(Suasana PBAK IAIN Syekh Nurjati, pada hari pertama saat cek-in di depan gedung Rektorat. foto: Anita/ Panitia PBAK)


Cirebon, LPM FatsOeN - Sabtu (27/8) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar perhelatan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) secara luring. PBAK IAIN Syekh Nurjati pada tahun ini dilaksanakan pada tanggal 27-29 Agustus 2022, dengan mengusung tema "Senada Cerdas, Senada Moderat, Senada Militan: Unggul Terkemuka".

PBAK kali ini diikuti oleh 2.875 Maba-Miba yang berasal dari berbagai jurusan di  kelima Fakultas yang ada di IAIN SNJ Cirebon ini, tentunya PBAK kali ini terlaksana dengan melibatkan seluruh Ormawa, yakni Sema, Dema, HMJ serta UKM-UKK.

Dalam sambutannya, Ilman Nafia, selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama mengungkapkan bahwa PBAK kali ini merupakan kegiatan yang luar biasa. 

"Mengapa PBAK tahun ini terlihat luar biasa?' Karena PBAK kali ini offline setelah bertahun-tahun sebelumnya terselenggara secara online akibat Covid-19,” ungkapnya.

Masih dari Ilman, PBAK tahun ini pun terlaksana dengan baik berkat kerja sama setiap ormawa. "Alhamdulillah, juga dengan kerja sama secara kompak setiap Ormawa. PBAK kali ini dapat terlaksana dengan baik,” tutur Ilman.

Pada hari pertama, PBAK tingkat Institut ini memaparkan informasi tentang kampus. Pelaksanaan PBAK dilakukan guna menyambut mahasiswa baru dengan pengenalan budaya akademik, kelembagaan, dan Kemahasiswaan di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Sumanta, selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjelaskan dalam sambutan pembukaannya mengenai genealogi sejarah pengambilan nama kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, “Syekh Nurjati sendiri ialah merupakan salah seorang Wali kenamaan Cirebon yang juga Guru dari Sunan Gunung Jati, bahwa lembaga kita merupakan amanah kesinambungan dan keberlanjutan tugas dari para wali,” jelasnya.

"Ada satu wasiat bagi kita dari Guru Sunan Gunung Jati ini ialah 'Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin' Tajug sendiri adalah simbol pendidikan, ini adalah instrumen sebagai wadah menghasilkan budaya cerdas intelektual, emosional, dan juga spiritual. Selanjutnya yakni, Fakir Miskin, kita juga menyediakan beragam beasiswa yang fantastis sebesar 13 miliar rupiah dari beasiswa bidikmisi, beasiswa miskin, prestasi, dan lainnya ini juga kita wujudkan karena sebagaimana implementasi peran dan pesan dari Syekh Nurjati,” tambahnya.

Masih dari Sumanta, ia menutup sambutan dengan ucapan selamat kepada para calon mahasiswa baru IAIN Syekh Nurjati Cirebon. "Selamat bergabung di sivitas akademika, sivitas IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Mari kita bersinergis, agar instansi kita bisa bersama-sama membangun, unggul dan terkemuka di Indonesia,” pungkasnya.


Reporter: Akhmad Jiharka/FatsOen

 


(Suasana Pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dibuka oleh Dekan FITK. Foto : Inggit Nurul I/ Anggota Magang LPM   FatsOeN)

Cirebon, LPM FatsOeN – Minggu (28/08/22) Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas bertempat di Mahad Al-Jami’ah. PBAK FITK kali ini diikuti oleh 1127 mahasiswa baru yang terpecah kedalam 11 jurusan yang ada di FITK. Kegiatan ini mengusung tema "Membangun Mahasiswa Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan yang memahami, Mengimplementasi, Mencintai nilai nilai moderasi beragama,  dan nilai-nilai kebudayaan".

Saifuddin Maulana, selaku ketua DEMA-FITK mengatakan esensi dari terlaksananya PBAK Fakultas adalah memperkenalkan budaya dari fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan.

