(Dok. Tim LPM FatsOeN)

Fatsun.id, Cirebon - FatsOeN merupakan Lembaga Pers Mahasiswa, sebuah organisasi jurnalis yang menjadi wadah kreativitas dan sumber informasi sekaligus kontrol sosial di lingkungan kampus, khususnya di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

FatsOeN terbentuk sejak tanggal 15 Juni 2000, yang berarti telah menginjak 21 tahun. FatsOeN sendiri masih terus eksis dan berkontribusi dalam dunia pers mahasiswa. Oleh karena itu, dalam rangka Dies Natalis LPM FatsOeN ke-21 ini diadakan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Seminar Kepenulisan, Charity, Sharing, dan Awarding. Kegiatan ini dicanangkan berlangsung pada 26 Juli & 2 Agustus 2021.

Seminar kepenulisan dengan tema “Explore Your Potential by Writing During a Pandemic” dilaksanakan pada Senin (26/7/2021). Seminar ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung di akun YouTube LPM FatsOeN.

(Dok. Tim LPM FatsOeN)

Diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari sesama Lembaga Pers Mahasiswa, siswa, ataupun masyarakat umum. Peserta yang mengikuti seminar kepenulisan ini bukan hanya yang berasal dari Cirebon saja, melainkan dari luar kota, bahkan dari luar pulau.

“Targetnya peserta seminar bisa menulis laporan berita, menulis esai dan menulis opini yang baik dan sesuai dengan kaidah kepenulisan,” ujar Saeful selaku ketua pelaksana Dies Natalis LPM FatsOeN.

Dengan adanya seminar kepenulisan ini diharapkan peserta mampu menghasilkan output berupa laporan berita, menulis esai, dan menulis opini dengan baik sesuai dengan kaidah kepenulisannya.

Seminar ini disampaikan oleh dua pemateri yang mumpuni di bidangnya yaitu Mas Abdul Jalil dengan tema “Teknik Menulis Laporan dan Berita” yang dimulai pukul 10:00 s.d. 11:30 WIB. Yang kedua, Mas Ahmad Abdul Rifa’i dengan tema “Teknik Menulis Artikel Esai dan Opini” yang dimulai pukul 12:30 s.d. 14:00 WIB.

Selama kegiatan ini berlangsung peserta sangat antusias, apalagi saat sesi diskusi bersama pemateri yang pertama ataupun pemateri yang kedua.

Kemudian acara lainnya di hari pertama ini yakni charity. Charity merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis juga yang mana kegiatan ini bertempat di Graha Yatim & Dhu'afa (GRAY) di Jl. Cideng Raya, Kedawung.

(Dok. Tim LPM FatsOeN)

Kegiatan charity ini diberi tajuk, FatsOeN Berbagi yang ditujukan sebagai salah satu bentuk rasa syukur dan menebar kebermanfaatan.

Dalam prakatanya Syaefullah selaku Ketua Pelaksana mengatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, semoga dengan adanya charity pada Dies Natalis kali ini bisa menumbuhkan kepedulian sosial & menebar kebaikan untuk kemaslahatan umat.”

Acara ini tak lepas dari menyesuaikan situasi, mengingat keadaan kita saat ini ikut menangani/mencegah covid-19. Maka pelaksanaan acara pun disesuaikan, yakni total secara daring/online. Kemudian kedepannya masih ada pelaksanaan di hari kedua, yakni di tanggal 2 Agustus.


Oleh Aisha, Anita, dan Rifki.

(Dok. Mahasiswa Gegesik)

Kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan tersebut pelaku usaha dan konsumen saling menguntungkan atau dengan kata lain melakukan simbiosis mutualisme.

Di Indonesia sendiri kegiatan ekonomi tidak terlepas dari adanya Usaha Mikro Kecil Menengah atau biasa disebut dengan UMKM. Dalam Undang-Undang No. 20/2008 UMKM dijelaskan sebagai “perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu”. UMKM ini mempunyai peran yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesaia.

Saat ini Indonesia sudah memasuki era industri Ekonomi Kreatif, di mana dalam perekonomiannya tidak hanya dilakukan secara langsung,  tetapi juga dapat dilakukan melalui digital.

