Sumber Foto: Google
Cirebon, LPM FatsOen - Beberapa tahun ke belakang, IAIN Syekh Nurjati Cirebon tengah disibukkan dengan transformasi menjadi UIN berbasis siber atau UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC). Wacana tranformasi itu sebetulnya sudah ada sejak satu dekade lalu. Arsip buletin LPM FatsOeN mencatat, wacana tranformasi sudah ada sejak tahun 2015. Baru kemudian mulai tahun 2021 digarap dan dipersiapkan secara serius.
Dalam arsip itu, dalam buletin LPM FatsOeN 68 dan 81, disebutkan ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi oleh jajaran petinggi IAIN untuk bisa bertransformasi menjdi UIN Siber. Pertama, mesti mengembangkan birokrasi keilmuan dengan mendirikan fakultas umum. Kala itu, IAIN mendirikan jurusan Tadris Bahasa Indonesia dan Manajemen Pendidikan Islam.
Kedua, memenuhi standar kelayakan UIN, yakni memiliki 30 hektar lahan kampus dan sudah mengantongi banyak jurusan yang berakreditasi A. Ketiga, Sumber Daya Manusia (SDM) antara mahasiswa, dosen, dan karyawan mencukupi. Khususnya untuk mahasiswa harus berjumlah lebih dari 10.000.
Dikutip dari website Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Suyitno, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) mengungkapkan, adanya transformasi IAIN menjadi UIN berbasis siber bukan tanpa alasan. Tranformasi dilakukan untuk menjawab tuntutan era digital yang semakin pesat sekaligus menjawab permasalahan 86.000 guru honorer yang belum sarjana pada tahun 2015. Artinya, UIN SSC diharapkan mampi menjadi pilot project program Pengajaran Jarak Jauh (PJJ) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia.
Saat ini, bisa dikatakan IAIN hampir resmi menjadi UIN SSC. Dalam banyak kesempatan, jajaran petinggi kampus sering mengatakan, IAIN tinggal menunggu surat keputusan ditandatangani oleh presiden Republik Indonesia saja. Hajam, Wakil Rektor III mengungkapkan, persyaratan IAIN menuju UIN SSC telah lengkap semua. Bahkan Menpan RB telah melakukan harmonisasi dengan IAIN guna membuat surat rekomendasi yang kemudian dikirimkan ke Sekretaris Negara.
Hal tersebut dibenarkan Aan Jaelani, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon ketika diwawancarai pada Jum’at, (21/3/2024). Ketika menjadi pemateri tentang “Urgensi Transformasi Kelembagaan” di acara Capacity Building dan Rakorwa di Aula Pascasarjana pada Senin 6 Mei lau, dia menyampaikan tiga topik yang berkaitan dengan itu. Seperti Transformasi Pembelajaran Digital 2024, Peta Jalan Transformasi Digital UIN SSC, dan Strategi Transformasi Digital UIN SSC.
A. Transformasi Pembelajaran Digital 2024
Dalam topik ini, dia menyampaikan beberapa hal terkait tranformasi pembelajaran. Pertama, tentang pemanfaatan teknologi digital untuk peningkatan pendidikan yang besar melalui pengalaman mahasiswa dan instruktur, kemudian menciptakan model pengajaran baru dari segi kebijakan, perencanaan, kemitraan, dan dukungan. Kedua, tentang serangkaian perubahan budaya, tenaga kerja, dan teknologi yang mendalam dan terkoordinasi (Gregory Vial, 2019). Ketiga tentang konsep agar perguruan tinggi tetap kompetitif di tengah digitalisasi dan mempersiapkan mahasiswa untuk kerja digital.
Kemudian, tentang transformasi pembelajaran digital yang mencanangkan perubahan struktural dan kerangka kerja transformasi digital. Hal ini dapat ditempuh melalui struktur organisasi, budaya organisasi, kepemimpinan dan peran dosen, dan strategi menghasilkan keahlian atau keterampilan. Berikut detailnya:
1. Teknologi Pembelajaran Digital Sekurang-kurangnya, IAIN harus mengadakan enam teknologi pembelajaran sebagai berikut:
a. Learning Management System (sistem manajemen pembelajaran). Yakni teknologi yang digunakan untuk menampung semua pengajaran/kursus.
b. Teknologi Sinkronus. Teknologi ini berupa video konferensi terdapat pada aplikasi seperti Google Meet atau Zoom.
c. Aplikasi Multimedia. Sebuah aplikasi yang memungkinkan mahasiswa belajar secara online. Seperti aplikasi google classroom dan lain sebagainya.
d. Aplikasi kolaboratif. Sebuah aplikasi pengolahan kata, presentasi, dan partisipasi sosial. WhatsApp grup sering kali digunakan oleh para dosen dan mahasiswa IAIN.
e. Teknologi berbasisis Cloud. Biasanya kita tak asing dengan istilah google drive dalam penyimpanan dan pengumpulan karya maupun tugas mahasiswa.
f. Teknologi yang sedang berkembang (Emerging Technologies). Istilah Artificial Intellegent akan akrab menemani dosen dan mahasiswa dalam pemenuhan teknologi pembelajaran digital.
