Sumber Foto: Alisa 
Cirebon, LPM FatsOen- Himpunan Mahasiswa Jurusan Akidah Filsafat Islam (Himafil) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar acara Pengabdian Kepada Masyarakat yang berlangsung selama 5 hari, mulai dari tanggal 27 hingga 31 Maret mendatang. Acara ini diselenggarakan di Desa Kertaungaran, Kabupaten Kuningan, sebagai bagian dari upaya mahasiswa untuk berkontribusi aktif dalam memberikan manfaat kepada masyarakat.

Dengan mengusung tema "Waraspati Berkelana, Aksioma (Aksi Sosial Masyarakat)", acara ini diresmikan oleh Bapak Fuad Nawawi, Kepala Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

"Acara ini merupakan Perwujudan dari cita idealisme seorang filsafat ialah bagaimana dia bisa terjun langsung ke bawah" ujar Kepala jurusan dalam sambutannya.

Hal ini mencerminkan komitmen jurusan dalam mengembangkan nilai-nilai keilmuan Islam dan filsafat yang dapat diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan masyarakat.

Acara ini dirancang dengan berbagai kegiatan yang mencakup tiga bidang utama, yaitu pendidikan, keagamaan, serta sosial dan kewirausahaan. Himafil menghadapi tantangan baru dengan waktu yang singkat untuk merencanakan kegiatan ini, tetapi hal ini juga menjadi representasi dari semangat mahasiswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai Tridharma Perguruan Tinggi dalam tindakan nyata.

Diharapkan bahwa acara ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di Desa Kertaungaran, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk aktif berkontribusi dalam pengembangan dan kesejahteraan masyarakat.

Reporter: Alisa 
Penulis: Siti Hamidah, Alisa 
Editor : Tina Lestari 


Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Cirebon, LPM FatsOeN - Kontroversi mewarnai pembentukan Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon setelah terungkap bahwa Surat Keputusan (SK) tidak memiliki tanda tangan Rektor. Klarifikasi dari Ali Rido selaku Ketua PPMI, mengungkap proses yang melibatkan Wakil Rektor III (Warek III) dalam pembentukan kepanitiaan tersebut.

Dalam hasil wawancara dengan Ketua PPMI, diketahui bahwa SK telah diajukan ke Warek III setelah mendapatkan rekomendasi dari Jurusan dan Senat Mahasiswa (sema) Fakultas. Namun, yang mencolok adalah absennya tanda tangan Rektor dalam SK tersebut, sebagaimana yang telah dilarinsir pada berita yang diterbitkan oleh LPM FatsOeN pada (24/3) bahwa rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyangkal adanya tanda tangan atas kepanitiaan pemilihan yang baru. 

Meskipun demikian, ketua PPMI menanggapi dengan adanya tanda tangan Warek III dianggap sebagai konfirmasi dari pihak Rektorat terkait pembentukan panitia baru. Ketua PPMI juga menegaskan bahwa proses pembentukan panitia ini berawal dari delegasi Sema Fakultas.

"Disitu juga ada tanda tangan warek III itu mengartikan pak rektor juga sudah konfirmasi kepanitian baru dan dari kami pun masa ingin memalsukan tandatangan dari pihak rektorat," Ungkap Ali Rido ketika ditemui di Taman Pelangi IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada Senin siang (25/3). 

Kontroversi terkait keabsahan SK ini juga dipicu oleh penolakan terhadap PPMI yang baru, menunjukkan perbedaan pandangan di kalangan mahasiswa terkait proses pemilihan ini.

Sementara itu, ketua PPMI mengungkapkan keinginannya untuk memasukkan tanda tangan dari pihak Rektorat dalam SK sebagai langkah untuk memastikan kejelasan dan legalitas dari kepanitiaan tersebut.

Perkembangan selanjutnya terkait keaslian SK PPMI diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi seluruh Mahasiswa di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pihak terkait diharapkan untuk memastikan transparansi dan keterbukaan dalam proses pemilihan mahasiswa ini.

Reporter: Raihan Athaya Mustafa
Penulis: Tina Lestari

 

Sumber Dokumentasi Penulis

Cirebon, LPM FatsOeN - Telah beredar susunan kepanitian Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) yang baru dalam unggahan cerita akun Instagram fmr.iaincirebon pada Kamis sore, (23/1).

Hal ini dibenarkan oleh salah satu ketua Dema Fakultas yang juga tergabung dalam aksi tuntutan aliansi ormawa untuk membuat kepanitiaan PPMI yang baru. Ia mengungkapkan bahwa kepanitiaan ditandatangani Rektor pada hari Senin.

Tentunya, informasi tersebut menjadi sinyal bagi mahasiswa terhadap kepastian Sema dan Dema di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pasalnya, antara melanjutkan tahap ke pelantikan Sema-Dema atau pemilihan ulang dengan kepanitiaan PPMI yang baru masih menjadi pertanyaan.

Namun, Aan Jaelani selaku rektor, menyangkal adanya tanda tangan atas kepanitiaan baru tersebut. Aan dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada tanda tangan yang dimintakan kepadanya terkait kepanitiaan baru. 

"Yang tiga orang tah? Tanda tangan apa? Gak ada, gak ada tanda tangan. Iya kalau iya tanda tangan, mana sih tanda tangan rektor? Gitu dong dijawabnya," ungkap Aan ketika ditemui di Grand Tryas pada Kamis malam,(23/1).

Ungkapan tersebut juga diiringi dengan penegasan bahwa terdapat narasi kebohongan yang menyebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) terlibat dalam pemilihan Sema-Dema. Pasalnya UKM-UKK dalam Musyawarah Sema dan Musyawarah Dema hanya sebagai peserta peninjau.

"Direkam ya! dia bohong UKM dilibatkan untuk dalam pemilihan, padahal sebaliknya, artinya ga kongkrit," Tegas Aan.

Ia menganggap pertemuan antar pihak terkait semakin penting untuk dilakukan. Diantaranya aliansi ormawa, UKM-UKK, dan panitia PPMU (yang sebelumnya). Bahkan sebelumnya, ia meminta kepada Warek III untuk mangadakan pertemuan dengan Dekanat yang ada di IAIN Syekh Nurjati guna mempertimbangkan keputusan pembatalan Sema-Dema dan permasalahan PPMU.

Selanjutnya, ia meminta terhadap perwakilan pihak-pihak yang berselisih datang dengan membawa tuntutan yang jelas. Kemudian melakukan pertemuan pada hari Senin, (25/3).


Penulis : Raihan Athaya Mustafa

Editor : Tina Lestari

 

Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Cirebon, LPM FatsOeN - Keresahan mewarnai Mahasiswa Program Studi Ilmu Falak di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, yang selama tiga tahun terakhir belum pernah merasakan fasilitas Laboratorium Falak. Fasilitas yang seharusnya menjadi pusat kegiatan riset dan pengajaran masih terbengkalai sejak selesai pembangunannya tiga tahun yang lalu, menimbulkan dampak yang signifikan bagi perkembangan ilmu falak di kampus tersebut.

Laboratorium Falak ini didirikan bersamaan dengan pembukaan Program Studi Ilmu Falak di IAIN Syekh Nurjati Cirebon tiga tahun yang lalu. Namun, sejak saat itu, laboratorium tersebut tidak pernah digunakan. Bahkan, fasilitas teleskop yang merupakan perangkat utama dalam lab tersebut dilaporkan dalam kondisi berjamur karena tidak pernah digunakan dan tidak dalam perawatan khusus.

