Proses pemilihan mahasiswa selalu rutin diadakan sebagai upaya pergantian kepemimpinan dalam suatu organisasi mahasiswa (ormawa) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tiap tahunnya, pola seleksi dilakukan dengan sistem keterwakilan untuk memilih calon anggota SEMA-I, calon ketua SEMA-I, dan calon ketua serta wakil DEMA-I.

Tahun ini, pelaksanaan pemilihan mahasiswa tersebut, kembali dilaksanakan di bawah naungan Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPM-I) Syekh Nurjati Cirebon, yang berlangsung sejak tanggal 6 Januari 2023 untuk tahap sosialisasi, hingga tanggal 6 Februari yang merupakan tahap akhir, yakni pelantikan.

Namun, dalam pelaksanaannya, muncul ragam asumsi yang menyatakan bahwa PPM-I diduga melakukan praktik yang tidak transparan dan tidak tegas dalam proses penyeleksian.

Untuk mendalami itu, FatsOeN menelusuri praktik yang terjadi selama proses seleksi tersebut. Dari data yang didapat, ada beberapa momen yang dapat dijadikan kronologi utuh proses penyeleksian yang dilakukan PPMI.

Dugaan pertama, dimulai ketika proses pendaftaran para calon (red: calon anggota SEMA-I, calon ketua SEMA-I, dan calon ketua serta wakil DEMA-I) yang dimulai sejak hari senin hingga kamis tepatnya pada tanggal 9-12 Januari 2023. Pendaftaran tersebut dilakukan secara hybrid, dalam artian peserta mendaftar secara daring, pun tetap mengumpulkan berkasnya secara luring kepada panitia. Dari waktu pendaftaran sendiri, dapat dikatakan cukup singkat, yakni hanya sekitar tiga hari.

Alhasil, waktu pendaftaran tersebut diperpanjang dengan alasan masih minim pendaftar. Perpanjangan waktu tersebut dimulai dari hari Jumat-Minggu, tepatnya tanggal 13-15 Januari 2023.

Melihat hasil pendaftaran secara daring, data terakhir jika sesuai timeline yang sudah diinformasikan, yakni tanggal 15 Januari 2023 didapat sejumlah 36 pendaftar. Namun, esok harinya panitia justru mengumumkan dalam flyer, bahwa yang lolos verifikasi berkas menjadi 40 pendaftar.

Ini dugaan kerancuan selanjutnya yang terjadi dalam proses seleksi oleh panitia. Hal ini dapat ditarik alasannya dari salah satu persyaratan, yang menyatakan bahwa para pendaftar mesti melampirkan SKKB (Surat Keterangan Berkelakuan Baik) dari jurusan ataupun fakultas. Untuk mendapat tersebut, tentu mesti menyesuaikan jam operasional jurusan dan fakultas yakni Senin-Jumat.

Hal lainnya, datang dari persyaratan kelulusan PPTQ, yang diduga beberapa orang ternyata tidak memenuhi persyaratan tersebut, namun tetap masuk dalam 40 pendaftar yang lolos verifikasi berkas.

Dari perpanjangan pendaftaran saja, berpengaruh terhadap alur pelaksanaan seleksi selanjutnya, yang berakibat adanya pemunduran jadwal dari rencana awal. Di mana semestinya setelah proses pendaftaran, dilakukan wawancara pada tanggal 14 Januari 2023, diubah menjadi tanggal 17 Januari 2023.

Anehnya lagi, pada saat wawancara pada hari tersebut, ada semacam miskomunikasi antar panitia itu sendiri. Semestinya, Wakil Rektor III turut serta dalam proses wawancara, sebab dengan begitu, ia dapat mengetahui lebih jelas siapa saja pendaftar yang lolos verifikasi berkas. Namun, ia tidak hadir, meski berada di lingkungan kampus pada hari tersebut.

Dalam proses wawancara pula, dari total 40 pendaftar yang lolos verifikasi berkas, tak sepenuhnya menghadiri proses seleksi wawancara. Melihat kondisi tersebut, ada usulan untuk mengupayakan audiensi untuk memperjelas kerancuan yang terjadi pada saat itu pula, yakni selepas proses wawancara selesai.