Era digital saat ini atau biasa yang dikenal dengan online, sangat memudahkan para pelaku usaha untuk memasarkan dagangannya. Apalagi di masa pandemi  seperti saat ini, jual beli yang dilakukan secara online menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat, khususmya para pelaku usaha.

Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati yang berasal dari Desa Gegesik dalam kegiatan KKN-DR melakukan wawancara dengan pelaku UMKM yang berada di Desa Gegesik. Pelaku UMKM tersebut berjualan Cilok khas Cirebon bernama Ibu Darsina. Dalam wawancara yang dilakukan, beliau menjelaskan bahwa awal mula berjualan cilok tersebut karena usaha suaminya. Akan tetapi suami Ibu Darsina meninggal dunia, sehingga usaha tersebut diambil alih oleh beliau.

Ibu Darsina lebih memilih berjualan cilok daripada jenis makanan yang lain karena awal mulanya berawal dari hobi. Beliau menjelaskan bahwa sebenarnya membuat cilok tidaklah mudah dan memakan banyak waktu juga tenaga. Akan tetapi karena membuat cilok sudah menjadi hobinya, Ibu Darsina tetap membuat dan melanjutkan usaha tersebut.

Untuk berjualan cilok, Ibu Darsina hanya mengeluarkan modal awal sebesar Rp. 300.000,- dan dari modal tersebut beliau selalu berusaha untuk mengembangkan usahanya hingga mampu bertahan sampai sekarang.

Masa pandemi seperti saat ini juga memberikan efek yang sangat signifikan bagi pelaku UMKM. Ibu Darsina menjelaskan di masa pandemi seperti sekarang jika dihitung-hitung tidak mendapatkan keuntungan. Beliau mengatakan saat-saat seperti ini bisa makan dari hasil jualan saja sudah merupakan sebuah keuntungan.

Pandemi tentu saja berpengaruh terhadap penjualan produk para pelaku UMKM. Ibu Darsina selaku penjual Cilok Khas Cirebon menjelaskan bahwa sebelum pandemi, penjualan cilok  sangat cepat sehingga bisa menghabiskan bahan baku sebanyak 20 kg tepung dalam satu minggu. Akan tetapi di masa pandemi penjualan menurun drastis. Tepung yang dihabiskan hanya 5 kg saja per minggu imbas adanya pandemi ini.

Untuk pemasaran Cilok khas Cirebon sendiri pada awalnya suami Ibu Darsina menjual cilok menggunakan sepeda ke berbagai desa yang berada di Kecamatan Gegesik selama beberapa tahun.

Namun saat ini, Ibu Darsina berjualan di rumahnya dengan menambahkan dekorasi menggunakan spanduk bertuliskan Cilok Khas Cirebon. Rumah tersebut juga dipersiapkan dan dibuat senyaman mungkin untuk pelanggan yang datang.

Pemasaraan yang dilakukan Ibu Darsina saat ini ialah pemasaran secara online. Ibu Darsina menawarkan produknya di media sosial Facebook sehingga memudahakan calon pembeli untuk menemukan produk tersebut.

Media online sangat membantu dalam kegiatan ekonomi yang terjadi setiap hari. Cara digital tersebut memudahkan pelaku usaha untuk menawarkan produknya secara lebih luas, apalagi di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti sekarang.


Penulis: Mahasiswa Gegesik

(Dok. Mahasiswa Gegesik)

Kabupaten Cirebon merupakan kabupaten dengan segudang budaya lokal. Terdapat macam-macam budaya lokal yang berada di Kabupaten Cirebon, budaya tersebut merupakan vturun-temurun yang diwariskan oleh para leluhur Cirebon. Salah satu kesenian yang berada di Kabupaten Cirebon adalah kesenian wayang kulit. Di Cirebon sendiri terdapat dua pengrajin wayang kulit yang diakui oleh dinas pariwisata, yaitu di Kecamatan Dukupuntang dan di Kecamatan Gegesik.

Di Kecamatan Gegesik terdapat  lima desa, salah satunya yang menyimpan kearifan budaya lokal adalah Desa Gegesik Kulon. Di Desa Gegesik Kulon terdapat pengrajin wayang kulit yang bernama Wayang Kulit Tata Sungging. Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang sedang melaksanakan KKN-DR (Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah) di Desa Gegesik Kulon melakukan wawancara dengan pengrajin wayang kulit yang berada di Desa Gegesik Kulon.

