Suasana foto bersama tamu undangan setelah selesai acara pembukaan seminar keprofesian matematika di gedung Auditorium FITK lantai 5. Selasa, (29/03/22). Foto: Siska/LPM FatsOeN

IAIN, LPM FatsOeN - Selasa (29/03/22), Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMKA)  IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan kegiatan Seminar Keprofesian Matematika. Kegiatan ini diselenggarakan di auditorium lantai 5 gedung FITK yang dihadiri oleh WADEK III Kemahasiswaan, DEMA F, dan para mahasiswa dari jurusan Matematika serta yang lainnya.

Acara ini mengusung tema "The Importance Math Profession In Society 5.0". Haris Maulana  mengatakan bahwa acara ini dilatarbelakangi karena stigma orang-orang bahwa lulusan jurusan Tadris Matematika hanya bisa menjadi guru, namun tidak hanya terpaku menjadi guru, lulusan Matematika bisa berkarir di jenjang yang lainnya.

"Yang melatarbelakangi acara ini adalah, masih banyak orang yang beranggapan bahwa lulusan jurusan Matematika hanya menjadi guru saja, dalam acara ini kami memfasilitasi dan mewadahi bahwa lulusan jurusan Matematika tidak hanya menjadi guru saja tapi bisa berkarir dibidang yang lain seperti content creator dan yang lainnya". Ucap Haris Maulana kepada reporter LPM FatsOeN.

Acara yang diadakan dalam satu hari ini selain bertemu langsung di auditorium lantai 5 gedung FITK juga dilaksanakan virtual daring, dikarenakan terbatasnya tempat untuk banyaknya peserta yang mengikuti acara ini.


Penulis: Iswanto/LPM FatsOeN

 

Suasana Aksi Solidaritas dari para demonstran bertempat di depan Balai Kota Cirebon. Selasa, (22/03/22). Foto: Imas Endang Murdaningrum/LPM FatsOeN

LPM FatsOeN, Cirebon - Aliansi Solidaritas Untuk Wadas (A.S.U.W) Cirebon gelar aksi solidaritas, Bertempat di depan Balai Kota Cirebon. Selasa (22/02/22).

Aksi ini di latarbelakangi oleh, aksi kemanusiaan yang sebelumnya sudah di gelar diskusi publik pada hari Senin, (14/03/22) di auditorium FSEI yang di gagas oleh Salam Isntitut bersama DEMA FSEI. 

Aksi ini di ikuti oleh, beberapa unsur dari organisasi mahasiswa yang ada di Kota Cirebon. Aksi ini berlangsung cukup alot di awal, dikarenakan Wali Kota Cirebon yang tidak bisa menemui para demonstran. 

Bapak Sumanto, selaku asisten Ekonomi dan Pembangunan Kota Cirebon mengatakan bahwa, beliau akan menyampaikan aspirasi dari mahasiswa kepada pimpinannya.

" Saya akan menyampaikan aspirasi semua mahasiswa yang ada disini kepada pimpinan saya. " Ujarnya

Tambahnya, beliau akan menyampaikan tuntutan ini kepada pimpinan (Wali Kota), karena beliau tidak mempunyai kebijakan. 

"Saya disini sebagai asisten ekonomi dan pembangunan, hanya membantu dan jadi saya  tidak mempunyai kebijakan. Insyallah harapan yang kalian sampaikan akan kami sampaikan dan insyallah pimpinan kita akan menyampaikan sesuatu yang terbaik"tambahnya.

Dalam aksi ini, salah satu warga Wadas didatangkan langsung untuk mengikuti aksi dan menyatakan tuntutannya kepada pihak pemerintah Kota Cirebon. 

Salah satu warga Wadas mengatakan bahwa, Kondisi di Wadas saat ini sudah lebih baik dibanding tragedi tanggal 8 Februari lalu.

"Kondisi di Wadas sudah lebih baik menurut saya, cuma akhir-akhir ini itu masih banyak polisi yang berpatroli di tengah malam. Saat ditanya alasannya apa,mereka tidak mengungkap alasan yang jelas." Ujarnya.

Mba Zen, salah satu warga Wadas mengatakan harapannya setelah adanya aksi solidaritas ini. 