Sumber Dokumentasi Penulis


Para mahasiswa yang terlibat dalam Program Studi Ilmu Falak menyatakan kekecewaannya karena belum bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk praktek lapangan. 

"Lab falak itu penting karena belajar teori terus akan tidak mengerti secara penglihatan. Kalau secara pemahaman mungkin tahu, tapi kita tidak pernah melihat, bagaimana mau paham, padahal kita sama-sama bayar tapi kok belom dapat fasilitas yang memadai, apa karena mahasiswanya sedikit, tapi kan itu kewajiban kampus buat ngasih fasilitas." Ujar Akhmad Faiz mahasiswa ilmu falak angkatan pertama. 

Meskipun faktor-faktor yang menyebabkan terbengkalainya laboratorium ini masih belum jelas, beberapa pihak menduga bahwa permasalahan terkait peralatan, pendanaan, dan manajemen menjadi penyebab utamanya. Kurangnya perawatan rutin juga memperburuk kondisi laboratorium tersebut.

Selama masa pembelajaran yang memerlukan bantuan alat untuk praktikum, Mahasiswa Ilmu Falak mengungkapkan hanya bisa meminjam kepada beberapa instansi dan organisasi diluar kampus. 

"Malu sebenernya mesti pinjem peralatan kesana-kesini, apalagi kalo udah d ledekin Falak kok gapunya alat-alat lab bisanya minjem aja." Ungkap Minatulmaola Mahasiswa Jurusan Ilmu Falak. 

Otoritas IAIN Syekh Nurjati Cirebon telah diminta untuk segera mengatasi masalah ini agar fasilitas berharga ini dapat dimanfaatkan secara maksimal. Langkah-langkah perbaikan dan pemeliharaan yang tepat diharapkan dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi laboratorium observatorium falak ini agar dapat mendukung kegiatan akademik dan riset di kampus tersebut.


Penulis: Tina Lestari 

 

Sumber Foto: Pinterest 
Penyebab Konflik 
Konflik Rusia-Ukraina merujuk pada serangkaian peristiwa dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, terutama setelah aneksasi Crimea oleh Rusia pada 2014 dan konflik di wilayah timur Ukraina, seperti Donetsk dan Luhansk. Paham konflik ini memerlukan pemahaman mendalam tentang sejarah regional, dinamika politik, dan faktor-faktor kompleks yang memengaruhinya. Meskipun terdapat upaya diplomasi untuk mencapai perdamaian, situasinya tetap rumit dan terus berkembang. Konflik ini melibatkan unsur-unsur politik, ekonomi, dan militer, dengan latar belakang sejarah dan geopolitik yang kompleks. Ketegangan ini mencakup beberapa aspek: 

a. Krisis di Crimea (2014)
Sumber Foto: Pinterest 

Pada 2014, pasukan Rusia menduduki Semenanjung Crimea setelah penggulingan Presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, dalam demonstrasi pro-Eropa yang dikenal sebagai "Maidan". Ini dianggap oleh banyak pihak sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Ukraina.

b). Konflik di Donbas
Sumber Foto: Pinterest 

Setelah aneksasi Crimea, ketegangan meluas ke wilayah timur Ukraina, terutama di Donetsk dan Luhansk, di mana kelompok separatis yang mendukung Rusia menyatakan kemerdekaan. Konflik bersenjata pun meletus antara pasukan pemerintah Ukraina dan kelompok separatis yang didukung oleh Rusia.

c). Peran Rusia
Sumber Foto: Pinterest 

Meskipun pemerintah Rusia secara resmi membantah keterlibatan langsung, banyak bukti menunjukkan dukungan militer, termasuk pasukan reguler Rusia, terhadap kelompok separatis di Ukraina. Ini mencakup penyediaan senjata, personel, dan dukungan logistik.

d). Ambisi Geopolitik
Sumber Foto: Pinterest
Beberapa analis melihat konflik ini sebagai bagian dari ambisi geopolitik Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya di kawasan bekas Uni Soviet dan menghambat integrasi Ukraina ke Uni Eropa dan NATO.
e). Kebangkitan Nasional Ukraina
Sumber Foto: Pinterest 
Pasca-Maidan, Ukraina mengalami kebangkitan nasional dan mencoba memperkuat hubungannya dengan Uni Eropa dan NATO. Hal ini menyebabkan pergeseran geopolitik dan meningkatkan ketegangan dengan Rusia. Konflik ini masih berlanjut dengan upaya diplomasi yang terus menerus untuk mencapai perdamaian. Situasinya sangat kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam terhadap sejarah dan dinamika politik di wilayah tersebut.

Bagaimana Menyelesaikan Konflik antara Rusia dan Ukraina?

Penyelesaian konflik Rusia-Ukraina melibatkan diplomasi internasional, dialog, dan kemauan dari kedua belah pihak. Negosiasi perdamaian, mediasi oleh pihak ketiga, dan konsensus internasional dapat menjadi langkah-langkah yang diperlukan. Namun, situasi geopolitik kompleks, dan solusi konkret dapat bervariasi tergantung pada perkembangan terbaru.

Sengketa antar negara dapat diselesaikan melalui mekanisme yang ada dalam Piagam PBB. Pasal 33 menyatakan, cara penyelesaian sengketa dapat dilakukan lewat negosiasi, pencarian fakta, mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan penyelesaian menurut hukum melalui badan atau pengaturan regional, atau cara damai lain yang dipilih sendiri oleh para pihak. Menurut pasal ini, penyelesaian sengketa internasional di bagi menjadi dua; secara politik atau diplomasi dan secara hukum. Harap dicatat, hukum internasional merupakan hukum yang agak lemah efektivitasnya dibandingkan hukum nasional. Karena dilengkapi dengan lembaga yang lengkap dan alat pemaksa, hukum nasional lebih efektif keberlakuannya.

Bagaimana Hukum Humaniter Internasional Mengatur Perlindungan Penduduk Sipil dalam Konflik Bersenjata? 

Hukum Humaniter Internasional (HHI) memiliki ketentuan yang ketat untuk melindungi penduduk sipil selama konflik bersenjata. Prinsip-prinsip utama yang mengatur perlindungan penduduk sipil termasuk:

aPrinsip Proporsionalitas dan Diskriminasi
Pihak yang terlibat dalam konflik diharapkan untuk membedakan antara militer dan penduduk sipil, serta memastikan bahwa tindakan militer yang diambil proporsional terhadap keuntungan militer yang diharapkan.

b. Larangan Terhadap Serangan Terhadap Penduduk Sipil dan Properti Sipil 
Serangan yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil atau properti sipil dilarang. Serangan semacam itu dianggap sebagai pelanggaran hukum perang.

c. Perlindungan Terhadap Anak-Anak dan Perempuan
HHI menetapkan perlindungan khusus untuk anak-anak dan perempuan, menghindari eksploitasi, kekerasan seksual, atau perlakuan yang tidak manusiawi terhadap mereka.

d. Perlindungan Tempat Perlindungan Sipil
Tempat-tempat seperti rumah sakit, tempat ibadah, dan fasilitas kemanusiaan lainnya harus dihormati dan dilindungi dari serangan militer.

e. Larangan penggunaan Perlengkapan Militer yang Tidak Membedakan
Penggunaan senjata atau metode yang tidak membedakan antara militer dan sipil, seperti senjata kimia atau bom ranjau, dilarang.

f. Penegakan Hukum Humaniter Internasional
Penegakan hukum ini melibatkan komunitas internasional, dan pelanggaran serius dapat dihakimi oleh pengadilan internasional atau lembaga penegakan hukum internasional. Tetapi, implementasi dan kepatuhan tergantung pada kemauan negara-negara yang terlibat dalam konflik.

