Foto pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon saat launching kabinet di Auditorium Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Minggu (6/03/22). Foto: LPM FatsOeN/Anita

IAIN, LPM FatsOeN - Minggu (6/03/22), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan kegiatan Launching Kabinet, Upgrading, dan Rapat Kerja 2022/2023. Kegiatan ini diselenggarakan di gedung Pascasarjana lantai 3 yang dihadiri oleh Warek III Bidang Kemahasiswaan, Kasubag Kemahasiswaan, SEMA-I, Ormawa Se-IAIN,  Organisasi Daerah dan Organisasi Ekstra yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Acara ini mengusung tema "Aktualisasi Potensi Diri dan Rencana Kerja Serta Semangat Militansi Demi Terwujudnya Dewan Isntitut yang Adaptif, Responsif, Inovatif dan Futuristik". Kadadi, selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa acara ini dilatarbelakangi karena adanya inovasi baru dari pengurus DEMA-I Periode 2022/2023 perihal launching kabinet dan mempunyai tujuan untuk memperkenalkan DEMA-I kepada mahasiswa, Organisasi Daerah (Orda) dan Organisasi Ekstra yang ada di kampus.

"Latar belakang adanya inovasi baru dari pengurus DEMA tahun 2022/2023 dengan mengusung launching kabinet baru. Tujuannya untuk memperkenalkan DEMA Institut kepada mahasiswa, Orda, organisasi sekitar kampus. Agar dapat saling mengenal dan berkolaborasi," ucap Kadadi kepada reporter LPM FatsOeN.

Acara yang diadakan dalam satu hari ini sedikit memiliki kendala dengan rangkaian acara yang cukup padat dan harus terselesaikan dalam satu hari. Kadadi, selaku ketua pelaksana menambahkan karena waktu yang sempit menjadi kendala dalam terselenggaranya acara ini.

"Rangkaian acara ini di antaranya yaitu launching kabinet, upgrading sekaligus rapat Kerja internal DEMA Institut. Waktu yang sempit menjadi kendala dalam terselenggaranya acara ini," tambahnya. 

Dalam acara kali ini juga, mempunyai tujuan untuk mengesahkan nama kabinet. Seperti yang dikatakan oleh Fatihul Fauzi, selaku Ketua DEMA-I mengutarakan harapan dari arti nama kabinet.

"Arti dari kabinet cakrawala sejati, yaitu cakrawala berarti lengkung langit yang dipenuhi oleh Bintang-bintang, yang di mana harapannya pengurus DEMA Institut ini bisa menjadi bintang-bintang dan pengurus yang andil dalam memajukan lembaga dan mencetak bintang-bintang mahasiswa IAIN Syekh Nurjati, itu merupakan target kedepannya," ujar Fauzi dalam wawancara dengan Reporter LPM FatsOeN.


Penulis: Tina Lestari 

Ilustrator: LPM FatsOeN/Denisa Nazwa Alaida

Sudah 2 tahun semenjak pandemi, semua pembelajaran dialihkan dari yang dulunya Luring menjadi Daring. hal ini sangat-sangat menyulitkan mahasiswa, mulai dari kuota hingga kendala sinyal yang menghilang, namun tugas diburu dosen. 

Beberapa pekan lalu, mendapatkan kabar dari kepala jurusan dan dosen, jika kini mahasiswa IAIN Syekh Nurjati dapat mengakses aplikasi SimPel App yang dibuat khusus oleh IAIN Syekh Nurjati, di mana aplikasi ini berfungsi sebagai alat pembelajaran online yang menghubungkan mahasiswa dan dosen untuk mengumpulkan segala macam tugas dan absensi, tentu saja ini hal baik.

Ini menjadi kabar bahagia bagi saya pribadi dan mungkin seluruh mahasiswa IAIN Syekh Nurjati, karena ini menjadi bukti kemajuan teknologi bagi IAIN Syekh Nurjati yang bertransformasi menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia.

