Sumber Foto: Pinterest
Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) merupakan kartu identitas atau tanda pengenal yang mencirikan bahwa seseorang adalah mahasiswa aktif di perguruan tinggi.
KTM merupakan sesuatu yang penting bagi seorang mahasiswa. Selain berfungsi sebagai tanda pengenal, KTM juga sering kali menjadi persyaratan wajib yang mesti dipenuhi ketika seorang mahasiswa hendak mengikuti perlombaan, mengajukan beasiswa dan lain-lain.
Sejak tahun lalu, banyak perguruan tinggi yang membuat KTM menjadi multifungsi. Salah satunya berfungsi sebagai Anjungan Tunai Mandiri (ATM), untuk menyimpan uang.
Untuk membuat KTM yang juga berfungsi sebagai ATM, perguruan tinggi mesti menjalin kerja sama dengan bank. UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (SSC) merupakan perguruan tinggi yang sejak tahun lalu mulai menerapkan program KTM multifungsi.
Namun, program KTM menjadi ATM di UIN SSC ternyata membuat sebagian mahasiswa resah. Sebagian mahasiswa mengeluh tentang persyaratan dan berkas yang mesti dipenuhi untuk mendaftarkan KTM menjadi ATM. Misalnya saja seperti yang dirasakan oleh sebagian mahasiswa angkatan 2023.
Mereka juga mengeluh KTM-nya tak kunjung jadi. Selama ini, mereka hanya memegang KTM sementara yang ditulis di atas selembar kertas. Meski fungsinya sama, KTM sementara itu mudah rusak atau hilang.
Saya pernah mengantar teman saya yang kehilangan KTM ke bagian akademik. Pihak akademik menjelaskan, KTM yang hilang itu hanya bisa diganti dengan KTM sementara. Untuk bisa mencetak kembali harus menyertakan surat keterangan hilang dari kepolisian dan KTP.
Saya bertanya-tanya, apa hubungannya? Mungkin bertujuan sebagai bukti penguat bahwa KTM tersebut benar-benar hilang. Tapi, kebanyakan KTM hilang karena keteledoran mahasiswa yang tidak bisa menjaga dan memeliharanya dengan baik. Jadi, sebetulnya menurut saya agak ribet.
Namun kembali lagi, setelah adanya keluhan mahasiswa, apakah konsep KTM di UIN SSC pada tahun ajaran berikutnya akan sama seperti KTM tahun ajaran sebelumnya (multifungsi)?
Saya juga berpikir, apakah mungkin KTM mahasiswa nanti berbentuk elektronik (digital)? Sebab seperti yang kita tahu, IAIN baru saja bertransformasi menjadi UIN siber secara kelembagaan.
Penulis: Zakariya Robbani
Editor: Ega Adriansyah
Posting Komentar