Namun, audiensi tidak segera terlaksana pada hari tersebut. Secara berturut-turut hari selanjutnya tanggal 18 dan 19 audiensi masih belum terlaksana. Hal tersebut akibat alasan-alasan seperti ketua panitia sulit dihubungi, alasan ketua SEMA tahun 2022 tidak berada di Cirebon, dan alasan lain yang sifatnya teknis.

Hingga akhirnya, audiensi baru dapat terlaksana pada Jumat, 20 Januari 2023. Dalam forum audiensi tersebut, dapat dikatakan transparansi seleksi pemberkasan betul-betul baru dilaksanakan, dengan menghasilkan keputusan hanya 14 orang calon anggota SEMA dan 1 pasangan calon DEMA yang lolos verifikasi.

Audiensi tersebut murni atas kesepakatan bersama dan tanpa ada intimidasi kepada pihak mana pun. Hal ini dapat dilihat, bahwa hasil verifikasi berkas dalam audiensi tersebut, diumumkan lewat media sosial PPM-I.

Hingga dua hari kemudian, tepat pada hari Minggu, 22 Januari 2023, Wakil Rektor III secara sepihak menginformasikan dalam surat yang ia buat, bahwa seleksi yang telah dilakukan panitia dinyatakan tidak sah. Hal ini dengan rasionalisasi yang disebut dalam surat bahwa proses penerimaan anggota SEMA-I tahun 2023 tidak memenuhi regulasi sesuai POK IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan adanya intimidasi kepada panitia. 

Hal ini sontak ramai dan seketika menimbulkan dugaan kerancuan ataupun kejanggalan selanjutnya. Apalagi, dari keterangan yang didapat reporter FatsOeN, bahwa surat tersebut hanya ditujukan kepada calon anggota SEMA saja, tidak berlaku ke pasangan calon DEMA. Ditambah, dalam surat tersebut, segala proses penerimaan secara administratif akan diambil alih sepenuhnya oleh Warek III sendiri. Selain itu, waktu pengulangan pendaftaran hanya diberi jangka waktu dua hari, yakni tanggal 23-24 Januari 2023.

Hal ini menimbulkan ragam pertanyaan, seperti apa alasan Wakil Rektor III sampai harus mengambil alih pola penerimaan calon anggota SEMA, yang sudah jelas diumumkan 14 orang lolos pada hari Jumat? Mengapa baru diketahui sekarang bahwa ada penyimpangan dari POK? Intimidasi apa yang sebenarnya dimaksud dalam surat tersebut?

Untuk mendapat keterangan lebih lanjut, FatsOeN mencoba mendatangi salah satu calon anggota SEMA yang telah mengikuti rangkaian proses seleksi sebelumnya, sebelum surat dari Warek III muncul. Ia mengatakan bahwa ketidaksesuaian dengan POK daripada persyaratan yang dibuat panitia, adalah kesalahan dari para pendaftar yang tidak mengingatkan akan hal tersebut, bukan kesalahan panitia.

Masih dari salah satu cata SEMA di atas, ia mengatakan, “Persyaratan dari PPM-I sudah sesuai POK tinggal kurang surat rekomendasi.”

Ia menyayangkan hal tersebut karena pendaftaran mesti dilakukan lagi dari nol. “...tinggal penambahan surat rekomendasi saja, kenapa mesti dipersulit dengan tahap pendaftaran dari awal,” ujarnya.

Salah satu calon DEMA pun turut menyuarakan responnya terhadap pelaksanaan seleksi mahasiswa oleh PPMI. Bahwa, cukup banyak kejanggalan dan tidak adanya transparansi yang terjadi.

Kejanggalan-kejanggalan tersebut, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam kronologi di atas, yang tentunya ini menghambat jalannya demokrasi yang sebenarnya di kampus.

Ia, pun turut bersuara ihwal surat yang dikeluarkan Warek III, bahwa mengapa sampai sebegitunya mengambil alih tugas administrasi yang semestinya dapat dilaksanakan panitia.

