Pengurus LPM FatsOeN periode 2022-2023 foto bersama setelah Rapat Kerja di gedung laboratorium TV Majasem, Senin (21/02/22). Foto: LPM FatsOeN/Tedi Satrio

IAIN, LPM FatsOeN - Senin (21/02/22), bertempat di gedung laboratorium TV Majasem, telah dilaksanakan Raker (Rapat Kerja) LPM FatsOeN periode 2022/2023. 

Kegiatan ini mengusung tema "Transformasi Tata Laksana dan Orientasi Kerja UKM LPM FatsOeN dalam Menyongsong Era Society 5.0". Kegiatan tersebut dilakukan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Acara ini dihadiri oleh Warek III, ketua DEMA-I, Ketua SEMA-I, Demisioner LPM FatsOeN, Pengurus dan anggota serta tamu undangan dari UKM/UKK. 

Ketua pelaksana, Pandu, dalam sambutannya mengatakan bahwa ia berharap agar setelah berlangsungnya acara ini dapat memberikan pemahaman mengenai media digital. 

"Yang saya harapkan, hasil dari raker ini dapat memberikan pemahaman mengenai media digital dan membangun atau mempersiapkan anggota LPM FatsOeN dalam menghadapi era baru yaitu society 5.0," tutur pandu dalam sambutannya. 

Sama halnya dengan Pandu, Rifki Al Wafi selaku Pemimpin Umum LPM FatsOeN juga menyatakan harapannya kepada FatsOeNist, agar saling menjaga komunikasi. 

"Harapan Saya, terkhusus untuk FatsOeNist, agar saling menjaga komunikasi dan koordinasi. Sebab itu menjadi hal fundamental dalam bergerak di LPM FatsOeN," ujar Rifki dalam sambutannya. 

Tak hanya satu harapan yang diinginkan oleh Rifki selaku Pemimpim Umum, namun dia menabahkan bahwa agar FatsOeNist bisa terus menjaga ruh dari LPM FatsOeN. 

"Dan Saya juga nitip pesan, buat teman-teman FatsOeNist bisa terus menjaga ruh dari LPM FatsOeN itu sendiri. Apa ruhnya? Yaitu yang selalu haus akan informasi, skeptis, dan kritis dalam menyikapi sesuatu," tambahnya. 

Dalam pembukaan acara, Fatihul Fauzi selaku Ketua DEMA-I menyampaikan harapannya kepada FatsOeNist untuk menjadi pelopor gerakan tulisan mahasiswa. 

"Harapan saya temen-temen FatsOeN ini bisa menjadi pelopor gerakan-gerakan tulisan mahasiswa yang sifatnya informatif, dan dapat dijadikan manfaat atau ibrah di setiap bacanya. Harapan saya kedepannya di FatsOeN ini adalah FatsOeN menjadi pelopor mahasiswa sebagai jihad jempol karena mayoritas mahasiswa pasti menggunakan media sosial, baik berupa instagram, Facebook, YouTube, dll. Media sosial terbuat harus kita minimalisir dengan postingan-postingan yang informatif dan dapat dimanfaatkan oleh pembaca," tutur Fatihul dalam sambutannya. 

Di penghujung acara, sambutan terakhir diberikan oleh Bapak Dr. Ilman Nafi'a M.Ag selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan. Beliau mengharapkan supaya FatsOeN mengadakan pelatihan yang bisa menunjang kemampuan anggota dan juga mahasiswa IAIN. 

"Fatsun ini diharapkan menjadi salah satu media yang bisa membesarkan mahasiswa IAIN Cirebon secara umum khususnya adalah anggota FatsOeN. Makanya butuh pelatihan-pelatihan yang buat mereka punya kemampuan lebih untuk menjelaskan dan menstransfer realitas yang di dapat dari sebuah berita ataupun tulisan," ucap Ilman dalam sambutannya. 


