Sumber Foto: Zakariya Robbani 

Cirebon, LPM FatsOeN- Presidium Sidang Rapat Tahunan Redaksi (RTR) menetapkan M. Irsyad Ramdhani sebagai Pemimpin Umum (PU) Lembaga Pers Mahasiswa FatsOeN periode 2025, pada (23/12/2024). 

RTR sendiri merupakan musyawarah besar tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa FatsOeN UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon untuk membahas Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepengurusan tahun 2024 sekaligus sidang pemilihan Pemimpin Umum (PU) untuk tahun 2025.

RTR tahun ini berlangsung selama satu hari satu malam yang digelar di dua tempat, yakni di Sekretariat RTIK Kota Cirebon dan Pondok Pesantren Darul Ilmi Kota Cirebon. Serta dihadiri langsung oleh pengurus, alumni dan anggota secara khidmat. 

Dalam sambutan perdananya, Irsyad mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan kepercayaan dan amanah besar ini kepadanya. “Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada semua yang hadir di sini yang telah mempercayakan amanah ini kepada saya,” ujar Irsyad.  

Irsyad menegaskan pentingnya realisasi visi dan misi yang telah disampaikan sebagai langkah awal untuk membawa perubahan positif. Ia juga berharap amanah ini tidak hanya membawa dampak baik bagi organisasi, tetapi juga untuk pengembangan dirinya secara pribadi.  

“Semoga dengan visi dan misi yang telah saya sampaikan bisa terealisasikan dengan baik dan juga semoga amanah ini bisa menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, terutama pada diri saya sendiri dan juga organisasi UKM LPM FatsOeN ke depannya,” tambahnya.  

Ia juga mengingatkan pentingnya rasa syukur atas nikmat dan karunia Tuhan yang memungkinkan semua pihak hadir dan melaksanakan kegiatan ini. Irsyad berharap pengalamannya selama di LPM FatsOeN dapat diterapkan secara maksimal dalam kepengurusan 2025.  

“Dengan dijadikannya saya sebagai pimpinan umum, semoga saya bisa menjadi lebih baik lagi, semoga apa yang telah saya dapatkan di sini bisa diimplementasikan kepada kepengurusan 2025 yang akan datang,” tutupnya.

Kepemimpinan M. Irsyad Ramdhani diharapkan membawa semangat baru bagi LPM FatsOeN untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi kampus UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon serta masyarakat luas.


Penulis: Muhamad Hijar Ardiansah

Ilustrator: Zakariya Robbani

Cirebon, LPM FatsOeN - Upaya LPM FatsOeN mewawancarai pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Syekh Nurjati Cirebon (SSC) periode 2024 diwarnai kendala komunikasi dengan pihak terkait. Temuan ini beriringan dengan hasil survei kepuasan mahasiswa yang menunjukkan bahwa responden merasa perlu ada perbaikan dari sisi keterbukaan, responsivitas dan program kerja.

Dalam bukti tangkapan layar percakapan reporter LPM FatsOeN, Shopwatunnisa Ajeng Kartini, yang telah menghubungi Ketua Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) DEMA UIN SSC, Habib Baihaqi pada, (28/11/2024) mengatakan, dalam pesannya, dia memperkenalkan diri dan meminta waktu untuk melakukan wawancara tentang kinerja DEMA satu periode ini. 

"Kapan dan di mana saya bisa menemui kakak untuk menanyakan beberapa hal? Mohon konfirmasinya, Kak," tulis Ajeng.

Namun, balasan yang diterima memang kurang begitu pasti. 

"Insyaallah besok, ya,” kata Habib.

Ketika Ajeng meminta konfirmasi lebih lanjut mengenai waktu dan lokasi pertemuan, pihak terkait juga sempat menangguhkan jawaban hingga malam hari. Komunikasi kemudian berlanjut hingga sore, (29/11/2024). Habib lalu memberikan opsi lokasi pertemuan, yaitu di sekretariat IKMI. Tapi, reporter kami mencoba meminta pertemuan di lokasi yang lebih dekat dengan kampus. Hal ini disetujui oleh Ketua Kemenlu. Selanjutnya tim LPM FatsOeN menemuinya di Taman Pelangi UIN SSC. 

Pada saat wawancara berlangsung, Habib terlebih dahulu menanyakan izin peliputan reporter LPM FatsOeN kepada Ketua DEMA UIN SSC. Hal ini sebetulnya tidak kami duga. Sebab dalam percakapan janji temu via Whatsapp, pihak terkait tidak memberikan arahan untuk konfirmasi kepada Ketua DEMA UIN SSC sebelum wawancara dilakukan.