Hal ini membuat saya percaya bahwa ini loh kampus Islam siber pertama di Indonesia nyata adanya, ini sangat berguna untuk pembelajaran daring yang akan lebih sat set sat set, tidak akan ada kendala dan drama dalam pengumpulan tugas dan absensi, begitupun mahasiswa dan dosen juga akan bahagia.

Saat aplikasi SimPel ini launching dan mulai saya gunakan untuk mengisi absensi, tak lama muncul tulisan "502 Bad Gateway" ini membuat saya geleng-geleng kepala, Kenapa? Karena ternyata aplikasi buatan kampus siber ini down

Namanya SimPel tapi penggunaannya rumit, amat sangat rumit.

Tampilan awal aplikasi SimPel

Jika boleh memilih, lebih baik saya kembali absen di Google Form dan mengumpulkan tugas pada Google Classroom daripada dikumpulkan pada aplikasi SimPel ini.

Hal ini tidak hanya dirasakan oleh saya, namun hampir semua mahasiswa IAIN Syekh Nurjati mengalami kendala ini. Berlangsung dari awal launching hingga hari ini.

Seluruh mahasiswa nampak kesulitan mengakses pembelajaran, ditambah deadline yang semakin mendekat. Rasanya seperti sedang dikejar lonceng kematian.

Mungkin jika belum siap menampung pembelajaran daring, bisa dikaji ulang terlebih dahulu. Sehingga tidak membuat semua yang sudah diharapkan itu luntur seketika.


Penulis: Tina Lestari

Foto bersama antara jajaran Rektorat IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan Polres Cirebon Kota setelah dibukanya acara Vaksinasi Booster di Ma'had Al Jamiah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jumat (25/02/2022). Foto: LPM FatsOeN/Wiyanti Aisyah

IAIN, LPM FatsOeN - Jumat (25/02/22), bertempat di Ma'had Al Jamiah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, telah dilaksanakan Vaksinasi Booster. Acara ini diselenggarakan oleh Polres Cirebon Kota yang bekerjasama dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Acara ini dilatarbelakangi oleh program pemerintah bahwa seluruh warga masyarakat Indonesia wajib melaksanakan vaksin. 

Wakapolres, Kompol  Ahmad Troy Aprio, S.Ik, dalam wawancaranya dengan Reporter LPM FatsOeN mengatakan, "Untuk vaksin ketiga atau Booster yang kita laksanakan di IAIN Cirebon ini dilatarbelakangi program pemerintah bahwa seluruh warga masyarakat Indonesia wajib melaksanakan vaksin. Untuk bertahan ataupun untuk memberi stamina kesehatan maupun daya tahan terhadap pandemi yang saat ini sedang melanda seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia yaitu Covid-19 apalagi ada varian baru yaitu Omicron. Jadi untuk vaksin ketiga atau Booster ini memang sangat diperlukan oleh seluruh kalangan terutama dewasa ataupun 18 tahun ke atas," kata Pak Troy kepada reporter LPM FatsOeN. 

Karena terdapat 1000 dosis yang disediakan, acara ini menurunkan 4 tim, kurang lebih 20 orang yang terdiri dari gabungan tenaga kesehatan, Polres Cirebon Kota, PMI dan pemerintah Kota Cirebon yang bekerja sama dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 

Acara ini didukung penuh oleh Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, seperti yang dikatakan oleh Wakapolres, Kompol  Ahmad Troy Aprio, S.Ik, dalam wawancara dengan Reporter LPM FatsOeN, "kegiatan ini memang untuk dari awal vaksin 1,2 dan 3 sampai dengan Booster, sudah memang jelas dari pemerintah kota Cirebon, kepolisian, TNI, semua kalangan termasuk lembaga masyarakat yang turut peduli. Khusus di IAIN ini sendiri didukung penuh oleh pihak kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, termasuk Bapak Rektor mendukung penuh. Mulai dari vaksin 1, vaksin 2, Alhamdulillah sampai dengan vaksin ketiga Booster ini," kata Kompol Ahmad Troy Aprio. 

