Sumber Foto : Annita


Penemuan botol bekas minuman anggur merah di Graha Sekretariat UKM Kampus nampaknya menjadi hal yang tidak aneh lagi, hal ini menuai keprihatinan mendalam, "Apakah ini menjadi hal yang biasa sehingga mahasiswa yang menempati ruangan tersebut tidak mengindahkan atau melaporkannya?". 

Kejadian ini memunculkan pertanyaan serius mengenai nilai-nilai dan identitas sebagai kampus Islam yang seharusnya dipegang teguh oleh lembaga pendidikan seperti IAIN.


Sebagai kampus Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon seharusnya menjadi tempat yang mengajarkan dan mempraktikkan nilai-nilai agama dalam semua aspek kehidupan kampus. Islam memiliki pedoman yang jelas mengenai konsumsi minuman beralkohol, termasuk anggur merah. Oleh karena itu, penemuan botol bekas minuman anggur merah di Graha Sekretariat UKM merupakan tanda kekhawatiran serius tentang sejauh mana nilai-nilai agama diterapkan di kalangan mahasiswa dan staf kampus.


Kampus bukan hanya tempat untuk mencari ilmu akademis, tetapi juga tempat untuk membentuk karakter dan moralitas. Kampus Islam seharusnya menjadi tempat yang memperkuat dan menguatkan iman, serta membentuk individu yang memiliki moralitas yang tinggi. Namun, penemuan ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara nilai-nilai yang diwariskan oleh agama dan praktek sehari-hari di kampus.


Ini menggugah pertanyaan mendasar tentang bagaimana perguruan tinggi islam mengambil tanggung jawab dalam mendidik generasi muda. Sementara tindakan individu mungkin tidak selalu mencerminkan seluruh kampus, sebagai lembaga pendidikan, IAIN perlu menjalankan peran aktif dalam merumuskan lingkungan yang mendukung pertumbuhan rohaniah dan moralitas.


Untuk merepresentasikan sebagai kampus Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus mengambil langkah-langkah tegas termasuk penyelidikan menyeluruh untuk menyidak pelaku, memberikan sanksi yang pantas, dan lebih dari itu.


Penting bagi IAIN untuk berfokus pada pendidikan yang holistik, yang tidak hanya mengejar prestasi akademis, tetapi juga membentuk individu yang berakhlakul karimah sesuai visinya.



Penulis: Tina Lestari

Editor: Akhmmad J.

Ilustrasi terkait Overthinking
canva.com/Akhmmad J.


Waktumu habis,

Diganyang berkian hasutan sesat!


Melamun,

Menggambar suram dalam pikiran

Sesak, penuh debu, dan abu bekas pembakaran otak

Meninggalkan ampas, lagi nihil dan nirguna

Sembab, membanjiri muka dengan air mata

Menghayal juga percuma

Jadi apa diri ini niscaya?

Yang ada hanyalah halusinasi belaka

Sebab, sudah buang waktu yang tiada akhirnya


Penyesalan, juga terlampau tiada berakhiran

Menyusul pula lirih pedih dalam kebimbangan

Kala mengasah diri dengan nestapa

Masa depan bak gubuk derita!


Penulis: Aji Harka 


Sumber Foto: Dokumenter Panitia PBAK FDKI


LPM FatsOeN, IAIN Cirebon — (22/08) IAIN Syekh Nurjati Cirebon telah merampungkan acara PBAK di hari kedua yang berfokus pada tiap fakultas masing-masing.


Kelima fakultas mengadakan acara PBAK serempak pada Selasa, (22/8) 2023 sekaligus acara PBAK Fakultas ini berlangsung di lima tempat. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) bertempat di depan gedung FITK Baru. Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) bertempat di gedung Pasca Sarjana. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) bertempat di depan gedung FDKI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) bertempat di halaman gedung rektorat. Fakultas Syariah (Fasya) bertempat di IAIN Cirebon Center (ICC). 


Penyelenggaraan PBAK Fakultas ini dilaksanakan setelah penyelenggaraan PBAK Institut pada Senin, (21/8) yang ditanggungjawabkan kepada tiap DEMA Fakultas dan panita dari tiap fakultas.


Dalam penyelenggaraan PBAK Fakultas tahun ini memiliki ciri dan konsep yang berbeda setiap tahunnya. Dilansir dari keterangan Fahrudin Al Kahfi, Ketua Pelaksana PBAK Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) sebagai salah satu fakultas yang menyelenggarakan PBAK Fakultas, mengatakan bahwa perbedaannya ada pada konsep, koordinasi sampai pada konsumsi di mana tahun lalu diakomodasi langsung oleh DEMA Fakultas. Namun, tahun ini dialihkan kepada DEMA Institut.


