canva.com/Akhmad J.

 Shenna baru saja memasuki lingkungan sekolah, ia segera mencari keberadaan Gio. Berjalan dengan riang seperti remaja pada umumnya yang antusias untuk ke sekolah. Sesampainya di depan kelas Shenna langsung menaruh tasnya. Shenna sangat berbunga-bunga ketika ia menemukan sosok kekasihnya. Namun, secara bersamaan ia pun merasa bingung melihat Gio bersama dengan perempuan lain. 

Shenna berjalan menghampiri kedua orang itu, tepatnya ke arah sang kekasih. Ia memperhatikan perempuan itu seperti ada sesuatu yang berbeda darinya, agaknya perempuan itu menyimpan rasa kepada kekasihnya. 

“Gio,” panggil Shenna sembari berjalan ke arah Gio. Lelaki itu tersenyum saat melihat sang pacar, tetapi tidak dengan perempuan yang sendari tadi bersamanya.

“She, kenalin ini Cherry. Dia sahabat aku, kita udah lama gak bertemu dan sekarang kita satu sekolah.” Shenna tersenyum ke arah perempuan itu dengan mengulurkan tangan. Cherry membalasnya dengan memberikan tangan kanannya, namun tidak melemparkan senyuman seperti Shenna. 

“Gi, nanti pulang sekolah bisa antar aku beli buku gak?” tanya Shenna.

“Gio, kamu kan udah janji mau ajak aku keliling kota,” celetuk Cherry mengingatkan Gio dengan janjinya. 

“Maaf ya She, aku gak bisa. Mungkin besok aku bisa antar kamu, bukan masalah kan?” Gio berusaha memastikan Shenna agar kekasihnya itu tidak kesal.

“Ya sudah kalo kamu gak bisa. Aku ke kelas dulu ya Gi,” pamit Shenna yang pasrah itu. Ia berusaha meninggalkan mereka dengan perasaan campur aduk. Perasaannya mengatakan kalau Cherry menyukai kekasihnya.

Gue gak yakin kalo mereka cuma sebatas sahabatan. persahabatan antara cewek dan cowok itu bisa menimbulkan  rasa cinta - batin Shenna

Shenna menatap Gio dari jauh, tidak seperti biasanya. Ia tak menginginkan hal buruk terjadi pada hubunganya, mungkin caranya dengan tetap percaya pada Gio. Bukankah sebuah hubungan itu harus dilandasi dengan kepercayaan? Setidaknya kalimat itu meyakinkannya untuk tetap percaya dengan Gio. Namun nyatanya Shenna keliru, karena seseorang yang sudah  dipercaya justru memiliki peluang besar untuk mengecewakan atau bahkan menyakiti kita. Mempecayai seseorang itu diperbolehkan, namun untuk menaruh harapan lebih kepada seseorang tidak dianjurkan.   

Gio yang sedang bersama Cherry sebenarnya merasa bersalah karena tidak bisa menemani kekasihnya. Tetapi ia sudah mengikat janji terlebih dahulu dengan Cherry, tak mungkin ia mengingkarinya. Ia berharap Shenna akan mengerti hal ini. 

***

Saat Shenna berjalan menuju parkiran, ia tanpa sengaja melihat Gio bersama Cherry layaknya sepasang kekasih. Shenna diam, tak memberi respon sama sekali. Ia kembali melangkahkan kakinya, namun langkahnya berhenti ketika seseorang memanggilnya, “Shenna.” Suara itu bukan milik Gio melainkan Arga. 

“She, lo bisa temenin gue buat beli buku gak?” tanya Arga tiba-tiba.

“Kebetulan gue juga mau beli buku Ga,” jawab Shenna. Karena kebetulan ini akhirnya mereka pergi membeli buku bersama. Setelah membeli buku yang dicari mereka memilih untuk mampir di sebuah kafe. Tanpa direncanakan olehnya Shenna harus bertemu dengan Gio dengan Cherry di kafe itu juga, seperti sepasang remaja yang tengah berpacaran. Jelas, meskipun Shenna hanya terdiam dan memperhatikan mereka namun pada lubuk hatinya ia sangat cemburu.

Baik Gio ataupun Cherry mereka terlihat merasa nyaman satu sama lain. Bahkan keberadaan Shenna di tempat itu juga tidak disadari oleh mereka. Sesekali Cherry memberikan sebuah suapan kepada Gio, lelaki itu menerimanya. Gio yang tidak merasa keberatan menerima suapan dari perempuan lain membuat Shenna merasakan sesak di dada. Ia harus menerima kenyataan jika kekasihnya itu tidak bisa menjaga hati.

Hari berlalu, Shenna merasa banyak perubahan dari sosok Gio. Gio sudah berbeda. Semenjak 3 hari yang lalu kekasihnya itu tidak mengabarinya. Shenna tidak tahu alasan mengapa dia melakukan itu, bahkan setiap Shenna menunggu notifikasinya tidak ada tanda jika sang kekasih akan menghubunginya.

Shenna masih mencari keberadaan Gio, tak ada yang memberitahu Shenna tentang kekasihnya. Bahkan saat Shenna bertanya pada sahabat terdekatnya mereka tidak mengetahui keberadaan Gio. Sejak 3 hari pula, ia tidak melihat Gio di sekitar sekolah. Di sisi lain Shenna tidak menyadari kalau sahabat Gio sudah membohonginya, Gio masih berada di sekitar sekolah hanya saja tidak dapat dijangkau oleh Shenna. 