Kendati demikian, pihak kami tetap mengikuti alur untuk meminta izin kepada Ketua DEMA Kabinet Cakra Gelora. Surat tugas tim LPM FatsOeN terlampir dalam pesan pribadi pemimpin umum kami kepada Ketua DEMA pada siang, (2/12/2024).

Pesan itu baru mendapat jawaban pada malam, (3/12/2024). Pesan itu bernada ajakan pertemuan santai dan konfirmasi program kerja yang menjadi bahan utama pertemuan. 

“Ngopikeun. ini proker tah, Tum?” tulis Fachry dalam merespons surat tugas kami.

Hal ini beriringan dengan langkah kami membuka survei kepuasan mahasiswa kepada DEMA Periode 2024. Pasalnya, LPM FatsOen telah membandingkan program kerja DEMA tahun ini dengan tahun lalu. Tentu tujuannya untuk melihat evaluasi wadah mahasiswa UIN SSC dalam rangka belajar dan supaya menjadi semakin baik.

Perbandingan Proker DEMA-I Periode 2024 dengan Sebelumnya

Tim LPM FatsOeN telah membandingkan program kerja DEMA-I 2024 dengan periode 2023. Sekilas, terdapat perubahan program kerja dalam beberapa kementerian. Perubahan ini mencerminkan penyesuaian strategi dan prioritas DEMA-I. 

  1. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menorehkan perbedaan paling mencolok. Periode 2024 mencantumkan program kerja baru, yaitu Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim), yang tidak ada pada periode sebelumnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kepemimpinan mahasiswa. Sementara itu, agenda kegiatan yang sama antara kedua periode adalah Tim Advokasi dan Aksi Kebijakan Kampus. Perbedaannya terletak pada pengawalan isu nasional yang pada periode 2024 dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
  2. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memiliki program kerja yang sama, yaitu Sosialisasi Kelembagaan. Namun, periode 2024 tidak lagi mencantumkan LSO Pesona Jati, wadah mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Selain itu, Study Comparative yang sebelumnya masuk dalam agenda kegiatan, kini menjadi program kerja tersendiri.
  3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki jenis program kerja kompetisi dan sasaran yang sama, namun dengan tema berbeda. Program kerja yang dulunya bernama Panggung Kreasi Mahasiswa, Kompetisi Seni dan Budaya, kini berubah menjadi Olimpiade Akademik IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Agenda kegiatan juga mengalami perubahan. Pada periode 2023, terdapat podcast dan penerbitan buku yang tidak terealisasi. Periode 2024 mengusung Optimalisasi Media Edukasi dan Kajian Isu Nasional. Kajian ini memiliki deskripsi kegiatan yang serupa dengan deskripsi kegiatan podcast di Kemenlu 2023
  4. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menunjukkan perubahan yang signifikan. Pada periode 2023, terdapat tiga program kerja seminar tentang kedaerahan, kepemudaan, dan pendidikan serta kebudayaan. Agenda kegiatan hanya satu, yaitu pembinaan dan pendampingan UKM-UKK. Sebaliknya, periode 2024 hanya memiliki satu program kerja, Pekan Olahraga IAIN Syekh Nurjati Cirebon (POKI SENJA), dengan tiga agenda kegiatan: Monitoring UKM-UKK dan Komunitas, Gerakan Pemuda Peduli (GPP), serta Rutinitas Dema-I.
  5. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki program kerja dan agenda kegiatan yang sama persis dengan periode sebelumnya, hanya berbeda nama acara. Program kerjanya adalah Workshop Literasi Digital. Agenda kegiatannya terdiri dari Pengelolaan Sosmed, Konten Mingguan (Kong Guan), dan Koordinasi Kominfo di Organisasi Mahasiswa (Ormawa) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
  6. Kementerian Agama (Kemenag) memiliki kesamaan pada agenda kegiatan ziarah dengan Dema periode 2022. Selain itu, terdapat pembaruan pada program kerja Podcast Islami dan dialog keagamaan. Meskipun demikian proker Podcast Islami sampai pada penghujung cabinet Cakra Gelora kabarnya belum terealisasi.
Hasil Survei Kepuasan Mahasiswa terhadap Kabinet Cakra Gelora

Dari data survei kepuasan terhadap DEMA-I UIN SSC periode 2024, terungkap bahwa kurang lebih 60% mahasiswa atau responden mengaku tidak mengetahui program kerja DEMA. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi dan komunikasi yang efektif dari DEMA kepada mahasiswa perlu ditingkatkan supaya lebih baik.