Atas perbedaan yang terjadi pada tahun ini. Fahrudin mengeluhkan mengenai peraturan dan teknis yang diatur oleh DEMA-I. Salah satunya terjadi miskomunikasi dari kedua belah pihak mengenai vendor yang bahkan pada pagi hari penyelenggaran PBAK Fakultas, tenda masih belum rampung. Hal ini membuat hambatan pada pelaksanaan acara yang juga harus didekor oleh panitia acara. Kendala lain yang dikeluhkan oleh Fahrudin adalah permintaan akan teknis dan alat untuk kelengkapan PBAK FDKI yang hanya disetujui saja. Namun, dari pihak DEMA-I tidak memberikan apa yang dibutuhkan oleh panitia FDKI.


Terjadinya hal-hal di luar rencana yang dialami Panitia FDKI disebabkan oleh keterlambatan informasi terutama pada informasi vendor yang menyebabkan banyak dari mahasiswa baru kepanasan terutama untuk mahasiswa baru FDKI tahun ini berjumlah sekitar 500 mahasiswa. Fahrudin mengatakan harapannya untuk PBAK Fakultas, "Harapannya acara PBAK untuk ke depannya lebih mengedepankan apa yang dibutuhkan oleh pihak-pihak fakultas. Harus dikomunikasikan lagi terus juga harus jelas konsumsi untuk siapa dan lebih tepatnya harus menjaga persaudaraan."


Penulis : Hanipah

Reporter : Hanipah, Fatika, Myla

Editor: Akhmad J.

P2B, Tragedi Nasi Basi

     Empat hari yang lalu Mahasiswa Baru IAIN Syekh Nurjati Cirebon tengah melaksanakan rangkaian PBAK. Mulai dari Institut sampai Fakultas, tetapi dibalik rangkaian acara besar tersebut terdapat tragedi yang belum pernah terjadi pada PBAK tahun sebelumnya yakni, adanya catering dengan nasi basi.

     Nasi catering yang dibagikan untuk Mahasiswa Baru tersebut ada beberapa yang bau dan tidak layak makan. Mahasiswa yang mendapatkan nasi basi tersebut merupakan anak dari Jurusan HKI. Mahasiswa tersebut mengaku "sakit perut dan merampang badannya," jawabnya saat ditanya di grup Camaba HKI setelah memakan nasinya. Pada awalnya Mahasiswa tersebut ingin memfoto nasinya yang terdapat putih-putih tapi bukan bumbu, namun karena lapar sekali, Mahasiswa tersebut mengelapnya dan tetap memakannya. Di grup Camaba HKI itu juga ada Mahasiswa yang bilang bahwa dagingnya juga bau.

   Perlu diketahui bahwa nasi yang dibagikan kepada Mahasiswa Baru saat PBAK kemarin adalah nasi catering yang dikoordinir dari pihak P2B bersama dengan pihak PBAK Institut.

  P2B merupakan singkatan dari Pusat Pengembangan Bisnis di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Melalui surat keputusan yang diturunkan oleh Rektor pada, (14/7) tentang pengadaan snack dan catering yang dilakukan di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus melalui (diwajibkan) dari pihak P2B.


  Dari adanya keputusan tersebut maka yang mengoordinir snack box dan catering harus dari P2B. Perlu diketahui juga bahwa catering yang dibagikan saat PBAK fakultas kemarin juga berasal dari kordinir P2B dengan Dema-I sebagai perantara konsumsinya, dan ternyata ada juga nasi yang basi dan tidak. Nasi basi tersebut diterima oleh panitia PBAK Fakultas Ushuluddin dan Adab. Mereka yang mendapatkan nasi itu mengaku basi, bumbunya kecut dan ayamnya biru seperti ayam tiren. Meskipun hal ini tidak berlaku ke semuanya. Terang dari pihak Dema-I mengatakan bahwa tidak ke semuanya mendapatkan nasi yang basi.


Ilustrasi: Zakariya Robbani 

Penulis: Ami

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN

Foto: Arina Nurul Badriyah

Berfoto di Depan Rumah Adat Tongkonan (Rumah Adat Tana Toraja).