Penulis : Dea Mariyana

Illustrator: LPM FatsOeN/Myla Lestari dan Denisa Nazwa Alaida

Kali ini saya ingin menanggapi tulisan dari salah satu teman mahasiswa yang termasuk atau menjadi anggota LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) FatsOeN IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tulisannya itu berjudul seperti di atas dan menarasikan tentang sekelumit hal yang berkenaan dengan fenomena keribetan teman-teman mahasiswa saat melakukan pengajuan keringanan UKT (Uang Kuliah Tunggal) di kampus. 

Sebetulnya, tulisan yang memuat tanggapan ini bukan dimaksudkan secara langsung mengkritisi tulisannya Teh Dea, tetapi, tulisan ini lebih dimaksudkan untuk merinci fokus yang sedianya dijadikan perhatian utama oleh teman-teman mahasiswa, termasuk oleh Teh Dea sendiri. Jadi, menanggapi hal itu, saya sendiri berpandangan begini.

Seharusnya arah pemikiran atau penalaran teman-teman mahasiswa sudah bukan di lingkup situ saja, melainkan harus sudah lebih jauh ke lingkup pemberi solusi bukan hanya pendorong atau penyambung fasilitas solusi yang diadakan oleh pihak-pihak terkait (Kementrian, Pemerintah, dan lain-lain). 

Seharusnya, dalam hal ini, para mahasiswa terkhusus yang mempunyai kepentingan atau kedudukan di organisasi-organisasi kampus (DEMA, SEMA, Himpunan Mahasiswa Jurusan, ORMAWA, UKM, UKK, dan lain-lain) sudah mulai berpikir dan bernalar ke arah memberdayakan teman-teman mahasiswanya (supaya bisa mandiri secara keuangan), memberikan kontribusi berupa materi atau bantuan secara langsung untuk meringankan pembiayaan kuliahnya, dan lain-lain. 

Mengadakan inisiatif program wirausaha sekaligus pembinaannya kepada teman-teman mahasiswa, melakukan kerja sama dengan dinas-dinas yang berhubungan di sekitaran Pemerintah, menginisiasi dan menggencarkan program menabung di kalangan mahasiswa dan lain-lain yang inti orientasinya mengarah pada solusi tadi. 

Jadi, saat ini, itulah fokus yang semestinya di jadikan bahan bahasan dan perhatian oleh teman-teman mahasiswa, Teh Dea sendiri dan lainnya. Saat ini bukan saatnya fokus menelisik siapa yang salah dan siapa yang mesti disalahkan dalam keribetan tersebut (yang menyangkut proses pengajuan keringanan UKT). Saat ini kita mesti fokus ke arah pencarian solusi ini. 

Bagaimana nih cara kita ngebantu teman-teman yang kesulitan membiayai UKT, apa nih yang mesti kita adain untuk mendukung langkah dalam membantu mereka, siapa aja nih yang nantinya bakal kita ajak kerja sama untuk memudahkan langkah kita dalam perencanaan pembantuan ini. Itu teman-teman. 

Sebetulnya saya tidak menyalahkan ataupun menganggap bahwa langkah teman-teman mahasiswa yang telah melakukan upaya dorongan melalui jalur persuasi, negosiasi dan sejenisnya agar UKT bisa di turunkan dan lainnya. Tidak sama sekali. Saya malah mengapresiasi. Karena bagaimana pun itu memang membantu sekali teman-teman mahasiswa yang membutuhkan (kesulitan), termasuk saya. 

Di sini saya hanya ingin mendorong supaya langkah-langkah teman-teman itu dimaksimalkan. Artinya, seperti yang sudah saya katakan di awal, bukan hanya menjadi penyambung fasilitas saja, melainkan harus menjadi penyedia fasilitas juga. Kita yang ngadain program, kita yang ngadain kerja sama, kita yang ngadain pemberdayaan dan kita yang ngebantu.