Bapak Troy juga mengatakan bahwa Acara ini diadakan serentak di seluruh Indonesia, seperti yang dilihat di ruang tengah Ma'had sedang berlangsung zoom meeting vaksinasi serentak Indoensia.

"Seperti yang kita ketahui di sini dilaksanakan zoom meeting oleh bapak Kapolri. Karena memang dilaksanakan setiap harinya serentak di seluruh Indonesia, seluruh wilayah, kota, dan kabupaten. Seluruh wilayah Indonesia dilakukan serentak pada jam yang sama, waktu yang sama  dan dihadiri oleh seluruh instansi-instansi terkait di wilayah kota atau kabupaten tersebut. Seperti yang kita lihat, saat ini bapak Kapolri sedang melaksanakan di daerah Riau, itu tampil di Provinsi Riau, dan seluruh Kapolda di wilayah masing-masing," kata Bapak Troy.


Penulis : Dea Mariyana

Suasana Vaksinasi Booster di lapangan Ma'had Al Jamiah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, terlihat peserta vaksin sedang mengantri, Jumat (25/02/2022). Foto: LPM FatsOeN/Akromah

IAIN, LPM FatsOeN - Jumat (25/02/22), IAIN Syekh Nurjati Cirebon adakan vaksinasi masal bertempat di Ma'had Al Jamiah. Ketua Satgas Covid-19 IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H. Ahmad Yani, M.Ag mengatakan bahwa vaksinasi ini diperuntukkan bukan hanya untuk keluarga besar IAIN, namun untuk masyarakat sekitar.

"Untuk vaksin Booster atau ketiga ini, diperuntukan bukan hanya untuk keluarga besar IAIN yaitu terdiri dari dosen, karyawan dan mahasiswa tapi juga untuk masyakarat sekitar di wilayah dekat kampus," Ujar pak Yani kepada reporter LPM FatsOeN. 

Beliau menambahkan harapan setelah diadakannya vaksinasi ini, untuk semua yang telah divaksin semoga daya tahan tubuh atau imunnya lebih kuat lagi.

"Harapan untuk setelah pelaksanaan vaksin tiga atau Booster ini, tentu semua yang telah divaksin lebih kuat daya tahan tubuhnya atau imunnya. Lebih sehat dan tentu ini menjadi inspirasi bagi yang lain bahwa vaksin satu, dua, dan tiga yang sekarang ini sebagai ikhtiar maksimal dari manusia selain doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk memproteksi diri, melindungi diri dari kemungkinan terkonfirmasi Covid-19," Tambahnya. 

Ketua DEMA-I, Fatihul Fauzi, mengatakan bahwa acara terdapat beberapa kendala seperti peserta yang belum mencapai 6 bulan tapi tetap mendaftar vaksin, dan ada yang masih ragu untuk vaksin ketiga karena khawatir efek yang ditimbulkan akan menyebabkan sakit.

"Sebenernya kalau bicara tentang kendala itu sedikit. Yang jelas informasi yang kami buat itu sudah disampaikan secara masif ke mahasiswa di lingkungan IAIN, sudah seluruhnya bahkan sampai ke kosma, ke kelas-kelas kemudian kita juga menginformasikan kepada jajaran ketua umum BEM di wilayah Cirebon untuk menyampaikan informasi kepada mahasiswa di kampusnya. Kemudian ke masyarakat juga kita kemarin sudah sempat cetak flyer karena untuk pendaftaran masyarakat sekitar juga diumumkan. Sudah disebar ke masyakarat sekitar wilayah kampus. Cuma lagi dan lagi, tadi kendalanya ada yang belum mencapai 6 bulan, kemudian ada keraguan untuk melaksanakan vaksin ketiga karena beberapa informasi yang didapatkan vaksin ketiga ini lumayan sakit, katanya kata masyakarat sekitar yang sudah melaksanakan vaksin. Cuma harapan besar kami ini, sejauh ini sampai siang pun yang daftar dari lingkungan masyarakat ada harapannya," kata Fatihul kepada reporter LPM FatsOeN.