Ia pula merasa, bahwa kerancuan, kejanggalan ini cukup mengganggu proses kewajiban mahasiswa lainnya. “Kekacauan yang mereka lakuin itu menjangkit ke kita semua. Kita disibukkan memikirkan hal-hal seperti ini yang notabenenya bukan urusan pribadi, (melainkan) urusan golongan dan kelompok,” paparnya.

FatsOeN sudah berusaha untuk menghubungi ketua panitia, Luthfi. Namun, hingga tulisan ini naik, masih belum ada respons lebih lanjut. Begitu pun sekretaris panitia, yang tidak ada respons sama sekali.

Tim masih terus mencoba untuk bisa terhubung ke ketua panitia secara langsung dengan menghubungi bendahara panitia. Namun, balasan yang didapat justru ia sendiri tidak tahu kabar terkini mengenai ketua panitia.

Selanjutnya, dalam hal intimidasi yang diutarakan Warek III dalam suratnya, masih belum diketahui jelas apa maksudnya. Tim sudah mencoba meminta waktu pada hari Senin untuk menjelaskan maksud tersebut. Namun, hanya disanggupi untuk ditemui pada Selasa, tanggal 24 Januari, tepat di hari terakhir proses penerimaan ulang calon anggota SEMA-I.


Reporter: Rifki, Dimas, Hanipah, Siska, Iswanto/FatsOeN

Penulis: Rifki, Dimas/FatsOeN

Editor: Aji Harka/FatsOeN

Di mana idealisme? Aku hanya menemukan nepotisme! Sumber: Aji Harka

 

“Kemewahan terakhir seorang mahasiswa, hanyalah idealisme; atau kemerdekaan independensinya.” – 


Nepotisme ialah biangnya politik identitas, Nepotisme juga tergabung dalam kongsi persekawanan praktik buruk politik, yakni Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Jeleknya, ikatan Tiga Serangkai ini agaknya doyan sekali menyusahkan orang-orang sepertinya.


Praktik nepotisme atau korupsi politik sedang mengudara akhir-akhir ini, sedang buming dan beken istilahnya. Baik dari strata tingkat paling atas sampai yang paling remeh-temeh, Ormawa misalnya. Bagi yang belum tahu-tahu saja, Ormawa adalah Organisasi Kemahasiswaan.


Dunia organisasi sepertinya tidak luput dan tidak diragukan punya praktik nepotisme politik semacam ini dan agaknya memiliki dampak buruk yang teramat-amat. Selain memupuk korupsi politik, terdapat pula proses rekrutmen yang tidak adil, tidak memerhatikan potensi keahlian serta kompetensi orang tersebut.


Bagi yang belum tahu-tahu saja, Nepotisme yang terimplementasi dianalogikan bak menunggu bak sampah yang kotor kian bertambah kotor dengan sampah-sampahnya yang baru. Sampah di sini tentunya adalah koruptor—atau mungkin anda juga yang tengah membaca—yang kian-kini agaknya menambah banyak pupuk-pupuk dan bibit-bibit penyakit baru, lagi ironisnya berkelanjutan.


Perlu diketahui sebelumnya juga, wahai anak muda yang tengah baca. Bahwa Tan Malaka pernah berkata: “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh seorang pemuda.” Maka daripada itu, marilah kita sama-sama berantas akar masalah dari pembibitan praktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme semacam ini dengan tidak hanya diam-diam saja. Karena jika sejatinya yang diam saja hanyalah sampah. Maka, jika anda diam saja, maka anda adalah sampah?


...


Eh-eeh, sepertinya salah. Maksudku: "Jangan diem-diem aja kayak sampah, gitu lhoo.” 


*Tulisan ini hanyalah sebuah satire belaka)


Penulis: Aji Harka
Editor: R. Al Wafi

x

 

Dok. LPM FatsOeN/ Potret Hanipah, Pemimpin Umum terpilih LPM FatsOeN periode 2023/2024, pada RTR hari Sabtu (24/12).

Rapat Tahunan Redaksi (RTR) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN, menetapkan Hanipah sebagai Pemimpin Umum (PU) untuk periode 2023/2024, pada Sabtu (24/12).