“Esensi dari PBAK ini yaitu memperkenalkan budaya dari fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, kajur-kajur dan juga segala macam apa yang ada di fakultas fitk itu sendiri. Saya harapkan mahasiswa baru termotivasi untuk semangat dalam melaksanakan kuliah sesuai dengan jurusan yang dipilih” ungkapnya.

Billy Bimantoro, selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa acara berlangsung dengan baik.

“Alhamdulillah acara terlaksana dengan baik tanpa ada kendala, kami para panitia berusaha semaksimal mungkin agar meminimalisir kendalanya. Khususnya dengan jumlah peserta sebanyak 1207 mahasiswa yang harus dikondisikan dengan baik” tuturnya.

Sama halnya dengan Ridho Akbar, Mahasiswa baru dari jurusan Manjemen Pendidikan Islam (MPI) mengatakan bahwa kegiatan PBAK FITK sangat seru dan menarik.

“Saya sangat senang bisa mengikuti PBAK FITK, karena sangat senang dan menarik.” ungkapnya.  


Penulis : Dea Mariyana/ Pengurus LPM FatsOeN

Repoter : Annita Syari'ach/ Anggota Magang LPM FatsOeN

 

(Suasana hari kedua PBAK di masing-masing fakultas, atas ; PBAK FITK, tengah ; FSEI, dan bawah ; FUAD)


Cirebon, LPM FatsOeN – Minggu (28/08/22) Hari kedua Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dilaksanakan secara offline dimasing-masing fakultas. Tak jauh berbeda dengan PBAK Institut, PBAK fakultas ini merupakan rangkaian dari kegiatan PBAK Institut, dimana Dewan Eksekutfi Mahasiswa Fakultas masing-masing yang menjadi panitia dalam pelaksaan PBAK Fakultas kali ini.

Dimana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) mengadakan PBAK Fakultas di halaman Mahad Al-Jami’ah, kemudian Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) melaksanakan PBAK Fakultas di Auditorium Pascasarjana, dan yang ketiga Fakultas Syariah  dan Ekonomi Islam (FSEI) mengadakan di gedung IAIN Cirebon Cener (ICC).

Terdapat 2875 mahasiswa baru tahun 2022, yang masuk melalui beberapa jalur yang dibuka oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon seperti : SPANPTKIN, UM-PTKIN, dan SPMB gelombang 1 dan SPMB gelombang 2. Jumlah mahasiswa FITK sebanyak 1127, kemudian FUAD sebanyak 785, jumlah mahasiswa FSEI sebanyak 1064, dan 48 mahasiswa yang melalui jalur SPMB gelombang 2.

PBAK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) menamakan PBAK tahun ini adalah RUMYANG, kemudian PBAK Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) menamakan PBAK fakultasnya yaitu GARUDA. Kemudian Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) dilambangkan dengan senjata Kujang dan hewan Rubah.



Penulis : Dea Mariyana/Pengurus LPM FatsOeN

(Suasana chek-in peserta Mahasiswa Baru IAIN Syekh Nurjati 2022, di depan gedung Rektorat. foto: Panitia PBAK IAIN Syekh Nurjati Cirebon)



Cirebon, LPM FatsOeN – Kamis (25/08/22) Pembagian jas dan kaos bagi mahasiswa baru IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk kegiatan acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2022 di IAIN Cirebon Centre (ICC).

Pembagian kaos dan jas ini sekaligus technical meeting PBAK 2022 yang akan dilaksanakan dalam tiga hari, yakni dimulai pada hari Sabtu–Senin (27–29 Agustus 2022).

Mahasiswa yang datang untuk pembagian jas dan kaos memenuhi lokasi titik kumpul, ICC. Pembagian dilakukan secara bergilir yang dimulai dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUAD), kemudian dilanjut Fakultas Syariah Ekonomi Islam (FSEI).