Sama halnya dengan beberapa mahasiswa yang mengikuti vaksinasi, mereka mengatakan harapannya setelah divaksin, "Harapannya agar imun kita menjadi kebal dari virus dan terhindar dari omicron agar cepat selesai pandeminya," Ujar salah satu mahasiswa jurusan biologi. 

Tenaga kesehatan, Ibu Dwi Yanti Purbasari (Tim Kesehatan Vaksinator STIKES Mahardika Cirebon) mengatakan kepada reporter LPM FatsOeN bahwa syarat utama mengikuti vaksinasi harus sehat.

"Untuk kegiatan vaksinasi booster ini memang kelanjutan dari vaksinasi Covid-19 yang kedua. Sehingga syaratnya adalah setelah vaksinasi kedua itu minimalnya 6 bulan kemudian baru boleh dilakukan vaksin Booster kemudian dalam keadaan sehat walafiat tentunya yah. Tidak ada penyakit apapun baik itu penyakit inveksi, batuk, pilek dan sebagainya. Serta penyakit-penyakit darah tinggi demam, diabetes melitus, jantung dan sebagainya. Intinya syaratnya memang harus sehat," Tutur ibu Yanti kepada reporter LPM FatsOeN.


Penulis: Dea Mariyana 

Pengurus LPM FatsOeN periode 2022-2023 foto bersama setelah Rapat Kerja di gedung laboratorium TV Majasem, Senin (21/02/22). Foto: LPM FatsOeN/Tedi Satrio

IAIN, LPM FatsOeN - Senin (21/02/22), bertempat di gedung laboratorium TV Majasem, telah dilaksanakan Raker (Rapat Kerja) LPM FatsOeN periode 2022/2023. 

Kegiatan ini mengusung tema "Transformasi Tata Laksana dan Orientasi Kerja UKM LPM FatsOeN dalam Menyongsong Era Society 5.0". Kegiatan tersebut dilakukan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Acara ini dihadiri oleh Warek III, ketua DEMA-I, Ketua SEMA-I, Demisioner LPM FatsOeN, Pengurus dan anggota serta tamu undangan dari UKM/UKK. 

Ketua pelaksana, Pandu, dalam sambutannya mengatakan bahwa ia berharap agar setelah berlangsungnya acara ini dapat memberikan pemahaman mengenai media digital. 

"Yang saya harapkan, hasil dari raker ini dapat memberikan pemahaman mengenai media digital dan membangun atau mempersiapkan anggota LPM FatsOeN dalam menghadapi era baru yaitu society 5.0," tutur pandu dalam sambutannya. 

Sama halnya dengan Pandu, Rifki Al Wafi selaku Pemimpin Umum LPM FatsOeN juga menyatakan harapannya kepada FatsOeNist, agar saling menjaga komunikasi. 

"Harapan Saya, terkhusus untuk FatsOeNist, agar saling menjaga komunikasi dan koordinasi. Sebab itu menjadi hal fundamental dalam bergerak di LPM FatsOeN," ujar Rifki dalam sambutannya. 

Tak hanya satu harapan yang diinginkan oleh Rifki selaku Pemimpim Umum, namun dia menabahkan bahwa agar FatsOeNist bisa terus menjaga ruh dari LPM FatsOeN. 

"Dan Saya juga nitip pesan, buat teman-teman FatsOeNist bisa terus menjaga ruh dari LPM FatsOeN itu sendiri. Apa ruhnya? Yaitu yang selalu haus akan informasi, skeptis, dan kritis dalam menyikapi sesuatu," tambahnya. 

Dalam pembukaan acara, Fatihul Fauzi selaku Ketua DEMA-I menyampaikan harapannya kepada FatsOeNist untuk menjadi pelopor gerakan tulisan mahasiswa. 