Bagaimana Situasi dan Kondisi Penduduk Sipil dalam Konflik Rusia dan Ukraina?

Situasi penduduk sipil di konflik antara Ukraina dan Rusia sangat kompleks dan bervariasi tergantung pada lokasi dan perkembangan terbaru. Beberapa aspek umum termasuk:

a). Pengungsian
Konflik ini telah menyebabkan pengungsian massal penduduk sipil, baik ke wilayah lain di Ukraina maupun ke negara-negara tetangga. Ini menciptakan krisis kemanusiaan dengan tantangan terkait perumahan, pangan, dan layanan dasar.

b). Kerusuhan dan Kerusakan Infrastruktur
Serangan militer dan konfrontasi bersenjata dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, dan sarana umum lainnya. Ini memperburuk kehidupan sehari-hari penduduk.

c). Kekhawatiran Kemanusiaan
Adanya pelanggaran Hukum Humaniter Internasional dapat menyebabkan penderitaan dan kekhawatiran kemanusiaan. Serangan yang tidak membedakan antara militer dan penduduk sipil dapat meningkatkan risiko cedera atau kematian warga sipil.

d). Isolasi dan Akses Terbatas
Beberapa wilayah mungkin mengalami isolasi atau kesulitan akses untuk bantuan kemanusiaan. Ini dapat menyulitkan penduduk untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

e). Negosiasi dan Upaya Diplomasi
Upaya diplomasi dan negosiasi terus berlanjut untuk mencari solusi damai. Sementara itu, masyarakat sipil sering kali menjadi pihak yang paling terdampak dan rentan.

Penting untuk diingat bahwa informasi ini bersifat umum dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Situasi yang berkembang di Ukraina dan Rusia memerlukan pemantauan berkelanjutan dan upaya internasional untuk mengatasi dampak kemanusiaan dan mencari solusi damai.

Penulis: Rizki Saputro

 

Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Bulan Ramadan, selain sebagai bulan penuh berkah bagi umat Islam, juga menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali praktik-praktik ibadah, termasuk dalam konteks keberlanjutan lingkungan. Meskipun ibadah puasa mengajarkan pengendalian diri, namun peningkatan konsumsi dan dampak lingkungan yang dihasilkan, seperti tumpukan sampah plastik, masih menjadi tantangan yang perlu ditangani.

Mengevaluasi kembali praktik ibadah puasa menjadi esensial. Hakikat puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang pengendalian diri dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam hal konsumsi. Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan dan tidak membuang-buang, prinsip-prinsip ini sangat relevan dalam konteks ekologis saat ini.

Puasa tidak hanya merupakan ibadah individual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan lingkungan yang kuat. Melalui kesadaran akan dampak lingkungan dari praktik ibadah puasa, umat Muslim dapat merayakan Ramadan dengan cara yang lebih berkesan secara spiritual dan ekologis. Dengan mengurangi konsumsi yang berlebihan, mengelola sampah dengan bijak, dan memperbaiki hubungan dengan alam, Ramadan dapat menjadi ajang pertobatan ekologis yang berdampak positif bagi lingkungan dan umat manusia secara keseluruhan.

Peningkatan Konsumsi dan Dampak Lingkungan

Sumber Foto: Pinterest 

Saat memasuki bulan Ramadhan, ada peningkatan yang signifikan dalam konsumsi masyarakat Muslim, terutama dalam hal makanan. Ini tercermin dalam laporan dari berbagai belahan dunia, yang menunjukkan peningkatan volume sampah selama bulan suci tersebut. Di beberapa negara, seperti Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh, volume sampah meningkat hingga 25-30% selama bulan Ramadhan, terutama karena perayaan berbuka puasa yang melibatkan pembuangan besar-besaran kemasan makanan sekali pakai.

Laporan dari Dinas Lingkungan Hidup di Bandung, Jawa Barat, dan Serang, Banten, menyoroti peningkatan signifikan ini. Tumpukan sampah organik dan plastik, termasuk kantong plastik sekali pakai, gelas plastik, dan aneka produk turunan plastik, menumpuk di tempat-tempat umum seperti masjid, jalan, dan taman. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang tidak hanya kotor dan tidak sehat, tetapi juga merusak estetika lingkungan dan habitat alami.

Dalam konteks global, masalah pengelolaan sampah selama bulan Ramadhan juga menjadi perhatian. Di negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan, seperti Pakistan, Mesir, dan Bangladesh, lembaga-lembaga pemerintah dan organisasi lingkungan telah memperkirakan peningkatan signifikan dalam jumlah sampah yang dihasilkan selama bulan Ramadhan. Penanganan yang tidak tepat terhadap sampah ini tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang lebih luas, termasuk pencemaran air dan tanah serta kerusakan ekosistem alam.

Perspektif Syari'ah tentang Konservasi Lingkungan

Sumber Foto: Pinterest

Dalam ajaran Islam, perlindungan dan penghormatan terhadap lingkungan merupakan bagian integral dari ibadah. Syari'ah Islam menuntut umatnya untuk menjadi pelindung alam, menjaga keseimbangan ekologis, dan menghindari pemborosan sumber daya alam. Dalam konteks puasa, terdapat banyak ajaran dan prinsip Islam yang relevan dengan keberlanjutan lingkungan.

Dalam hal ini, prinsip keterbatasan (qadha') mengingatkan umat Muslim untuk tidak berlebihan dalam konsumsi makanan dan minuman, serta menghindari pemborosan. Islam juga mendorong umatnya untuk menjaga alam dan harta benda Allah, melalui prinsip penjagaan (hifz), yang mencakup menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, serta menghindari tindakan yang merusak ekosistem.

Selain itu, prinsip keadilan (adl) menjadi konsep penting dalam Islam. Masyarakat Muslim diperintahkan untuk tidak merusak atau mengeksploitasi lingkungan untuk kepentingan pribadi, tetapi memperlakukannya dengan adil dan berbagi sumber daya alam dengan adil. Terakhir, prinsip tanggung jawab (mas'uliyyah) mengajarkan umat Islam untuk melindungi lingkungan dan mencegah kerusakan alam, termasuk melakukan tindakan nyata untuk mengurangi jejak karbon, memperbaiki pengelolaan sampah, dan mendukung upaya konservasi.

Dengan memahami prinsip-prinsip ini, umat Muslim di seluruh dunia dapat memperdalam keterlibatan mereka dalam upaya konservasi lingkungan selama bulan Ramadhan dan sepanjang tahun.

Merangkul Ramadhan sebagai Ajang Pertobatan Ekologis

Sumber Foto: Pinterest

Ramadhan bukan hanya tentang meningkatkan ibadah spiritual, tetapi juga tentang introspeksi mendalam tentang hubungan kita dengan lingkungan. Melalui kesadaran akan dampak lingkungan dalam ibadah puasa, serta penerapan prinsip-prinsip Islam tentang konservasi lingkungan, umat Muslim dapat merangkul Ramadhan sebagai ajang pertobatan ekologis.

Dengan mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengurangi konsumsi berlebihan, mengelola sampah dengan bijaksana, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan mengubah pola berbagi makanan selama berbuka puasa dan sahur dengan cara yang lebih berkelanjutan, seperti menggunakan wadah makanan yang dapat digunakan ulang dan meminimalkan pembungkusan plastik. Ramadhan dapat menjadi momentum untuk menyatukan spiritualitas dengan praktik perlindungan lingkungan. 