Memang, mungkin penerapan langkah ke arah sini itu cukup sulit dan membutuhkan keberanian, tetapi, saya sendiri berkeyakinan bahwa sejatinya itu bisa dilakukan. Saya yakin para pemangku kepentingan di mahasiswa (anggota-anggota organisasi DEMA, SEMA, UKM, UKK, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dst) punya kredibilitas tinggi dan progres yang bagus. Sehingga, saya rasa ini pasti bisa di terapkan. 

Tidak perlu muluk-muluk dengan bernafsu ingin membantu semuanya, minimal beberapa orang saja, itupun bantuannya juga sama, tidak perlu yang di luar jangkauan. Yang penting, langkah dari kitanya (sebagai mahasiswa) itu ada. Tidak kosong atau hanya mengandalkan cara-cara lama saja. Karena saya pikir itu akan lebih mengkomprehensifkan atau memaksimalkan langkah, sikap atau tindakan kita menjadi mahasiswa sejati. Mahasiswa yang betul-betul mempunyai paradigma perubahan, mempunyai orientasi kepedulian, solutif, kreatif, inovatif dan lain-lain.

Wallahu a'lam


Penulis: Ega Adriansyah (Mahasiswa Semester 2, Jurusan Ekonomi Syariah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Ilustrasi kampusku yang salah atau mahasiswa yang salah?
Ilustrator: LPM FatsOeN/Myla Lestari

Perkuliahan semester genap sudah dimulai, namun masih ada saja yang membicarakan perihal UKT. Kita mundur beberapa minggu lalu, di mana saat itu mahasiswa IAIN sedang dipusingkan dengan sistem pengurangan UKT 15%, sesuai KMA yang diturunkan oleh Kementrian Agama. Saat itu pada hari Minggu, 30 Januari 2022 KMA No. 84 turun. 

Padahal pembayaran UKT dimulai dari tanggal 17 Januari sampai tanggal 4 Februari 2022. Karena kebanyakan mahasiswa menunggu KMA turun. Jadi tinggal tersisa 5 hari waktu pembayaran setelah di umumkannya ada pemotongan UKT 15% untuk mahasiswa yang terdampak Covid-19, potongan 50% untuk mahasiswa yang sudah mendaftar sidang munaqosah, dan 100% bagi mahasiswa yang orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19. Disini saya juga belum mengetahui latar belakang kenapa KMA turun "lambat". Pernyataan ini akan menimbulkan spekulasi berbagai macam dari pihak aktivis mahasiswa, terlebih lagi para anggota DEMA dan SEMA yang mengurusi dunia Per-UKT-an ini. 

Kembali lagi, saat itu mahasiswa yang mengajukan pemotongan UKT sebesar 15 % diarahkan untuk mengumpulkan persyaratan lewat link yang dibagikan oleh kemahasiswaan. Namun pada kenyataannya memunculkan banyak sekali kendala. Mulai dari server eror, down, hingga tidak bisa di akses. Permasalahan muncul, hingga akhirnya pengurus SEMA dan DEMA turun tangan untuk menangani masalah tersebut. 

Banyak celetukan yang di lontarkan dari mahasiswa terkait kendala tersebut. 

"Katanya kampus Cyber, sistem gini aja eror." 

Sampai-sampai akun Instagram Humas IAIN dibanjiri komentar pedas dari mahasiswanya sendiri. Banyak sekali keluhan yang mereka tuliskan di kolom komentar, hingga membuat tagar #save_server. Hingga akhirnya kendala karena server down diakali oleh SEMA dan DEMA untuk membuat link Google Form, untuk mem-backup data mahasiswa yang tidak bisa masuk link kemahasiswaan. Mahasiswa hanya diberi waktu sekitar 3 hari untuk mengisi link tersebut, dan nantinya akan diajukan oleh pihak SEMA dan DEMA ke bidang keuangan. 