Shenna yang kelelahan langsung mengistirahatkan diri dan memilih duduk di taman belakang sekolah. Keberadaan Shenna diketahui oleh Cherry dan membuat perempuan itu mendekati Shenna. 

“Gue harap lo gak usah ganggu Gio lagi She!” perintah Cherry. Tanpa ada angin dan hujan perempuan itu mengatakan hal yang tidak seharusnya ia ucapkan kepada Shenna. 

“Maksud lo?” tanya Shenna. Ia mencoba untuk meluruskan  ucapan Cherry. 

Cherry pun menjawab, “Lo pasti tahu maksud gue She. Gue suka sama Gio… Kita kenal sudah lama dan selalu bareng. Jadi, gue mohon lo mundur biar gue yang gantiin posisi lo  di hatinya Gio.” Shenna termenung, menyaring kembali ungkapan itu. Ternyata tebakan Shenna benar, bahwa Cherry menyimpan rasa pada kekasihnya. 

“Maaf, gue gak mau mundur. Gue sayang sama Gio,” terang Shenna.

“Terserah lo. Pastinya gue bakal ngelakuin banyak cara agar Gio jadi milik gue seutuhnya,” jelas Cherry yang tak mau kalah itu. Setelah Cherry mengutarakan ucapan yang tidak enak didengar itu ia langsung pergi, meninggalkan Shenna yang memiliki ribuan pertanyaan. 

 Apa kamu juga punya perasaan yang sama kaya Cherry Gi? batin Shenna. Dirinya mulai meragukan hubungannya dengan Gio. Shenna mencoba untuk mengirim pesan pada Gio untuk bertemu dan menjelaskan tentang hubungannya.  

***

Malam pun tiba ditemani bintang dan bulan yang memancarkan cahayanya. Ini waktunya untuk Gio menemui Shenna. Namun Cherry kembali menghalangi Gio yang ingin menemui kekasihnya itu, perempuan itu memaksa Gio untuk menemaninya menonton bioskop. 

“Gue ada janji sama Shenna, Cher. Sorry gue gak bisa,” ucap Gio yang berusaha menepati janjinya. Tetapi bukan Cherry namanya kalau ia menyerah begitu saja, berusaha ia meminta orang tuanya untuk membujuk Gio agar mau pergi dengannya. Gio menyerah, lelaki itu memilih untuk pergi dengan Cherry dan lupa untuk mengabari Shenna. 

Sementara di lain sisi, Shenna berusaha mengejar waktu agar Gio tidak menunggunya terlalu lama. Ia mengendarai motornya dengan cepat, namun sesampainya di tempat tujuan ternyata sosok Gio belum datang. Dengan perasaan pasrah akhirnya Shenna memilih untuk menunggu. Sedangkan Gio yang ditunggu justru sedang jalan dengan orang lain. 

Sudah hampir 2 jam Shenna menunggu Gio yang  hilang kabar. Gerimis hujan mulai membasahi kota ini. Setelah 2 jam setengah Shenna menunggu yang tak kunjung datang, akhirnya ia memilih untuk pulang.

Saat diperjalanan pulang dengan balutan rasa kecewa, Shenna melihat Gio bersama Cherry melintas. Shenna  sekarang paham, dirinya sudah tak berharga bagi Gio. Ia bukan prioritasnya lagi. Shenna hanya bisa melamun di bawah guyuran air hujan yang semakin deras.

“She, lo ngapain hujan-hujanan? Nanti lo sakit She,” ucap Arga dengan perasaan khawatir. Entah dari mana ia muncul di sampingnya. Shenna hanya terdiam. Dirinya hanya merasakan sakit di dadanya, hingga tak mampu menjawab apapun. Arga menepuk pundak gadis itu dengan tujuan untuk menenangkannya. 

“She, lo kenapa hujan-hujanan gini? Bukannya lo mau ketemu Gio?” tanya Arga yang tahu soal pertemuan Shenna dengan Gio malam ini. Shenna pun mengangguk dan menjawab, “Gio gak datang Ga… Gue sadar sekarang, kalo gue bukan lagi prioritasnya… Bukan gue orang yang spesial bagi dia. Dia lebih milih jalan sama cewek lain yang berstatus sahabatnya, padahal dia udah janji mau ketemu sama gue.”  

“Ga, gue pulang dulu ya,” pamit Shenna. 

Sesampainya di rumah Shenna langsung mengurungkan diri, merasakan sakitnya sendiri. Ia harus merasakan sakit hati ketika orang yang sangat dipercayainya itu mengecewakannya. 

Shenna melihat notifikasi grub yang berisikan sahabatnya, ternyata mereka sedang membicarakan kekasihnya. Banyak tag untuknya, ia langsung melihatnya dan seketika tubuhnya tak berdaya. Sandra memberitahu Shenna bahwa Cherry dan Gio akan bertunangan seminggu lagi. 

“Ini gak mungkin! Gak mungkin Gio akan bertunangan dengan Cherry, gue bahkan belum putus sama Gio… Tapi apa-apaan berita ini? Enggak! Ini gak mungkin!” teriak Shenna di dalam kamarnya. Shenna masih belum tahu kebenarannya langsung dari kekasihnya itu. Namun, jika hal ini memang benar Shenna bersedia untuk meninggalkannya.