Dengan demikian, umat Muslim dapat menjalankan ibadah puasa mereka dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab mereka sebagai pelindung alam, menjadikan Ramadhan sebagai waktu yang bermakna tidak hanya bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi bumi yang mereka tinggali. Selamat menjalankan ibadah puasa, dan semoga Ramadhan kita menjadi berkah bagi alam semesta ini.

Penulis: Nisa Nurul Hamdiyah

 

Sumber Foto: Dokumentasi Penulis 

Film ini merupakan sebuah karya terbaru dari DreamWorks Animation, yang dirilis di Indonesia pada Rabu (6/3) dan didistribusikan oleh Universal Pictures. Sebagai bagian keempat dari serial "Kungfu Panda", film ini menghadirkan alur cerita yang menarik dan menghibur, dengan sentuhan humor khas yang telah menjadi ciri khas dari seri sebelumnya.

Film ini mengisahkan petualangan Po, seorang kesatria Naga yang telah melewati tiga petualangan epik sebelumnya. Po telah berhasil mengalahkan penjahat-penjahat kelas dunia dengan keberaniannya dan kemampuan kungfu yang luar biasa. Namun, takdir mengharuskannya untuk pensiun dan mengambil peran sebagai Spiritual Leader di Lembah Perdamaian, yang membawa berbagai masalah baru baginya.

Sumber Foto: Pinterest 
Masalah yang pertama yakni, Po harus menguasai banyak hal terkait kepemimpinannya sebagai Spiritual Leader. Selain Itu juga dia harus segera menemukan seorang kesatria naga yang baru untuk menggantikan posisinya sebagai kesatria Naga. Namun, situasi menjadi semakin rumit ketika seorang penyihir jahat bernama The Chameleon muncul, dengan kekuatan untuk memanggil kembali semua penjahat yang pernah dikalahkan oleh Po.

Untuk mengatasi semua masalah ini, Po membutuhkan bantuan dari berbagai pahlawan tak terduga yang dia temui dalam perjalanannya. Dalam prosesnya, Po akhirnya berhasil menemukan pahlawan di berbagai tempat yang tak terduga untuk membantunya.


Penulis: Andi Muhammad Amri
Editor : Tina Lestari

 

Sumber Foto: Pinterest 

Dalam labirin kompleksitas kehidupan kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tergambar sebuah potret dinamis tentang bagaimana demokrasi—sebuah ideal yang dijunjung tinggi dalam teori—seringkali menghadapi ujian berat ketika diimplementasikan dalam praktik. Kisah yang terurai dari peristiwa ini bukan hanya tentang konflik internal atau perbedaan pandangan semata, melainkan tentang bagaimana kekuatan birokrasi, kepentingan sempit, dan dinamika kekuasaan dapat mengikis fondasi demokrasi, bahkan di lingkungan yang seharusnya menjadi bastion pemikiran bebas dan keberagaman.

John Dewey, seorang pemikir besar, mengatakan, "Democracy has to be born anew every generation, and education is its midwife." Pendidikan di kampus seharusnya menjadi katalis untuk demokrasi yang sehat, tempat di mana nilai-nilai kebebasan, keadilan, dan kesetaraan dihidupkan. Namun, apa yang terjadi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon menunjukkan bahwa praktik demokrasi kerap kali kalah oleh taktik dan strategi politik yang mengutamakan kekuasaan.

Diawali dari sebuah demonstrasi yang dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan bahkan bersikap menolak dan tidak mengakui keputusan Panitia Pemilihan Mahasiswa Universitas (PPMU) terkait pemilihan Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), terbukanya kotak Pandora menunjukkan lebih dari sekedar ketidakharmonisan antar individu atau kelompok. Ini merupakan simbol dari pertarungan yang lebih besar: antara idealisme demokrasi dengan realitas politik kekuasaan. Intervensi oleh Warek 2, yang menurut beberapa sumber, bertujuan mendukung satu golongan ekstra kampus, menjadi titik nyala yang memperlihatkan bagaimana demokrasi bisa dibelokkan dari jalurnya oleh kepentingan-kepentingan yang lebih ingin mempertahankan status quo daripada mewujudkan keadilan dan kesetaraan.

Konflik yang terjadi, yang melibatkan Warek 2 dan dinamika organisasi mahasiswa, mencerminkan sebuah dinamika yang lebih luas dalam masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Hannah Arendt, "The most radical revolutionary will become a conservative the day after the revolution." Ini menggambarkan ironi yang sering terjadi dalam perjuangan kekuasaan: begitu tujuan tercapai, nilai-nilai yang diperjuangkan bisa dengan mudah dilupakan.

Intervensi birokrasi dan kecenderungan untuk mendukung satu golongan tertentu mengungkapkan bagaimana kepentingan politik bisa merusak esensi demokrasi. Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga agar ruang-ruang demokratis, seperti kampus, tetap terbuka dan inklusif. Alexis de Tocqueville dalam "Democracy in America" mengingatkan, "The health of a democratic society may be measured by the quality of functions performed by private citizens." Ini menekankan pentingnya partisipasi aktif warga negara—dalam konteks ini, mahasiswa—dalam menjaga kesehatan demokrasi.

Pernyataan rasisme yang mencuat selama aksi aliansi ormawa menjadi sebuah warna yang menarik perhatian penulis. "Orang Timur dilarang menguasai wilayah Jawa" merupakan kalimat yang merobek harapan akan sebuah demokrasi kampus yang adil dan inklusif. Ironisnya, hal ini muncul dari salah satu aktor yang mengikuti demonstrasi aliansi ormawa, menunjukkan adanya ketumpulan nalar berfikir dan rasisme yang seharusnya tidak ada tempatnya dalam wadah demokrasi.

Fenomena ini menyoroti sebuah paradoks, di mana mahasiswa yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam melawan diskriminasi dan ketidaksetaraan justru terlibat dalam aksi yang mencemari semangat demokrasi kampus. Ironi semakin memuncak ketika kita menyadari bahwa demokrasi seharusnya merangkul semua suara, tanpa memandang latar belakang etnis, dan menjadikan kampus sebagai tempat di mana keberagaman dihormati dan diperjuangkan.

Kasus intoleransi dan rasisme yang muncul di tengah konflik bukan hanya mencerminkan ketumpulan nalar dan kekurangmampuan untuk menerima perbedaan. Lebih dari itu, ini menunjukkan bagaimana ketika struktur kekuasaan di kampus memihak, hal tersebut bisa memperkuat prasangka dan memperdalam jurang pemisah antara komunitas. Ironisnya, lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat untuk membangun pemahaman dan toleransi malah menjadi arena untuk mempertajam konflik.

Pengalaman di IAIN Syekh Nurjati Cirebon memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana demokrasi harus terus dijaga dan diperjuangkan. Mengutip pemikiran dari seorang filsuf timur yang mengatakan, "Kebijaksanaan bukanlah produk dari sekolah, tapi dari perjalanan hidup yang menantang," kita diingatkan bahwa kebijaksanaan dalam mengelola demokrasi kampus bukan hanya datang dari teori, tapi dari pengalaman nyata menghadapi dan menyelesaikan konflik.