Saya pikir setelah tanggal 13 Februari permasalahan tentang UKT berakhir, oh ternyata tidak, dugaan saya salah. Kendala berlanjut karena saat mahasiswa ingin membayar ke Bank, ternyata nominal yang ada di tagihan tidak berubah. Menimbulkan permasalahan lagi, ditambah saat itu di hari Kamis, dan tinggal hanya ada waktu tersisa satu hari untuk membayar UKT di hari Jumat. Yang disayangkan lagi, jika hari Jumat Bank hanya beroperasi sampai pukul 12.00 saja. Hal itu menambah derita mahasiswa. Mahasiswa IAIN ketar-ketir untuk membayar UKT. Belum lagi antrian yang "mengular" karena ada 1000 mahasiswa lebih yang mengajukan pemotongan 15%. 

Lagi dan lagi, SEMA dan DEMA yang belum dilantik ini dan sebagai wakil dari para mahasiswa mencari jalan keluar untuk dapat mengatasi hal tersebut. Membantu mahasiswa dengan mengajukan nama-nama mahasiswa yang nominal pembayaran UKT-nya belum berubah.

Jumat, 11 Februari 2022 batas waktu perpanjangan pembayaran UKT berakhir. Namun, kenyataanya masih banyak mahasiswa yang menginginkan perpanjangan pembayaran UKT. Pada akhirnya SEMA dan DEMA Fakultas menginstruksikan untuk mahasiswa yang menginginkan perpanjangan UKT agar mengumpulkan berkas-berkas seperti surat permohonan perpanjangan UKT ke Wadek Fakultas masing-masing. Hari ini batas terakhir pengumpulan berkas. 

Kadang kita bertanya-tanya permasalahan seperti itu, kita menyalahkan siapa? Apa boleh kita menyalahkan kampus, atau servernya, atau gedung yang tidak kita pakai untuk kuliah. Kepada benda mati kita salahkan, sepertinya kewarasan kita patut untuk dipertanyakan. Bagaimana seharusnya kita menanggapi hal tersebut dan bagaimana kita harus mengambil pelajaran dari permasalahan tersebut. 

Terkadang juga tidak selalu yang kita salahkan adalah kampus. Beberapa mahasiswa pula sering kali belum dengan cermat memahami apa seharusnya yang mereka kerjakan. Contoh seperti kurang teliti dalam membaca surat, tidak tahu password dan lain-lain. Padahal panduan sudah jelas, mungkin ditambah karena sedang terburu-buru karena ketakutan yang melanda akan pikiran tidak bisa mengisi KRS di SmartCampus, atau status di SmartCampus yang masih non aktif mengakibatkan ketakutan-ketakutan itu muncul di pikiran mahasiswa. 

Entahlah kejelasan untuk para mahasiswa yang menginginkan perpanjangan sedang diproses saat ini. Harapan baik saja untuk kedepannya dan semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. 


Penulis: Dea Mariyana

Tampak depan suasana perpustakaan (16/20/2022). Masih tutup sejak tanggal 11 Februari 2022. Foto: LPM FatsOeN/Rifki Al Wafi

IAIN, LPM FatsOeN - Hampir sepekan perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon tidak menerima pelayanan secara offline. Terhitung sejak dikeluarkan pengumuman perihal salah satu staf yang terpapar Covid-19. Hal ini berdasar pada Surat Edaran Rektor No. 0703/In.08/R/PP/00.9/01/2022 Tentang Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai di Lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Meski sudah diumumkan, kebanyakan mahasiswa tidak tahu mengenai informasi tersebut (staf terpapar Covid-19). Diketahui, surat pengumuman hanya ditempel di depan pintu masuk perpustakaan. Alhasil, mahasiswa yang sudah jauh-jauh datang menuju perpustakaan, langsung putar balik karena pelayanan perpustakaan tutup.

Pengumuman Perubahan Pelayanan Perpustakaan menjadi online. Foto: Didapat dari Ketua Perpus, Yayat.

"Sayang banget, tutup, padahal mau cari referensi skripsi. Udah jauh-jauh mau ke sini (perpus)," ucap salah satu mahasiswa HES.

Saat dimintai keterangan, Yayat selaku Ketua Perpustakaan mengatakan, "Bukan tutup, tapi pelayanan secara online."