Keesokan harinya, Shenna yang akan menemui Gio di kelasnya justru melihat lelaki itu sedang memeluk Cherry dengan erat. Hatinya merasakan kembali sesak tak terkira itu, rasa percayanya kian hancur. Shenna memaksakan diri untuk tetap sekolah  agar bisa menemui kekasihnya itu, namun pemandangan yang disuguhkan membuat hatinya semakin hancur. Saat ini rasa sakit pada fisiknya itu tak ada apa-apanya dengan sakit hati yang dirasakan Shenna. 

“Gio,” panggil Shenna dengan lirih. Gio memutarkan badannya menghadap ke arah Shenna yang terlihat pucat. Mata Shenna berkaca-kaca tetapi ia masih bisa melemparkan senyum. “Gio, apa benar kalau kamu akan tunangan sama Cherry? Apa berita itu benar?” tanya Shenna. Gio yang seolah menghindari pertanyaan itu mendekatinya.

“Kamu kenapa pucat banget? Kamu sakit?” tanya Gio agak khawatir dengan keadaan Shenna.

“Aku nunggu kamu sampai 2 jam setengah, tapi kamu malah jalan sama dia. Aku gak nyangka kalau kamu Gio, kenapa tiba-tiba kamu seperti ini,” ungkap Shenna.

“Mungkin sekarang aku udah gak dianggap ya Gi? Apa sekarang aku gak berarti lagi? Terima kasih untuk semuanya Gi, terima kasih untuk luka ini. Aku pamit.” Air mata Shenna sudah tak terbendung lagi. Setelah mengungkapkan isi hatinya itu Shenna segera pergi meninggalkan Gio. 

“She tunggu! Aku dijodohin She, aku gak bisa nolak.” papar Gio, berusaha mengungkapkan alasannya.

“Mungkin memang sebaiknya begitu. Sejak awal seharusnya kita tidak berhubungan Gi. Kamu lelaki sempurna tidak cocok bersanding dengan cewek kaya aku. Kamu lebih pantas dengannya.” Shenna segera meninggalkan lingkungan sekolah. Ia sudah tidak mempedulikan akhir dari hubungannya ini, biarkan waktu yang menjawabnya.

Gio tak mampu mencegah kepergian Shenna. Ia secepatnya akan menjelaskan pada gadis itu. Gio berinisiatif untuk menghampirinya saat sore, membiarkan Shenna merasa tenang dahulu. Namun, tanpa Gio sadari ia sudah melakukan kesalahan yang fatal, mau tidak mau ia akan kehilangan orang yang mencintainya dengan tulus. 

Sore pun tiba, Gio langsung bergegas ke rumah Shenna. Sesampainya di sana, ia melihat bahwa rumah Shenna sangat sepi seperti tak  berpenghuni. Ia mencoba mengetuk pintu tapi tidak ada yang menyahut, hingga pada ketukan terakhir seseorang membuka pintu.

“Den Gio, cari Non Shenna?” tanya pembantu di rumah Shenna.

“Iya Bi, She nya ada?”

“Non Shenna pergi Den. Bibi gak tau Non Shenna pergi ke mana.” Jawaban itu mampu membuat jantung Gio memompa lebih cepat. Ia takut untuk kehilangan Shenna secepat ini.

“Ya sudah bi, kalau begitu Gio pergi dulu,” pamitnya. 

Gio yang belum menyerah langsung mencari Shenna ke tempat-tempat favorite nya dulu. Namun disayangkan, sosok Shenna tak ada di tempat itu. Gio mencoba menghubungi Shenna namun nomornya tak kunjung aktif. Beberapa teman Shenna pun mulai dihubungi begitu pula dengan Sandra, tetapi mereka tidak mengetahui keberadaan Shena. Gio merasa frustasi akhirnya sadar jika Shenna sudah hilang, seperti sudah ditelan bumi. Penyesalan mulai menyelimutinya. Gio menyesali perbuatannya dan harus kehilangan sosok yang sangat mencintainya dengan tulus. 



TAMAT!

Biodata Penulis

Imas Endang Murdaningrum, dilahirkan di belahan Bumi Asia tepatnya di Negara Indonesia pada tanggal 11 Juni 2002. Ima sudah menjadi Mahasiswa Baru di Iain Syekh Nurjati Cirebon. Bagi ima, menulis adalah hal yang mampu mengutarakan atau menyampaikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya seolah tak ada jawaban yang mampu melengkapi sebuah teka-teki yang bersarang pada otaknya. Kalian bisa mengenal lebih lanjut di akun social medianya.

Instagram : @imasngrm11 @aksa.imaa @imaastories_

Wattpad : @imaluve_

Email : itsme.imaa33@gmail.com


canva.com/aji
Ilustrasi Rambu-Rambu Jalan Beasiswa BI


“Kita pun gak salah, dong, bereaksi seperti ini, karena ini juga didasari aksi-aksi yang dilakukan (penyelenggara) dan menimbulkan ketidakpercayaan bagi kami,”

Teriak Fiqri (20) salah seorang pelamar beasiswa BI kampus IAIN Syekh Nurjati tahun 2023 dalam wawancara LPM FatsOeN tentang kejanggalan pada teknis penyeleksian Beasiswa BI, pada (09/05). 

Beasiswa Bank Indonesia (BI) kali ini didapati telah membuka gerbang seleksi bagi para calon awardee Beasiswa BI dari Kampus IAIN Syekh Nurjati semenjak Jum'at (28/4) dan ditutup pada Rabu (3/5), yang mana sekarang tengah melangkah ke tahap penyeleksian yang dibagi menjadi 3 tahap yakni, seleksi pemberkasan, seleksi Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ), dan terakhir ialah seleksi wawancara bersama.