"Harapan saya temen-temen FatsOeN ini bisa menjadi pelopor gerakan-gerakan tulisan mahasiswa yang sifatnya informatif, dan dapat dijadikan manfaat atau ibrah di setiap bacanya. Harapan saya kedepannya di FatsOeN ini adalah FatsOeN menjadi pelopor mahasiswa sebagai jihad jempol karena mayoritas mahasiswa pasti menggunakan media sosial, baik berupa instagram, Facebook, YouTube, dll. Media sosial terbuat harus kita minimalisir dengan postingan-postingan yang informatif dan dapat dimanfaatkan oleh pembaca," tutur Fatihul dalam sambutannya. 

Di penghujung acara, sambutan terakhir diberikan oleh Bapak Dr. Ilman Nafi'a M.Ag selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan. Beliau mengharapkan supaya FatsOeN mengadakan pelatihan yang bisa menunjang kemampuan anggota dan juga mahasiswa IAIN. 

"Fatsun ini diharapkan menjadi salah satu media yang bisa membesarkan mahasiswa IAIN Cirebon secara umum khususnya adalah anggota FatsOeN. Makanya butuh pelatihan-pelatihan yang buat mereka punya kemampuan lebih untuk menjelaskan dan menstransfer realitas yang di dapat dari sebuah berita ataupun tulisan," ucap Ilman dalam sambutannya. 


Penulis : Dea Mariyana

Illustrator: LPM FatsOeN/Myla Lestari dan Denisa Nazwa Alaida

Kali ini saya ingin menanggapi tulisan dari salah satu teman mahasiswa yang termasuk atau menjadi anggota LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) FatsOeN IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tulisannya itu berjudul seperti di atas dan menarasikan tentang sekelumit hal yang berkenaan dengan fenomena keribetan teman-teman mahasiswa saat melakukan pengajuan keringanan UKT (Uang Kuliah Tunggal) di kampus. 

Sebetulnya, tulisan yang memuat tanggapan ini bukan dimaksudkan secara langsung mengkritisi tulisannya Teh Dea, tetapi, tulisan ini lebih dimaksudkan untuk merinci fokus yang sedianya dijadikan perhatian utama oleh teman-teman mahasiswa, termasuk oleh Teh Dea sendiri. Jadi, menanggapi hal itu, saya sendiri berpandangan begini.

Seharusnya arah pemikiran atau penalaran teman-teman mahasiswa sudah bukan di lingkup situ saja, melainkan harus sudah lebih jauh ke lingkup pemberi solusi bukan hanya pendorong atau penyambung fasilitas solusi yang diadakan oleh pihak-pihak terkait (Kementrian, Pemerintah, dan lain-lain). 

Seharusnya, dalam hal ini, para mahasiswa terkhusus yang mempunyai kepentingan atau kedudukan di organisasi-organisasi kampus (DEMA, SEMA, Himpunan Mahasiswa Jurusan, ORMAWA, UKM, UKK, dan lain-lain) sudah mulai berpikir dan bernalar ke arah memberdayakan teman-teman mahasiswanya (supaya bisa mandiri secara keuangan), memberikan kontribusi berupa materi atau bantuan secara langsung untuk meringankan pembiayaan kuliahnya, dan lain-lain. 

Mengadakan inisiatif program wirausaha sekaligus pembinaannya kepada teman-teman mahasiswa, melakukan kerja sama dengan dinas-dinas yang berhubungan di sekitaran Pemerintah, menginisiasi dan menggencarkan program menabung di kalangan mahasiswa dan lain-lain yang inti orientasinya mengarah pada solusi tadi. 

Jadi, saat ini, itulah fokus yang semestinya di jadikan bahan bahasan dan perhatian oleh teman-teman mahasiswa, Teh Dea sendiri dan lainnya. Saat ini bukan saatnya fokus menelisik siapa yang salah dan siapa yang mesti disalahkan dalam keribetan tersebut (yang menyangkut proses pengajuan keringanan UKT). Saat ini kita mesti fokus ke arah pencarian solusi ini. 