Mahasiswa lain ada yang mengetahui bahwa perpustakaan sedang tutup, tapi tidak mengetahui apa alasan di balik itu. Seperti yang diucapkan salah satu mahasiswa SPI, "Tau, cuma gak tau karena apa, ngikutin SE Rektorat mungkin."

Dalam wawancara dengan LPM FatsOeN, Yayat juga menegaskan bahwa akan terus lock down sampai tanggal yang ditentukan. "Lock down sampai tanggal 18 Februari 2022, karena ada satu karyawan yang positif terpapar virus Covid-19. Sudah diumumkan dari Jumat yang lalu," tuturnya.


Reporter & Penulis: Rifki Al Wafi

 

Ilustrasi di balik keringanan UKT. Ilustrator: LPM FatsOeN/Rifki Al Wafi

Kata-kata apa yang pas untuk menuliskan sebuah ungkapan yang bisa mewakili perasaan dan perbuatan mulai dari keresahan, kebingungan, kepedulian, kebosanan, keumuman, dan ketidakpastian dalam suatu hal apapun itu, namun kita ketahui bersama semester genap mulai menatap di hadapan kita, dengan sinis akan kehadirannya sampai lupa ikatan benang merah yang tidak pernah putus sebelum dipindahkan dari kiri ke kanan, tali toga. Itulah ikatan kita dengan SPP/UKT, karenanya kita bisa berada di sini, karenanya kita bisa bertemu dengannya, karenanya kita bisa merasakan yang belum pernah kita rasakan. 

Baik dan buruk itu menyesuaikan oleh Dia yang mengalami dan menjalani, seperti tahun kemaren 2020-2021 masih menghadapai pandemi corona virus entah kapan akhirnya semoga cepat membaik walaupun kita tahu akan keadaan sekarang kabar hembusan angin gelombang ke 3, untuk kepastiannya seyogyanya pembaca lebih mendalami, tapi melihat dari data kemenkes sekitar 4 juta lebih yang ter konfirmasi. Oleh karena itu keputusan Menteri Agama Nomor 515 tentang keringanan UKT pada perguruan tinggi keagamaan atas dampak bencana wabah Covid 19. 

Para ormawa kampus berusaha untuk memperjuangkan kawan-kawan mahasiswa mendapatkan hak yang sepantasnya. Melihat dari peraturan keringanan UKT bahwa penurunan, pengurangan, perpanjangan masa pembayaran, dan angsuran. Implementasinya diserahkan kepada masing-masing kebijakan PTKIN dan disesuaikan dengan pilihan yang diajukan oleh mahasiswa. Di sinilah celah mahasiwa untuk mempertanyakan apakah kampus kita sudah menjalankan peraturan dari kemenag apa belum?

Hemm.. Sedang berfikir!

Mengakhiri semester ganjil terasa begitu cepatnya mulai menemukan titik terang akhir liburan, bisa dilihat dari kalender akademik tahunan yang sudah di buat pada awal tahun. Awalnya pembayaran UKT 17 Januari – 04 Februari di perpanjang sampai 11 Februari 2022, sedangkan untuk pengisin KRS 18 Januari – 07 Februari diperpanjang sampai 13 Februari 2022. Perpanjangan itu semua juga hasil dari ormawa sobat SEMA dan DEMA sekaligus tim support lainnya dari HMJ serta UKM untuk menahan pembayaran UKT sebelum keriganan terealisasikan bagi yang mengajukan dengan persyaratan yang sudah di informasikan sobat SEMA dan DEMA. 

Walaupun sudah ada pemberitahuan dan informasi stop pembayaran UKT, ada saja kawan mahasiswa yang kurang update dengan perihal itu karenanya mereka sudah mendahului pembayaran UKT dengan yang lainnya, keringanan UKT tidak berlaku bagi mahasiswa orang tuanya PNS/TNI/POLRI/BUMNI/BUMD yang masih aktif, beasiswa bidikmisi/KIP dan beasiswa lainnya, itu baru keringanan UKT  15%, untuk keringanan UKT 50% dengan persyaratan yang sama ditambah bukti pendaftaran online munaqosyah 31 Desember 2021, dan untuk keringanan UKT 100% dengan persyaratan yang sama ditambah surat keterangan meninggal dunia karena Covid-19 dari instansi berwenang.