“Pengalaman saya pribadi pada saat awal tahap pendaftaran beasiswa ini kukira belum siap karena tenggat waktu dan semacamnya sangat mepet-mepet. Setelah (seleksi) administrasi lolos. Saya dihadapkan pada tes Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ). Akan tetapi, menurut saya (tahap) tes BTQ di Fakultas saya seperti hanya formalitas saja.” tambah Fiqri (20) dalam wawancaranya (9/5) dan membandingkan teknis pengujian yang janggal dan dirasa berbeda dibanding Fakultas lain.

“Jujur, di tempat saya melakukan tes hanya disuruh menulis Surat Al-Kautsar saja. Tempat pun menurut saya kurang layak bila dilihat dari kapasitas pesertanya. Penguji pun tidak hirau dan nggak mengontrol ketertiban jalannya penyeleksian. Alhasil, banyaklah kecurangan yang timbul dan dilakukan oleh peserta lainnya seperti melihat ponsel dan semacamnya,” tambah Fiqri (20) memberikan keterangan.

Fiqri menyayangkan hal ini, menurutnya nilai kompeten para pelamar beasiswa yang berlaku jujur telah melakukan hal percuma. Hal inilah yang justru menutupi kompetensi, keaslian, kejujuran, dan kesungguhan mereka dalam meraih kesempatan beasiswa pendidikan yang diidamkannya.

“Seharusnya terkait adanya kejanggalan-kejanggalan yang masih ada ini mesti segera ditindak tegas, walaupun seharusnya, mah, kalau terdapat kejanggalan-kejanggalan yang terbukti seperti ini, kontestasinya baiknya sudah gugur dan diulang lagi dari awal,” tutupnya sejenak memberikan saranan.

“Kan, kampus kita kayanya berbasis siber, mengapa tidak mencontoh seperti melakukan tes seperti halnya Computer Assesment Test (CAT) dalam CPNS misalnya, yang mana sudah tentu transparansinya dan nilainya keluar secara real-time pada saat tes itu berlangsung," pungkasnya memberikan solusi atas kritik terkait ketidakpuasannya terhadap teknis penyelenggaraan seleksi.

Sejumlah 284 orang pendaftar awal dari seleksi beasiswa GenBI ini, sementara telah diumumkan 64 orang yang lolos dalam tahap seleksi Baca Tulis Al-Quran (BTQ) dan akan kembali melanjutkan ke tahap akhir penyeleksian yakni Tahap Wawancara yang semula akan dilaksanakan pada Selasa, (9/5) kemudian diundur menjadi tanggal (12/5) mendatang.

Adapun, info tambahan terkait audiensi yang diadakan bersama Ormawa-I IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada siang ini, (9/5) akan diberlakukan cross-check data ulang dalam 2 x 24 Jam oleh Bagian Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon bagi para nama-nama pelamar beasiswa BI yang terindikasi janggal seperti merangkap beasiswa lain, nama yang tidak terdaftar pada sesi penyeleksian awal, tidak sesuai kriteria persyaratan, dan indikasi-indikasi seperti nama titipan 'orang dalam' maupun titipan 'orang sendiri'. 


Penulis: Aji

Reporter: Aji, Hanipah.

 

Ilustrasi: Alya Nurkhalizah
Vector R.A. Kartini.

Beberapa tahun setelah cultuurstelsel berakhir, seorang anak perempuan lahir. Anak perempuan itu lahir di Jepara dari hasil perkawinan seorang bangsawan dan seorang rakyat jelata. Anak kecil yang lahir itu bernama Kartini. Seorang perempuan yang kelak menjadi tokoh besar dan kisahnya abadi sepanjang sejarah bangsa Indonesia.

Saat Kartini lahir, tanah hindia masih dalam cengkeraman kolonialisme dan feodalisme. Karenanya, struktur sosial saat itu masih membedakan derajat manusia berdasarkan klasifikasi antara bangsawan dan rakyat jelata. Kartini mewarisi darah kebangsawanan dari ayahnya, dari sini ia memperoleh jiwa kepemimpinan. Ibunya mewarisi darah rakyat jelata dari sini ia memperoleh jiwa altruisme dan solidaritas kerakyatan. Dua jiwa inilah yang kemudian mempengaruhi jalan terjal perjuangan Kartini menapaki emansipasi.

Kartini tumbuh dan besar dalam konteks zaman peralihan dari kolonialisme tua menjadi kolonialisme modern, di mana gerakan kaum liberalisme eropa sedang gencar-gencarnya mengampanyekan pemindahan kekuasaan ekonomi dari para monarki kepada para pemodal kapitalis partikelir. Kelak, kemenangan faksi liberal ini melahirkan sistem politik etis belanda di tanah Hindia. 

Pijar api modernisme yang mulai muncul saat itu, berhasil ditangkap oleh ayah Kartini. Pikirannya saat itu telah bercampur-baur antara moral feodal dengan moral modern. Meskipun, tak dipungkiri porsi modal feodalnya masih lebih banyak ketimbang modernismenya. Akan tetapi, hal ini telah membukakan jalan pikirannya untuk memberikan pendidikan formal kepada anak-anaknya termasuk anak-anak perempuannya. 