2. Teknologi Harus Beriringan dengan Instructional Modality
Hal ini penting karena menjadi daya tawar bagi mahasiswa pada modalitas yang paling sesuai bagi mereka. Peningkatan teknologi dalam kampus diupayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kemudian hibridia menawarkan fleksibilitas pembelajaran di kampus atau secara daring. Selain itu terdapat sinkronus, asinkronus, bikronus, dan hyflex.
3. Layanan Personalia dan Pendukung
Layanan ini merupakan layanan pendukung yang berfungsi untuk menopang keberhasilan transformasi digital dalam pengajaran dan pembelajaran. Di antaranya terdapat desainer instruksional, spesialis dukungan teknologi, layanan dukungan akademik dan kemahasiswaan, serta insentif dan pengakuan. Dalam hal ini terlihat upaya IAIN Cirebon untuk meningkatkan sumber daya manusia dari segi birokrasi dan pengajar.
4. Kebijakan dan Perencanaan Organisasi
Dalam hal ini, semua harus siap memimpin inisiatif pengajaran dan pembelajaran umum di seluruh mata kuliah. Diantaranya terdapat kebijakan dan standar yang perlu ditetapkan untuk pengajaran dan pembelajaran digital, kemudian perencanaan strategis, Model pendanaan lebih bervariatif tidak hanya berbasis kampus, serta yang paling penting memberi kesempatan belajar yang adil. Kerimpangan dalam akses mahasiswa terhadap teknologi selalu ada, oleh karena itu kebijakan dan perencanaan untuk mengurangi kesenjangan digital sangatlah penting.
5. Pengembangan Instruktur
Keterampilan pedagogis dan teknologi, keyakinan fakultas, aksesbilitas, serta hak kekayaan intelektual dan hak cipta sangat berkaitan erat dalam pengembangan instruktur. Sumber daya ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan pedagogi dan teknologi anggota fakultas serta pengetahuan mereka tentang aksesbilitas, kekayaan intelektual, dan praktik terbaik pengajaran online.
6. Pengembangan Kompetensi Mahasiswa
Poin keenam merupakan hal yang juga menjadi sorotan ini dalam transformasi digital. Sumber daya teknologi dan pengaturan mandiri ini merupakan strategi keterlibatan individu dalam pencarian bantuan. Dari menyiapkan perangkat kebutuhan penunjang proses belajar hingga berjejaring akan membantu mahasiswa dalam mencari pekerjaan di waktu yang mendatang.
7. Kemitraan
Kemitraan merupakan bentuk yang juga dicanangkan dalam transformasi digital. Program kerja atau kegiatan masyarakat kampus akan diarahkan pada kerja sama. Diantaranya yaitu dengan universitas lain, organisasi profesi, atau industri sekalipun.
B. UIN SSC dan Transformasi Digital Menuju Universitas Berkelas Dunia
Per 1 Januari 2023 IAIN telah menyusun strategi transformasi digital yang komprehensif untuk mewujudkan visinya menjadi universitas Islam terkemuka di tingkat global pada tahun 2030. Transformasi ini didasarkan pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 860 Tahun 2022 tentang Penetapan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai Pilot Project Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Berbasis Siber.
Dalam rencana strategis 2023-2027, yang kelak bernama UIN SSC menetapkan visi menjadi "Universitas Islam Siber yang Unggul Menuju Universitas Berkelas Dunia untuk Semua". Misi utamanya adalah mewujudkan pendidikan sebagai pelopor gerakan Open Islamic Educational Resources (OIER) di dunia, menyelenggarakan program pendidikan jarak jauh dan cyber university yang terintegrasi secara digital, serta meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan pemikiran global.
"Transformasi digital ini menjadi kunci bagi UIN SCC untuk menghadapi tantangan zaman dan menjadi universitas yang unggul secara global," ungkap Aan Jaelani pada Capacity Building & Rakorwa di Aula Pascasarjana IAIN.
Selain itu, perubahan ini juga diharapkan menjadi proses belajar mengajar digital multimedia university (DMU) dalam mengembangkan PTKI sebagai knowledge creation dan transmission. Pembelajaran Jarak Jauh menjadi berbasis teknologi atau universitas siber yang networked, digital, dan virtual. Hal ini akan memberikan efisiensi pembiayaan dan efektivitas pembelajaran yang menghasilkan out put yang lebih optimal dan mampu mendorong terjadinya revolusi peran PTKI, dosen, mahasiswa, stakeholder PTKI.
Sebagai lembaga yang mewakili sekian banyak PTKI yang ada, UIN SSC diharapkan bisamenjadi role model dalam memfasilitasi proses pembelajaran sesuai dengan konteks dan tantangan zaman, akan menawarkan penerapan program pembelajaran berbasis TIK, seperti blended atau hybrid learning, e-learing, online learning, digital learning, dan virtual learning melalui Learning Management System (LMS) yang futuristik dan modern. Dalam arti lain ini akan menjadi frontiers of education innovation, sebagai pusat dan pengembangan inovasi berbagai modus pembelajaran berbasis teknologi dan diseminasi inovasi.