Robert D. Putnam dalam "Making Democracy Work," menunjukkan bahwa kunci dari demokrasi yang berfungsi adalah partisipasi sosial dan kepercayaan antar individu. Ini berarti, di kampus, perlu adanya komunitas akademik yang tidak hanya aktif secara politik, tapi juga saling percaya dan bekerja sama untuk tujuan yang lebih besar dari sekedar kepentingan pribadi atau kelompok.

Potret di IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi sebuah contoh vivid dari tantangan dan peluang dalam membangun demokrasi yang sehat. Kita diingatkan bahwa demokrasi adalah proses yang terus menerus, memerlukan pengawasan, partisipasi, dan terutama, pendidikan yang terus-menerus. Melalui pendidikan dan praktek demokrasi yang sehat, kampus dapat menjadi model bagi masyarakat yang lebih luas dalam memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi yang sejati.

Penulis: Ahmad Rizki Alimudin

 

Sumber Foto: Dokumenter Fatsun 

Pada hari Jumat (08/03) sejumlah mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di halaman rektorat IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Mereka adalah ormawa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Tuntutan yang dilayangkan adalah pemakzulan ketua umum SEMA-I yakni Lukman Hakim dan Rasyid Mone sebagai ketua DEMA-I IAIN Syekh Nurjati Cirebon terpilih. 

Dalam pelaksanaannya, mereka juga menuntut untuk adanya pemilihan ulang dan hasil pemilihan ketua SEMA-I dan DEMA-I serta mengganti dan membubarkan PPMU. 

Hal tersebut menjadi polemik dikarenakan mereka yang melakukan aksi tuntutan tersebut berasal dari organisasi biru kuning yang notabenya dianggap penguasa di setiap kampus PTKIN. 

Berikut merupakan rincian dari tuntutan ormawa fakultas yang mengatasnamakan sebagai Aliansi mahasiswa yang melakukan tuntutan pemakzulan ketua umum SEMA-I dan DEMA-I terpilih

TUNTUTAN ORMAWA FAKULTAS APAKAH PANTAS ? : TENTANG INTERPENSI WAREK DITETAPKAN II DAN KONFLICT OF INTEREST DALAM TUNTUTANNYA”

Menanggapi tuntutan dari aliansi Ormawa fakultas dan berikut adalah tuntutan yang dilayangkan :

1. Menolak Segala keputusan yang ditetapkan PPMU yang disangka ilegal.

2. ⁠Menolak pemilihan SEMA dan DEMA terpilih.

3. ⁠ Menuntut untuk membatalkan ketua formatur SEMA dan DEMA terpilih.

4. ⁠Menuntut untuk membubarkan dan membentuk PPMU kembali secara resmi, dengan SK Rektor.

5. ⁠Menuntut untuk mentransparansikan landasan hukum yang dibuat PPMU.

Dengan rasionalisasi :

1. SEMA tidak berhak membentuk PPMU Karena SEMA sudah dinyatakan Non aktif sejak masa tugas di SK berakhir.

2. ⁠PPMU adalah lembaga pemilihan mahasiswa secara independensi dan tidak dapat diintervensi oleh siapapun.

3. ⁠Tidak ada landasan hukum yang jelas yang dibuat oleh PPMU.

Penulis membandingkan hal tersebut dengan PUOK Bab 4 bagan struktur organisasi kemahasiswaan dalam bagian struktur organisasi kemahasiswaan. Bahwasanya yang berhak menangani bagian keorganisasian dan kemahasiswaan adalah Wakil Rektor III atau Rektor tidak ada sangkut pautnya dengan Wakil Rektor II yaitu Ilman Nafia. 

Pemilihan DEMA-I, SEMA-I dan PPMU yang seharusnya menjadi tanggungjawab Wakil Rektor III dan tanpa wewenang Wakil Rektor II menjadi rancu dengan datangnya Ilman Nafia yang dicurigai mengintervensi pemilihan SEMA-I dan DEMA-I, begitupun PPMU yang ternyata dalam prosesnya malah dibuat tanpa izin Wakil Rektor III. Hal tersebut membuat penulis beranggapan bahwa didalamnya terdapat kepentingan Wakil Rektor II yang dirahasiakan dari masyarakat kampus.

Kemudian kalau misalnya Wakil Rektor II ikut campur tahu berarti terdapat sesuatu di sana entah itu kepentingan atau hal lain. 

Akan tetapi dalam hal ini walaupun sudah ada materai, seharusnya hal tersebut masih bisa dicabut dan bisa digagalkan. Karena jika melihat pada fungsi materai adalah surat pernjanjian yang nantinya dijadikan sebagai alat bukti di pengadilan yang artinya bukan berarti syarat sah untuk perjanjian. Jadi walaupun sudah ada materai dan syarat sudah terpenuhi tetap hal tersebut masih bisa dicabut dan bisa digagalkan. 

Selain itu Agam selaku ketua SEMA-I sebelumnya, juga berpendapat bahwasanya hal ini berkepentingan dengan golongan dan mengapa mereka melakukan aksi demonstrasi setelah keputusan sudah final. 

Dalam hal ini penulis yang merupakan kontestan pencalonan DEMA-I dan menjadi lawan debat dari Rasyid Mone pun merasa dicurangi. Hal tersebut penulis lontarkan karena secara administrasi semua persyaratan yang diberikan oleh PPMU sudah lengkap diserahkan namun ternyata Saya dan kawan Saya malah dijadikan sasaran golongan biru kuning yang haus akan kekuasaan dan ingin merengsek kembali menguasai ormawa khususnya di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 

Mereka menuduh Iman Sariman selaku ketua pelaksana PPMU adalah boneka tapi mereka yang masanya banyak juga bonekanya Wakil Rektor II, ibaratnya maling teriak maling. 

Mereka sungguh tidak dewasa dalam berfikir dan berdemokrasi sehingga membuat carut marut dan kegaduhan ketika keputusan sidang MUSEMA dan MUDEMA telah dilaksanakan dan ditetapkan.


Penulis: Rizki Saputro

Editor: Meina Maspupah

 

Sumber Foto: Pinterest 

Setelah kekalahannya, Fathur meninggalkan Pit dan kembali kepada timnya. Raut mukanya terlihat sedih sekaligus kecewa karena kalah dalam pertandingan dan gagal membawa nama baik timnya. Glorius Hunter Race, itulah nama tim atau klub motor yang Fathur dirikan saat berusia 25 tahun. Di klub itu, dia mempunyai teman bernama Ramhan. Ramhan adalah teman Fathur yang sudah dianggap seperti saudara sendiri. Ramhan merupakan orang yang selalu ada di saat Fathur diacuhkan oleh orang-orang.

Fathur dan timnya bertanding di stadion Linggar. Salah satu stadion terbesar kedua di Bandung, dan merupakan stadion motor balap ke-2 di Indonesia. 

Dari cahaya lampu yang menyorot, Fathur berjalan menuju Ramhan. Ramhan berdiri dan berkata, “Tidak apa-apa, kau sudah berusaha keras,”
“Aku tidak berpikir bahwa aku akan kalah,” ujar Fathur sambil memeluk Ramhan. 

Ramhan mengerti keadaan Fathur. Dia tahu Fathur sedang berjuang mati-matian untuk
mendapatkan uang. Ekonomi keluarga Fathur sedang kacau, sehingga membuatnya harus menjadi tulang punggung keluarga. 

“Jika aku kalah, bagaimana dengan mereka? Bagaimana dengan lu?” kata Fathur dengan pelukan yang semakin erat sampai membuat Ramhan sedikit terangkat.
“Jangan terlalu dipikirkan begitu, rileks sejenak. Ini masih pertandingan pertama, kita masih punya banyak waktu dan kesempatan," ucap Ramhan.

