|
Foto : Myla Lestari/FatsOeN |
Cirebon, LPM FatsOeN - Sekitar 2.875 mahasiswa IAIN Syekh Nurjati mengikuti kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) selama tiga hari pada tanggal 27 - 29 Agustus 2022.
Pada hari pertama dan ketiga PBAK bertempat di halaman Ma'had IAIN Syekh Nurjati. Sedangkan pada hari kedua, PBAK dilaksanakan oleh masing-masing fakultas di tiga tempat yang berbeda, yaitu FITK tetap bertempat halaman ma'had, FSEI bertempat di gedung IAIN Cirebon Center (ICC), dan FUAD yang bertempat di aula gedung pascasarjana lantai tiga.
Pelaksanaan PBAK ini tak lepas dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan selama tiga hari. Beberapa mahasiswa mengungkapkan perasaannya dan memberikan berbagai tanggapan mengenai jalannya PBAK tahun ini.
Ibnu salah satu mahasiswa jurusan Tadris IPS mengungkapkan bahwa pbak tahun ini terasa menyenangkan karena dilangsungkan secara offline setelah pandemi dan sebagai ajang untuk membangkitkan semangat mahasiswa baru.
"Pasti cape, cuma karena acara (pbak) pertama kali di kampus buat mahasiswa baru pasti membangkitkan semangat kita banget, karena baru pertama kali (setelah pandemi)," ungkapnya.
Senada dengan Ibnu, Gilang, mahasiswa baru dari jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan mengungkapkan hal yang sama. "Senang bisa berkumpul sama temen-temen, udah ngga online lagi, kesannya seru banget," ungkapnya.
Sementara Dede Intan, Mahasiswa baru Jurusan Bimbingan Konseling Islam mengungkapkan bahwa dengan diselenggarakannya acara PBAK secara offline membuat relasi pertemanan menjadi semakin luas dari berbagai daerah.
Di samping itu, PBAK tahun ini cukup berkesan di kalangan mahasiswa baru, terutama pada hari kedua dan ketiga. Menurut Gilang, hari kedua dan ketiga cukup berkesan, tidak terlalu monoton sebab ada hiburan yang ditampilkan.
Senada dengan Gilang, Musyarafah turut mengungkapkan kesannya mengikuti PBAK tahun ini. "Yang paling berkesan sekarang (hari) yang terakhir. Karena mungkin lebih seru, terus acaranya lebih meriah," ungkapnya selaku mahasiswa baru jurusan Tadris Matematika.
Meski menyenangkan, ada sisi lain yang menyuarakan berbagai keluhan dan keresahan dari sejumlah mahasiswa baru saat mengikuti kegiatan PBAK selama tiga hari.
Ibnu mengungkapkan bahwa pada hari ketiga pbak terasa berat dan panas karena tidak adanya fasilitas tenda di lapangan. Selain itu, padatnya acara tetap berjalan meskipun waktu sholat telah tiba. Hal ini menjadi keresahan mahasiswa baru yang masuk di IAIN Syekh Nurjati.
"Karena hari ketiga tidak ada tenda, jadi panas banget. Hari ketiga, sih, berat banget, habis jalan (karnaval) terus panas juga. Sama waktu sholat tetep ada acara, jadi sholatnya telat padahal di IAIN. Rundown nya terlalu padat, jika mau sholat harus meninggalkan acara, padahal sayang banget harus ninggalin acara," ungkapnya.
Gilang dan Sri, mengungkapkan keresahan yang sama, yaitu tidak adanya tenda membuat suasana PBAK menjadi sangat panas membuat ketidaknyamanan di kalangan mahasiswa baru.
"Keresahan mungkin hari sekarang (hari ketiga), belum selesai acara (PBAK) tapi tendanya udah dicopotin kan kasian kepanasan, banyak yang pingsan juga," ungkap Gilang.
Meskipun sudah memakai caping, Sri sebagai peserta PBAK masih merasakan panas saat mengikuti kegiatan tersebut. "Panas, soalnya tendanya ngga ada. (Memakai) caping tapi badannya kepanasan," ungkap Sri, mahasiswa baru Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Selain kondisi udara yang panas, beberapa mahasiswa mengungkapkan keresahan lainnya mengenai durasi jalannya acara PBAK yang cukup padat, sehingga kurangnya waktu untuk menunaikan kewajiban sholat.
"Keluh kesahnya ya, itu sih. Terlalu lama kak, sampai sholatnya juga buru-buru," ungkap Lulu, mahasiswa baru jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI).
Akibat dari buru-buru ketika melaksanakan sholat, mahasiswa merasa harus desak-desakan sampai mengantre. "(Yang menjadi keresahannya) desak-desakannya. Terus wudlunya ngantri, terus sholatnya juga," keluh Vivi, mahasiswa baru jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA)
Selain waktu sholat, mahasiswa pun mengeluh atas keterlambatan waktu dalam memulai kegiatan. "Keresahan itu cuma di waktu, suka ngaret. Kadang dari panitia atau dari maba-nya yang tidak telat waktu pas kumpul," papar Dede Intan, mahasiswa baru jurusan BKI.
Di akhir wawancara bersama LPM FatsOeN, beberapa mahasiswa baru mengapresiasi kegiatan PBAK yang diselenggarkan secara offline tahun ini. Meski begitu, sejumlah mahasiswa baru tetap turut melontarkan kritik dan sarannya yang ditujukan kepada panitia serta rekan-rekan PBAK sebagai bahan evaluasi untuk tahun berikutnya.
"Udah bagus, udah keren banget, acaranya membangkitkan semangat mahasiswa baru banget, dan kekurangan mungkin itu, rundown terlalu padat," ungkap Ibnu, mahasiswa baru jurusan Tadris IPS.
Senada dengan pernyataan di atas, Musyarafah mengungkapkan, "Semoga acara tahun depan buat nantinya makin seru lagi dan lebih meriah," ungkapnya.
Berbeda dengan pernyataan di atas, Lulu mengungkapkan, "Untuk panitia, kritiknya kalau untuk sholat bisa diluangkan lagi waktunya. Kalau misal istirahat bolehlah cepet-cepet kalau anaknya (Maba) leha-leha," pungkasnya.
Penulis: Siska Aditia/Magang FatsOeN
Reporter: Kru FatsOeN