RTR yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut, berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh pengurus, anggota dan anggota magang LPM FatsOeN.

RTR sendiri merupakan musyawarah besar atau musyawarah umum untuk melaksanakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pengurus, serta memilih regenerasi kepemimpinan selanjutnya.

Hanipah, selaku PU terpilih turut mengungkapkan bahwa merasa sedikit takut akan hal yang sudah menunggunya di kepengurusan ke depan.

Ia pun mengatakan bahwa selalu ada kemungkinan akan hal yang akan terjadi, entah itu baik atau sebaliknya.

"... bahwa hal-hal tersebut (red: rasa takut) hanya ada di pikiran saya. Ada banyak probabilitas hal tersebut jadi hal baik atau hal buruk akhirnya, dan saya bahkan kita semua nggak tahu," paparnya.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa semua hal dapat berjalan baik, selama semua pihak dapat bergerak dan belajar bersama-sama, baik pengurus maupun anggota.

Ia pula, menyampaikan harapannya setelah ditetapkan secara resmi sebagai Pemimpin Umum.

"Paling utama, semoga FatsOeN tetap bergerak menjadi lembaga pers yang semakin kekinian dan terus bergerak maju di era society 5.0," katanya.

Masih dari Hanipah, ia menambahkan, "Serta tidak lupa, sesuai nama FatsOeN yang artinya sopan santun, semoga anggota FatsOeN (dapat) menjunjung tinggi moral karakter sebagai pers mahasiswa ke depannya," pungkasnya.

Penulis: Rifki A. W.


Sumber Ilustrasi: (Dictio.id)

Terkadang  orang-orang sering kali berekspektasi berlebihan tentang suatu hal yang sedang ia lakukan, berharap akan berakhir sesuai dengan yang dia inginkan jauh-jauh hari. Tapi, kemudian kenyataan yang ia dapat berbeda, itu akan membuat dia terpuruk karena sesuatu yang ia harapkan dan inginkan tidak pernah terwujud.

Hal itu hanya membawa kita pada suatu emosi yang negatif. Misalnya kita berusaha mati-matian untuk mendapat nilai bagus di sekolah dengan segala cara, mencontek dan cara apapun dilakukan. Namun kita tidak pernah tahu hasil akhirnya entah guru itu killer atau teman tugas kita yang malas, jika nilai yang keluar tak sesuai dengan yang kita harapkan, maka kita lebih nyesek daripada orang yang memikirkan nilainya pas-pasan.

Karena kebanyakan orang banyak masih saja mengharapkan hal-hal yang diluar kendalinya bakal sama seperti yang ada di pikirannya. Saya mengutip dari Enchiridion karya Epictetus “Some thongs are up to us, some things are not up to us,” yang artinya “Ada hal-hal di bawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita”.

Epictetus merupakan tokoh kaum stoa, kaum stoa adalah julukan bagi orang-orang yang menganut pemikiran Stoikisme. Stoikisme, juga disebut stoa adalah sebuah aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang didirikan di kota Athena, Yunani, oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM.

Prinsip dari pemikiran ini adalah menekankan manusia untuk memprioritaskan dimensi internal manusia, dan ia bisa disebut bahagia ketika tidak terpengaruh oleh hal-hal di luar dirinya. Singkatnya kita hanya bisa mengendalikan pemikiran kita dengan sebaik-baiknya, dan tidak mengandalkan hal-hal dari luar.

Contohnya saat kita menyatakan cinta kepada seseorang, lalu kita berharap agar orang itu membalas cintanya, tapi setelah itu orang tersebut menolak dan mematahkan harapan, kita benar-benar akan nyesek. Tapi jika kita tidak mengharap cintanya dan mengantisipasi bakal ditolak, kita tidak benar-benar nyesek karena tidak benar-benar berharap pada orang yang bukan dalam kendali kita.

Dalam buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring, saya teringat kata-kata tentang “kita tidak bisa memili situasi kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap kita atas situasi yang sedang dialami”.