Bagaimana nih cara kita ngebantu teman-teman yang kesulitan membiayai UKT, apa nih yang mesti kita adain untuk mendukung langkah dalam membantu mereka, siapa aja nih yang nantinya bakal kita ajak kerja sama untuk memudahkan langkah kita dalam perencanaan pembantuan ini. Itu teman-teman. 

Sebetulnya saya tidak menyalahkan ataupun menganggap bahwa langkah teman-teman mahasiswa yang telah melakukan upaya dorongan melalui jalur persuasi, negosiasi dan sejenisnya agar UKT bisa di turunkan dan lainnya. Tidak sama sekali. Saya malah mengapresiasi. Karena bagaimana pun itu memang membantu sekali teman-teman mahasiswa yang membutuhkan (kesulitan), termasuk saya. 

Di sini saya hanya ingin mendorong supaya langkah-langkah teman-teman itu dimaksimalkan. Artinya, seperti yang sudah saya katakan di awal, bukan hanya menjadi penyambung fasilitas saja, melainkan harus menjadi penyedia fasilitas juga. Kita yang ngadain program, kita yang ngadain kerja sama, kita yang ngadain pemberdayaan dan kita yang ngebantu.

Memang, mungkin penerapan langkah ke arah sini itu cukup sulit dan membutuhkan keberanian, tetapi, saya sendiri berkeyakinan bahwa sejatinya itu bisa dilakukan. Saya yakin para pemangku kepentingan di mahasiswa (anggota-anggota organisasi DEMA, SEMA, UKM, UKK, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dst) punya kredibilitas tinggi dan progres yang bagus. Sehingga, saya rasa ini pasti bisa di terapkan. 

Tidak perlu muluk-muluk dengan bernafsu ingin membantu semuanya, minimal beberapa orang saja, itupun bantuannya juga sama, tidak perlu yang di luar jangkauan. Yang penting, langkah dari kitanya (sebagai mahasiswa) itu ada. Tidak kosong atau hanya mengandalkan cara-cara lama saja. Karena saya pikir itu akan lebih mengkomprehensifkan atau memaksimalkan langkah, sikap atau tindakan kita menjadi mahasiswa sejati. Mahasiswa yang betul-betul mempunyai paradigma perubahan, mempunyai orientasi kepedulian, solutif, kreatif, inovatif dan lain-lain.

Wallahu a'lam


Penulis: Ega Adriansyah (Mahasiswa Semester 2, Jurusan Ekonomi Syariah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Ilustrasi kampusku yang salah atau mahasiswa yang salah?
Ilustrator: LPM FatsOeN/Myla Lestari

Perkuliahan semester genap sudah dimulai, namun masih ada saja yang membicarakan perihal UKT. Kita mundur beberapa minggu lalu, di mana saat itu mahasiswa IAIN sedang dipusingkan dengan sistem pengurangan UKT 15%, sesuai KMA yang diturunkan oleh Kementrian Agama. Saat itu pada hari Minggu, 30 Januari 2022 KMA No. 84 turun. 

Padahal pembayaran UKT dimulai dari tanggal 17 Januari sampai tanggal 4 Februari 2022. Karena kebanyakan mahasiswa menunggu KMA turun. Jadi tinggal tersisa 5 hari waktu pembayaran setelah di umumkannya ada pemotongan UKT 15% untuk mahasiswa yang terdampak Covid-19, potongan 50% untuk mahasiswa yang sudah mendaftar sidang munaqosah, dan 100% bagi mahasiswa yang orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19. Disini saya juga belum mengetahui latar belakang kenapa KMA turun "lambat". Pernyataan ini akan menimbulkan spekulasi berbagai macam dari pihak aktivis mahasiswa, terlebih lagi para anggota DEMA dan SEMA yang mengurusi dunia Per-UKT-an ini. 

