Cirebon, LPM FatsOeN - Sidang tertutup Musyawarah Senat Mahasiswa (Musema) dan Musyawarah Dewan Eksekutif Mahasiswa (Mudema) menetapkan Ahmad Luqman Hakim dan Rashid Mone sebagai Formatur Ketua Sema dan Dema pada (06/03) di Gedung Rektorat lt. 3.
Sidang tertutup Musyawarah Senat Mahasiswa (Musema) dan Musyawarah Dewan Eksekutif Mahasiswa (Mudema) menetapkan Ahmad Luqman Hakim dan Rashid Mone sebagai Formatur Ketua Sema dan Dema.
Penetapan dua orang formatur Ketua Umum Sema dan Dema itu memunculkan semangat baru di tengan situasi politik mahasiswa yang sedang ramai karena sidang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) tak kunjung dilaksanakan dan transformasi IAIN menjadi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC).
Luqman, selaku formatur Ketua Sema mengatakan, setelah ini komunikasi kepada senior atau yang berpengalaman pada ranah legislatif kampus menjadi penting. Menurutnya, hal ini harus dilakukan guna mengoptimalkan kinerja Sema ke depannya.
"Kita akan merapat berkomunikasi dengan Agam selaku Ketum (Ketua Umum) Sema sebelumnya, terkait regulasi apa yang akan kita berikan untuk pengisian kursi-kursi yang kosong," ujar luqman.
Dia melanjutkan, Sema harus memenuhi 34 kursi yang ada di senat untuk mencapai tujuannya. Bahkan, ia berharap untuk bisa menjadi wadah yang selektif dan solutif bagi mahasiswa dan segala macam aspirasinya.
"Oleh karena itu, hal ini menurutnya membutuhkan sinergisi antar organisasi mahasiswa, baik Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Sema-Dema Fakultas, Unit Kegiatan Mahsiswa/Khusus (UKM-UKK), serta Dema Institut. Terlebih dalam menghadapi pikiran-pikiran mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon," ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini sedang belajar tentang sesuatu apa saja yang harus ditempuh dan dipersiapkan ketika IAIN mulai bertransformasi menjadi UIN SSC. Pasalnya, ketika telah beralih, kemungkinan akan ada regulasi-regulasi organisasi dan lainnya yang berubah.
Di sisi lain, Rashid Mone, selaku formatur Dema terpilih mengungkapkan, bahwa ke depan harus ada beberapa perubahan dalam merespon isu-isu kampus. Utamanya isu Dema sebelumnya yang menuai banyak polemik. Sehingga, ia menegaskan akan ada perubahan dari internal Dema periode yang baru.
Ia percaya bahwa Dema sebelumnya banyak melakukan sesuatu demi kepentingan bersama. Namun ia menilai kurangnya transparasi dari ketuanya yang memperkeruh polemik, khususnya pada mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
"Kurangnya transparansi dari ketua memperkeruh polemik," katanya.
Kemudian, ia juga merespon secara positif tuntutan-tuntutan yang dilakukan Dema Fakultas Syariah (Fasya) terhadap persoalan-persoalan ormawa di kampus.
"Saya kira kita harus memberikan ruang untuk dialog itu, kita memberikan audiensi untuk itu. Marilah kita sama-sama untuk mengawasi permasalahans eperti ini, sehingga apapun yang terjadi itu tidak menjadi problem," ungkap Rashid.
Selain itu, ia juga menyoroti sistem demokrasi di kampus ketika akan menghadapi peralihan IAIN ke UINSSC. Ia berharap kedepannya IAIN harus menggunakan sistem Pemilihan Raya (Pemira) dalam memilih Ketua Umum Sema dan Dema. Di mana sistemnya membuat setiap mahasiswa punya kesempatan dan ikut berpartisipasi dalam proses memilih Ketua Umum Sema dan Dema yang ada di kampus secara langsung.
Penulis: Raihan Athaya
Editor: Ega Adriansyah
Posting Komentar