Penulis: Iswanto


Gambar Ilustrasi (Nationaltoday.com)

Self-improvement atau biasa disebut dengan pengembangan diri dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas diri melalui pengembangan hobi, peningkatan kualitas personal, performance training, dll. Pengembangan diri ini biasanya dimotivasi oleh keinginan  untuk mengubah cara kita berpikir dan bertindak untuk menentukan  yang terbaik. Pengembangan diri tidak hanya dimotivasi oleh keinginan batin.

Namun, karena orang sering menilai seseorang dari kesan pertama, ada juga kebutuhan ekstrinsik, seperti keinginan untuk mendapatkan perspektif yang baik dari orang lain atau biasa disebut First Impression. First Impression ini artinya, orang  menilai kita dari cara kita berbicara, berperilaku, berpikir, atau secara fisik  menarik. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas diri kita sendiri. Namun sebelum perbaikan diri, saya harap Anda memahami langkah-langkah dalam proses perbaikan diri.

1.      1. Tingkatkan kepercayaan diri

Tanpa rasa percaya diri, orang biasanya menolak mencoba hal-hal baru atau melakukan hal-hal di luar rutinitas mereka. Oleh karena itu, evolusi terhambat. Kita membutuhkan kepercayaan diri  untuk mengeksplorasi potensi dan menyelesaikan pekerjaan. Tanpa rasa percaya diri, penulis  akan terus merasa  karyanya selalu cacat. Padahal, perasaan pesimistis ini bisa menurunkan kualitas pekerjaan. Jadi sebelum Anda menulis, coba lihat apakah menurut Anda orang lain akan menyukai karya kita  karena berbeda dengan penulis lain. Tapi terlalu percaya diri  juga tidak baik. Mereka tampil arogan karena merasa benar sendiri dan tidak mau menerima kritik dari orang lain.

2.     2.  Gunakan waktumu dengan bijak

Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya adalah salah satu pertanda apa yang memengaruhi kesuksesan seorang penulis. Karena manajemen waktu yang baik  membuat seseorang menjadi disiplin. Penulis yang disiplin biasanya menghasilkan karya yang berkualitas karena mereka menulis secara produktif dan teratur. Karya yang ditulis secara teratur  membuat pembaca senang karena mereka dapat membaca cerita favorit mereka.

3.      3. Belajar dari pengalaman

Banyak orang mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru terbaik untuk masa depan”, dan ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan pentingnya  belajar dari masa lalu. Karena tanpa  proses belajar, manusia tidak dapat mengubah kesalahannya.

4.     4.  Punya Ambisi Untuk Berprestasi

Memiliki ambisi bukan selalu hal yang buruk, terkadang kita perlu berambisi supaya kita terus terpacu untuk maju. Adanya ambisi membuat seseorang tidak merasa cepat puas dengan hasil yang telah dicapai, mereka akan terus menggali potensi diri dengan terus menulis sebuah karya. Ambisi juga membuat mereka terus berusaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Namun, ada kalanya terlalu berambisi membuat mereka tertekan. Untuk menghindari hal tersebut penulis yang baik harus mengimbangi ambisinya dengan usaha agar berprestasi. Sebab, dengan adanya prestasi yang baik akan membuat mereka mudah dalam mendapatkan pekerjaan, beasiswa, dan melakukan hal yang diinginkan lainnya. Prestasi yang baik akan menjadikan mereka mudah dikenal oleh orang lain. Untuk berprestasi pun perlu adanya niat dan belajar yang giat.

5.     5.  Punya rasa tanggung jawab

Rasa tanggung jawab kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun tidak. Dengan adanya rasa tanggung jawab yang baik, akan membuat seorang penulis mampu membagi waktu mereka dengan teratur. Mereka akan merasa tidak enak bila mereka tidak menuntaskan karya mereka dengan tepat waktu. Menumbuhkan rasa tanggung jawab sangat penting bagi setiap orang khususnya seorang penulis. Tanggung jawab bisa ditumbuhkan dengan cara selalu merasa ia memiliki tanggungan yang besar kepada pembaca, dengan demikian penulis akan rajin menyelesaikan naskahnya agar pembaca tidak kecewa.