"Saya berharap, untuk aksi ini bisa membangun solidaritas lebih kuat. Karena saya yakin bahwa yang warga Wadas lakukan ini merupakan suatu kebenaran dan harus di suarakan" ungkapnya

Tambahnya, dia menginginkan untuk usut tuntas masalah persoalan di Wadas ini sampai tuntas. 

"Unsut tuntas dalam dibalik pengepungan dan tindakan represif aparat kepolisian terhadap warga Wadas"pungkasnya 


Penulis: Dea Mariyana/LPM FatsOeN

Suasana Pembukaan Sekolah Responsif Gender bertempat di Gedung Auditorium FITK Lt. 5 IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Senin (22/03/22). Foto: LPM FatsOeN/Akromah

IAIN, LPM FatsOeN - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan  (FITK) menggelar sekolah responsif gender yang bertempat di gedung Auditorium FITK Lt.5, Selasa (22/3/22).

Dengan mengusung tema, "Achieving an Equal Future in Society Era 5.0 with Gender Education", diharapkan kegiatan ini memberikan manfaat untuk orang lain tanpa khawatir akan diskriminasi. 

"Sekolah Responsif Gender ini merupakan harapan untuk mengasah diri, sehingga dapat memperbaiki taraf hidup dan sapat memberikan manfaat tanpa khawatir akan diskriminasi," ujar Ojah selaku Ketua Pelaksana pada acara ini. 

Ketua Umum DEMA FITK, Saifuddin mengatakan bahwa acara ini penting dilaksanakan, karena agar masyarakat lebih menghargai hak tanpa memandang gender. 

"Acara ini sangat penting. Karena, dengan adanya acara ini kita bisa menjawab keluhan-keluhan yang terjadi pada era society 5.0. Bahwa banyak sekali sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi, salah satunya itu tentang kekerasan seksual dan juga banyak sekali sterotype dimana laki-laki harus mendapatkan segalanya, dan melupakan hak yang memang seharusnya didapatkan oleh perempuan," katanya.

Selain itu, Wadek III FITK Dr. H. Saifuddin,M.Ag mengatakan wanita tidak boleh minder atas kemampuannya sendiri. 

"Inti dalam perspektif gender yaitu semuanya dapat berkiprah baik wanita maupun lelaki. Wanita tidak boleh minder karena memiliki kemampuan yang sama juga seperti lelaki. Sama karirnya, sama kesempatannya," katanya.

Saifuddin juga menyampaikan harapan dari kegiatan sekolah responsif gender tersebut.

"Maka dari itu, dengan diadakannya acara ini. Saya berharap mahasiswa di kalangan IAIN Syekh Nurjati Cirebon lebih menghargai hak-hak yang memang harus didapatkan itu tanpa adanya diskriminasi gender," pungkasnya.


Penulis: Eka Rohmawati/LPM FatsOeN 


(Ilustrator : LPM FatsOeN/Iswanto)

Redup redam lentera harapan

Kini, senyap sudah suara-suara kebenaran

Seutas cakap disekat dan dibungkam

Selalu saja acap kali tutup telinga

Serta mencerca kami dengan sebuah ancaman

Sayu lesuh wajah para mahasiswa

Mendengar kabar dibekukannya lembaga pers penyuara aspirasinya


Kami memang tak punya kuasa

Tapi, kami bisa melantangkan suara

Yang mencoba menyuarakan aspirasi nyata

Tentang ketidaktransparanan pihak kampus dalam membela


Terik mentari yang kian memanas

Pelecehan kian ganas

Para pelaku bersorak ria dengan beringas

Para korban terbungkam oleh pihak yang culas


Kami pers mencoba membuktikan kebenaran

Tolong, kampus jangan mudah baperan

Kami mengkritik untuk membuat kampus lebih baik

Bukan dipenuhi orang-orang yang licik


Kalian ingin bukti

Kami selalu berusaha mengungkap dengan redaksi

Namun, pihak kampus tak segera membentuk tim investigasi

Terkesan menyepelekan tindakan keji ini


Wahai, rektorat yang terhormat

Sepertinya anda kurang sehat

Segeralah untuk berobat


Penulis : Nayanika 

Cirebon, 18 Maret 2022



Prosesi pelantikan Pengurus Besar dan Dewan Pimpinan Wilayah IKMAPISI ke-3 Periode 2022/2023. Bertempat di gedung auditorium pascasarjana Lantai 3 IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Senin (14/03/22). Foto: LPM FatsOeN.