Dalam rangka mendekati hari H kegiatan PBAK mahasiswa diminta untuk mempersiapkan beberapa hal. “Dari panitia institut disuruh bawa caping terus dicat sesuai warna fakultas dan dari fakultas aku sendiri warna pink. Lalu ditentukan kerudungnya warnanya sesuai warna caping, warna pink. Terus bawa alat tulis, dan pakaian yang udah dikasih dari panitia institut.” Ujar Raihana Salma, salah satu mahasiswa baru jurusan KPI, FUAD.

Mahasiswa baru yang akan mengikuti PBAK diminta untuk membawa caping yang diwarnai sesuai fakultas: FITK (biru muda), FUAD (merah muda), FSEI (kuning). Pembelian caping bisa secara mandiri perindividu atau dapat mengoordinir kepada panitia. Kaos serta jas diberikan secara gratis kepada mahasiswa baru sebagai tanda mereka resmi menjadi mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Tinggal menghitung jam menyambut kegiatan PBAK 2022, para mahasiswa baru mengharapkan acara berjalan dengan lancar sesuai rencana dan terselenggara dengan baik. Selain persiapan yang dilakukan oleh peserta, panitia PBAK juga menyiapkan segala hal untuk acara PBAK tahun ini. Seperti yang dikatakan oleh Fajar Saniatus Salihah, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, semester 3, selaku panitia PBAK menyatakan, “Untuk progress saat ini itu kita (panitia) lebih mematangkan ke tempat-tempat yang akan digunakan. Karena masih ada beberapa tempat yang mungkin kita belum bisa menentukan seratus persen bahwa nanti bisa di situ terus nanti kan ada kegiatan seperti parade atau konvoi, nah kita masih cari jalur yang benar-benar efektif dan tentunya tidak mengganggu masyarakat sekitar, dan persiapannya juga seperti latihan untuk penampilan-penampilan, lalu ada pembagian atribut atau intinya perlengkapan yang akan digunakan oleh mahasiswa baru, pendataan mahasiswa baru, dan pendamping-pendamping mereka (mahasiswa baru). Tentunya sih pasti kita persiapkan dana-dana yang perlu kita keluarkan untuk kegiatan ini.”

Tempat yang akan ditentukan oleh panitia dalam acara PBAK tahun ini belum seratus persen, namun panitia sendiri memastikan alternatif tempat yaitu di Ma’had Pascasarjana IAIN.

Tak hanya persiapan tempat PBAK, perubahan rundown acara pun disorot. Seperti yang diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan PBAK tinggal menghitung hari, namun perubahan rundown acara yang terkesan mendadak membuat sebagian mahasiswa bertanya apakah hal tersebut dapat diatasi, mengingat dalam acara PBAK ini akan ada berbagai penampilan, tentunya fiksasi rundown acara sangatlah penting.

Menurut Fajar Saniatus Salihah sendiri, perubahan rundown memang beberapa kali terjadi. Pihak panitia sudah menginformasikan perubahan rundown tersebut pada semua pihak termasuk para penampil. Panitia juga bekerjasama dengan UKM dan UKK terkait hal apa saja yang akan dibutuhkan dan ditampilkan para penampil. “Mungkin kalau perubahan, misalnya untuk penampilan qiroah itu dari UKM apa, ternyata ada yang setuju dari UKM apa, mungkin seperti itu saja sih. Tapi untuk penampilannya sudah fiksasi bahwa penampilannya ada apa saja akan ditampilkan seperti itu.” Ujar Fajar Saniatus Salihah yang tim LPM Fatsoen temui pada 25 Agustus 2022. Mahasiswa semester 3 tersebut juga mengatakan bahwa perubahan rundown acara tidak terlalu bermasalah. Hal yang menjadi permasalahan atau fokus panitia adalah pada latihan untuk penampilan di PBAK nanti.

Di tengah hingar bingar kegembiraan menyambut PBAK 2022, ada pula isu-isu yang naik ke permukaan terkait atribut yang akan digunakan dalam acara ini. Salah satu isunya adalah pengenaan biaya kepada mahasiswa baru untuk baju PBAK, caping, dll.