Dapat kita simpulkan bahwa Self improvement itu sangat diperlukan oleh setiap orang, khususnya seorang penulis. Sebab menjadi penulis harus siap dengan sudut pandang orang lain. Maka dari itu, sebelum Anda dikritik oleh orang lain, persiapkan diri anda dengan versi terbaik yang telah anda rubah dengan kegiatan ini. Sebab menjadi penulis bukan hanya menciptakan karya untuk diri sendiri. Namun, juga untuk semua manusia.


Penulis: Imas Endang

Gambar Ilustrasi (pexels.com-martijin-adegeest-587835)

Mendengar kata self love sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Istilah ini biasa kita temui di sosial media, dimana saat ini pembahasan seputar self love mulai marak dibicarakan oleh masyarakat yang mulai menyadari pentingnya kesehatan mental. Banyak kaum milenial dan anak muda yang mulai menyerukan pentingnya kesehatan mental yang umumnya pada waktu dulu masih terdengar asing di telinga masyarakat.  

Kata self love berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti cinta diri sendiri. Makna dari self love secara rinci dapat dimaknai sebagai kondisi ketika seseorang dapat menghargai diri sendiri dengan cara mengapresiasi diri saat seseorang mampu mengambil keputusan dalam perkembangan spiritual, fisik, dan juga psikologis (Khoshaba, 2012). Hal ini tanpa disadari sudah sering kamu lakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika kamu sudah mampu untuk menerima kelebihan dan kekurangan dalam diri, fokus terhadap apa yang ingin kamu lakukan dan menutup telinga terhadap komentar negatif orang lain yang dapat membuat kepercayaan diri semakin terkikis sehingga sulit untuk berkembang.

Mungkin ada pertanyaan yang muncul di benak kamu, apakah mencintai diri sendiri berarti egois dan mementingkan diri sendiri?  Eitsss, mencintai diri sendiri bukan berarti kamu bersikap egois. Bagaimana bisa kamu mencintai orang lain sedangkan kamu sendiri belum bisa mencintai diri sendiri? Dengan mencintai diri sendiri kamu dapat mencintai orang lain dengan baik juga. Mencintai diri sendiri berarti kamu percaya dengan dirimu dan mampu menemukan kebahagiaan pada diri sendiri sehingga tidak menggantungkan kebahagiaan kamu kepada orang lain. Memang dalam hidup berinteraksi dengan orang lain merupakan hal yang menyenangkan karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang butuh namanya bersosialisasi. Akan tetapi,  kamu tidak bisa menjadikan orang lain sebagai sumber kebahagiaan.

Jika di dalam diri seseorang sudah memegang kata self love, maka self love tersebut akan membawa kamu kepada sesuatu yang positif. Misalnya self love dapat membuat kamu menemukan versi diri yang terbaik. Dengan self love kamu bisa membedakan sesuatu yang buruk atau baik untuk dirimu.

Walaupun self love memiliki arti mencintai diri sendiri bukan berarti self love hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri saja. Self love juga dapat memberikan manfaat kepada orang lain lho, dengan menerapkan self love secara tidak langsung kamu telah berdamai dengan diri sendiri sehingga kamu dapat menyelesaikan permasalahan yang dimiliki, sehingga orang lain tidak perlu terlibat dalam permasalahan hidup kamu. Tentunya secara tidak langsung hal ini dapat membantu dan dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Akan tetapi, bukan berarti dengan adanya dalih self love kamu harus mengerjakan semuanya sendirian. Jika kamu merasa tidak mampu kamu dapat meminta tolong kepada orang lain, jangan paksakan diri sendiri dan membuat dirimu tertekan ya!