Lebih lanjut, meskipun DEMA telah menyelenggarakan berbagai program kerja, seperti Pekan Olahraga Kepemudaan Senja, Olimpiade Akademik IAIN, dan Diklatpim, tingkat kepuasan mahasiswa terhadap program kerja tersebut bervariasi. Beberapa program kerja yang dinilai kurang bermanfaat oleh sebagian mahasiswa, seperti Workshop Literasi Digital, Pengelolaan Medsos, dan Kong Guan.

Sejumlah mahasiswa juga menyampaikan sejumlah saran dan masukan untuk DEMA periode selanjutnya. Diantaranya, mahasiswa menginginkan DEMA lebih terbuka dan mengotpimalkan sosialisasi serta kinerja dalam menjalankan program kerja dan pengambilan keputusan. Kemudian, Mahasiswa berharap DEMA lebih aktif berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka, serta lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi mahasiswa. selain itu terdapat dukungan kepada DEMA yang fokus pada isu relevan dengan kebutuhan mahasiswa, seperti biaya UKT, pungli dosen, dan komersialisasi ma'had.

Saran-saran tersebut mengindikasikan bahwa DEMA perlu meningkatkan komunikasi, keterbukaan, dan efektivitas program kerja untuk memenuhi kebutuhan dan harapan mahasiswa. Saran dan masukan dari mahasiswa perlu dipertimbangkan dengan serius untuk meningkatkan kinerja DEMA di masa mendatang. 

Perlu diketahui juga saran terhadap survei yang kami kumpulkan selama sepuluh hari melalui Google Form. Dari mulai 4 Desember survei disebarluaskan, hingga 13 Desember tentu menuai saran terhadap upaya ini. Beberapa mahasiswa memberikan saran untuk memperbaiki pertanyaan survei agar lebih efektif dan mudah dipahami.

Reporter: Ajeng, Irsyad, Zakariya

Penulis: Raihan Athaya Mustafa

Editor: Ega Adriansyah


Ilustrator: Zakariya Robbani 

Cirebon, LPM FatsOeN- Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) memasuki fase baru dengan fokus pada independensi Panitia Pemilihan Mahasiswa Universitas (PPMU) dan Panitia Pemilihan Mahasiswa Fakultas (PPMF). Hal ini tentu juga berkaitan dengan strategi, tantangan, dan upaya yang mereka lakukan untuk menjaga independensi PPMU dan PPMF.

Berdasarkan Pedoman Organisasi Kemahasiswaan (POK), pemilihan mahasiswa di UIN SSC menggunakan sistem perwakilan. Sistem ini akan menggelar musyawarah SEMA dan DEMA pada tingkat fakultas maupun universitas. PPMU dan PPMF inilah yang menjadi penyelenggara  yang diharapkan profesionalitas dan independensinya. Sebab, perguruan tinggi dalam hal ini memang diharapkan menjadi wadah perkembangan mahasiswa yang demokratis. 

SEMA-U telah mengadakan sosialisasi PPMU melalui siaran langsung di Instagram @sema_uinssc pada, Minggu malam (17/11/2024). Sosialisasi ini dipandu oleh Wakil Ketua Umum SEMA-I, Irfan Rifa'I, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Seleksi (Pansel) PPMU. Dalam hal ini, Ketua Umum SEMA-I, Osamah menjelaskan, mengenai independensi PPMU, proses pembentukan Tim Pansel serta tugas-tugas yang akan diemban hingga terbentuknya PPMU sesuai dengan SK PERSEMA PPMU.

“PPMU Independen,” jelas Osamah kepada LPM FatsOeN dalam WhatsApp, (29/11/2024)

Bahkan ia juga melampirkan surat keputusan PPMU melalui WhatsApp kepada LPM FatsOeN. Dalam surat itu memuat lengkap dua puluh pasal pembentukan PPM-U. Mulai dari ketentuan umum, hingga ketentuan penutup. Pada pasal 10, terdapat struktur yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan dua puluh orang anggota dari setiap jurusan di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon yang dibagi ke dalam empat divisi. Anggota PPMU ini dibentuk oleh SEMA-I yang berkoordinasi oleh Wakil Rektor III.