Master Champion merupakan perlombaan balap motor yang diminati banyak orang. Hadiah dari perlombaannya tidak main-main. Uang tunai sebesar 23 juta rupiah untuk yang berhasil mencapai garis finish dengan waktu tercepat. Perlombaannya sudah berjalan 2 tahun. Sudah memiliki 2 master atau pemenang perlombaan juga.

"Selamat siang pemirsa, bertemu lagi dengan saya, Rotana, pembawa acara pada hari ini, Selasa 23 Maret 2019. Sebagai informasi, Master Champion lap ke-2 akan segera dimulai, bisa terlihat pada stadion Linggar yang sudah semakin ramai. Dipenuhi oleh lautan manusia. Bahkan jalanan di seberang stadion pun macet karena banyaknya pengunjung yang ingin menonton
pertandingan ini," katanya. 

Di salah satu daerah di kota Bandung, terdapat sebuah wilayah yang isinya para jagoan. Mereka adalah orang-orang yang bertarung untuk mendapatkan uang hanya untuk
makan. Di situ, terdapat sebuah bengkel yang merupakan bengkel tunggal di wilayah tersebut. Seorang mekaniknya bernama Fandi. Dia sedang mengobrak-abrik sebuah mesin dari salah satu motor pelanggannya. 

“Fan, gua mau istirahat dulu, belum makan dari pagi,” ujar salah seorang montir.
“Ohh oke, kalau gitu biar gua handle sementara," jawab Fandi sambil memperlihatkan senyum pepsodentnya. 

Sebagai seorang montir, Fandi sudah sangat paham bagian-bagian mesin motor. Sudah lama ia memahami motor karena hobi bermotornya. Tidak heran jika motornya pun penuh dengan modifikasi unik dan terlihat keren. 

Sambil menghela nafas, Fandi termenung dan berkata, “Setelah selesai ini, gua bujuk dia lagi
deh.”

Seorang montir lain menepuk pundak Fandi dan tersenyum, “Dia pasti akan senang.”

Di lain tempat, dalam sebuah mobil berwarna oranye yang bergerak keluar stadion Linggar, Fathur masih memikirkan
kekalahannya, “Han, Gua kan punya tim, kalo gua gagal di satu pertandingan, mereka nggak bakal dapet apa-apa kan?”
“Maksudnya nggak dapet apa-apa itu gimana? Kita kan sudah diskusi kalau lu kalah ya it's oke, kalah itu wajar dalam sebuah pertandingan bukan?" ucap Ramhan bingung. 

“Gua mikirin uangnya,” Fathur
"Owhh, lagi ngomongin gaji toh, kirain apaan," Ramhan
“Kirain apaan, eh gaji itu masalah serius tau!” Fathur ngegas.
“Iya tau, tapi ya nggak usah terlalu serius gitu loh mikirinya. Santai, rileks,” Ramhan
menepuk-nepuk paha Fathur.

Mobil yang mereka naiki sampai di rumah Fathur. 

“Sudah, istirahat saja sana, jangan dipikirkan," Ucap Ramhan sambil tersenyum.
“Okelah, makasih banyak ya sudah mau mengantar sampai ke rumah,” ucap Fathur.
“Aman-aman, ya sudah, gua balik yaa!” Ramhan mengangkat tangannya.
“Ya, hati hati!" Fathur balas mengangkat tangan.

Fathur tinggal di rumah yang sederhana, tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek. Dia hidup
bersama sang adik karena orang tuanya sedang dalam proses penceraian. Sejak kecil, Fathur selalu manjadi pelampiasan orang tuanya hingga tangan kirinya patah dan harus menggunakan gips. Namun, itu adalah cerita lama, sekarang tangan kiri Fathur sudah pulih. 

“Assalaamualaikum,” ucap fathur sambil mengetuk pintu.
“Waalaikuumusallam,” balas Shantika, adik Fathur sambil membuka pintu.
“Eh, Mas Fathur sudah pulang,” lanjutnya dibarengi dengan pelukan erat dan tangisan.

Fathur sudah paham dengan keadaan adiknya yang tidak bisa ditinggalkan jauh oleh
dirinya karena Shantika trauma dengan masa lalu keluarga mereka. Fathur selalu
menjadi pelampiasan sang ayah saat kalah dalam judi dan sang ibu saat pekerjaannya selalu digagalkan olehnya tanpa sengaja.

“Sudah, aku sudah di sini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," Fathur mengusap
rambut adiknya. 
“Tadi di sekolah aku dibully lagi sama Chealsea, Mas!” Shantika merenge
Mendengar hal itu Fathur kaget dan marah. Saat itu juga Shantika langsung
menggenggam tangan kakaknya. Walaupun pernah trauma, Fathur memang tidak pernah
membiarkan sang adik menangis karena suatu hal.

“Tapi aku tidak apa apa Mas," ucap Shantika sambil tersenyum.
“Kau yakin?”kata Fathur.
"Iya, lagi pula dia hanya usil,” Shantika merenggangkan pelukannya.
“Sudah Mas, Mas baru pulang pasti capek kan? Aku sudah masak Mas air panas. Mandi dulu ya, abis itu baru kita makan,” Shantika melepaskan pelukannya sambil tersenyum.

Hari pun mulai berganti malam, di bagian kota adalah tempat yang paling sering di kunjungi
banyak orang, sehingga tempatnya selalu ramai. Berbeda dengan di
pinggir kota, kumuh, kotor, tidak terurus sehingga menjadi kandang kuman. 

Seseorang pria brewokan berjalan dengan santai sambil menghisap rokok bermerk Magnum Filter. Pria itu bernama Nugraha Ali, seorang mantan ketua preman di salah satu wilayah di Bandung.

Ali berjalan menuju seseorang di ujung jalan “Apa kalian anak buah Remi?" tanya Ali dari
kejauhan. 

Mereka tidak menjawab ataupun merespon dan hanya melihat. Ali geram dan langsung menggerakan kakinya "Braaakk!!!!’ satu orang terjatuh dan disusul dua orang
berhasil ditumbangkan.

“Kalian jangan macam-macam sama gua, yang kalian keroyok tadi siang itu anak buah gua!” kata Ali sambil menarik baju salah satu dari mereka.

“Kami hanya dibayar untuk melakukan tugas, tidak lebih dari itu," ucap salah seorang lagi.

“Kalau kalian masih mengganggu gua atau anak buah gua, kalian akan terima
konsekuensinya,” kata Ali.

Ali pun beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Di pinggir kota yang berantakan, 
ternyata tempat sarang dari para begal dan gank motor brandal. Ali berjalan menuju motor kesayangannya, Kawasaki W 175, lalu pergi. Tanpa ia sadari, seseorang memperhatikannya dari jauh.

“Huaaa, capek juga ya,” ucap gio mengucak mata
“Wajar capek mah, jalani saja,” Balas Fandi.
“Ini motor terakhir kan ya,” Gio melihat keadaan sekitar.
“Iya, selesaikan ini setelah itu kita pulang,” kata Fandi.

Di kota, malam tak terasa semakin larut. Di depan mall Huyi, salah satu mall di
kota bandung, seorang anak muda berbadan besar meminum Coca-Cola berjalan menuju salah satu toko handphone. Anak muda tersebut bernama Hafiz.