Fajar Saniatus Salihah mengonfirmasikan bahwa dirinya kurang mengetahui hal tersebut. “Untuk baju, saya sebenarnya kurang tahu kalau itu. Tapi, untuk caping sendiri sebenarnya itu fasilitas pribadi, mereka (mahasiswa baru) harus mempersiapkan sendiri. Tapi kita memberikan alternatif gitu, memudahkan mereka kalau kita mengkolektifkan caping ini untuk mahasiswa baru. Jadi, membantu mereka untuk bisa beli di kita nih, maksudnya biar gampang aja nanti dikolektifkan bisa salah satu penanggungjawab. Sebenarnya ini bukan rencana dari awal, namun kalau atribut caping ini memang ada tapi kayak atribut pribadi yang sebenarnya bukan masuk ke pendanaan tambahan dari mereka ke kita, sebenarnya bukan, cuma mengkolektifkan aja biar memudahkan mereka juga.”

Adanya caping sebagai atribut PBAK sendiri tidak menimbulkan protes oleh mahasiswa baru, dikarenakan panitia sendiri sudah menginformasikan hal ini kepada seluruh peserta bahwa caping adalah salat satu atribut yang harus digunakan ketika PBAK. Diumumkannya caping sebagai salah satu atribut PBAK, ternyata menimbulkan dampak yang baik, yaitu banyak pihak yang bekerjasama untuk mengkolektifkan atau menjual caping, sehingga hal tersebut memudahkan mahasiswa baru untuk dapat melengkapi atribut PBAK.

Atas kerjasama dari berbagai pihak, tentunya panitia mengharapkan yang terbaik untuk acara PBAK 2022. Fajar Saniatus Salihah mewakili panitia lain mengungkapkan harapannya agar terlaksananya kegiatan PBAK ini dapat membuat baik nama IAIN, terkhusus di mata mahasiswa baru. Mahasiswa semester 3 tersebut juga berharap bahwa kegiatan ini akan menarik perhatian mahasiswa baru dan dapat menjadi awal yang baik ketika memutuskan IAIN sebagai tempat melanjutkan pendidikan.

“Tentunya harapan kami ya bisa menambahkan nama baik IAIN sendiri, kita juga kan merancang ini dengan sebaik-baiknya ya, intinya bagaimana kegiatan PBAK ini menjadi suatu hal yang unik, suatu hal yang sangat berkesan untuk mahasiswa baru, bukan hanya sebagai perkenalan-perkenalan tapi juga bisa membangun suatu hal yang menarik dan tertarik mahasiswa baru. Kan kebanyakan mungkin ada yang sebenarnya bukan pilihan utama nih, tapi ternyata ketika mereka masuk IAIN ini dari awal aja PBAK kayaknya udah menarik berarti nanti ke depannya pasti kita merasakan hal yang lebih menarik dan membuat mahasiswa baru ini tertarik untuk melanjutkan pendidikannya, mencari pengalamannya yang lebih di IAIN ini.”

Semoga PBAK tahun ini berjalan dengan sukses dan menjadi awal yang baik setelah dua tahun kemarin acara ini dilakukan secara daring, mengingat wabah COVID–19 belum mereda saat itu.



Penulis: Hanipah & Fatika/FatsOen

Editor: Khofifah Cahyani/FatsOen

 


(Foto: KarakterUnsulbal.com)

Membicarakan tentang ormek atau organisasi mahasiswa ekstra kampus tentu tidak akan pernah habisnya,apalagi jika membicarakan bagaimana posisi ormek di kampus, akhir-akhir ini wacana tentang ormek kembali menguat, penyebabnya adalah salah satu postingan akun sosial media yang memposting tentang pelarangan atribut organisasi ekstra kampus atau ormek di kampus.

Loh emang apa salahnya jika ormek masuk kampus?

Sependek pengetahuan saya (koreksi jika salah) tidak ada aturan yang secara eksplisit yang menyebutkan tentang dilarangnya organisasi mahasiswa ekstra atau luar kampus untuk masuk ke dalam kampus, jika ada pelarangan pun itu datang dari kemendikbud melalui SK Dirjen dikti nomor 26/DIKTI/2002 tentang pelarangan organisasi ekstra kampus atau partai politik dalam kehidupan kampus namun aturan tersebut telah dicabut dan diganti dengan Peraturan menteri nomor 55 tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa.

