Sumber Foto: Zakariya Robbani
Calon Pengurus Sema-u dan Dema-u
Cirebon, LPM FatsOeN - Iman Sariman memilih mundur sebagai Ketua Pelaksana Pemilihan Mahasiswa Universitas (PPMU). Keputusan itu diambilnya karena agenda Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) berpotensi kembali diundur.
Potensi itu terlihat ketika tahap wawancara pengurus Sema-u dan Dema-u dilakukan di gedung Audit Rektorat Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC).
Dalam tahap wawancara ini, sekitar 15 calon pengurus Sema-u dan Dema-u hadir. Wawancara sendiri dilakukan oleh Wakil Rektor (Warek) III UIN SSC, Prof. Dr. Hajam, M.Ag.
Sebelum mewawancarai calon pengurus Sema-u dan Dema-u, Warek III memberikan beberapa kata pengantar dan mengajukan opsi mengenai konsep wawancara. Semua calon pengurus menyepakati konsepnya dilakukan secara kolektif (berkelompok). Bukan satu orang satu orang.
Berdasarkan hasil pengamatan, Warek III mengajukan lima pertanyaan kepada peserta wawancara.
Pertama, mengenai kesiapan untuk memenuhi persyaratan menjadi calon Sema dan Dema; kedua, mengenai kesediaan untuk komitmen menjadi pengurus Sema dan Dema selama satu periode ke depan; ketiga, kesiapan untuk mengikuti aturan lembaga yang terdapat pada Pedoman Organisasi Kemahasiswaan (POK); keempat, bersedia untuk tidak terpapar organisasi ekstralis; dan terakhir mengenai kesediaan untuk tidak terlibat dalam kasus kekerasan seksual dan serupanya.
Setelah semua pertanyaan dijawab oleh peserta, ada beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh sebagian peserta dan kemudian memicu perdebatan. Pertanyaan itu berkaitan dengan regulasi yang dijalanakan oleh PPMU dan yang terdapat dalam POK. Utamanya pada poin pertama, yang membahas tentang persyaratan menjadi pengurus dan kandidat Ketua dan Wakil Ketua Sema Dema.
Perdebatan ini terjadi cukup lama dan panas. Puncaknya terjadi ketika Warek III meninggalkan ruangan wawancara karena ada sesuatu urusan yang mesti diselesaikan. Antar peserta saling ngotot satu dengan yang lain dan membuat proses wawancara memakan waktu yang lama. Bahkan sampai saat tulisan ini terbit juga belum selesai.
Karena itulah Iman memilih mundur. Menurutnya, hal ini bukan sikap yang kurang bertanggung jawab. Dia hanya khawatir agenda Pemilwa diundur kembali. Jika diundur, tentu dirinyalah yang paling menjadi sorotan. Maka dia berpesan kepada semua peserta untuk audiensi saja. Dia tidak akan ikut campur.
"Silakan audiensi, adakan pertemuan, saya mundur," tegas Iman.
Penulis: Raihan Athaya
Editor: Ega Adriansyah
Posting Komentar