Kembali lagi, saat itu mahasiswa yang mengajukan pemotongan UKT sebesar 15 % diarahkan untuk mengumpulkan persyaratan lewat link yang dibagikan oleh kemahasiswaan. Namun pada kenyataannya memunculkan banyak sekali kendala. Mulai dari server eror, down, hingga tidak bisa di akses. Permasalahan muncul, hingga akhirnya pengurus SEMA dan DEMA turun tangan untuk menangani masalah tersebut. 

Banyak celetukan yang di lontarkan dari mahasiswa terkait kendala tersebut. 

"Katanya kampus Cyber, sistem gini aja eror." 

Sampai-sampai akun Instagram Humas IAIN dibanjiri komentar pedas dari mahasiswanya sendiri. Banyak sekali keluhan yang mereka tuliskan di kolom komentar, hingga membuat tagar #save_server. Hingga akhirnya kendala karena server down diakali oleh SEMA dan DEMA untuk membuat link Google Form, untuk mem-backup data mahasiswa yang tidak bisa masuk link kemahasiswaan. Mahasiswa hanya diberi waktu sekitar 3 hari untuk mengisi link tersebut, dan nantinya akan diajukan oleh pihak SEMA dan DEMA ke bidang keuangan. 

Saya pikir setelah tanggal 13 Februari permasalahan tentang UKT berakhir, oh ternyata tidak, dugaan saya salah. Kendala berlanjut karena saat mahasiswa ingin membayar ke Bank, ternyata nominal yang ada di tagihan tidak berubah. Menimbulkan permasalahan lagi, ditambah saat itu di hari Kamis, dan tinggal hanya ada waktu tersisa satu hari untuk membayar UKT di hari Jumat. Yang disayangkan lagi, jika hari Jumat Bank hanya beroperasi sampai pukul 12.00 saja. Hal itu menambah derita mahasiswa. Mahasiswa IAIN ketar-ketir untuk membayar UKT. Belum lagi antrian yang "mengular" karena ada 1000 mahasiswa lebih yang mengajukan pemotongan 15%. 

Lagi dan lagi, SEMA dan DEMA yang belum dilantik ini dan sebagai wakil dari para mahasiswa mencari jalan keluar untuk dapat mengatasi hal tersebut. Membantu mahasiswa dengan mengajukan nama-nama mahasiswa yang nominal pembayaran UKT-nya belum berubah.

Jumat, 11 Februari 2022 batas waktu perpanjangan pembayaran UKT berakhir. Namun, kenyataanya masih banyak mahasiswa yang menginginkan perpanjangan pembayaran UKT. Pada akhirnya SEMA dan DEMA Fakultas menginstruksikan untuk mahasiswa yang menginginkan perpanjangan UKT agar mengumpulkan berkas-berkas seperti surat permohonan perpanjangan UKT ke Wadek Fakultas masing-masing. Hari ini batas terakhir pengumpulan berkas. 

Kadang kita bertanya-tanya permasalahan seperti itu, kita menyalahkan siapa? Apa boleh kita menyalahkan kampus, atau servernya, atau gedung yang tidak kita pakai untuk kuliah. Kepada benda mati kita salahkan, sepertinya kewarasan kita patut untuk dipertanyakan. Bagaimana seharusnya kita menanggapi hal tersebut dan bagaimana kita harus mengambil pelajaran dari permasalahan tersebut. 

Terkadang juga tidak selalu yang kita salahkan adalah kampus. Beberapa mahasiswa pula sering kali belum dengan cermat memahami apa seharusnya yang mereka kerjakan. Contoh seperti kurang teliti dalam membaca surat, tidak tahu password dan lain-lain. Padahal panduan sudah jelas, mungkin ditambah karena sedang terburu-buru karena ketakutan yang melanda akan pikiran tidak bisa mengisi KRS di SmartCampus, atau status di SmartCampus yang masih non aktif mengakibatkan ketakutan-ketakutan itu muncul di pikiran mahasiswa. 

Entahlah kejelasan untuk para mahasiswa yang menginginkan perpanjangan sedang diproses saat ini. Harapan baik saja untuk kedepannya dan semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. 


Penulis: Dea Mariyana