“Punten Om, mau nyari HP untuk main game," tanya Hafiz sambil meneguk Coca Cola.
“Mangga, nyari tipe apa mas?" balas penjaga Konter.
“Yang paling murah saja Om, hehe, uangnya pas pasan,” kata Hafiz.

Penjaga counter langsung menunjuk HP yang baru saja keluar, “Ini Mas, baru turun nih."

“Berapa harganya ini Om?" tanya Hafiz
“Kita jual harga 2,5 juta aja mas, lagi ada promo,” jawab penjaga Konter.
“Ram internalnya ada yang berapa aja Om?" Hafiz bertanya lagi.
“Yang 128 harganya 2,3 juta, kalau yang 256 pas di 2,5 juta aja Mas," ujar penjaga Konter.

Kemudian Hafiz mengecek saldo yang ada di e-bankingnya, berharap ada saldo lebih agar sisanya bisa ia belikan casing HP yang bagus untuk HP barunya ini. Dan ternyata saldonya cukup bahkan lebih banyak.

“Kok bisa ya?" Hafiz terheran-heran.
“Kenapa Mas?" penjaga Konter ikut bingung.
“Eh, tidak apa-apa om, cuma dapat notif minta maaf dari pacar,” Hafiz tersenyum.
“Langka itu Mas, jarang-jarang loh cewek minta maaf duluan," ujar penjaga Konter.

Hafiz termenung dan memikirkan, apa ini semua ulah abangnya atau ini adalah hadiah dari dia karena berhasil menang turnamen?

“Eee Om, beli HP-nya besok besok saja ya, makasih,” ucap Hafiz terburu-buru dan
bergegas pergi dari Konter tersebut.

Di tempat berbeda, Fandi dan Gio berhasil menyelesaikan motor pelanggan terakhirnya dan mereka segera bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

“Yosshh, kita ketemu lagi besok,” Gio mengulurkan tangannya.
“Sampai jumpa besok sobat," Fandi balas mengulurkan tangan.

Bersambung.....

Penulis: Daffa
Editor: Ega Adriansyah 

Sumber Foto: Pinterest 

Ramadhan kali ini bertepatan dengan momen pasca pemilu, pemilihan presiden dan anggota legislatif. Beberapa hari lagi, 20 Maret 2024 pengumuman hasil pemilu akan diinformasikan kepada publik oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tapi, prediksi kemenangan sudah ada berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan lembaga survei atau pantauan hitung asli yang dilakukan KPU. Untuk pemilihan presiden dan wakilnya, kemenangan diprediksi menjadi milik pasangan 02, Prabowo-Gibran. 

Momen Pemilu kemarin diakui atau tidak, diwarnai banyak drama dan permainan politik. Kemenangan pasangan 02 sendiri kemudian tidak diterima oleh lawan-lawan yakni kubu 01 dan 03. 

Saat ini, dua kubu yang kalah sedang melawan dengan senjata "angket". Sebuah senjata yang dimiliki oleh para wakil rakyat di lingkungan parlemen. Entah hasilnya nanti akan seperti apa, yang jelas, perlawanan melalui angket itu memang tidak akan mengubah hasil pemilihan. Dalam tulisan ini, saya pun tidak akan mengulas mengenai itu. 

Biarlah urusan angket menjadi fokus lawan-lawan politik pasangan 02 dengan koalisinya, Koalisi Indonesia Maju (KIM). Mumpung Ramadan, tulisan ini dibuat untuk mengajak kita semua evaluasi, khususnya mengevaluasi apa yang telah terjadi dan menjadi kontroversi ketika Pemilu dan sebelum-sebelumnya. Pemilu 2024 ini, seperti diketahui banyak unsur-unsur di luar "nurulnya". Penguasa secara terang-terangan memihak untuk meloloskan kepentingan segelintir pihak, konstitusi juga dilabrak, diutak-atik. 

Di samping itu, selama prosesnya, semua antek-antek untuk tidak menyebut pegawai pemerintah juga ikut camput. "Pipilueun" memenangkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Antek-antek itu kemudian menggunakan berbagai instrumen kebijakan untuk memuluskan kepentingannya. Kebijakan sembako untuk masyarakat, bantuan sosial dan sebagainya. Semua itu disalahgunakan menjadi amunisi kampanye. Meski timbul dalih dan perdebatan, toh banyak pihak yang menduga kuat ada kecenderungan ke arah sana. 

Bulan Ramadhan ini, harus membuat kita semua dan pihak-pihak yang terlibat dan memperhatikan proses pemilu merenung, apa yang telah dilakukan ketika pemilu, atau sebelum-sebelumnya yang kurang sesuai dengan prinsip agama, yang melanggar aturan dan merugikan rakyat awam, semua harus diingat sebagai sebuah kekhilafan dan kesalahan yang perlu diperbaiki. Kesannya memang agak naif, tapi siapa tahu "barokah" bulan Ramadhan bisa membuat hati kita dan orang-orang tergerak. 

Bagaimanapun, saya merupakan rakyat biasa, wong cilik yang merasa prihatin dengan kondisi politik dan kenegaraan di Indonesia. Lebih-lebih lagi setelah melihat dan mengikuti proses Pemilu kemarin. Ada ketakutan dan kekhawatiran tersendiri menyelimuti hati nurani, apa yang akan terjadi pada bangsa setelah ini? Apakah sikap-sikap penguasa dan segelintir elit akan terus seperti itu sampai beberapa waktu yang tidak bisa ditentukan (minimal satu periode kekuasaan)? 

Ambisi manusia memang terkadang begitu mengerikan. Apalagi ambisi yang dimiliki oleh orang-orang yang punya power. Entah itu kekuasaan, kekayaan dan seterusnya. Meski beragama, terkadang sisi agamis itu dilupakan dan kalah oleh kekuatan sebuah ambisi dan nafsu. 

Di bulan Ramadhan ini, saatnya ambisi dan nafsu-nafsu yang mendorong untuk berlaku kurang bijak kita kekang, jangan dipelihara. 

Para penguasa, wakil-wakil rakyat dan pemangku kepentingan lain harus mulai menyadari tugasnya sebagai pelayan rakyat. Sebagai pemimpin, perlu diingat bahwa menjadi pemimpin artinya memikul tanggung jawab. Terlebih memimpin orang lain yang jumlahnya banyak, pikulan tanggung jawab itu tentunya semakin berat. Dan di hari kemudian (akhirat), kelak semua tanggung jawab itu akan dimintai pertanggungjawaban. 

Bagi orang yang beragama, hal ini mestinya bisa menjadi sebuah pukulan dan peringatan keras. Tapi memang tergantung orangnya. Sebab beragama terkadang hanya formalitas dan identitas lahir, secara batiniah tidak mencerminkan sikap-sikap beragama. Namun tidak ada yang mustahil di hadapan Allah. 

Maka saya berharap Allah melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya bagi kita semua, para pejabat sampai rakyat biasa. 

Semoga dengan hidayah dan rahmat-Nya, kita semua bisa mengevaluasi dan menyadari apa yang selama ini menjadi kekeliruan. Semoga kelak evaluasi dan kesadaran itu juga mampu menciptakan sebuah perubahan yang revolusioner. Mampu mengubah wajah bangsa menjadi lebih baik, mampu menyelesaikan masalah-masalah rumah tangganya (di lingkup ekonomi, sosial, pendidikan) dan mampu meraih cita-cita yang diimpikan bersama (Indonesia Emas 2045 dan Net Zero Emission tahun 2050).