Kartini beruntung, pentingnya pendidikan yang mulai disadari ayahnya telah membukakan jalan untuknya dalam mengenyam bangku persekolahan. Meskipun hanya sampai pada taraf pendidikan tingkat dasar, dari sinilah Kartini mulai mempelajari bahasa belanda dan bertemu dengan banyak pikiran. Dari sikap ayahnya ini pula membuat kecintaan Kartini terhadap ayahnya teramat besar. 

Dalam usia yang terbilang masih muda, Kartini telah mampu merepresentasikan pemikirannya. Mula-mula ia hanya mengungkapkan kesedihan-kesedihannya terhadap kesengsaraan yang diderita oleh rakyat. Seiring kematangannya dalam berpikir, ia kemudian mampu memberikan gagasan juga sikapnya atas penderitaan rakyatnya itu. Perasaan dan gagasan ini, ia tumpahkan dalam bentuk tulisan-tulisan. Melalui guratan penanya, Kartini memilih jalan perjuangannya, yakni menjadi seorang juru tulis. 

Tulisan-tulisan yang ia buat, tidak lain sebagai tugas sosialnya berkontribusi mengangkat derajat rakyatnya. Tulisan-tulisan ini banyaknya berbentuk surat yang seringkali ia kirimkan kepada teman-teman dan kenalannya, di antaranya ialah seorang sosialis belanda dan ada pula seorang liberalis. Kelak, kenalan liberalisnya ini mengkhianati Kartini dengan memanfaatkan tulisannya untuk memuluskan politik etis belanda.

Kendatipun, Kartini seorang penulis yang cukup produktif, potensinya dalam tulis-menulis ini kerap terbatasi oleh status kebangsawanannya. Ia tidak menyenangi budaya feodal, namun ia mencintai ayahnya. Kecintaan terhadap ayahnya inilah yang membuat Kartini kerap berhati-hati dalam menulis, terutama ketika menyinggung persoalan feodalisme beserta kebobrokannya. Karena Kartini tak mau ayahnya hancur karena tulisan-tulisannya sendiri. 

Seperti itulah cerita singkat tentang Kartini. Perjuangan dalam meningkatkan derajat rakyatnya yang ia kerjakan sebagai tugas sosialnya meskipun dengan segala keterbatasan dan dengan kerangkeng budaya feodal yang melilit jiwanya Ia tetap bersiteguh, bersikukuh, bahkan bersitegang dengan kesenjangan-kesenjangan sosial yang ada.

Cakupan persoalan yang ada dalam benak pikiran Kartini, tak terbatas pada satu persoalan saja. Banyak persoalan sosial yang ia tumpahkan melalui tulisan-tulisannya. Sekali lagi, hal ini ia tujukan semata-mata untuk meningkatkan harkat dan martabat kondisi sosial-masyarakatnya.


Selamat Memperingati Hari Kartini

21 April 2023


Penulis: Adulfikri

Editor: Jiharka


Sumber: Wikipedia 
Hamlaman Teras Keraton Kasepuhan Cirebon

Cirebon - Cirebon itu dahulunya menjadi pelabuhan pesisir pantai Utara Jawa, saat itu Cirebon merupakan bagian dari kerajaan Galuh. Dahulu disebut kebon pesisir, dan di situ terdapat perkampungan yang dipimpin oleh Ki Gendeng Alang-alang atau Ki Danusela, itu sekitar tahun 1445. Selanjutnya Cirebon berkembang menjadi perkampungan besar setelah datangnya Putra mahkota Pajajaran, Pangeran Cakrabuana, yang menjadi Kuwu kedua menggantikan Ki Gendeng Alang-alang. 

Pangeran Cakrabuana nama aslinya yaitu Walangsungsang anaknya Prabu Siliwangi dan Nyai Subanglarang. Subanglarang sebelum meninggalnya berwasiat bahwa Walangsungsang harus pergi ke Cirebon untuk menyebar Islam di sana. Setelah meninggalnya Subanglarang, Prabu Siliwangi berubah menganut agama terdahulu. 

Hal tersebut membuat Walangsungsang pergi meninggalkan istana Pakuan. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Ki Danuwarsih dan mempersunting anak perempuannya yaitu Nyi Endang Geulis. Singkat cerita, adiknya, Rara Santang menyusul Walangsungsang dalam perjalanannya. Mereka bertiga kemudian berguru kepada Syekh Nurjati, di daerah Amparan Jati.

Walangsungsang dan Rara Santang kemudian pergi berhaji. Di Makkah, adiknya dipersunting dengan Sultan Abdullah Umdatuddin. Dari pernikahan mereka maka lahirlah Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Syarif Hidayatullah kelak akan menyebarkan Islam di pulau Jawa sekaligus anggota wali songo (sunan gunung jati) dan anak kedua yaitu Syarif Nurullah yang akan melanjutkan pemerintahan ayahnya. Kemudian Syarif Hidayatullah menjadi bagian dari sembilan wali songo dan menikah dengan anak Pangerang Cakrabuana, Nyi Pakung Wati. Setelah pangeran Cakrabuana meninggal, Sunan Gunung jadi naik tahta dan mendirikan Kesultanan Cirebon yang menjadi negara berdaulat. 

Masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati merupakan kejayaan bagi Kesultanan Cirebon, karena wilayahnya meliputi Jawa Barat dan Banten. Kesultanan Cirebon atas bantuan Demak juga berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada p1527. Tokoh paling menonjol pada pertempuran tersebut adalah Fatahillah.