Dalam Permenristekdikti nomor 55 tahun 2018 tersebut memperbolehkan organisasi mahasiswa ekstra untuk masuk ke dalam kampus, justru menjadi aneh ketika organisasi mahasiswa ekstra dilarang masuk kampus, kampus sebagai miniatur negara dan ruang publik yang demokratis malah melarang mahasiswanya untuk berekspresi.

Sekarang bayangin aja kalo mahasiswa dilarang masuk kampus hanya karena mereka ikut ormek, ntar mereka kuliah dimana weyy mana sebagian pejabat kampusnya ikut ormek ntar yang ngurus kampus siapa coba heuheu (emot nangis) hahahaha.

Oke balik lagi ke topik tadi cuma bercanda hehe,

Saya kira yang jadi masalah itu bukan boleh atau tidaknya ormek masuk kampus, tapi bagaimana kampus harus menjadi sebuah ruang yang demokratis yang menghargai keberagaman dan kebebasan berpendapat tanpa membedakan latar belakang organisasinya mau hijau, merah,kuning, pink, biru,abu abu, oren atau hitam bahkan mahasiswa tanpa afiliasi organisasi pun  berhak mendapatkan kesempatan yang sama di kampus baik dalam bidang akademik, pelayanan, sosial hingga politik.

Jangan sampai hanya karena ada yang merasa dirinya mayoritas sehingga dengan mudahnya mendiskriminasikan pihak minoritas, tidak boleh ada saling menjatuhkan semuanya baik abu abu, merah, kuning, hijau semuanya berhak untuk berkompetisi, berdinamika, berdemokrasi dan mendapatkan akses yang sama di kampus.

Oleh karena itu sangat penting kampus  menjadi ruang yang terbuka bagi siapa saja, hal ini dapat dimulai melalui pejabatnya baik dalam tingkat rektorat hingga pengurus ormawa paling bawah untuk membuka akses seluas-luasnya kepada berbagai macam pihak tanpa membedakan latar belakang organisasinya termasuk kepada mahasiswa tanpa afiliasi organisasi manapun, karena di depan kampus harusnya kita semua sama.

Mungkin hal ini sulit untuk dilakukan tapi bukan berarti tidak mungkin bukan?

Penulis: "Fahmi Labibinajib/Selain suka nulis juga suka kamu"


 


(Foto : Zakariya Robbani/Anggota LPM FatsOeN)

            Akhir-akhir ini dunia maya digegerkan dengan adanya perilaku para remaja Citayam yang berlebihan dalam penggunaan pakaian. Dikarenakan sifat mereka yang masih imitative, suka meniru gaya hidup sesorang seperti banyak menonton tayangan-tayangan kekinian.

            Terlebih ketika mereka diwawancarai oleh seorang tiktokers, mereka hafal para nama youtuber di Indonesia, sedangkan ketika ditanya niat sholat mereka lupa, sungguh miris generasi kita.

            Seiring perkembangan teknologi bukannya semakin mudah dalam mencari pengetauhan, tetapi semakin bobrok akhlak kita dipengaruhi teknologi. Seharusnya kita yang menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai kita.

            Banyak diantara mereka tidak menggunakan pakaian yang tidak semestinya. Seperti tidak menutup aurat bagi wanita, menggunakan aksesoris secara berlebihan, menggunakan produk luar negeri dan lain sebagainya. Hal ini menjadi berdampak positif dan negatif.bagi pihak lainnya, contoh hal positifnya bagi si penjual pakaian bisa menjadi cara untuk mereka menarik perhatian bagi kaum anak milenial. Dan juga bisa berdampak negatif, contohnya yaitu bagi anak remaja yang menggunakan pakaian secara berlebihan, tidak menutup aurat bisa menjadi daya tarik bagi tindak kejahatan seperti pencurian, perampasan, pemerkosaan, bahkan LGBT.

