Tidak terasa Idulfitri tinggal menghitung hari. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya perayaan Idulfitri di Indonesia lebih meriah dibandingkan dengan negara lain. Idulfitri menjadi momen yang dinantikan oleh semua orang, karena tidak hanya sebagai bentuk perayaan keagamaan umat Islam saja, Idulfitri juga menjadi waktu yang tepat untuk bersua dengan keluarga, mempererat tali persaudaraan (silaturahim) dan menikmati berbagai hidangan lezat, seperti ketupat, opor ayam dan lainnya.
Di Indonesia, ada beragam tradisi atau kebiasaan yang menjadi ciri khas menjelang atau ketika hari Idulfitri yang dilakukan masyarakatnya, di antaranya mudik, halal bihalal, mmembuat ketupat, takbiran, menyalakan kembang api, ziarah kubur, hingga adanya Tunjangan Hari Raya (THR).
Pasca Ramadan, masyarakat muslim di Indonesia dan seluruh dunia tentunya sangat gembira sekaligus sedih karena akan ditinggalkan oleh bulan yang penuh kemuliaan. Pada malam Idulfitri, kita dianjurkan untuk menghidupkan malam dengan beragam ibadah dan kebaikan.
Setidaknya ada 7 amalan sunah yang bisa dikerjakan untuk menambah pahala dan keberkahan pada saat Idulfitri.
Pertama, mandi sebelum salat Idulfitri. Dalam sebuah hadis dijelaskan, Rasulullah Saw melakukan mandi terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat sunah Idulfitri.
Dari Nafi’ ia berkata: “Abdullah bin Umar biasa mandi pada hari Idulfitri sebelum pergi ke tanah lapang.” (HR Imam al-Bukhari)
Selain menjadi bagian dari sunah Rasulullah, mandi sebelum melaksanakan salat Idulfitri juga bertujuan agar seseorang bersih dari hadas atau kotoran ketika hendak melaksanakan ibadah kepada Allah. Ada pun niat mandi sebelum salat Idulfitri adalah:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla li’idil fithri sunnatan lillahi
Artinya: “Aku niat mandi untuk merayakan Idulfitri sebagai sunah karena Allah ta’ala.”
Kedua, makan sebelum salat Idulfitri. Salah satu kegiatan yang disunahkan pada hari Idulfitri adalah makan sebelum berangkat menunaikan salat Idulfitri. Hal Ini menjadi pembeda antara Idulfitri dengan Iduladha. Ketika Iduladha, yang disunahkan adalah sebaliknya, tidak makan sebelum berangkat salat Iduladha. Hukum makan sebelum salat Idulfitri bukanlah wajib, melainkan sunah. Apabila kita tidak sempat makan sebelum salat Idulfitri tidak menjadi masalah.
Ketiga, berhias dan memakai pakaian terbaik. Berhias dan memakai pakaian terbaik saat Idulfitri sudah menjadi tradisi budaya umat Islam. Hal ini merupakan bagian dari bentuk syukur kepada Allah atas semua kebaikan, nikmat dan seterusnya yang Allah berikan selama bulan Ramadan. Berhias bisa diakukan dengan cara membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian terbaik.
Al-Hakim, dari Hasan bin Ali ra, berkata: "Rasulullah Saw menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya." (HR Al-Hakim)
Keempat, memperbanyak membaca takbir. Diimulai dari satu hari sebelum Idulfitri (tepatnya setelah tenggelamnya matahari di hari terakhir Ramadan) sampai hari Idulfitri tiba. Di Indonesia, masyarakat mengenalnya sebagai takbiran. Takbir Idulfitri bisa dikumandangkan di mana saja, di rumah, jalan, masjid, atau di tempat lain (kecuali di tolilet).
Ibnu Mas’ud berkata, Rasulullah Saw mengucapkan: Allahu akbar, allahu akbar laa ilaha ilallahu walahu akbar allahu akbar aalilahil Hamd. "Beliau mengucapkan takbir ini di masjid, di rumah dan di jalan-jalan.” (HR. Mushanaf Abi Syaibah)
Berdasarkan hadis di atas, maka lafaz takbir Idulfitri yang biasa dikumandangkan adalah sebagai berikut.
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd.
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah-lah segala puji.”
Kelima, melaksanakan salat Idulfitri. Hukum salat Idulfitri merupakan sunnah muakkad. Artinya, setiap muslim sangat dianjurkan untuk melaksanakannya. Akan tetapi, ketika ada halangan-halangan tertentu tidak melaksanakannya juga tidak berdosa. Namun yang lebih baik tetap berusaha melaksanakannya.
Keenam, mengambil jalan berbeda ketika berangkat dan pulang salat Idulfitri. Misalnya, ketika berangkat salat kita lewat jalan A, maka pulang salat kita lewat jalan B. Hal ini sesuai dengan hadis Jabir, ia berkata: “Adalah Rasulullah saw ketika di hari ‘Ied berbeda jalan (ketika berangkat dan pulang).” (HR. Bukhari).
Ketujuh, saling memberi ucapan selamat. Ucapannya boleh berupa doa seperti, "Taqabbalallahu minna wa minkum", yang artinya, “Semoga Allah menerima (amal ibadah) dari kita dari kalian”. Selain itu, boleh juga kalimat lain seperti, “Minal ‘aidin wal faizin” yang artinya, “Semoga kalian termasuk orang-orang yang kembali (ke fitrah) dan orang-orang yang sukses (dalam akhirat)."
Demikian penjelasan tentang amalan sunah di hari Idulfitri. Setelah mengetahui amalan-amalan tersebut, saya berharap FatsOeNist dapat mengerjakannya guna menambah pahala dan keberkahan pada saat Idulfitri. Semoga di hari yang fitri, kita kembali bersih dari segala dosa dan segala penyakit hati.
Oleh: Muhamad Hijar Ardiansah
Editor: Ega Adriansyah
Posting Komentar