Skema Kuliah Kerja Nyata Nusantara Moderasi Beragama (KKNMB) mulai dibuka Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, melalui proses penyeleksian dari 1-7 Juni 2023. Ahmad Rizki Alimudin, mahasiswa dari Jurusan Hukum Keluarga Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon adalah salah satu dari 3 mahasiswa yang lolos seleksi untuk mengikuti skema KKN ini. Program ini berlangsung dari 13 Juli hingga 26 Agustus 2023 dan diikuti 324 mahasiswa lintas agama dari 52 perguruan tinggi keagamaan di Indonesia. Semangat dan antusias mengikuti Skema Kuliah Kerja Nyata Nusantara Moderasi Beragama (KKNMB) ini, karena yakin pengalaman ini akan memberikan wawasan yang berharga dalam memahami dinamika sosial budaya dan agama serta sikap moderasi beragama di Tana Toraja.

Pada tanggal 12 Juli 2023 seluruh peserta KKNMB ini melakukan pembekalan di kampus IAIN Parepare yang merupakan tuan rumah dari KKN skema ini, 324 mahasiswa ini dibagi menjadi 30 kelompok/posko dan ditempatkan di 30 Lembang/Desa yang berbeda di kabupaten Tana Toraja. Saya dan kelompok ditugaskan untuk tinggal di Lembang Madandan, sebuah Lembang yang kaya akan adat istiadat dan kearifan lokal.

Perjalanan dimulai pada 13 Juli 2023, ketika saya dan teman-teman tiba di Tana Toraja. Kami disambut dengan hangat oleh masyarakat setempat yang ramah dan penuh keramahan. Minggu pertama, saya langsung terjun ke lapangan melakukan riset untuk memahami dinamika sosial budaya dan agama masyarakat di sini. Saya belajar tentang adat istiadat Toraja yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Adat istiadat di sini bukan hanya sekadar tradisi, tapi juga cerminan dari filosofi hidup dan pandangan kosmos yang unik.

Salah satu adat yang menjadi perhatian saya adalah upacara adat rambu solo' dan rambu tuka'. Rambu solo' adalah upacara pemakaman yang dianggap sebagai salah satu upacara adat paling penting di Toraja. Prosesi pemakaman ini melibatkan persiapan yang kompleks dan melibatkan seluruh anggota keluarga dan masyarakat. Rambu tuka', di sisi lain, adalah upacara yang sifatnya suka cita atau syukuran. Upacara ini biasanya diperuntukkan untuk perayaan seperti, syukuran rumah, hasil panen yang baik dan kegembiraan lainnya. Kedua upacara ini menunjukkan betapa besar perhatian Toraja terhadap nilai-nilai keluarga dan upacara keagamaan.

Tidak hanya itu, saya juga belajar tentang Tongkonan, rumah tradisional suku Toraja yang merupakan simbol penting dalam kehidupan mereka. Tongkonan adalah rumah adat yang memiliki bentuk unik dengan atap yang tinggi menjulang. Bangunan ini memiliki arti sakral, melambangkan status sosial, dan menjadi pusat upacara adat serta ritual keagamaan masyarakat Toraja.

Setelah memahami adat istiadat, saya dan kelompok melakukan pemetaan wilayah secara mendalam. Mereka mendokumentasikan lokasi-lokasi penting, tempat ibadah, rumah adat, dan tempat-tempat keramat. Pemetaan ini menjadi langkah awal untuk memahami interaksi sosial dan hubungan keagamaan di masyarakat setempat.

Minggu-minggu berikutnya, saya aktif menghadiri berbagai acara adat dan keagamaan di Tana Toraja. Mereka terlibat dalam berbagai prosesi upacara, mulai dari upacara adat hingga kegiatan keagamaan seperti perayaan hari besar agama. Saya merasa terpukau dengan keindahan dan kedalaman makna di balik setiap acara yang dihadirinya.

Selama menjalani KKNMB, saya juga belajar mengenai toleransi dan kerukunan antaragama yang menjadi perekat masyarakat Tana Toraja. Meskipun mayoritas masyarakatnya adalah penganut agama Kristen Protestan dan Katolik, tetapi mereka hidup berdampingan dengan harmonis dengan minoritas agama lain, termasuk Islam dan agama-agama tradisional. Kehidupan multikultural ini menjadi inspirasi bagi saya untuk lebih mengedepankan nilai-nilai keberagaman dan toleransi di masa depan.

Setelah beberapa minggu tinggal di Lembang Madandan, saya dan kelompok merasa sudah memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika sosial budaya dan agama di Tana Toraja. Mereka pun menyadari betapa pentingnya menjaga harmoni dan toleransi antaragama dalam menjaga kerukunan di tengah-tengah keberagaman masyarakat tersebut.

Berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang didapat, kami merumuskan program kerja yang melibatkan semua tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemerintahan dalam upaya mendukung kampung Moderasi di Lembang Madandan. Program ini diberi judul "Menuju Kampung Moderasi, Memperkokoh Lingkungan Inklusif dan Harmoni di Tengah Keberagaman."