Pengrajin wayang kulit (Tata Sungging Wayang Kulit) tersebut bernama Bapak Sawiyah. Bapak Sawiyah mulai menekuni kerajinan wayang kulit pada tahun 1965. Tidak ada pendidikan formal kesenian yang pernah ditempuh, beliau belajar kerajinan wayang kulit secara autodidak, hanya berawal dari hobi dan kecintaan  terhadap kesenian wayang kulit.

(Dok. Mahasiswa Gegesik)

Proses pembuatan wayang kulit dilakukan secara manual oleh Bapak Sawiyah dimulai dari penjemuran kulit kerbau selama satu bulan. Kulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit menggunakan kulit kerbau betina tua karena menurut beliau kulit kerbau betina yang sudah tua lebih kuat dari kulit lainnya, kalau di Jawa Tengah itu menggunakan kulit kerbau jantan yang masih muda. Setelah penjemuran selama satu bulan kemudian masuk ke tahap pemotongan. Tahap ini juga dilakukan secara manual oleh Bapak Sawiyah menggunakan alat pemotong khusus, kemudian setelah itu beliau menata kulit tersebut menggunakan alat tata wayang kulit, tata wayang kulit berbeda dengan tata kayu, kalau tata kayu lebih besar dan tipis, sedangkan tata wayang kulit bulat.

Bapak Sawiyah membuat wayang dengan beberapa karakter. Ciri khas wayang kulit yang dibuat oleh beliau yaitu memilki dua titik di bagian bawah. Ciri khas tersebut sengaja diciptakan oleh Bapak Sawiyah agar menjadi branding untuk wayang kulit hasil karyanya.

Untuk penjualan Wayang Kulit Tata Sungging tersebut, beliau menjual untuk pesanan yang digunakan dalam pertunjukan wayang dan biasanya ada kolektor yang mendatangi Bapak Sawiyah untuk membeli wayang sebagai tambahan bahan koleksinya.

Sampai saat ini, Bapak Sawiyah sangat menyayangkan karena tidak ada perhatian lebih dari pemerintah mengenai pengrajin wayang kulit. Beliau sangat berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian untuk kesenian di daerah Cirebon, tujuannya yaitu kesenian wayang kulit ini tetap ada dan tidak hilang karena digerus oleh zaman. Bapak Sawiyah ingin kesenian wayang kulit di Cirebon ini tetap murni, tidak tercampur dengan kesenian wayang kulit dari daerah lain, termasuk wayang kulit dari Jawa Tengah. Karena menurut beliau, kesenian wayang kulit yang asli menurut budaya Cirebon itu unik. Namun, kesenian wayang kulit dari Cirebon juga rentan sekali terkontaminasi dengan gaya kesenian wayang kulit dari daerah Jawa Tengah.

Sejauh ini Bapak Sawiyah juga masih bingung untuk menetapkan siapa yang akan menjadi penerusnya untuk menjadi pengrajin wayang kulit. Karena pemuda di Cirebon atau Gegesik pada khususnya masih belum melek terhadap kesenian wayang kulit sehingga belum ada yang sungguh-sungguh untuk belajar membuat wayang kulit dan menjadi penerus pengarjin Tata Sungging Wayang Kulit.

Kami berharap dengan tulisan ini Tata Sungging Wayang Kulit di Desa Gegesik Kulon dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas agar kesenian yang merupakan warisan budaya ini tidak hilang dan tetap dikenal dari generasi ke generasi.

Salam dari kami, Mahasiswa Gegesik.

(Dok. DEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

(IAIN Syekh Nurjati Cirebon 10/07/2021) Citizen Jurnalism Workshop telah dilaksanakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dengan tema "Transformasi Jurnalisme Warga Menuju Perubahan Sosial". Dengan beberapa narasumber, antara lain Widya Saputra selaku Newscaster dan PR Metro TV, Ahmad Romzi selaku pegiat literasi digital dan Staf Khusus Presiden, dan Sobih Adnan selaku jurnalis Media Groups News dan Lampung Post. Workshop ini diadakan dengan media publikasi Zoom dan YouTube.