Banyak diantara mereka menggunakan pakaian tersebut dari hasil uang orang tua, dan mengganti ajang pameran setiap minggunya, itu hanya membuang-buang uang yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan pendidikan, atau disumbangkan kepada yang membutuhkan. Disinilah peran orang tua dalam mendidik anak, terlebih beberapa haru lalu kita sudah memperingati hari anak nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juni 2022. Hari anak bukan hanya pada tanggal tersebut saja tetapi, hari-hari biasa kita wajib mendidik anak.

 

Berikut Tips cara mendidik anak agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas

1.      Kenali lingkungan per group

Ini salah satu cara untuk menghindari pergaulan bebas pada anak. Dengan orang tua mengetahui teman sebayanya, itu akan lebih baik dalam mengawasi anak.

 

2.      Didik anak dengan pengertahuan agama

Ini merupakan cara ampuh untuk menghindari anak dari pergaulan bebas, dengan anak mengetahui ilmu agama. Membuat anak takut akan dosa yang dilakukannya.

 

3.      Jalin komunikasi orang tua dengan guru

Ini juga penting dalam mendidik anak. Orang tua harus sering berkomuikasi dengan guru pendidiknya, Agar orang tua mengetahui sikap anak di lingkungan sekolahnya.

4.      Luangkan waktu bersama anak

Banyak orang tua yang sibuk akan perkerjaannya. Padahal mendidik anak merupakan kewajiban orang tua. Jika orang tua tidak bisa mendidiknya. Sebaiknya dititipkan kepada yang bisa mendidiknya, ini membuat kewajiban orang tua gugur dalam mendidik anak.

 

5.      Membimbing anak untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat

Kita sebagai orang tua sebaiknya membimbing anak dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat, seperti berolahraga, membaca buku, aktif dalam bermasyarakat, dan lain sebagainya.

 

Itulah tips cara mendidik anak. Semoga generasi kita akan jauh lebih baik ke depannya dan orang tua mampu mendidik anaknya lebih baik lagi. Sehingga generasi kita menjadi generasi yang berakhlak mulia, bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.



Penulis : Zakariya Robbani/Anggota LPM FatsOeN

 


(Suasana aksi didepan gedung Rektorat yang dilakukan oleh ORMAWA Se-IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Foto : Myla/ Pengurus LPM FatsOeN)

Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon gelar aksi menuntut adanya pencairan dana kegiatan PBAK dan kontribusi dari pihak lembaga di depan gedung rektorat IAIN Syekh Nurjati Cirebon  Jumat, (19/08). 

Aksi ini di gagas oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Sykeh Nurjati Cirebon dimana massa aksi berasal dari ORMAWA Se-IAIN.  Aksi unjuk rasa ini digelar berdasarkan press rilis yang sudah disepakati pada pelaksanaan konsolidasi 18 Agustus 2022. Berikut Point tuntutan yang telah disepakati : 

1. Kejelasan waktu terkait perpindahan Satker PNBP ke BLU yang menghambat pengunduhan dana DIPA setiap kegiatan.

2. Kontribusi dan kepedulian dari pihak lembaga untuk pelaksaanaan PBAK 2022

3. SPMB gelombang 2 yang terkesan tidak siap sehingga menghambat persiapan PBAK

4. Audiensi terbuka dengan mahasiswa terkait tuntutan

5. Perbaiki segala akses yang menghambat. 

Dr. Sumanta selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati mengungkapkan, “Tentu saja saya akan panggil sektornya yang pertama adalah Warek II, Kasubag Kemahasiswaan dan Perencanaan, Kepala Biro dan Warek III akan duduk bersama. Nanti saya minta juga perwakilan dari mahasiswa untuk bisa memberikan masukan secara kongkrit, karena hal semacam ini perlu tahu pimpinan-pimpinan kita bahwa mahasiswa dengan program yang sudah dicanangkan berani melakukan pengorbanan sampai ke finansial.” Ungkapnya.


Penulis : Toufa/ Pengurus LPM FatsOeN