Kebijakan Pemilwa di SEMA FASYA

Saat ketidakpastian jadwal Pemilwa Universitas, SEMA Fakultas Syariah dan Hukum (FASYA) mengambil langkah proaktif dengan mengumumkan pelaksanaan Komisi Pemilihan Mahasiswa Fakultas (KPMF) secara mandiri. Keputusan ini diambil berdasarkan kebijakan (POK) yang telah ditetapkan dan situasi yang mendesak. Hal ini mengharuskan FASYA untuk segera menentukan panitia pemilihan.

SEMA-F dan Dekan bekerja sama dalam tim untuk memutuskan penyelenggaraan  pemilihan. Langkah ini upaya komitmen FASYA dalam menjalankan proses pemilihan yang independen dan efisien, meski saat itu pemilwa di tingkat universitas belum terlaksana. Selain itu, untuk mendukung kegiatan KPMF, SEMA juga telah memberikan dana hibah.

Sosialisasi dan Pelantikan SEMA-FITK

SEMA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) telah bergerak cepat dalam mempersiapkan pemilihan mahasiswa fakultas dengan menjalankan serangkaian langkah strategis. Sosialisasi mengenai proses pemilihan telah dilakukan melalui postingan di Instagram dan grup Komisi Tiga, memastikan informasi terdistribusi secara luas kepada seluruh mahasiswa FITK. Sebagai bentuk partisipasi aktif, SEMA-FITK juga telah meminta delegasi dari setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) untuk terlibat dalam proses pemilihan.

Saat ini, SEMA-FITK telah menyelesaikan proses pelantikan dan bimbingan teknis (Bimtek) bagi panitia pemilihan. Langkah ini memastikan bahwa panitia memiliki pemahaman yang baik mengenai tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan proses pemilihan yang adil dan transparan.

Lebih lanjut, sumber informasi mengungkapkan bahwa SEMA-FITK telah merancang aturan tertulis PERSEMA yang mengatur pelaksanaan pemilihan mahasiswa di FITK. Aturan ini menjadi pedoman bagi panitia dalam menjalankan tugasnya, menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahapan proses pemilihan. Hal ini diungkap kepada LPM FatsOeN pada, (3/12/2024)

Seleksi Panitia Pemilihan di SEMA FUA

Ketua SEMA Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) telah membentuk tim khusus untuk melaksanakan seleksi tahap wawancara bagi calon Panitia Pemilihan Mahasiswa Fakultas (PPMF). Tim ini terbentuk berdasarkan hasil kesepakatan SEMA melalui rapat internal.

Ketua SEMA FUA, Abdul Muhyi mengungkapkan, bahwa ada sedikit kendala saat pelaksanaan seleksi wawancara berlangsung. Pasalnya terdapat dua orang yang tidak mengikuti prosedur wawancara. Namun hal ini tetap dalam komunikasi yang terjaga. 

“Untuk kendala ketika wawancara itu ada sekitar dua calon  panitia yang tidak bisa mengikuti wawancara sesuai dengan timeline yang ditetapkan. Akan tetapi sudah konfirmasi terlebih dahulu, karena memang posisinya dua orang tersebut sedang menjadi panitia event di jurusannya atau di HMJ-nya,” tuturnya melalui WhatsApp, (30/11/2024).

Selain itu, Abdul Muhyi juga memaparkan hal yang perlu dievaluasi dari tahun sebelumnya. Diantaranya, perpanjangan pendaftaran calon Sema dan Dema agar tidak terjadi lagi. Pasalnya, tahun lalu terdapat keterlambatan para calon ketika mendaftar. Kemudian komitmen Sema untuk turun langsung ke jurusan-jurusan untuk meminta tiga delegasi.

“Jadi, kemarin Ketika kumpul dengan panitia PPMF untuk membicarakan struktural, sebelum menentukan struktural yaitu kita memberikan gambaran bagaimana caranya agar calon Sema dan calon ketua umum Dema dan wakil ketua tidak terlalu ngaret. Kemudian dari teman-teman SEMA pun komitmen untuk lebih turun ke jurusannya masing-masing, karena memang SEMA itu representasi dari jurusannya masing-masing,” jelasnya.

Menjelang Pemilwa di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, berbagai fakultas telah bergerak aktif mempersiapkan PPMF atau KPMF. FASYA, FITK, dan FUA telah menjalankan proses seleksi dan pengumuman anggota panitia yang lolos. Sayangnya, informasi mengenai PPMF di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) LPM FatsOeN belum mewawancara langsung. Untuk FDKI, disebakan oleh kendala dalam melakukan wawancara langsung dan enggannya pihak terkait untuk melakukan wawancara daring (online).