Pangeran Fatahillah kemudian diangkat menjadi menantu, setelah menikahi anak Sunan Gunung Jati. Pemerintahan Sunan Gunung Jati usai, dan digantikan anaknya Pangeran Pesarean, namun Pangeran Pesarean meninggal karena konflik di Demak. Akhirnya pemerintahan dilanjut oleh anaknya, Pangeran Swarga, cucu Sunan Gunung Jati. 

Pangeran Swarga menikah dengan Nyi Mas Wanawati Raras, anak Pangeran Fatahillah. Pada saat memerintah Cirebon Pangeran Swarga mengalami sakit-sakitan, sehingga mertuanya Fatahillah menggantikan posisinya sebagai “wali” dalam menjalankan kekuasaan selama ia hidup. Kemudian pada tahun 1565 M, Pangeran Swarga meninggal dunia dan Fatahillah kemudian yang menggantikan Pangeran Swarga menjadi wakil bidang pemerintahan Sunan Gunung Jati sampai Sunan Gunung Jati meninggal dunia pada tahun 1568 M.

Setelah pemerintahan Fatahillah selesai, kemudian anak Pangeran Swarga, yakni Panembahan Ratu I naik takhta memerintah Cirebon. Panembahan Ratu I wafat kemudian digantikan oleh cucunya memerintah Cirebon, yakni Panembahan Girilaya. 

Pada masa Panembahan Girilaya, Cirebon diapit dua kekuatan besar yang kerap kali konflik, yakni Banten dan Mataram. Cirebon menjadi penengah diantara dua kekuatan besar itu. Suatu ketika Panembahan Girilaya diundang ke Mataram beserta dua anaknya Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kertawijaya. Singkat cerita mereka tidak dibolehkan pulang ke Cirebon, lantas Cirebon mengalami kekosongan kekuasaan, dan Banten mengangkat anak bungsu Panembahan Girilaya, yakni Pangeran Wangsakerta untuk memerintah sementara.

Setelah konflik usai, Panembahan Girilaya wafat dan dimakamkan di Mataram, sementara kedua anaknya dipulangkan dan memunculkan konflik di Cirebon.

Karena kakak beradik itu ingin menjadi pemimpin semua, jadi atas usulan dari Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon dipecah menjadi dua bagian, yaitu Kesepuhan dan Kanoman. Pangeran Martawijaya menjadi sultan kesepuhan dan adiknya pangeran Kertawijaya menjadi sultan di kanoman. 

Sementara itu, Kacirebonan dibentuk pada tahun 1808 didirikan oleh pangeran Anom, yang merupakan keturunan Sultan Kanoman. Pangeran Anom adalah orang yang paling menolak keras atas kehadiran Belanda (VOC) di Cirebon. Pangeran Anom disekap oleh antek-antek VOC dan dibuang ke Ambon. Setelah beberapa tahun, pangeran Anom kembali ke Cirebon, dan ternyata sudah ada pergantian tahta. Lalu pangeran Anom ini membuat keraton sendiri yang bernama keraton Kecirebonan. 

Hingga saat ini keraton-keraton di Cirebon masih terjaga dan dilestarikan sebagai cagar budaya. Selain itu, sebagai tujuan wisata sejarah yang merupakan ikon kota Cirebon.

Penulis: Iswanto & Windi Astria (Anggota Magang)

Editor: Inggit Nurul Istifaedah

Foto: canva.com
Ilustrasi Mengaji

Allaahumma nawwir quluubanaa bi tilaawatil qur'aan, wa zayyin akhlaaqonaa bijaahil qur'aan, wa hassin a’maalanaa bi dzikril qur'aan, wa najjinaa minan naari bi karoomatil qur'aan, wa adkhilnal jannata bi syafaa'atil qur'aan.

Artinya: “Ya Allah sinarilah hati kami sebab membaca Al-Qur'an, hiasilah akhlak kami dengan kemuliaan Al-Qur'an, baguskanlah amalan kami karena berdzikir lewat Al-Qur'an, selamatkanlah kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Qur'an, masukkanlah kami ke dalam surga dengan syafa’at Al-Qur'an."

Hari Nuzulul Qur'an 17 Ramadhan 1441 H jatuh pada hari ini Jum'at, 7 April 2023 M. Fyi, Nuzulul Qur'aan atau Hari turunnya Al-Qur'an ini, turun setiap tanggal 17 Ramadhan, yap! Dalam ranah praksisnya, apakah kalian bingung menyikapi harus apa dalam rangka momentum hari turunnya Al-Qur'an ini? 

Mari, semenit lebih dekat membahas dan merefleksi diri dengan kiat-kiat berikut ini:

1. Mengunjungi surau terdekat

Dalam momentum Nuzul Al-Qur'an (Hari turunnya Al-Qur'an) ini, baiknya kita ndak hanya ndlongop melongok pada keseharian yang biasa-biasa saja. Buatlah, malam kali ini lebih berkesan daripada malam-malam biasanya dan semalam suntuk yang anda rasakan biasanya. Mulailah bergerak dan tergerak untuk selangkah lebih dekat dengan Rumah Allah. 

Berdiamdirilah di rumah Tuhanmu yang berkamuflase baik dalam bangunan-bangunan ringkih dan tak megah itu ataupun dalam bangunan yang biasanya, yang istimewanya dapat buatmu tenang ketika berada di dalamnya. Terakhir, ucaplah niat itikafmu itu—Tentunya, hindari perkataan dan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh, ya!