IAIN, LPM FatsOeN - Senin (14/3/22), Ikatan Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Seluruh Indonesia (IKMAPISI), melaksanakan pelantikan Pengurus Besar (PB) dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) IKMAPISI ke-3 periode 2022/2023.

Bertempat di gedung auditorium pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon  lantai 3, kegiatan ini mengusung tema “Meningkatkan Kreativitas, Solidaritas, dan Integritas Mahasiswa PIAUD seluruh Indonesia di Era 5.0”.

Kegiatan tersebut, dihadiri oleh 45 orang dari perwakilan 21 kampus di Indonesia.

Dalam sesi sambutan, Devi Aprillia menyampaikan, "Dukungan dan bimbingan para dosenlah yang membuat kiprah mahasiswa PIAUD diakui secara luas."

Ilman Nafi'a, selaku Wakil Rektor III IAIN Syekh Nurjati Cirebon, turut mengapresiasi kegiatan dan prestasi yang telah dicapai oleh mahasiswa PIAUD di tingkat nasional.

"Kreasi mahasiswa PIAUD IAIN Syekh Nurjati Cirebon selalu berbasis pada prestasi dan output karya. Makanya, banyak sekali karya-karya yang dihasilkan oleh mahasiswa PIAUD," ujarnya.

Masih dari Ilman, ia menambahkan, "Beberapa kegiatan seni khususnya, biasanya anak-anaknya berprestasi, mendominasi banyak dari mahasiswa PIAUD. Karena mereka memang dari awal-awal sudah diajarkan dosennya untuk punya emosi seni, baik bersifat lokal, regional, maupun nasional," tambahnya.

Kemudian, kegiatan dilanjut dengan prosesi pelantikan PB dan DPW IKMAPISI, serta serah terima bendera dari ketua umum sebelumnya periode 2019/2021 kepada ketua umum baru periode 2022-2023.

Setelah sambutan dari ketua umum sebelumnya dan terpilih, kegiatan dilanjut pengarahan dari Sidik Sisdiyanto selaku Kasubdit Sarpras Kemahasiswaan Diktis Ditjen Pendidikan Islam, dan ditutup dengan pembacan doa.


Penulis: Rifki Al Wafi

Suasana diskusi publik Ada Apa dengan Wadas”, Hasbi Muhammad (kiri) sebagai moderator, Dr. A. Syatori, M.S.i (penanggap), tim solidaritas SALAM Institute untuk Wadas: Lina, Iif, Alim, Zikri (pemantik) bertempat di Auditorium SBSN Lt. 4 FSEI IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Senin (14/03/22). Foto: LPM FatsOeN/Dea Mariyana

IAIN, LPM FatsOeN - Senin (14/3/22), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Faktultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) dan SALAM Institute menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Ada Apa dengan Wadas? (Kabar dari Garis Depan Perjuangan Warga Wadas)” di Auditorium SBSN Lt. 4. Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran dekanat FSEI, elemen ORMAWA di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon serta masyarakat umum.  

Kegiatan diskusi publik ini diselenggarakan sebagai ajang solidaritas terhadap warga Wadas yang menjadi korban tindakan pelanggaran HAM.

“Acara ini merupakan forum solidaritas. Sebagai mahasiswa, kita perlu melakukan implementasi tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian. Saat ini keberadaan Wadas sangat urgen sekali. Terhitung dari bulan Februari, banyak sekali tindakan-tindakan yang memang kita selaku mahasiswa itu menilai melanggar hukum, bahkan melanggar asas-asas kemanusiaan. Maka dari itu penting bagi kita untuk membahas isu-isu terkait dengan yang terjadi di Wadas agar teman-teman mahasiswa menemukan sumber yang terpercaya dari pihak yang ikut turun langsung ke desa Wadas, dan perlu bagi kita untuk membangun gairah sosial untuk membela rakyat Wadas sesuai dengan perundang-undangan yang ada,” ujar Denis selaku Ketua Umum DEMA FSEI.  