Hal-hal yang perlu kita ketahui selain keringan UKT dan mahasiswa yang membayar UKT setiap semester itu sendiri adalah memperoleh layanan akademik dan pengajaran sebaik-baiknya sesuai minat bakat, kegemaran, dan kemampuan, serta memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan hasil studi. Mengguankan fasilitas kampus yang disediakan dalam rangka pengembangan minat, bakat, penalaran, dan kesejahteraan untuk kelancaran belajar. Mendapatkan bimbingan penyelesaian studi oleh tenaga pengajar yang bertanggungjawab (dosen akademik, pembimbing tugas akhir) dan mendapatakan bimbingan dalam kegiatan kemahasiswaan.

Dari situ kita bisa lihat yang kita dapatkan seharusnya, pihak kampus tidak hanya menagih setiap semester yang muncul di smartcampus dengan tagihan tertera sesuai UKT 1-5 dan setiap tahunnya akan naik dengan sendirinya? Kabar-kabar akan menjadi UIN tapi telah pupus sudah, kita juga berharapan akan perubahan, melainkan sekarang dari KEMENAG merestui adanya kampus CYBER yang pertamakalinya di tingkatan PTKIN Se-Indonesia begitu istimewanya kampus tercinta kita ini. 

Namun, apa daya mahasiswa tidak boleh beraktifitas di ruangan maupun di sekitar kampus pada saat dulu awal mulai lock down sampai sekarang silih berganti menyesuaikan situasi dan kondisi kurang memungkinkan untuk di kampus dan sekitarnya, yang terkadang buka dan tutup. Menjadi fasilitas kampus tidak dimanfaatkan oleh kita dan dialih fungsikan dengan belajar lewat jaringan atau online dari rumah masing-masing, selama kuliah online yang kita jalani tekuni dengan perubahan dan kebiasan yang baru beradaptasi degnan teknologi marak jadi alat komunikasi dan belajar.

Selama kegiatan kuliah online di rumah, apa yang kita dapatkan? Dari PDDIKTI sendiri bertujuan memberi kouta data internet menunjang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19 dan pihak kampus masing- masing mendata nomor mahasiswa untuk dimasukkan ke dalam daftar bantuan kouta internet diberikan 3 kali selama 4 bulan, kawan-kawan mahasiswa tahu sendiri apakah dapat kouta gratis atau beli sendiri. Untuk kampus kita, apakah memberikan kouta insentive, setiap bulannya atau apa? sebagai ganti fasilitas kampus yang tidak dimanfaatkan oleh kita.

Antara kuliah online dan offline memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Melihat dari sisi keumuman kuliah online memiliki waktu luang yang banyak untuk produktif seperti membaca, menulis dan mempelajari hal yang baru selain mata kuliah, dan teruntuk kuliah offline berinteraksi secara langsung, bersosial aktif berdiskusi bersama dengan teman kampus maupun di luar. 

Selain itu juga tugas bersama sebagai mahasiswa dan dosen untuk saling melengkapi bagaimana dosen menyampaikan materi mata kuliah dengan motede baru dan mudah dipahami oleh mahasiswa, termasuk dalam UU No. 12 Tahun 2012 Pasal (12) Dosen sebagai sivitas akademik mentransformasikan ilmu pengetahuan atau teknologi yang dikuasainya kepada mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajran sehingga mahasiswa aktif mengembangkan potensinya. Kita juga sebagai mahasiswa tidak hanya diam dan menungu materi dari dosen mata kuliah melainkan bisa mengeksplorasikan berbagai macam literatur yang ada di berbagai platform sehingga akan terjalin saling menuangkan air putih ke dalam gelas sampai penuh untuk diminum untuk diri kita dapat meningkatkan proses metabolisme yang lebih baik.