Meskipun demikian, pada akun Instagram @semafdki_uinssc milik SEMA FDKI telah mengumumkan sembilan belas nama keanggotaan PPMF-DKI pada, (28/10/2024).  Kemudian SEMA FEBI juga pada akun @sema_febiuinssc  telah mengumumkan calon anggota KPMF-EBI pada (30/11/2024). Hal ini diharapkan menjadi komitmen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon untuk menciptakan proses pemilihan mahasiswa yang demokratis dan berintegritas.

Reporter: Tina, Annita, dan Haidar

Penulis: Aliya Nabila Salsabil

Editor: Raihan Athaya Mustafa


Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Cirebon, LPM FatsOeN – Ekspedisi Indonesia Baru (EIB) dan beberapa organisasi peduli lingkungan memproduksi Film bertajuk 17 Surat Cinta. Film yang disutradarai Dandhy Laksono ini menyajikan hilangnya 4,3 juta hektar hutan di Indonesia selama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Salah satu sorotan dalam film ini adalah penduduk Rawa Singkil yang membuat surat pernyataan kepada pemerintah, mengungkap dampak atas kehilangan 2.120 hektar hutan pada periode 2019-2024.

Kerusakan hutan akibat deforestasi tidak hanya menghancurkan ekosistem, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat. Di Aceh Singkil, misalnya, banjir menjadi ancaman yang terus-menerus. Selama tujuh tahun terakhir, tercatat 334 kejadian banjir yang berdampak pada 1.807 desa di seluruh Aceh. Semua kabupaten/kota di Aceh, termasuk wilayah dataran tinggi seperti Aceh Tengah, pernah mengalami banjir. 

Aceh menjadi salah satu provinsi dengan tingkat bencana tertinggi di Sumatera selama empat tahun berturut-turut. Sebagian besar bencana tersebut adalah banjir, diikuti oleh longsor dan kebakaran hutan. Ironisnya, Aceh juga dikenal sebagai provinsi dengan hutan terbaik di Sumatera, dengan 55% daratannya masih berhutan. Sebagian besar hutan tersebut berada di Kawasan Ekosistem Leuser, yang menjadi rumah bagi empat satwa ikonik: gajah, harimau, orang utan, dan badak.

Dalam Kawasan Ekosistem Leuser, terdapat Taman Nasional Gunung Leuser, yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Cagar Biosfer dan Situs Warisan Dunia. Salah satu kawasan istimewa di dalamnya adalah Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Wilayah ini menjadi habitat orangutan dengan populasi terpadat di dunia dan sebagian besar terdiri dari rawa gambut, yang mampu menyerap karbon lebih baik dibanding ekosistem lainnya.

Rawa Singkil telah ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa sejak 1998, dengan perlindungan hukum tingkat tertinggi. Luasnya mencapai 82 ribu hektar, lebih besar dari Singapura. Namun, kawasan ini perlahan-lahan terancam oleh pembukaan lahan ilegal untuk perkebunan, terutama kelapa sawit, yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan.

Selain Rawa Singkil, pembukaan lahan juga terjadi di Taman Nasional Tesso Nilo, yang luasnya mencapai 83 ribu hektar. Sayangnya, 40 ribu hektar di antaranya telah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit. Sisa 28 ribu hektar lainnya kini berupa lahan terbuka, pemukiman, dan belukar. Hutan alam yang tersisa di Taman Nasional Tesso Nilo hanya 13 ribu hektar atau sekitar 20% dari luas totalnya.

Dilansir dari suara.com Dandhy Laksono berupaya menyadarkan bahwa buruknya pemerintah dalam mengelola wilayah konservatif. Kemudian Greenpeace Indonesia, Arie Rompas menambahkan faktor permasalahan. Tentunya ini akibat adanya ekspansi perkebunan sawit ilegal. Padahal beberapa wilayah sudah ditetapkan sebagai konservasi, namun tetap saja terdapat ancaman.

Penghujung film, 17 Surat Cinta juga menyoroti kasus serupa di kawasan Boven Digoel dan Merauke di Papua, menunjukkan bahwa ancaman pembukaan lahan terjadi hampir di seluruh penjuru Indonesia. Film ini menjadi peringatan dan ajakan untuk bersama-sama melindungi hutan sebagai sumber kehidupan dan keanekaragaman hayati. 

