Tanggerang Selatan, LPM FatsOeN - Sivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menginisiasi 'Forum Terbuka' sebagai respon atau pernyataan sikap tegas terhadap pelanggaran kode etik yang terjadi dalam penyelenggaraan pemilu 2024. Forum itu digelar pada Senin (5/2), di Landmark UIN Jakarta bersama para mahasiswa dan alumni UIN.
Seorang mahasiswa yang ikut dalam forum tersebut mengatakan, presiden dan jajarannya sudah terlalu jauh turut campur dalam proses penyelenggaraan pemilu. Padahal, dalam undang-undang atau aturan negara, presiden dianjurkan untuk netral.
"(Presiden) Sudah terlalu jauh offside-nya, kalau tidak ada yang memperingati, tidak ada yang mempeluit, bahaya untuk ke depannya," ujar Azhim, nama mahasiswa tersebut.
Menurutnya, pelanggaran-pelanggaran etik dalam pemilu saat ini harus dihentikan. Terlebih oleh pelakunya seperti presiden dan lain-lain. Hal ini bukan semata-mata untuk tujuan elektoral atau menggembosi suara salah satu pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden yang menjadi sorotan dalam kasus-kasus pelanggarannya.
"Tapi atas dasar keresahan (sivitas akademika), mahasiswa, alumni, bahkan masyarakat. Jika tidak dicegah (atau dihentikan), pasti akan berpengaruh buruk pada kestabilan (politik dan sosial) di lingkungan masyarakat," lanjutnya.
Pelanggaran kode etik yang membuat resah sendiri meliputi keberpihakkan presiden, menteri dan Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada salah satu paslon, dan perihal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang kontroversial dan membuat ketuanya dipecat dari MK karena terbukti melanggar aturan etika ketika diproses oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
Selain itu, Azhim juga menanggapi para mahasiswa yang terafiliasi sebagai pendukung paslon 02. Tanpa mengurangi rasa hormat dan prefensi atau hak pilih politik seseorang, ia bertanya landasan apa yang membuat mahasiswa memilih calon pemimpin yang mempunyai rekam jejak pelanggaran HAM dan etik.
"Apa landasan para mahasiswa yang membuat mereka memilih calon pemimpin (negeri) yang mempunyai rekam jejak pelanggaran HAM (dan etik)?"
Menutup keterangannya ketika diwawancara oleh reporter LPM FatsOeN, dia mengutip sebuah kalimat yang populer dan keluar dari mulut seorang tokoh pahlawan Indonesia yang namanya masyhur, yakni Tan Malaka.
"Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki anak muda." Imbuhnya.
Penulis: Raihan Athaya
Editor: Ega Adriansyah
Posting Komentar