 

QUICK QUESTION

Apa yang sudah kita lakukan, selama kuliah online?

Apa yang sudah kita dapatkan selama semester kemarin?

Apa yang akan direncanakan untuk semester genap?

Bagaimana cara mendapatkan yang kita cita-citakan ?

Pesan dan doa untuk orang yang melahirkan kita?


Penulis: Arai

Foto Bersama pasca Pelantikan dan Sertijab Ormawa periode 2022/2023. Foto: LPM FatsOeN/Nur Imania Rahayu Santoso

IAIN, LPM FatsOeN - Senat Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyelenggarakan pelantikan serah terima jabatan (sertijab) UKM/UKK periode 2022/2023. Kegiatan ini bertempat di ruang Auditorium Pascasarjana Lt. 3 IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jumat (11/2/22).

Mengusung tema "Mewujudkan Organisasi yang Bergerak Proresif dan Inovatif Guna Melahirkan Generasi yang Expert, Exited & Excellent", kegiatan ini dilaksanakan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini hanya dihadiri Wakil Rektor 3, SEMA & DEMA-I, serta perwakilan dari tiap ORMAWA yang total keseluruhan ada 18 UKM dan 2 UKK.

Warek 3, Ilman Nafi'a dalam sambutannya menegaskan kepada para ketua baru terpilih agar menjaga anggotanya. Terutama menjaga kesehatan fisik dan psikis anggota menjadi kewajiban. Jangan sampai membuat merasa trauma, ataupun tidak nyaman.

Masih dalam sambutannya, beliau juga berpesan agar terus melanjutkan yang bagus dari program ketua sebelumnya dan lebih baik lagi di kepengurusan ketua yang baru.

Warek 3 turut menyampaikan harapannya kepada ketua UKM-UKK kepengurusan yang baru. "Apa-apa yang baik dari program ketua lama dilanjutkan, dan kalau bisa lebih baik lagi," ujarnya.

Prosesi pelantikan dilanjut dengan pembacaan sumpah jabatan oleh seluruh ketua UKM & UKK baru periode 2022, dan penandatanganan pakta integritas dan berita acara serah terima jabatan kepengurusan.

Kadadi, selaku demisioner ketua LDM Sejati berharap kepengurusan ormawa selanjutnya bisa semakin sukses dan bermanfaat.


Penulis : Nurul Azhaari Fairuz dan Rifki Al Wafi

Apakah semua manusia harus membuang nalurinya untuk menjadi manusiawi?

Pertanyaan dasar inilah yang dilontarkan oleh Lee Byeong Chan seorang guru sains di sekolah SMA Hyoeson sebelum ia menjadi zombie karena terkena virus yang diciptakan oleh dirinya sendiri, All of  Us Are Dead, sebuah serial drama Korea bergenre horor yang menceritakan tentang sebuah virus yang berasal dari tikus percobaan yang mengigit jari manusia yang menyebabkan ia kejang-kejang, hilang kesadaran dan berubah menjadi zombie.

Tidak seperti serial atau film bertema zombie lainnya, All of Us Are Dead memiliki alur cerita yang kompleks, kita tidak hanya disuguhi oleh adegan kejar-kejar zombie dengan manusia saja seperti di film-film zombie biasanya, walaupun ceritanya hanya berfokus pada sekolompok siswa SMA yang berusaha menyelamatkan diri dari kejaran zombie tetapi disetiap adegannya memiliki makna yang cukup dalam, jika kita perhatikan ada beberapa topik yang diangkat dalam serial ini.