2. Mengaji Al-Qur'an dan Mengaji diri

Mengajilah walau ngajimu terbata-bata, terbolak-balik, terkotak-kotak, atau bagaimana pun bentuk dan model pengucapan ngajinya. Sementara, tidak ada yang dapat menyangkal bahwa kamu masihlah pelajar dan pembelajar dalam seumur hidup—Lifelong Learner-lah atau apapun itu sebutannya. Ibarat kata, Hiduplah dan mengajilah seolah engkau mati besok, dan belajarlah meng-kaji seolah-olah untukmu hidup selamanya. Semata-mata agar hidup ndak tersesat-tersesat amat dan ndak kufur-kufur amat, ya, kan?


3. Berpuasalah

Sebagaimana berpuasa di bulan puasa dihukumi wajib, ya!, dan berpuasa (~menahan) tidak lepas dari yang kelihatan dari luar saja, tetapi dari dalam juga. Seperti halnya kita menahan diri untuk tidak tergoda menghampiri warteg; nasi padang, dan jajarannya. Pun cobalah juga sesekali untuk otaknya tidak untuk diisi dengan yang maniez-maniez saja~ dan yang hanya makan-makan saja. Seperti halnya perkataan sufis dari Mahmud Syabistari dalam tiga tahap kematian sufi:

1. Dia mati setiap saat dari sifat duniawi. (Ia mematikan dirinya dari keinginan akan hasrat-hasrat dunia.)

2. Ketika kehendaknya telah hilang. (Ia menghilangkan kehendaknya menjadi kehendak-Nya.)

3. Ketika tubuh dan jiwanya terpisah. (keluarnya ruh dari tubuh).

Berpuasa mengajak kita untuk berzuhud sejengah dari hiruk-pikuk kebiasaan yang biasa kita lakukan di bulan selain Ramadan. Tidak lagi tertarik dari apa yang tertahan dalam diri sendiri dan mulai meletakkan segala kehendak yang ada; yang kita punya untuk memercayai apa-apa yang jadi kehendak yang diberikan-Nya pastilah berakhir baik. Setelah jalan jauh, tidak ada salahnya kita untuk mencoba 'pulang' dan berserah diri sejenak dari ke-hectic-an kita hari-hari belakangan ini. Lalu, setelahnya bolehlah dilanjut untuk mencoba ikhtiar; berusaha lagi.


4. Bersyukur

Tidak hanya mantan yang baru putus dengan doinya saja yang mesti kita syukuri. Namun, kita mesti bersyukur atas segala apa-apa hal kecil yang telah kita dapati selama ini. Kehendak-Nya mungkin lebihlah indah daripada perempuan bernama Indah. Alhamdulillah, atas segala apa yang telah terjadi dan yang tengah kita jalani hari ini,  semoga apa yang disemogakan tersemogakan. Ya Allah, yaa Rahim, lancarkanlah, ridailah kami, pertemukanlah kami dengan malam Lailatul Qadar, dan berilah kami segala akhir yang baik! Aamiin yra.


Wallahua'lam bisshowaab

Selamat memperingati Nuzulul Qur'an, Teman-teman!


Penulis: Jiharka

Foto: Zakaria Robbani
Potret Kegiatan Pesantren Damai di Pure Agung Jati Pramana pada (4/4)


Selasa, 4 April 2023 telah terselenggara acara Pesantren Damai di Pure Agung Jati Pramana, Kota Cirebon.

Pesantren Damai merupakan kegiatan yang berisi memberikan materi pesan damai antar umat beragama dan menumbuhkan toleransi. Sesuai dengan tajuk acara ini, yakni "Menebar Pesan Damai, Merawat Kebhinekaan dan Merajut Persaudaraan".

Acara ini diselenggarakan oleh Fahmina institut yang bekerja sama dengan Umat Lintas Iman. Hal ini mendapat respon positif dan antusiasme yang luar biasa dari para pemuda dan mahasiswa. Kurang lebih ada perwakilan dari 30 organisasi mahasiswa dan pemuda yang hadir pada acara tersebut. 

Acara ini digelar untuk menyuarakan keberagaman dan hidup gembira meskipun berbeda keyakinan. Menepis hal-hal intoleransi yang beredar pada saat ini. "Nah, pesantren damai ini memberikan pesan kepada kita semua bahwa saat ini kita perlu untuk ketem,; perlu untuk komunikasi, dan sebagainya di tengah arus informasi dan juga paham keagamaan yang ekstrem," kata Zainal Abidin selaku koordinator acara tersebut.

Umat Hindu yang menjadi tuan rumah pada acara ini sangat menghormati dalam menyambut para peserta, dengan mengajak dan memberi pengetahuan pada mereka mengenai bangunan-bangunan khas dari Hindu. Saat dimulainya acara, para audiens juga diperlihatkan penampilan Tari Pendet dari anak-anak di sana.

Penyampaian materi pada kegiatan ini adalah dari Dr. (HC) KH. Husein Muhammad atau yang kerap disapa dengan Buya Husein. Selain itu juga ada pemaparan dari Ketua Pasraman Pura Jati Pramana, I Wayan Suardika.

Menariknya setelah selesai penyampaian materi, para audiens yang muslim berbuka puasa bersama umat agama Hindu yang ada di sana. Hal ini menumbuhkan emosi positif pada audiens yang hadir, biasanya hanya dengan umat muslim kita berpuasa, tapi di acara ini kita berbuka puasa dengan umat agama lain.

