(Sumber Gambar: Freepik.com)

Pasti sudah tidak asing lagi dengan pekerjaan yang tidak sesuai dengan prodi/jurusan di masa perkuliahan. Mungkin bisa dikatakan hampir setiap wisudawan yang telah usai menempuh masa – masa pusing dengan skripsi, setelah lulus dipusingkan kembali dengan mencari pekerjaan.

Ada seorang berkata “kerja di mana saja yang penting halal”. Sudah terdengar biasa di telinga anda semua bukan?

Akhirnya mereka galau buat ambil kerjaannya atau tidak, takut tidak bisa bekerja dengan baik karena tidak pernah tau bidang pekerjaan tersebut yang akan dijalani.

Mungkin bisa jadi itulah salah satu sebab kenapa banyak orang yang bekerja tidak sesuai prodi atau jurusan. Karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, daripada kelaparan dan tidak bisa membayar tagihan belanja online!  Jadi ambil saja pekerjaan apapun dan lakukan saja selagi kita mampu dan bisa kerjakan!

Lagi pula bukan masalah besar, kan bekerja tidak sesuai prodi!

Azkia seorang wisudawati jurusan bimbingan konseling yang bergelar S. Pd pada tahun 2020 namun bekerja di PT Finnet Indonesia, berkerja di bidang finpay. Azkia memiliki skill bisa menggunakan Microsoft Excel dan keahlian mengelola program IT.

Artinya, jika kita memiliki kelebihan atau skill di sisi lain, maka tidak masalah jika pekerjaan yang kita lakukan tidak sesuai prodi.Asal jangan malas dan merugikan orang lain yaa.

Penulis : Annita 

 

(Sumber Gambar: Freepik.com)

LPM FatsOeN- Introvert  adalah seseorang yang suka berada di lingkungan yang tidak begitu ramai, ia membutuhkan waktu sendiri untuk merasa mendapatkan energi (recharge) kembali. Seseorang yang introvert biasanya lebih suka sibuk sendiri dengan waktunya, biasanya mereka menyibukkan diri dengan hal seperti menulis, membaca buku, melukis dan mendengarkan musik.

Lalu, introvert anti sosial?

Oh, tentu tidak.

Introvert dan anti sosial itu berbeda. Introvert lebih cenderung pendiam, tenang, berhati-hati, dan lebih senang melakukan pekerjaan secara mandiri. Sedangkan, anti sosial itu lebih berbahaya. Mengapa berbahaya? Karena seorang anti sosial memiliki gangguan kepribadian tidak peduli akan perasaan orang lain, juga tidak memiliki rasa empati.

Jadi, Si Introvert tentu saja bisa mengikuti organisasi yang berada di lingkungan kehidupannya.

Buat kamu para introvert yang ingin mengikuti organisasi, yuk simak beberapa tips berorganisasi untuk introvert.

1.      1. Siapkan Diri

Seorang introvert harus menyiapkan diri, menyiapkan apa yang ingin di bicarakan dan siapkan keberanian dalam berbicara. Karena biasanya mereka susah untuk mengeluarkan dan menumpahkan pikirannya.

2.      2. Bergabung dengan Tim

Seorang introvert harus keluar dari zona nyaman dalam kesendiriannya, sehingga mereka harus bergabung dengan tim.

3.     3.  Berani Ambil Resiko

Walaupun tidak semua, biasanya introvert lebih berhati-hati dan takut mengambil resiko. Tetapi apa salahnya jika mencoba dulu. Karena kegagalan bias dijadikan acuan dan pembelajaran untuk ke depannya.

4.      4. Meng-Up Skill

Jangan malu untuk menujukkan skill yang  kita punya. Seorang introvert biasanya senang menganalisis hal detail dalam melaksanakan tugas. Skill tersebut bias dimanfaatkan dalam organisasi dan kita bisa melatih skill tersebut untuk terus berkembang.

Nah, jadi bias disimpulkan bahwa seorang introvert juga bisa berkontribusi dalam organisasi. Menjadi introvert bukanlah penghalang untuk melakukan segala kegiatan seperti organisasi yang berada di lingkungan kampus atau sekolah. Yuk berorganisasi! Organisasi itu seru, loh! Kita bias dapat hal baru yang belum kita lakukan sebelumnya.

Jika tips di atas belum bias melawan introvert-mu dan merasa cemas ikut berorganisasi. Datanglah ke terapis yang membantumu untuk mengerti penyebab introvert dan mendapat solusi yang kamu inginkan.

Penulis:  Annita

(Sumber gambar: Twitter.com @Avogado6)

 Ia menatap kipas angin yang menggantung di langit-langit kamarnya. Seakan kipas itu meniupkan satu kisah pengantar tidur. Di kepalanya mulai bermunculan skenario-skenario terburuk dalam hidup. Imajinasinya mengarang asal, tentang rasa sakit yang sebetulnya belum tentu terjadi. Segalanya dimulai dari tanya "bagaimana bila" lalu paragraf selanjutnya Ia karang sedemikian rupa.

Film itu berdialog tanpa jeda iklan. Pemerannya orang-orang tersayang yang pergi satu persatu, atau diganti, Ia membayangkan dirinya yang pergi. Ia masih penasaran akan hal itu. Siapa yang kelak menangis di pemakamannya nanti. Adakah yg mencari? Adakah yg kehilangan. Pipinya menghangat, sebutir air mampir lewat menyapu krim malam yg beberapa saat lalu baru saja Ia kenakan.

"Sialan"

Ia mengusapnya dg bantal. Mengingat berapa harga skin care yang Ia beli.

Setelah matanya lembab berair. Ia mulai terpejam. Kisah itu paling mujarab mengantarnya terlelap. Satu sinema telah berputar di kepalanya. Karangannya rampung. Ritual sebelum tidur.

Penulis: Zulva bukan Zulfa