakni dari segi ruang yang terbatas, ketertiban, kenyamanan, dan demi kelancaran acara.
Penulis: Iswanto
Editor: Akhmad J.