"Itu menunjukkan kebersamaan kita. Ternyata mereka juga respek sama kita gitu, kita dihargai, kita dihormati," ujar Zainal Abidin. "Nah, dengan begitu kita tahu bagaimana mereka juga menghormati kita sehingga kita juga harus menghormati mereka. Karena satu sama lain perlu saling menghormati," tambahnya.

Adapun tujuan utama diselenggarakannya acara ini adalah untuk menumbuhkan semangat anak muda dalam menggelontorkan perdamaian dan toleransi. 

Sebenarnya acara ini adalah awal dari rangkaian acara selanjutnya yang diadakan di tempat berbeda. Pada tanggal 7 bertempat di Vihara Dewi Welas Asih, Kota Cirebon. Tanggal 8 di GKP Bhetesda, Majalengka. Tanggal 9 di Gereja Paska Keselamatan, Losari. Kemudian puncaknya diselenggarakan di Pondok Pesantren Darul Hijroh, Buntet, Kabupaten Cirebon.

Acara ini memiliki harapan agar Cirebon bisa menjadi basis keberagaman dan bisa ramah dalam perbedaan. "Ayo gerak bersama kita tidak harus ada konflik, kemudian kita baru berkumpul justru karena tidak ada konflik, kita harus terus merawat itu karena untuk menguatkan jangan sampai ada letupan letupan gitu," pungkas Zainal Abidin.


Penulis: Iswanto

Reporter: Iswanto, Zakaria Robbani

Editor: Aji

Foto: Fatika N. B.
Perhelatan Ramadhan Menyapa LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon


LPM Fats𝘖eN (27/3), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan acara Ramadhan Menyapa yang diselenggarakan Senin ini (27/3). Ramadhan Menyapa merupakan program syiar Islam yang diawali sejak 2011 dan kini sudah berjalan selama 12 tahun lamanya.

Program ini dirancang di televisi lokal yaitu Radar Cirebon Televisi (RCTV) sampai saat ini. Estimasi waktu pelaksanaan program ini yaitu ditayangkan selama satu setengah jam secara live dengan menghadirkan berbagai narasumber yang membahas mengenai puasa yang ditinjau dari berbagai perspektif yakni, dari sisi fikih, sosial, ekonomi, dan lainnya. Peserta yang hadir pada acara ini yaitu mahasiswa dari berbagai prodi dan juga terdapat sesi dialog langsung oleh narasumber, host, dan audiens di tempat studio televisi RCTV berada.

“Rata-rata 20 orang di studio dan masyarakat bisa mengajukan pertanyaan live melalui telepon dan itu berjalan sampai dengan hari ini yang on air di RCTV (Radar Cirebon Televisi). Adapun yang saat ini dilakukan sudah tiga tahun sejak diawali masa covid-19. Tujuannya untuk edukasi covid-19 sambil syiar Ramadan, tentu sambil menjaga prokes. Kita lanjutkan dan selalu digandeng oleh Telkomsel dan berbagai support oleh kampus sendiri sebagai LP2M (selaku) penyelenggara, At-Taqwa Center, Jabar Bergerak, Forsilah (Forum Silaturahmi Alumni Haji Kota Cirebon),” ujar Ahmad Yani, selaku Kepala LP2M.

Program ini (Syiar Ramadan On the Spot) dilakukan di mana saja, multisegmen, dan terintegrasi, yang artinya pembahasan di dalamnya bisa mengenai apa saja, seperti pada pembahasan Ramadhan Menyapa kali ini yaitu mengenai dakwah, edukasi, dan solidarity. 

“Dakwah karena ada ceramah dan tausiah, edukasinya nanti ada sponsor yang memberi edukasi misal tentang keaslian rupiah dari Bank Indonesia, tentang pentingnya pengawasan pelaku ekonomi nanti dari OJK dan juga termasuk dari IAIN menyampaikan edukasi secara tidak langsung. Solidarity kita hadirkan secara langsung bersama marbut masjid, yatim piatu, jompo, ojek online, anak jalanan, korban PHK. Nah, sekarang juga akan digabung pemberian santunan 18 orang karyawan IAIN yang mendapat PHK dengan memberikan sumbangan per korban PHK 500 ribu dari UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.” Ujar Kepala LP2M tersebut.

Ramadhan Menyapa ini dilaksanakan setiap seminggu tiga kali yaitu Senin, Rabu, dan Jumat yang diakhiri dengan buka bersama. Kegiatan ini dilakukan di dua belas titik yang berbasis komunitas, untuk hari ini dilaksanakan di madrasah, sekolah, dan beberapa masjid. Titik tempat tersebut di antaranya adalah SMA 1 Cirebon, SMA 2 Cirebon, MAN 1 Cirebon, MAN 2 Cirebon, Sekretariat PKK Jabar Bergerak Kota Cirebon, Masjid At-Taqwa, Masjid Nurul Amal Perum, Pesantren Setia Bangsa Karyamulya.

Kepala LP2M, Dr. H. Ahmad Yani, M.Ag., juga mengatakan, “Ini (Ramadhan Menyapa) adalah multisegmen, multi manfaat, dan multi-supporting, dan yang berhak mendapat sesuatu adalah komunitas, termasuk hari ini adalah korban PHK dan marbut masjid juga ada.” 


Penulis: Fatika

Editor: Inggit Nurul Istifaedah, Akhmad J.