Ilustrasi Problematika UKT bagi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon Ilustrasi: Zakariya Robbani |
Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan permohonan kepada pihak kampus, para pejabat tinggi, pemangku kepentingan di bidang keuangan dan seterusnya agar bisa memberikan keringanan waktu, berupa perpanjangan durasi pembayaran UKT selama beberapa hari kepada teman-teman mahasiswa. Saya yakin, sejatinya bukan hanya teman-teman yang saya kenal saja yang mengharap adanya keringanan dari segi ini, teman-teman lain yang tidak saya kenal pun sepertinya memiliki harapan yang sama.
Walaupun hanya beberapa hari, saya yakin hal itu akan sangat membantu dan membuat peluang mereka lanjut mengikuti perkuliahan di IAIN menjadi lebih besar. Saya perhatikan, mereka masih sangat menginginkan dan bersemangat menjalani aktivitas pendidikannya di perguruan tinggi. Oleh karena itu, sebagai bagian dari upaya mengakomodir keinginan dan semangat mereka, juga sebagai bagian dari upaya pihak kampus berkontribusi mencetak generasi muda yang unggul, terdidik, dan berkualitas di masa mendatang, memberikan kesempatan dan keringanan waktu pembayaran UKT kepada teman-teman harusnya menjadi sesuatu yang tidak masalah.
Latar belakang ekonomi keluarga dari mahasiswa atau mahasiswi yang kuliah di IAIN berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah, dan ada juga yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas. Bagi mahasiswa atau mahasiswi yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas, soal waktu dan nominal pembayaran UKT setiap semester mungkin menjadi sesuatu yang tidak memusingkan.
Namun, bagi mahasiswa atau mahasiswi yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, tentu soal waktu dan nominal pembayaran UKT ini menjadi sesuatu yang lain, bisa menjadi problem serius atau sesuatu yang memusingkan di setiap semester. Karena mungkin biayanya harus dicari lewat usaha pribadi terlebih dahulu, dengan bekerja sampingan, berjualan, menawarkan jasa, dan seterusnya. Mudah-mudahan, para pejabat kampus, pemangku kepentingan di bagian keuangan, dan lainnya dapat memahami hal yang saya sampaikan ini.
Ke depan, selain rutin menggelar program keringanan UKT dari segi waktu. Harapan saya, mudah-mudahan pihak kampus juga bisa menggelar program keringanan UKT dari segi biaya, khususnya bagi teman-teman yang memang sangat membutuhkan (dibuktikan dengan berbagai macam penguat). Selama ini, setahu saya pengajuan keringanan UKT itu sangat susah. Sudah dua kali saya mencoba membantu teman untuk mendapatkan keringanan biaya UKT (tahun lalu dan tahun sekarang), tetapi hasilnya selalu nihil/gagal. Entah apa yang salah, yang jelas, hal ini sering kali membuat saya geleng-geleng kepala. Apalagi jika upaya pengajuan itu telah dilakukan berkali-kali, dan maksimal. Sampai menguras tenaga, uang bensin, dan lain-lain (dari mahasiswa yang mencoba mengajukan) dan bukannya bagaimana, saya kasihan.
Terakhir, mengamati berbagai macam hal khususnya yang berkaitan dengan sistem pembayaran UKT dan keluhan teman-teman tentang website Smart Campus IAIN, mudah-mudahan, ke depan pihak kampus juga bisa menyederhanakan (sistem atau aturan pembayaran UKT) serta memperbaiki website Smart Campus itu agar semakin baik dan optimal jika diakses oleh teman-teman mahasiswa. Juga untuk teman-teman mahasiswa secara keseluruhan, saya harap tidak menanggapi berbagai macam hal di atas, baik soal waktu dan sistem pembayaran UKT, Smart Campus, dan problem yang ada di kampus lainnya secara berlebihan/reaktif (emosional, yang diiringi tindakan kurang pertimbangan). Saya pikir, itu tidak akan menyelesaikan masalah. Malah bisa menambah masalah. Kita mahasiswa, cara berpikir kita memang harus kritis, tetapi penerapan cara berpikir tersebut juga harus cerdas dan terukur.
Wallahu 'alam
Penulis: Ega Adriansyah
Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN
Posting Komentar