All Of Us Are Dead. Foto: Instagram allofusaredeadkr

Pada saat itu manusia menjadi wujud paling liarnya yaitu memangsa manusia lain, manusia yang tertular virus ini akan hilang kesadaran dan menyerang manusia lain tanpa pandang bulu, Lee Byeong Chan yang membuat virus ini beralasan bahwa dia muak melihat kehidupan manusia yang kuat selalu menindas yang lemah, ia menganggap bahwa ia hidup dalam sistem kekerasan sehingga bagi orang biasa sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam serial tersebut digambarkan bagaimana anaknya sering dibully di sekolahnya dan ia ingin membuat anaknya menjadi lebih kuat dan berani dengan menyuntikkan cairan, namun naas anaknya malah berubah menjadi zombie yang menyerang ibunya.

Jika kita kaitkan dengan teori Thomas Hobbes yang mengatakan bahwa manusia adalah Homo Homini Lupus artinya manusia adalah serigala bagi manusia lainnya tentu ini sangat relevan, dalam serial tersebut juga digambarkan bagaimana manusia mengeluarkan sisi kehewanannya hanya untuk bertahan hidup, mereka tega mengorbankan manusia lain demi keberlangsungan hidupnya.

Dalam serial yang berjumblah 12 episode ini, penggambaran wabah virus dibuat serealistis mungkin seperti wabah di dunia nyata,  mungkin karena serial ini dibuat semenjak wabah Covid-19 yang menjadi inspirasi dari beberapa scan adegan yang ada dalam serial, mulai dari orang-orang yang denial akan virus, penyebaran hoax, sampai politisi yang mencari popularitas, semuanya digambarkan hampir persis seperti pertama kali Covid-19 melanda.

Di sinilah saya kira kehebatan dari serial yang distrudarai oleh Lee Jae Kyu dan Kim Nan Su, mereka berhasil mengeksekusi bagaimana realita pandemi di dunia nyata ke dalam serial fiksi, sehingga penonton sejenak bisa berefleksi lewat layar kaca bagaimana carut-marutnya penanganan pandemi.

Adegan lain yang menurut saya bagus adalah ketika seorang jendral darurat militer melakukan pengemboman di kota Hyoseon sedangkan di sana masih banyak orang yang masih bisa diselamatkan, namun karena penyebaran wabah ini tidak terkendali dan belum ada obatnya yang akhirnya membuat ia memilih pilihan sulit yaitu memusnahkan semuanya, di sini sangat jelas dilema yang dihadapi oleh sang jendral bagaimana ia memilih untuk mengorbankan minoritas manusia untuk menyelamatkan mayoritas manusia, padahal jelas untuk urusan kemanusiaan sangat sulit jika kita pakai dengan cara kalkulasi, yang akhirnya setelah melaksankan tugas tersebut sang jendral menyesali perbuatannya lalu bunuh diri.

Walaupun serial ini bergenre horor tetapi sang sutradara masih menyelipkan sisi kehidupan remaja, setiap dialognya dibuat seperti dialog anak SMA yang belum dewasa, konflik-konflik kecil, pelecehan seksual, hingga drama percintaan tergambar jelas dalam serial ini, penonton diajak untuk memahami bagaimana permasalahan para anak remaja, orang tua kebanyakan hanya tahu luarnya saja, padahal remaja juga memiliki masalah hidup yang kompleks. Lewat sang ketua kelas, Nam Raa, kita bisa melihat bagaimana tekanan orang tua sangat berpengaruh betul terhadap kehidupan Nam Raa, ia menjadi anti sosial karena hanya ingin mengejar target orang tuanya, padahal di sisi lain hal ini malah membuat dia menjadi sangat kesepian.

Untuk keseluruhan, serial ini bagus dan cocok buat kalian yang suka genre horor, sains fiksi atau bahkan romance, apalagi ditambah dengan efek visualisasinya yang keren seperti film-film Hollywood. Namun, ada beberapa adegan juga yang terasa dibuat bertele-tele, jadi sedikit membuat bosan ketika menontonnya. Serial ini sangat tidak disarankan bagi anda yang tidak suka dengan sesuatu yang bersifat sadis, karena di sini digambarkan dengan sangat jelas seperti keluarnya usus dalam perut, tubuh terpotong, hingga mata yang tertusuk.


Penulis : Fahmi Labibinajib