Mencintai diri sendiri sama dengan berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri memiliki arti suatu kondisi yang membuat seseorang nyaman dengan diri sendiri dengan mengenal, menerima, berpikir positif dan tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.  Berdamai dengan diri sendiri tentunya tidak bisa berjalan secara instan. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk berdamai dengan diri sendiri:

1.               1.  Berusaha untuk menerima diri sendiri

Hal pertama yang dapat kamu lakukan untuk bisa berdamai dengan diri sendiri adalah menerima kelebihan dan kekurangan di dalam diri dan memilah di dalam pikiran dan perasaan. Dalam proses penerimaan diri pasti akan ada hambatan yang akan kamu hadapi, tetapi hambatan tersebut dapat membantu kamu untuk bertransformasi menjadi diri yang lebih baik dari waktu ke waktu.

2. Menyempatkan waktu untuk diri sendiri

Melakukan aktivitas seharian penuh tentunya terasa melelahkan. Energi dan mentalmu terkuras karena bertemu dengan banyak orang. Otak dan tubuhmu juga membutuhkan istirahat.  Oleh karena itu, kamu butuh meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri. Dengan begitu kamu dapat mengetahui batas kemampuan emosi dan juga fisik yang kamu miliki.

3.              3. Berhenti untuk membandingkan dirimu dengan orang lain

Sudah pasti kamu tahu bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan porsinya masing-masing. Tidak salah jika kamu melihat kemampuan orang lain untuk dijadikan sebagai motivasi. Setiap orang memiliki keistimewaan tersendiri, kelebihan yang ada di dalam dirimu belum tentu ada pada orang lain. Dengan membandingkan dirimu dengan orang lain membuat kamu tidak puas dengan usaha yang telah kamu lakukan. So, berhenti untuk membandingkan dirimu dengan orang lain ya.

Nah, itulah beberapa hal yang dapat membantu kamu untuk berdamai dengan diri sendiri. Setelah membaca berbagai penjelasan diatas, sudahkah kamu menyadari apakah kamu sudah mencintai diri sendiri? Jika belum, selalu berusaha untuk cinta dengan dirimu sendiri ya! Karena hakikatnya kamu akan dicintai dengan baik apabila kamu sudah mencintai diri sendiri dengan baik juga.

Penulis: Saskia Nurul Zahra

H

Dok. Fahmina Institute/Potret bersama pegiat media dan CSO

Fahmina Institute bersama 16 pegiat media di wilayah Cirebon dan Majalengka, rampung melaksanakan kegiatan workshop yang bertempat di Hotel Santika Cirebon, Sabtu-Minggu (17-18/12).

Kegiatan yang berlangsung dua hari tersebut mengusung pembahasan mengenai Perumusan Strategi Kampanye Media untuk Toleransi dan keadilan Gender di Kabupaten Cirebon dan Majalengka.

Workshop tersebut merupakan wujud ajakan untuk kolaborasi dengan Fahmina Institute dan CSO (Civil Society Organization), serta masyarakat yang fokus pada isu toleransi dan gender.

Hal tersebut diungkapkan Alifatul Arifiati, selaku Manajer Program JISRA (Joint Initiative for Strategic Religious Action). Ia pun turut menyatakan bahwa beberapa media masih belum memadai perspektif toleransi dan keadilan gender.

"Belajar bareng-bareng kedua belah pihak, saling melengkapi sehingga isu toleransi dan keadilan gender bisa lebih luas dinikmati, dan lebih mudah menjangkau masyarakat luas," ungkap Alifatul mengenai bentuk kolaborasi.

Selain itu, ia pun mengungkapkan bahwa media menjadi wadah yang efektif untuk menyebarkan konten-konten dengan isu tersebut.

"Media ini, kan, salah satu yang memberikan pendidikan yang lumayan masif. Jadi temen yang efektif banget buat Fahmina dan CSO lain untuk menyebarkan isu-isu toleransi dan gender," ungkapnya.

Untuk workshop yang hanya ditujukan bagi Kabupaten Cirebon dan Majalengka, Alifatul mengatakan, "Program JISRA memang hanya di dua wilayah Kabupaten Cirebon dan Majalengka. Kalau kerja Fahmina lebih luas dari itu," jelasnya.

Ia pun mengungkapkan harapan saat kegiatan workshop ini selesai, "Setelah ini kita terus melakukan kolaborasi, digerakkan bareng, biar jadi sesuatu yang berisik," pungkasnya.

Reporter: Rifki Al Wafi