Tujuan dari workshop ini ialah mengenalkan kepada mahasiswa mengenai citizen jurnalism.

Pembicara pertama dalam workshop ialah Widya Saputra. Beliau menyampaikan pengalaman yang dirasakan di saat menjadi seorang jurnalis. Sepuluh tahun Widya Saputra sebagai seorang jurnalis. Dengan jabatannya sebagai seorang Newscaster dan PR Metro TV serta Sportcaster.

Widya memberikan tips menjadi seorang jurnalis yang baik kepada mahasiswa. Menjadi seorang jurnalis harus memiliki kemampuan menulis, teknik bicara, dan tidak berhenti untuk terus belajar. "Kemampuan menulis untuk bisa menjadi seorang jurnalis, teknik berbicara, dan jangan berhenti untuk belajar, hal paling mudah untuk jadi seorang jurnalis cukup biasakan buat caption. Udah itu doang kok," ucapnya.

Menurut beliau semua gelar akhir pendidikan bisa menjadi seorang jurnalis. "Di tempat kerja saya nggak ada keharusan gelar apa gitu. Ada yang teknik nuklir, guru, yang penting punya hati jiwa nurani jurnalis yang tinggi semua bisa jadi jurnalis. Segala profesi bisa menjadi jurnalis," ucapnya.

Workshop Citizen Journalism sesi kedua yang dilaksanakan oleh DEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon masih menggunakan media Zoom Meeting.

Pada sesi kedua ini, dimulai pukul 13:00 WIB. Diisi oleh narasumber yang sangat menawan yaitu Romzi Ahmad yang merupakan pegiat literasi digital, wakil ketua umun bidang strategi komunikasi dan kreatif, gugus depan mahasiswa, bahkan asisten staf khusus presiden.

Kegiatan workshop kedua ini dihadiri oleh kurang lebih 100 partisipan dari mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon maupun mahasiswa universitas di Indonesia lainnya.

Pada sesi kedua ini, Romzi Ahmad membahwa materi yang berjudul "Digital Advokasi". Dalam materi tercantum tiga pembahasan yaitu Advocacy, New Media dan Citizen Journalism.

(Dok. DEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Romzi Ahmad berpendapat, "Digital advokasi ialah penggunaan teknologi digital untuk menghubungi, menginformasikan, dan memobilisasi sekelompok orang yang berkepentingan di sekitar suatu masalah atau penyebab. tujuan advokasi digital ialah untuk menggembleng pendukung untuk mengambil tindakan."

Selain itu, Romzi Ahmad berpesan, “Kemampuan jurnalis kalian yang sedang dipelajari saat ini itu harusnya ujungnya adalah kebermanfaatan kalian, nah gimana biar manfaat jurnalismenya tadi ada istilah namanya jurnalisme advokasi jadi kalian menjadi konten kreator di ruang digital dengan tujuan mencapai tujuan bersama goal bersama atau kalian mempunyai tujuan bersama yang ingin dicapai, maka kalian akan capai melalui keterampilan jurnalisme yang kalian miliki.”

Materi jurnalisme warga kedua diisi oleh Sabih Adnan. Ia menuturkan bahwa perkembangan jurnalisme warga dari tahun ke tahun telah mengalami perubahan. Di samping itu, menurutnya hal yang paling dasar dalam dunia jurnalistik ialah penguasaan bahasa.

Selain itu, ia juga menyampaikan bagaimana prinsip jurnalisme warga itu terbentuk. "Prinsip jurnalisme warga yaitu dari, oleh, dan untuk warga," tuturnya.

Penulis: Rizka, Rifki, dan Dimas

(Sumber Gambar: Kompasiana)
(Sumber Gambar: Kompasiana)


Negara menjadi puncak dari perwujudan mengorganisir kelompok yang didalamnya terdapat bagian yang saling bersangkut-paut untuk menopang satu dengan yang lainnya dalam bentuk mencapai tujuan tertentu. Telah diketahui, bahwa secara literal istilah negara membuat interpretasi yang diadaptasi dari kosa kata asing, yakni state (bahasa Inggris), ada juga staat (bahasa Belanda dan Jerman) serta etat (bahasa Perancis).