Wadek III FSEI, Syatori mengatakan bahwa kegiatan diskusi ini perlu untuk dilaksanakan, karena persoalan Wadas ini menyangkut hak hidup seseorang.

“Apa yang terjadi di Wadas bukan hanya sekedar persoalan material, tapi persoalan kemanusiaan. Banyak ketimpangan hukum yang terjadi, banyak hak masyarakat yang direnggut, serta banyak regulasi yang rancu. Bisa jadi, apa yang terjadi saat ini ditunggangi oleh kepentingan terselubung,” kata Syatori.

Selain itu, Hilman Al-Farisi, perwakilan BEM Universitas Nahdatul Ulama (UNU) mengatakan bahwasanya diskusi publik ini penting untuk dilaksanakan sebagai bentuk kritisasi terhadap pemerintah atas segala pelanggaran yang terjadi terhadap masyarakat.

“Apa yang terjadi di Wadas saat ini jelas bertolakbelakang dengan nilai kemaslahatan. Adanya pertambangan ini sangat merugikan masyarakat Wadas, karena banyak aspek khususnya perekonomian yang terkendala jika proyek pertambangan ini tetap dilaksanakan,” kata Hilman.

Adapun harapan terkait dengan persoalan di Wadas, Denis menuturkan agar pemerintah dapat melakukan tindakan sesuai jalur hukum yang berlaku, serta masyarakat khususnya mahasiswa perlu menyatukan aksi demi membela hak warga Wadas.

“Jika  pemerintah ingin melaksanakan program nasionalnya itu, silakan untuk menempuh jalur-jalur yang sudah ditentukan. Adapun kemudian sebagai masyarakat khususnya mahasiswa, perlu adanya solidaritas baik dalam bentuk doa maupun turun ke lapangan mengawal masyakarat Wadas untuk mengembalikan hak-hak mereka,” tuturnya.

Hilman juga menyampaikan harapannya terkait dengan keberlangsungan kasus yang terjadi di Wadas.

“Mahasiswa sebagai agent of change perlu memiliki jiwa kritis. Ini merupakan tugas kita semua sebagai mahasiswa. Kita perlu melakukan aksi dengan turun ke jalan untuk memperjuangkan hak warga Wadas. Harapan saya, seluruh elemen baik masyarakat maupun pemerintah harus turut serta dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi,”  pungkasnya.


Penulis: Deda Aenul Wardah

Foto sebagian pengurus DEMA-FITK dan Ormawa FITK saat turun ke lapangan untuk aksi solidaritas peduli banjir Serang, Banten. Minggu (6/03/22). Foto: LPM FatsOeN/Dea Mariyana.

IAIN, LPM FatsOeN - Minggu (6/03/22), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) bersama Ormawa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) mengadakan Aksi Solidaritas Peduli Banjir Serang, Banten. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang dari pengurus DEMA-FITK dan 24 orang dari Ormawa FITK. 

Sebelum pengurus dan Ormawa FITK turun ke lapangan. Ketua DEMA-FITK, Saifuddin, mengucapkan terima kasih kepada Pengurus dan teman-teman Ormawa yang telah hadir untuk mengikuti aksi solidaritas. 

"Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua teman-teman yang berkenan hadir meluangkan waktunya untuk ikut terlibat di dalam aksi solidaritas peduli bencana banjir di serang, banten," ujar Saifuddin selaku ketua DEMA-FITK.

Saifuddin menambahkan bahwa, aksi ini dilatarbelakangi karena kita sebagai mahasiswa mempunyai tugas untuk memperjuangkan atas nama kemanusiaan. 

"Perlu kita ketahui teman-teman sekalian bahwa ini adalah tugas kita bersama sebagai mahasiswa untuk berjuang atas nama  kemanusiaan. Mau menunggu siapa lagi yang harus memulai kalau bukan kita yang lebih dulu. Tentu, kita mestinya sadar sebagai mahasiswa bahwa mereka sangat membutuhkan uluran tangan kita. Maka dari itu saya tegaskan sekali lagi. Dunia ini berputar, selagi kita masih bisa berbuat baik maka segerakanlah, karena kita ketika susah tentu kita pun pasti membutuhkan bantuan sesama," tambahnya. 


Penulis : Dea Mariyana