Tentunya, ramadhan yang baik ini jangan hanya dijadikan sebagai bulan evaluasi secara kolektif. Secara individu, kita juga perlu menjadikan ramadan sebagai waktu untuk muhasabah diri. 

Ramadhan harus membuat kita menjadi pribadi yang lebih beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Semoga kita semua berhasil meraih kemenangan di bulan yang di dalamnya terdapat momen Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur'an. 


Penulis: Ega Adriansyah 

Editor: Zahra Mega 





 

Sumber Foto: Annita Syari'ach 

Cirebon, LPM FatsOeN - Sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) mengadakan audiensi dengan Wakil Rektor III di Gedung Rektorat pada Rabu (13/3). Audiensi ini dilakukan sebagai respons terhadap kekosongan kepengurusan Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) yang terjadi akibat pembatalan formatur terpilih.

Kekosongan kepengurusan ini menjadi sorotan utama dalam pertemuan tersebut. Hampir semua UKM-UKK menolak pembentukan panitia baru, mengingat waktu yang dibutuhkan lebih lama. Alasan penolakan ini didasarkan pada aturan Pedoman Organisasi Kemahasiswaan (POK) yang mengatur hal tersebut.

Namun terlepas audiensi tersebut, salah satu peserta audiensi UKM-UKK mengungkapkan terdapat kerancuan pada sistem POK. Bukan hanya permasalahan periode sebelumnya, namun ketika setelah pemira terakhir yang dilakukan IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada tahun 2017 silam. 

"2017 itu Warek III (Farihin) membekukan Dema dan Sema Institut. Beku, tiba-tiba enam bulan kemudian, ada ketua Dema-Sema terpilih. Semua mahasiswa diam tak ada yang tahu. Kok bisa? Kemudian gantilah ke pak Ilman, Warek III 2020 bikin POK keterwakilan," ujar salah seorang pembicara audiensi sebagian UKM-UKK.

Selanjutnya, hampir semua UKM-UKK mempertanyakan tugas, fungsi dan isi dari Sema-Dema Fakultas, serta peran Ilman selaku Wakil Rektor II, yang menjadi sorotan dalam pembatalan formatur terpilih sebelumnya.

Di sisi lain, Hajam selaku Wakil Rektor III, diberikan tanggung jawab untuk melakukan perundingan dengan Dekanat di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) dan aksi aliansi ormawa fakultas guna mencegah masalah yang berkepanjangan.
"Kebetulan bapak diamanahi oleh rektor untuk melakukan audiensi kepada para Dekan Fakultas" ujar Hajam selaku Warek III

Dengan begitu terdapat keselarasan tujuan audiensi UKM-UKK, aksi aliansi ormawa, serta penciptaan ruang dialektis di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Sehingga hak yang terdapat di setiap ormawa IAIN Syekh Nurjati Cirebon, termasuk UKM-UKK tidak mengalami ketimpangan.

Harapan dari UKM-UKK selanjutnya yakni elemen yang terlibat turut dihadirkan dalam forum. Diantaranya Aliansi Oramawa Fakultas, UKM-UKK dan PPMI yang merupakan Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kemudian jajaran Dekan fakultas dan Wakil Rektor III selaku pemangku jabatan dan yang memiliki wewenang.


Penulis : Raihan Athaya
Editor : Tina Lestari

 

Sumber Foto: Pinterest

 Dalam bulan Ramadan yang penuh berkah ini, umat Muslim di seluruh dunia berpuasa sebagai bagian dari ibadah mereka. Namun, bagi sebagian orang, menjaga kesehatan pencernaan selama puasa bisa menjadi tantangan, terutama bagi yang menderita asam lambung. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perlu adanya perubahan pola makan dan kesadaran diri yang lebih besar.
Saat berpuasa, pola makan berubah secara signifikan. Waktu untuk makan dan minum terbatas, yang dapat mengarah pada konsumsi makanan yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat. Untuk beberapa orang, ini dapat menyebabkan peningkatan gejala asam lambung seperti mulas, rasa terbakar di dada, dan ketidaknyamanan lainnya.
Untuk mengatasi hal ini, berikut tips mengatasi asam lambung saat berpuasa:

1. Memilih makanan dengan teliti 
Hindari makanan berlemak, pedas, asam, dan berkafein. Pilihlah makanan yang rendah lemak, tinggi serat, dan mudah dicerna seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Sumber Foto: Pinterest 
2. Perhatikan Waktu dan Porsi Makan
Berbuka puasa dengan makanan ringan terlebih dahulu, seperti kurma dan air putih, sebelum menikmati hidangan utama. Hindari makan terlalu cepat atau terlalu banyak, berikan waktu bagi tubuh untuk mencerna makanan secara perlahan.

Sumber Foto: Pinterest 
3. Hindari Minuman Berkafein dan Bersoda
Minuman berkafein dan bersoda dapat meningkatkan produksi asam lambung. Lebih baik pilih minuman seperti air putih, jus buah, atau teh herbal.
Sumber Foto: Pinterest 
4. Habis makan jangan langsung tidur 
Hindari makan dalam posisi terlentang atau berbaring, karena hal ini dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Lebih baik makan dalam posisi duduk atau berdiri.
Sumber Foto: Pinterest
5. Jaga Aktivitas Fisik
Berolahraga ringan seperti berjalan-jalan setelah berbuka puasa dapat membantu meningkatkan pencernaan dan mengurangi gejala asam lambung. 
Sumber Foto: Pinterest
6. Minum Air Putih yang Cukup
Pastikan untuk tetap terhidrasi dengan baik antara waktu berbuka dan sahur dengan minum air putih yang cukup. Air putih dapat membantu menjaga produksi asam lambung tetap stabil.
Sumber Foto: Pinterest
7. Mengonsumi obat maag
Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran yang sesuai mengenai pengaturan pola makan dan pengelolaan asam lambung selama puasa.
Sumber Foto: Pinterest 

Jika mengalami gejala asam lambung yang serius atau berkelanjutan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dalam suasana bulan Ramadan yang penuh rahmat ini, mari tingkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan pencernaan selama puasa. Dengan memperhatikan pola makan yang sehat, memperhatikan waktu dan porsi makan, serta mendengarkan tubuh dengan baik, kita dapat mengatasi masalah asam lambung dan menjalani ibadah puasa dengan nyaman dan khusyuk.

Penulis: Tina Lestari

 

Sumber Foto: Pinterest 

Dimasa perkuliahan ini
Para pemimpin terdiam kembali
Di depan rektorat mahasiswa menanti
Tolak kebijakan yang anti hati nurani

Suara lantang di kanan, suara melenting di kiri
Seperti alunan suara yang tak pernah mati
Kau gores dengan noda yang pilu 
Demi sekejap kenikmatan yang tabu

Kau curi hak kami
Kau biarkan kami menderita
Tapi kau?
Seakan menari-nari diatas penderitaan kami

Lihat kami!

Apa tak kau lihat perjuangan kami?
Ah, sang petinggi kampus. ingatkah akan janji?

Ooo... Sungguh! Petinggi kampus sedang sakit

Keletihan kami 
Hanya demi sebuah demokrasi 

Lihat kampus ini!
Sudah tiada kah hati?
Sudah tiada kah mata?
Hingga tak pernah kau lihat kami

Lalu, kami harus kemana ?
Kami memang tak mampu balas dirimu
Karena sang Kuasa yang akan balas dirimu
Sejarah tak pantas mencatat hadirmu

Penulis: Maldini