Kata state, staat, etat, yakni hasil reduksi dari bahasa latin yaitu status atau statum yang memiliki arti tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat tegak dan tetap. Beragamnya istilah negara dalam aneka bahasa juga bermacam-macam negara dalam penyebutan istilah tentunya merupakan hasil dari penyesuaian secara sosio-kultural.

Adapun, secara terminologi pada umumnya negara yakni suatu organisasi dari kelompok atau beberapa kelompok manusia yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup pada daerah tertentu yang mempunyai pemerintahan berdaulat. Sebutan negara dengan berbagai ragamnya penyebutan secara etimologis diambil oleh orang-orang Eropa dari bahasa latin pada abad ke-15.

Istilah negara tersebut kentara bersamaan dengan munculnya kata Lo Stato yang dipopulerkan Niccolo Machiavelli lewat karyanya yang berjudul “II Principe”. Pada waktu itu, Lo Stato didefinisikan sebagai suatu perangkat tugas dan fungsi kolektif serta instrument perlengkapan yang teratur dalam wilayah tertentu.

Di Indonesia sendiri, sebutan “negara” berawal dari bahasa sanskerta yaitu nagara atau nagari yang berarti kota. Pada sekitar abad ke-5 istilah Negara sudah dikenal dan dipakai di Indonesia dengan dibuktikan oleh adanya kerajaan bernama Tarumanagara di Jawa Barat. Selain itu juga, sebutan “negara” digunakan sebagai penamaan kitab Majapahit yakni nagara Kertagama yang ditulis oleh empu Prapanca, jadi sebutan “negara” sudah dikenal terlebih dahulu di Indonesia jauh sebelum bangsa Eropa.

Sebagai sebuah kelompok masyarakat yang telah mempunyai kehendak atau tujuan yang sama untuk membangun masa depan secara bersama-sama. Kelompok masyarakat tersebut memiliki rasa senasib sepenanggungan untuk menjalankan hidup bersama-sama di dalam suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial, maupun budayanya yang dapat membentuk organisasi masyarakat dan memiliki pemerintahan yang sah untuk mengatur warga atau masyarakatnya.

Sebagai formalistik syarat bagi terciptanya sebuah negara harus memiliki; pertama, wilayah sebagai suatu daerah yang menjadi tempat kekuasaan bernaung dan menjadi tempat bermukim masyarakatnya. Wilayah dalam sebuah negara mewujudkan unsur yang harus ada, sebab mustahil ada negara tanpa mempunyai batas-batas teritorial yang jelas, wilayah dalam suatu negara mencakup daratan, perairan, serta udara.

Kedua, penduduk yang bermukim pada sebuah wilayah yang ikut serta pada berdirinya pemerintahan. Penduduk yakni unsur penting bagi berdirinya sebuah negara, sebab secara konkret penduduklah yang memiliki kepentingan agar negara berjalan dengan baik.

Yang ketiga, adanya pemerintahan sebagai organisasi yang bertindak menjalankan kepentingan-kepentingan bersama atas nama negara dan melaksanakan poin-poin negara serta melaksanakan peran kesejahteraan bagi seluruh penduduk yang berada dalam wilayah kekuasaannya.

Kemudian yang keempat ialah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan cara yang tersedia. Negara memiliki kekuasaan atas pendudukannya, oleh sebab itu, negara menuntut loyalitas mutlak dari negaranya sebagai kesatuan yang utuh bagi seluruh penduduk.

Syarat berdirinya sebuah negara yang sudah dijelaskan di atas tersebut beserta dengan pengertian yang disimpulkan pada konteks yang di mana masyarakat belum terpapar adanya kemajuan teknologi dan informasi. Tapi, dewasa ini semuanya telah berubah, pada era di mana teknologi dan informasi merupakan senjata utama dalam perebutan wilayah kekuasaan juga kedaulatan sebuah bangsa serta hirup-pikuk kehidupan ditentukan atas kuasa teknologi dan informasi sehingga filosofi kian tidak berarti untuk diwacanakan.

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat menghasilkan tren transformatif, dimana penguasaan data yang diiringi informasi menjadi momok utama untuk menguasai apa saja, sebagai instrumen yang signifikan tentunya di abad ke-21 ini teknologi dan informasi sedang di atas angin.