Ancaman deforestasi yang kian nyata, kita sebagai warga negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian hutan. Penting untuk memahami bahwa hutan bukan sekadar sumber daya alam yang terus-menerus berproduksi. Tetapi hutan juga menjadi aset vital dalam menopang kehidupan manusia. Melalui Edukasi, aksi nyata, dan dukungan kebijakan yang pro-lingkungan, kiranya dapat bersama-sama memastikan bahwa hutan Indonesia tetap lestari untuk generasi mendatang.

Penulis: Zakariya Robbani
Editor: Raihan Athaya Mustafa

 

Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Cirebon, LPM FatsOeN – Pendidikan adalah salah satu elemen krusial dalam proses pembangunan suatu negara. Di Indonesia, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk memberdayakan anak-anak bangsa, tetapi juga untuk membentuk karakter yang sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila. Dalam hal ini, pendidikan Pancasila menjadi sangat penting sebagai usaha untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis namun juga memiliki integritas moral dan sosial. 

Sasaran utama pendidikan Pancasila adalah menanamkan nilai-nilai mulia yang ada dalam setiap sila kepada siswa. Melalui pendidikan ini, diharapkan para pelajar dapat menyadari pentingnya toleransi antar umat beragama, menghormati perbedaan budaya, serta mengembangkan rasa cinta tanah air yang mendalam. Dengan demikian, pendidikan Pancasila berfungsi sebagai landasan moral bagi generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. 

Pelaksanaan pendidikan Pancasila harus dimulai dari kurikulum pendidikan formal di sekolah. Kurikulum ini harus dirancang sedemikian rupa agar siswa belajar tidak hanya teori tetapi juga penerapan nyata dari nilai-nilai itu. Contohnya, melalui proyek kelompok yang melibatkan kerjasama antara siswa dari berbagai latar belakang atau kegiatan sosial yang menekankan semangat gotong royong. 

Metode pembelajaran aktif sangat berhasil dalam pendidikan Pancasila. Pendekatan ini mendorong siswa untuk secara langsung berpartisipasi dalam proses belajar melalui diskusi kelompok, simulasi debat tentang isu-isu kebangsaan, atau kegiatan lapangan yang berkaitan dengan komunitas. Dengan cara ini, siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga mengalami langsung penerapan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. 

Walaupun pendidikan karakter berbasis Pancasila sangat vital, tantangannya cukup signifikan. Salah satu masalah utama adalah dampak negatif dari media sosial yang sering seringkali menyebarkan informasi yang tidak benar atau bahkan provokatif. Generasi muda perlu dibekali kemampuan untuk memilah informasi secara bijak agar tidak terpengaruh oleh informasi negatif tersebut. 

Selain peran sekolah, orang tua dan masyarakat juga memiliki tanggung jawab besar untuk pendidikan karakter anak-anak mereka. Orang tua harus memberikan contoh yang baik dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila di rumah melalui tindakan sehari-hari. Masyarakat juga harus aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang positif yang mendukung pembentukan karakter berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa. 

Pendidikan non-formal, seperti pelatihan kepemimpinan atau seminar tentang kebangsaan, juga dapat menjadi cara yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Melalui kegiatan ini, peserta dapat belajar langsung dari para pembicara mengenai pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta cara berkontribusi secara positif bagi masyarakat.

Evaluasi pendidikan Pancasila harus dilakukan secara rutin untuk memahami seberapa efektif metode pengajaran dan pengaruhnya terhadap karakter siswa. Melalui evaluasi ini, pendidik dapat menyempurnakan pendekatan mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tantangan zaman yang terus berubah. 

Pendidikan Pancasila adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda lewat kurikulum pendidikan formal dan non-formal serta dukungan dari orang tua dan masyarakat, kita dapat menghasilkan individu-individu berkualitas tinggi yang siap menghadapi tantangan global sambil tetap menjaga identitas nasional. Oleh karena itu, diperlukan komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai prioritas utama demi masa depan bangsa yang lebih baik. 

Selain itu, pemerintah dalam mendukung pendidikan Pancasila juga mengambil peran penting. Pemerintah harus menyediakan sumber daya yang memadai untuk pengembangan kurikulum, pelatihan guru, dan infrastruktur pendidikan yang mendukung pembelajaran nilai-nilai Pancasila. Pemerintah juga perlu menciptakan kebijakan yang mendorong sekolah dan lembaga pendidikan lainnya untuk mengimplementasikan pendidikan Pancasila secara efektif.


Penulis: Salman Rahmat Hidayat

Editor: Raihan Athaya Mustafa