Salah satu program unggulan dalam upaya mencapai tujuan tersebut adalah mendirikan sebuah rumah baca untuk pemuda dari lintas agama. Rumah baca ini bertujuan untuk menjadi tempat pembelajaran, diskusi, dan interaksi antar pemuda dari berbagai latar belakang agama. Dengan adanya ruang tersebut, diharapkan pemuda dapat lebih memahami satu sama lain, menghormati perbedaan, dan bersama-sama membangun lingkungan yang inklusif.

Selain itu, saya dan kelompok juga merencanakan pendirian Monumen Kampung Moderasi. Monumen ini akan dibangun dengan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat Lembang Madandan. Tujuan dari monumen ini adalah sebagai simbol keberagaman dan harmoni di kampung tersebut, yang selalu mengingatkan masyarakat akan pentingnya mempertahankan sikap moderat dan saling menghormati dalam beragam keyakinan.

Program kerja lainnya yang dirumuskan oleh saya termasuk kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan dan keagamaan bersama yang melibatkan seluruh warga kampung, seperti mendirikan taman obat keluarga (TOGA), bakti sosial, kegiatan kebersihan, seminar tentang toleransi beragama, terlibat aktif mengisi khutbah Jum'at dan pengajian, serta berbagai acara budaya yang menampilkan kekayaan tradisi masyarakat Tana Toraja.

Dalam merumuskan program ini, kami secara aktif melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemerintahan. Partisipasi mereka diharapkan dapat memberikan pandangan yang komprehensif dan memastikan program ini mendapatkan dukungan penuh dari seluruh masyarakat Lembang Madandan.

Sebagai seorang mahasiswa yang aktif di bidang akademik, saya juga memiliki rencana untuk menghasilkan kontribusi yang berarti dalam bentuk tulisan. Menyadari pentingnya mendokumentasikan perjalanan dan hasil KKNMB mereka, saya merencanakan artikel untuk publikasi jurnal. Untungnya, selama disini saya telah mengikuti kegiatan academic writing jurnal mimikri yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Kementerian Agama Makassar, sehingga ia memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penulisan artikel ilmiah.

Artikel jurnal yang akan ditulis oleh saya berfokus pada hasil riset dan temuan mereka tentang dinamika sosial budaya dan agama di Tana Toraja, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mendukung kampung Moderasi di Lembang Madandan. Artikel ini diharapkan dapat menjadi sumbangan berharga dalam memperluas pemahaman tentang moderasi beragama dan kerukunan di masyarakat.

Selain artikel jurnal, saya dan teman-teman juga memiliki rencana pembuatan video dokumenter sebagai sarana untuk melihat secara langsung sikap moderasi atau sikap toleransi yang sudah tertanam dalam masyarakat Tana Toraja. Video ini diharapkan dapat menggambarkan secara visual bagaimana masyarakat setempat menjalankan adat istiadat dan ritual keagamaan dengan penuh kehormatan terhadap perbedaan agama dan keyakinan.

Dengan video dokumenter, saya ingin mengabadikan momen-momen kebersamaan dalam berbagai upacara adat dan kegiatan keagamaan yang melibatkan berbagai kelompok agama. Kami berharap dapat menyoroti bagaimana masyarakat Tana Toraja secara bersama-sama merayakan perbedaan dan memupuk rasa saling menghargai dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Video ini akan berfokus pada wawancara dengan warga setempat dari berbagai agama, tokoh adat, pemuka agama, dan pemimpin masyarakat. Dengan mendokumentasikan pandangan mereka tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antaragama, video ini akan memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana nilai-nilai moderasi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Lembang Madandan.

Melalui kombinasi tulisan artikel jurnal dan video dokumenter, saya berharap bahwa kontribusinya dapat memperkuat kesadaran tentang pentingnya moderasi dan toleransi dalam menjaga harmoni di tengah keragaman agama dan budaya. Semoga upaya ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat lain dan membantu menciptakan lingkungan inklusif yang harmonis, di mana semua individu dari berbagai latar belakang agama dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghargai.

Kami berharap bahwa avideo dokumenter ini dapat selesai sebelum acara peluncuran kampung Moderasi di Lembang Madandan. Dengan begitu, hasil dari upaya mereka dalam memperkokoh lingkungan inklusif dan harmoni di tengah keberagaman dapat lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat luas. Selain itu, publikasi artikel jurnal dan video dokumenter ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi dan contoh positif bagi daerah lain dalam mengimplementasikan program serupa yang berfokus pada toleransi dan kerukunan antaragama.