Artinya untuk membangun sebuah Negara sudah bisa dilakukan dengan cara-cara yang tidak formalistik sebagaimana yang sudah dijelaskan tadi. Sebab dengan adanya kuasa teknologi informasi kini masyarakat sedang dalam dua perspektif, yaitu perspektif yang nyata dan perspektif dunia maya, yang keduanya sedang dirasakan secara bersama terjadi paradoksal di mana yang nyata menjadi dunia maya dan yang dunia maya menjadi nyata.

Lahirnya perspektif dunia maya ditengarai sebagai dampak dari kemajuan teknologi informasi yang mampu menyihir khalayak banyak untuk terbiasa hidup berdampingan dalam dua perspektif sekaligus. Perspektif dunia maya dibuat nyata dengan banyaknya platform-platform sebagai sebuah ruang yang mampu menampung banyak penduduk yang di dalamnya masyarakat bisa berbagi segala aktivitas.

Negara dalam perspektif dunia maya yang dimaksud yakni Facebook dan Instagram dengan seorang presiden yang bermana Mark Zuckerberg. Presiden Facebook sekaligus Instagram ini memiliki penduduk dalam perspektif mayanya dikutip dari KOMPAS.com pada kuartal kedua 2020 dengan Facebooknya mencapai lebih dari 2,7 miliar. Kemudian secara global kuantitas pengguna aktif dalam Instagram sebagai negara bagian yang diciptakan Zuckerberg mencapai 1 miliar.

Jika ditotalkan maka negara Zuckerberg dalam perspektif dunia mayanya memiliki total jumlah penduduk 3,7 miliar. Hal itu merupakan angka yang fantastis bagi sebuah negara dengan mempunyai kekuatan demografi sebesar itu, ditambah dengan penguasaan Zuckerberg dalam aspek lainnya yang dimana negara dalam perspektif nyatapun tidak akan mau untuk berperang melawan presiden Zuckerberg dengan negaranya tersebut.

Apabila negara dalam perspektif nyata mencari penghasilan negaranya dengan tarif pajak kepada penduduk, eksploitasi sumber daya alam, perdagangan internasional, pengelolaan aset dan lain sebagainya, maka negara dalam perspektif dunia maya tidak melakukan semua itu untuk mendapatkan penghasilan.

Namun, Zuckerberg sebagai presiden negara maya mampu menghasilkan Rp 10,5 Miliar (USD. 770.000) dari Facebook dan itu hanya untuk seorang presiden Zuckerberg, belum total kekayaan keseluruhan dari sahamnya. Setiap tahun sejak IPO Facebook Zuckerberg telah menambahkan rata-rata Rp. 122 Triliun (USD. 9 Miliar) untuk kekayaannya, saham Facebook telah meningkat lebih dari 408 % untuk kapitalisasi pasar yang saat ini berkisar kurang lebih Rp. 7.567 Triliun (USD. 547 Miliar).

Nampaknya penghasilan Zuckerberg sudah mampu menyaingi APBN negara nyata dunia ketiga. Dalam negara perspektif dunia maya terkhusus yang dipimpin oleh presiden Zuckerberg seperti Facebook dan Instagram, masyarakat yang hidup di dalamnya bisa melakukan aktivitas sosial, politik, ekonomi, budaya, dan hal-hal lainnya.

Dari segi sosial dalam Negara perspektif dunia maya para penduduk bisa berinteraksi satu sama lainnya secara efisien. Kemudian mampu melihat segala aktivitas penduduk secara cepat, berbagi aktivitas individu atau kelompok ternyata lebih ramai di negara maya ketimbang negara nyata.

Bahkan aktivitas politik negara nyata sering ikut berperang memakai tempat negara perspektif dunia maya. Di dalamnya negara perspektif dunia maya seluruh informasi negara nyata terakit dengan kondisi dan situasi politiknya bisa diketahui secara langsung. Kerap kali, aktivitas politik diwarnai dengan saling melempar propaganda, riuh akan penggiringan opini, dan juga konfrontasi politik lainnya.

Kemudian penduduk negara perspektif dunia maya juga bisa melakukan aktivitas ekonomi. Banyak penduduk yang menggantungkan penghasilannya berpaku pada hierarki sosial yang ada pada masyarakat perspektif dunia maya tersebut. Semakin tinggi seseorang secara hierarki sosial dalam perspektif dunia maya, maka semakin mudah mendapatkan penghasilan, kira-kira itu ialah peribahasa ekonomi dalam negara perspektif dunia maya.

