Praktik Pembuatan Peta-Peta Timbul
LPM FatsOeN, IAIN Cirebon – Minggu, (24/12) Mahasiswa jurusan Tadris IPS semester 5 IAIN Syekh Nurjati Cirebon berhasil membuat peta timbul. Peta timbul ini dibuat sebagai tugas UAS mata kuliah 'Keterampilan Membuat Peta' yang diampu oleh dosen Ilham Pamungkas, M.Pd.
Pembuatan peta timbul ini dilakukan oleh 32 mahasiswa dengan berbagai macam tema, mulai dari peta relief Indonesia, peta relief Jawa Barat, hingga peta relief Cirebon. Proses pembuatan peta timbul ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 2 minggu.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat peta timbul ini antara lain kayu triplek, balok kayu kecil, cat, kertas hvs dan koran bekas, serta alat-alat penunjang lainnya seperti penggaris, kuas, spidol, pulpen dan lain-lain.
Proses pembuatan peta timbul dimulai dengan mengukur dan memotong triplek seluas 80x80 cm2. Kemudian, diukur kembali bagian yang digunakan sebagai frame peta. Setelah itu, baru mulai menggambar sketsa dari peta daerah atau negara mana yang akan dibuat.
Setelah selesai menggambar sketsa, barulah mulai proses pembuatan bubur kertas yang nantinya akan menjadi media agar peta terlihat timbul dan memiliki kontur. Caranya adalah dengan menghancurkan terlebih dahulu kertas hvs dan koran bekas. Setelah hancur, kemudian dilakukan proses perendaman selama 24 jam sampai mendapatkan tekstur bubur kertas yang diinginkan.
Sebelum bubur kertas digunakan, campurkan terlebih dahulu dengan tepung kanji dan lem agar bubur dapat menempel dengan kuat pada media triplek. Barulah setelah itu mulai proses menempelkan bubur kertas pada triplek sesuai dengan sketsa peta yang dibuat.
Ketika membuat Peta Timbul, hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah menyesuaikan ketebalan bubur kertas dengan topografi daerah yang dibuat, seperti pegunungan, dataran rendah serta kontur-kontur yang akan ditimbulkan. Kemudian, jemur peta selama kurang lebih 2 hari jika cuacanya cerah dan panas. Namun, jika cuacanya sedang mendung atau hujan bisa sampai membutuhkan waktu selama 7 hari.
Setelah bubur kertas pada peta kering, maka siap untuk proses pengecatan. Cat yang digunakan boleh menggunakan cat air atau cat kiloan guna harga yang lebih terjangkau. Dimulai dengan menggunakan cat warna biru untuk menggambarkan lautan, kemudian cat hijau untuk menggambarkan dataran rendah, dan kemudian diikuti oleh warna kuning sampai orange untuk menggambarkan dataran yang lebih tinggi atau kontur dari pegunungan.
Terakhir, masukan unsur-unsur yang harus ada pada peta itu sendiri, yaitu judul peta, identitas dari instansi atau pembuat peta, legenda, skala, sumber peta, insert, serta arah mata angin.
Ke depan, hasil karya peta timbul ini akan didistribusikan kepada sekolah-sekolah SMP/Sederajat di sekitar kota dan kabupaten Cirebon atau sekitarnya yang telah bermitra dengan kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Harapannya, peta timbul ini bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang efisien serta berguna bagi siswa dalam memahami konsep dan data yang disajikan dalam sebuah peta.
Ilham Pamungkas, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah 'Keterampilan Membuat Peta' mengatakan bahwa pembuatan peta timbul ini merupakan salah satu bentuk penerapan teori-teori yang telah dipelajari oleh mahasiswa. Selain itu, pembuatan peta timbul ini juga bisa menjadi media pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi siswa.
"Peta timbul ini bisa menjadi media pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi siswa. Karena, siswa bisa langsung melihat bentuk relief dari suatu wilayah secara nyata. Selain itu, peta timbul ini juga bisa membantu siswa dalam memahami konsep dan data yang disajikan dalam sebuah peta," ujar Ilham.
Penulis: Baban Heri Mardiansah & Rizal Nurdiansyah
Editor: Akhmad Jiharka