Tujuan berikutnya ialah memperkuat kelola dengan mempromosikan model pendidikan inklusif. UIN SSC juga digadang-gadang ingin membangun struktur dan sistem pendidikan vokasi dan profesi dengan manajemen professional dalam pendidikan jarak jauh. Ini merupakan respons teknologi artificial intelligence dan big data dalam pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Sehingga kampus tak hanya menjadi trendsetter dalam pengembangan integrasi ilmu pengetahuan moderasi beragama saja. Namun juga menjadi universitas berwawasan berkelanjutan dengan lulusan yang transformatif menghadapi dunia kerja dan tantangan global. Oleh karena itu, kerjasama dengan dunia usaha dan perluasan jejaring komunikasi dicanangkan peningkatan layanan pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan transformasi digital kampus mengembangkan sejumlah program prioritas untuk kampus digital. Salah satu yang diunggulkan adalah "Kampus Mengajar", yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah mitra. Teknisnya mahasiswa akan berproses dalam mengajar secara daring.
Selain itu, UIN SCC juga menawarkan program "Magang Bersertifikat" dan "Studi Independen Bersertifikat" yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan pengalaman praktis di dunia kerja secara virtual. Bahkan, ntuk memperluas wawasan global, akan diadakan program "Pertukaran Mahasiswa Merdeka" dan "Syekh Nurjati International Student Mobility" yang memfasilitasi pertukaran mahasiswa dengan universitas mitra di dalam dan luar negeri.
Sedangkan dalam konteks kewirausahaan, kampus akan menyelenggarakan program "Wirausaha Digital" yang memberikan pelatihan dan pendampingan bagi mahasiswa untuk mengembangkan bisnis berbasis teknologi. Selain itu, UIN SCC juga fokus pada peningkatan kompetensi digital bagi dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa melalui berbagai pelatihan dan workshop.
Program ini bertujuan untuk memastikan seluruh civitas akademika memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi secara optimal dalam proses pembelajaran dan administrasi. Untuk mendukung integrasi teknologi di seluruh aspek, UIN SCC mengembangkan "Program Integrasi Data" yang menghubungkan berbagai sistem informasi akademik, keuangan, dan kemahasiswaan. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kepada seluruh pemangku kepentingan.
Tidak hanya itu, UIN SCC juga memprioritaskan pengembangan "E-Learning" dan "Konten Digital" yang dapat diakses secara daring oleh mahasiswa. Berbagai inovasi dalam metode pembelajaran digital akan terus dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan komitmen yang kuat dan inovasi yang berkelanjutan, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon bertekad untuk menjadi garda terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi berbasis teknologi digital di Indonesia.
C. Komponen Utama Strategi Transformasi Digital di UIN SSC
1) Mengembangkan infrastruktur digital yang kuat untuk memastikan konektivitas internet yang andal dan akses ke sumber daya dan alat digital.
2) Membangun platform pembelajaran virtual, sistem perpustakaan elektronik, dan sumber daya online lainnya yang memungkinkan pembelajaran bersifat fleksibel bagi mahasiswa dan dosen.
3) Penerapan langkah-langkah keamanan siber untuk melindungi informasi sensitif dan memastikan keselamatan dan keamanan pengguna.
4) Peningkatan kapasitas dan pelatihan pendidik dalam strategi transformasi digital. Pendidik harus memiliki keterampilan dan pengetahuan digital yang diperlukan untuk menavigasi dan memanfaatkan teknologi digital secara efektif dan mengintegrasikan alat-alat ini ke dalam praktik pengajaran, mengembangkan keterampilan literasi digital, memahami metodologi pengajaran yang inovatif, dan merancang serta menyampaikan strategi pengajaran dan penilaian jarak jauh; desain kurikulum dan adaptasi konten, mengintegrasikan teknologi ke dalam desain kursus/pelatihan dapat meningkatkan pengalaman belajar dan mendorong pengembangan keterampilan digital di kalangan mahasiswa.
5) Berkolaborasi dengan mitra internasional dapat membantu memastikan konten pendidikan mutakhir, relevan, dan selaras dengan praktik terbaik Pendidikan tinggi global, berfokus pada keterampilan dan mata kuliah yang banyak diminati agar dapat berkontribusi terhadap kelayakan kerja lulusan dan mendukung pengembangan jangka panjang angkatan kerja.
6) Kemitraan publik-swasta dan kolaborasi internasional untuk keberhasilan penerapan strategi transformasi digital di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan melibatkan pelaku sektor swasta dan organisasi non-pemerintah yang diharapkan dapat membantu memobilisasi sumber daya, keahlian, dan kemampuan teknologi untuk mendorong upaya transformasi digital, mencari dukungan dan pendanaan internasional untu mengatasi hambatan finansial dan logistic, bermitra dengan institusi akademis global dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan, memperluas akses terhadap sumber daya pendidikan, dan menumbuhkan keterhubungan global untuk mengembangkan sektor pendidikan tinggi yang berkembang.
Penulis: Raihan Athaya Mustafa & Fitri Noviyanti
Editor: Ega Adriansyah