Dalam negara perspektif dunia maya masyarakat hidup dengan corak budaya yang heterogen. Bermacam-macam budaya bertumpah-ruah dalam satu wilayah, akan tetapi hal demikian tidak menjadi persoalan yang diperdebatkan oleh para penduduknya, sehingga masyarakat dunia maya dibiasakan hidup dengan aneka ragam yang mutlak harus dijunjung tinggi.

Lalu hukum yang digunakan oleh masyarakat dalam negara perspektif dunia maya yakni hukum sosial yang tidak tertulis. Hukum sebagai pengendalian sosial akan digunakan tatkala adanya ketidaksesuaian dengan norma yang ada maka akan langsung dilakukan hujatan secara verbal oleh kelompok sependapat soal hal tertentu, hal seperti itu merupakan salah satu bentuk dari pengendalian sosial yang ada.

Selain dari Negara perspektif dunia maya yang didirikan oleh presiden Zuckerberg, ada negara competitor lain yaitu bernama Twitter. Dalam sebuah buku yang di tulis oleh kolumnis The New York Times, Nick Bilton, yang mengungkapkan sejarah Twitter, buku tersebut mencatat intrik-intrik dibalik pendirian jejaring sosial 140 karakter tersebut. Buku yang berjudul “Hatching Twitter: A True Story Of Money, Power, Friendship, and Betrayal” berpusat pada empat karakter pendiri Twitter serta CEO saat ini, Dick Costolo.

Twitter didirikan oleh Evan Williams, Jack Dorsey, Christopher Stone, dan Noah Glass, pada tahun 2006. Jejaring sosial berbasis microblog itu lahir setelah ode, start up perusahaan rintisan yang dibangun oleh Glass dan Williams pada tahuan 2005, dilansir dari CNN Indonesia jumlah pengguna aktif bulanan Twitter mencapai 330 juta pada Januari-Maret 2018.

Cara bernegara dalam dimensi maya di wilayah Twitter tidak jauh berbeda dengan negara Facebook dan Instagram. Namun sistem pertahanan dari kedua Negara itu mengandalkan data dan informasi yang terakumulasi dan dihimpun dalam jumlah yang besar, sehingga pada era teknologi informasi ini siapa saja yang mampu menguasai data dan informasi sampai pada hal-hal yang privat maka dia adalah pemenangnya. Sebab kini, perang bisa dilakukan dengan cara halus, tapi mematikan.


Penulis: Dimas Adam Maldini


(Dok. SEMA FITK)

Selasa (22/06), SEMA FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan acara Paripurna POK & SOP Ormawa FITK. Acara tersebut bertempat di ruang auditorium lantai 5 gedung FITK, dan dihadiri oleh perwakilan dari 10 Himpunan Mahasiswa Jurusan FITK, Ketua DEMA, dekan FITK, wadek 3 FITK, serta tamu undangan.

Dengan mengambil tema Revitalisasi Semangat Berorganisasi Ormawa FITK dengan Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Demokrasi Serta Tertib Administrasi, acara yang dibuka oleh Dekan FITK.

Dalam sambutannya, Ketua Umum SEMA FITK Fatihul Fauzi mengatakan, "Paripurna ini dimaksudkan agar terciptanya produk hukum yaitu UUD Ormawa FITK, mulai dari persuratan, administrasi, dan lainnya," tuturnya.

Ketua Umum HMJ EDSA Tadris Bahasa Inggris, Fajar Novtian selaku peserta mengungkapkan kepada Fatsoen, acara ini merupakan kelanjutan dari rangkaian pertemuan dalam pembahasan POK & SOP, "Sebelumnya telah dilakukan rapat dengar pendapat 1 dan rapat dengar pendapat 2. Jadi acara ini merupakan tindak lanjut dan peninjauan kembali. Dan kami sudah siap dengan draft yang akan diusulkan," ungkapnya.

Tak lupa acara ini tetap memperhatikan protokol kesehatan, dan berjalan tertib lancar. 

Dekan FITK, Farihin berharap dalam sambutannya, agar Ormawa FITK selalu berada dalam track yang sesuai dengan POK & SOP yang akan disahkan, "Dan saya berpesan kepada peserta (HMJ FITK) agar selalu istiqomah dalam menjalani organisasi," tutupnya. 

(Tim LPM Fatsoen)

 


Identitas Film:

Sutradara : Herwin Novianto

Produser : Zairin Zain

Penulis : Wiraputra Basri

Penulis cerita : Amirudin Olland

Pemeran:

  1. Deddy Mizwar (Aktor Sagala)
  2. Syifa Hadju (Gina)
  3. Umay Shahab (Wisnu)

Penata musik : Tya Subiakto

Sinematografer : Yudi Datau

Penyunting : Bayu Samantha Agni

Perusahaan produksi : Citra Sinema & MD Pictures

Distributor : Disney + Hotstar

Tanggal rilis : 23 Oktober 2020 (Indonesia)

Durasi : 97 menit

 

Sinopsis Film: 

Buat Aktor Sagala (Deddy Mizwar) hidup adalah perjuangan untuk membahagiakan Gina (Syifa Hadju), putri satu-satunya. Bagi Gina yang utama adalah menghentikan penderitaan Papanya. Kenapa? Karena mereka, bapak dan anak yang saling mencintai.

Kata Aktor “Gina… kau berjalan dua langkah saja, aku sudah rindu”. Dan kata Gina “Izinkan Gina menghentikan episode-episode kehidupan Papa yang penuh penderitaan”.

Sebagai seorang single parent, Aktor dituntut sebagai pencari nafkah, mengurus berbagai keperluan rumah tangga dan hal paling penting, ia bertekad bahwa Gina harus tumbuh dengan baik dan berpendidikan tinggi. Aktor adalah sosok ayah yang selalu bersikap hangat kepada Gina. Sosok pelindung dan pengayom. Ia tak pernah mencoba untuk menutupi kenyataan hidup yang dihadapinya sebagai figuran dalam tiap produksi film. Banyak peran yang dimainkan oleh Aktor Sagala, tapi peran yang paling disukai adalah peran menjadi Papa Gina.

Gina, tumbuh sebagaimana umumnya remaja usia SMA. Gaul dan punya prestasi bagus di sekolahnya. Di antara kehangatan cinta mereka, hadir Wisnu (Umay Shahab) teman satu sekolah Gina yang datang dengan cinta pula. Mereka bicara cinta, tapi tak satu pun terucap kata cinta. Bagi mereka cinta harus berwujud nyata, bukan sekedar kata-kata.

 

Ulasan Film: 

Film ini menceritakan tentang gigihnya seorang ayah (Aktor Sagala) yang bekerja demi putrinya (Gina). Ayah Gina bekerja sebagai pemain peran, walaupun hanya sebagai pemain figuran, namun ayah Gina tetap berusaha agar putrinya bisa sekolah sampai bangku perkuliahan. Segala cara ayah Gina lakukan agar Gina bahagia, mulai dari menjadi pemeran figuran, menjadi badut, dan berutang ke tetangga bahkan temannya untuk membuat Gina bahagia.

Gina merupakan gadis cantik dan pintar. Tak heran banyak cowok yang suka pada dirinya. Termasuk Wisnu. Wisnu adalah teman sekelas Gina. Nasib Gina dan Wisnu juga hampir sama, keduanya sama-sama ditinggal ibunya sejak kecil. Bedanya, ayah Wisnu orang kaya sedangkan ayah Gina orang sederhana. Wisnu lah yang membantu Gina saat Gina kesulitan mengikuti ujian Try Out berbasis Online, Wisnu yang meminjamkan Handphone agar Gina bisa mengikuti Try Out tersebut. 

 

Simpulan: 

Film ini cocok untuk para pelajar, agar lebih bersyukur. Karena, masih banyak orang tua lain di luar sana yang banting tulang demi kebahagiaan dan pendidikan anaknya. Apapun pekerjaan orang tua Anda, Anda harus bangga. Karena mereka ingin Anda bahagia, mereka tidak meminta balasan. Cukup dengan sekolah yang benar agar bisa membanggakan orang tua dengan prestasinya.

 

Penulis : Anita Syafianti