Dengan tekad dan semangat yang tinggi, saya dan teman-teman berharap bahwa program "Menuju Kampung Moderasi: Memperkokoh Lingkungan Inklusif dan Harmoni di Tengah Keberagaman" dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat Tana Toraja. Melalui upaya ini, mereka berharap dapat menjaga kerukunan dan harmoni di kampung tersebut sebagai contoh bagi masyarakat lain dalam menghadapi tantangan pluralitas dan keberagaman di Indonesia.


Kontributor Penulis: Ahmad Rizki Alimudin

Sumber Foto: Ariq 

Berfoto di lokasi Markas Koppasus Cijantung


Fitri Ayu Khoirunnisa anggota Resimen Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon terpilih mewakili Korem 063 Sunan Gunung Jati untuk mengikuti Bootcamp TNI AD To Gen Z pada 31 Juli hingga 3 Agustus tahun 2023 bertempat di Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Cijantung.

Bootcamp TNI AD To Gen Z tersebut diselenggarakan oleh TNI AD dan merupakan program khusus dari Kasad TNI AD Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam rangka menjaring pemuda yang kreatif di bidang media sosial modern ini. Bootcamp to Gen Z secara spesifik juga bertujuan menFitri pemuda Indonesia memiliki skill dalam menulis dan menjadi influencer handal dalam merawat kebangsaan di kemudian hari.

Fitri Ayu Khoirunnisa merupakan putri asli kelahiran Cirebon yang bercita-cita menjadi Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) ini aktif sebagai anggota organik Menwa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pengalaman dalam DIKLATSARMIL Resimen Mahasiswa Mahawarman gelombang 2 tahun 2023 yang bertempat di pusdikif turut menjadi bekal Fitri untuk mampu melewati rangkaian tes fisik dan mental dari Kodam III Siliwangi sehingga dapat terpilih untuk mengikuti Bootcamp TNI AD To Gen Z tahun 2023.

Fitri pun sangat bersyukur dan berharap kesempatan mengikuti bootcamp tersebut dapat bermanfaat bagi masa depannya. 

“Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti bootcamp ini dan tentu dengan kegiatan ini dapat menambah relasi pertemanan antar daerah dan saya berharap dengan mengikuti bootcamp ini dapat mengantarkan saya dalam mencapai cita-cita saya,” Ujar Fitri.


Penulis: Ariq Rifqi Musthofa 

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN

Sumber foto: Ibnu
Potret Kegiatan KKN Kelompok 108 di Desa Gesik Tengah Tani Cirebon


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berkolaborasi dari mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan UIN Sunan kalijaga Yogyakarta dilaksanakan di desa Gesik, Blok Babadan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.

Kegiatan Mahasiswa KKN melakukan kunjungan dengan mengamati lingkungan sekitar yang berlokasi di Gesik Tengah Tani. Desa Gesik Tengah Tani Kabupaten Cirebon dikenal sebagai salah satu Desa yang berfokus pada Pertanian.

Luasnya lahan sawah pertanian padi dengan perawatan pupuk dan disiram setiap hari, memungkinkan untuk menghasilkan hasil panen yang baik. Pertanian di Gesik Tengah Tani Cirebon dalam kehidupan pertaniannya seringkali mengandalkan bibit Inpari 32 agar hasil panen lebih tinggi.

"Kalau daun padi mulai berubah warna kuning tandanya ada penyakit, jadi perlu diberikan semacam obat, seperti garam yang ditaburkan ke padi," Ujar Robadi selaku petani Desa Gesik.

Olahan tani berupa padi di Desa Gesik, tengah menjadi Usaha yang gandrung dan memiliki keunggulan antara lain secara tidak langsung telah menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). 

Dapat diketahui, bahwa usaha tani padi adalah kegiatan bercocok tanam dengan komoditi tanaman pangan yang biasanya identik dengan pertanian rakyat. 

Tanaman padi dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani terlebih dahulu, lalu petani menjual sebagian hasilnya untuk menerima pendapatan sebagai modal pada penanaman berikutnya.

Tengah Tani itu sendiri memiliki 8 desa, di antaranya Desa Astapada, Battembat, Dawuan, Gesik, Kalibaru, Kalitengah, Kemlakagede, dan Palir.

"Perawatan tanaman padi dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea." Ucap Robadi.

Ketika Panen, padi tersebut dapat terlihat dengan tanda-tanda yang sudah muncul pada tanaman padi yakni, sudah menguning dan merunduk. Adapun, pencegahan hama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan pestisida.


Penulis: Dita Rosyalita

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN