Sumber Foto: Dokumentasi Penulis

Praktik Pembuatan Peta-Peta Timbul


LPM FatsOeN, IAIN Cirebon – Minggu, (24/12) Mahasiswa jurusan Tadris IPS semester 5 IAIN Syekh Nurjati Cirebon berhasil membuat peta timbul. Peta timbul ini dibuat sebagai tugas UAS mata kuliah 'Keterampilan Membuat Peta' yang diampu oleh dosen Ilham Pamungkas, M.Pd.


Pembuatan peta timbul ini dilakukan oleh 32 mahasiswa dengan berbagai macam tema, mulai dari peta relief Indonesia, peta relief Jawa Barat, hingga peta relief Cirebon. Proses pembuatan peta timbul ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 2 minggu.


Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat peta timbul ini antara lain kayu triplek, balok kayu kecil, cat, kertas hvs dan koran bekas, serta alat-alat penunjang lainnya seperti penggaris, kuas, spidol, pulpen dan lain-lain.


Proses pembuatan peta timbul dimulai dengan mengukur dan memotong triplek seluas 80x80 cm2. Kemudian, diukur kembali bagian yang digunakan sebagai frame peta. Setelah itu, baru mulai menggambar sketsa dari peta daerah atau negara mana yang akan dibuat.


Setelah selesai menggambar sketsa, barulah mulai proses pembuatan bubur kertas yang nantinya akan menjadi media agar peta terlihat timbul dan memiliki kontur. Caranya adalah dengan menghancurkan terlebih dahulu kertas hvs dan koran bekas. Setelah hancur, kemudian dilakukan proses perendaman selama 24 jam sampai mendapatkan tekstur bubur kertas yang diinginkan.


Sebelum bubur kertas digunakan, campurkan terlebih dahulu dengan tepung kanji dan lem agar bubur dapat menempel dengan kuat pada media triplek. Barulah setelah itu mulai proses menempelkan bubur kertas pada triplek sesuai dengan sketsa peta yang dibuat.


Ketika membuat Peta Timbul, hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah menyesuaikan ketebalan bubur kertas dengan topografi daerah yang dibuat, seperti pegunungan, dataran rendah serta kontur-kontur yang akan ditimbulkan. Kemudian, jemur peta selama kurang lebih 2 hari jika cuacanya cerah dan panas. Namun, jika cuacanya sedang mendung atau hujan bisa sampai membutuhkan waktu selama 7 hari.


Setelah bubur kertas pada peta kering, maka siap untuk proses pengecatan. Cat yang digunakan boleh menggunakan cat air atau cat kiloan guna harga yang lebih terjangkau. Dimulai dengan menggunakan cat warna biru untuk menggambarkan lautan, kemudian cat hijau untuk menggambarkan dataran rendah, dan kemudian diikuti oleh warna kuning sampai orange untuk menggambarkan dataran yang lebih tinggi atau kontur dari pegunungan.


Terakhir, masukan unsur-unsur yang harus ada pada peta itu sendiri, yaitu judul peta, identitas dari instansi atau pembuat peta, legenda, skala, sumber peta, insert, serta arah mata angin.


Ke depan, hasil karya peta timbul ini akan didistribusikan kepada sekolah-sekolah SMP/Sederajat di sekitar kota dan kabupaten Cirebon atau sekitarnya yang telah bermitra dengan kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Harapannya, peta timbul ini bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang efisien serta berguna bagi siswa dalam memahami konsep dan data yang disajikan dalam sebuah peta.


Ilham Pamungkas, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah 'Keterampilan Membuat Peta' mengatakan bahwa pembuatan peta timbul ini merupakan salah satu bentuk penerapan teori-teori yang telah dipelajari oleh mahasiswa. Selain itu, pembuatan peta timbul ini juga bisa menjadi media pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi siswa.


"Peta timbul ini bisa menjadi media pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi siswa. Karena, siswa bisa langsung melihat bentuk relief dari suatu wilayah secara nyata. Selain itu, peta timbul ini juga bisa membantu siswa dalam memahami konsep dan data yang disajikan dalam sebuah peta," ujar Ilham.


Penulis: Baban Heri Mardiansah & Rizal Nurdiansyah

Editor: Akhmad Jiharka




Dokumentasi Pribadi
Kegiatan Festival Literasi di Kelurahan Panjunan pada (17/9) yang lalu.

Panjunan, Kota Cirebon – Kala biasanya anak muda Gen-Z tengah sibuk-sibuknya dihadapkan pada kesibukan belajar dan berkuliah, tidak dengan Anak-anak muda dan mudi yang satu ini. Berawal dari hobi menggiatkan budaya literasi, berbuahlah Festival Literasi. Festival Literasi di Panjunan diadakan (17/9) di taman Muara Sukalila dengan harapan yang senada dengan tema ˮMerayakan Pengetahuan, Merangkul Perubahan, dan Membangun Masa Depan Penuh Harapanˮ.

Sebagai acara puncak dari kegiatan pengabdian dan fasilitasi pengajaran di Masyarakat. Pustaka Ceria sendiri adalah sebuah inisiasi percontohan komunitas anak muda yang mana sependek visi-misinya untuk menjadikan anak bangsa yang berakhlakul karimah serta menumbuhkan jiwa yang cerdas dan mampu beraktivitas dalam mengamalkan ilmunya.

Inisiatif tadi dapat penulis gambarkan lewat Para relawan yang akan datang ke Muara Sukalila setiap minggunya, mereka bersama-sama mengajak anak-anak yang tinggal di Sukalila dan sekitarnya untuk ikut berkumpul. Lalu, kemudian melakukan proses belajar mengajar. Nah, sebagai momentum akhir dari pembelajaran yang telah dilakukan selama empat bulan ini akhirnya Festival Literasi Panjunan diadakan.   


Dokumentasi Pribadi
Sesi Fasilitasi Pengajaran pada Anak-anak di Muara Sukalila








Selain acara Festival Literasi Panjunan ada juga perayaan hari ulang tahun Pustaka Ceria yang ke-6, lho! Pustaka Ceria memang sudah ada sejak enam tahun lalu dan masih hadir menemani anak-anak belajar hingga saat ini. Festival Literasi Panjunan itu disambut antusias masyarakat Sukalila, bagaimana tidak? Sebelum Festival Literasi Panjunan ini diadakan para relawan telah melakukan sosialisasi terhadap sekolah-sekolah terdekat sehingga Festival Literasi Panjunan tidak hanya dimeriahkan oleh anak-anak yang sering hadir tiap minggunya namun juga mencakup dari seluruh Sukalila atau Kelurahan Panjunan.

Jadi, di dalam Festival Literasi Panjunan ada apa saja?

Festival Literasi Panjunan dimulai sedari pagi hari betul. Seluruh peserta disuruh berkumpul untuk melakukan acara yang pertama yaitu arak-arakan. Arak-arakan merupakan budaya lokal cirebonan yang selalu didambakan dan diikuti oleh setiap peserta lomba, orang tua peserta, dan banyak masyarakat lainnya juga. Barisan paling pertama arak-arakan dipimpin oleh penampilan marching band yang menarik hati siapa saja yang memandang karena suaranya yang menggelegar juga penampilannya yang apik. Barisan selanjutnya diisi oleh para peserta dengan kostum nusantara. Penampilan anak-anak yang dihias nyentrik ayu dan rupawan membuat yang melihat jadi terpesona dan ingin menculik momen alias mengabadikan status media sosialnya untuk dipamerkan pada sanak keluarga.


Dokumentasi Pribadi
Taman Baca Perpusling







Acara tidak berhenti disitu, semakin siang suasana semakin ramai. Partisipasi pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam acara ini juga ikut turun gunung menjajakan Perpusling-nya. Begitupun juga Pihak-pihak media lokal yang ikut meliput kegiatan ini, Pihak Kelurahan Panjunan, Tokoh Masyarakat, Pustakawan lokal, Aparat Keamanan, dan Tokoh Agama sekitar.

Adapun, Lomba-lomba diadakan di tempat yang sudah ditentukan. Lomba mewarnai terlihat penuh dengan peserta yang berbondong-bondong membawa meja dan alat gambarnya sendiri dengan menggaet enam puluhan lebih peserta lomba mewarnai menjadi lomba paling banyak diikuti. Beralih ke tempat lain ada lomba Cerdas Cermat dan juga lomba Hafalan Surah Pendek yang diadakan dan di-request warga di masjid terdekat. Para peserta terlihat rapih dengan penampilan serba islami.

Lomba yang diadakan tidak hanya untuk anak-anak saja, lho, ibu-ibu juga menjadi baris terdepan dalam memeriahkan acara ini, dengan diadakannya lomba joget balon ibu-ibu hal ini menjadi pemersatu andil keluarga dalam menemani anaknya yang ikut bersemangat berlomba membersamai juga ikhtiar menjemput doorprize barang rumah tangga. Hal ini disikapi baik oleh ibu-ibu. 

Setelah waktu istirahat selesai dilaksanakan acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan nasi tumpeng sebagai perayaan hari ulang tahun pustaka ceria yang ke-6. Doa-doa serta harapan dilantangkan bersama-sama elemen masyarakat yang ikut mendukung dan memberi apresiasi sedalamnya karena telah memberi pengalaman dan pengajaran pada literasi anak-anak serta pembimbingan penampilan kreasi anak-anak di Festival Literasi tersebut. Acara dilanjutkan dengan penampilan-penampilan serta pengumuman pemenang lomba. Acara festival Literasi Panjunan kemudian ditutup dengan bersama-sama warga lokal, anak didik, dan kami panitia sendiri untuk melakukan operasi semut guna menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar. 


Penulis: Rita (magang)

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN


 

Sumber Foto: Panitia Acara


Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melaksanakan kegiatan Koordinasi Nasional dan Launching Media Arina.id pada Jumat (15/12/2023) di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta. Hotel yang pernah dinobatkan sebagai hotel terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2022 ini menjadi saksi pertemuan antara dua Menteri, Para Rektor, dan Mahasiswa dalam satu ruangan.


Acara ini bertujuan memantapkan kebijakan Sindikasi Media dalam upaya pengarusutamaan moderasi beragama di ruang digital. Hingga kini telah terbangun jejaring media Moderasi Beragama yang dikelola oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). 


Adapun pertemuan ini diikuti segenap pejabat Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), seluruh Rektor PTKIN, ketua Rumah Moderasi Beragama se-PTKIN, pengelola Pers Mahasiswa seluruh PTKIN, dan Pengelola Sindikasi Media.


Myla Lestari, selaku Sekretaris Umum LPM FatsOeN turut hadir menjadi delegasi. Sementara, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. Aan Jaelani, M. Ag tidak sempat hadir dan diwakilkan oleh Wakil Rektor 3, Prof. Dr. Hajam, M.Ag.


Inti dari acara ini adalah Launching kanal Media arina.id, media yang baru saja berumur 4 bulan ini memiliki tujuan menjadi media penjernih di tengah banjirnya informasi keislaman saat ini.


"Arina.id adalah sebuah portal keislaman masa kini, yang mengambil jalan lebih progresif daripada portal-portal yang sudah ada sebelumnya," ungkap Ishaq Zubaedi Raqib selaku Direktur Utama arina.id.


Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya oleh seluruh peserta dan para tamu yang datang, dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan doa yang membuat acara ini semakin khidmat.


Selepas doa, berlanjut ke acara penyampaian dari Direktur Utama arina.id, Ishaq Zubaedi Raqib. Dalam penyampaiannya, ia berharap agar arina.id dapat diketahui oleh khalayak dan terus menyuarakan moderasi beragama. Dengan menjaring sekitar 50 media kampus islam, arina.id menjadi media yang menjaring rumah moderasi.


"Bersama arina.id ada orang-orang hebat, ada para pakar dalam bidang-bidang tertentu, arina.id berusaha menjadi perekat dari demikian banyak sekitar 50 jejaring media yang tumbuh subur di kampus islam Indonesia, tumbuh dari rumah moderasi, dan arina menjadi jalan yang menjaring rumah moderasi," ungkapnya.


Setelah penyampaian dari Direktur Utama, acara diramaikan dengan adanya penampilan live music yang dipandu oleh penyanyi terkenal, Fryda Lucyana. Melalui suara merdunya, ia memikat penonton untuk ikut bernyanyi bersama.


Usai Fryda menyanyikan dua lagu, beralih pada puncak acara yakni Launching arina.id. Mempersembahkan video luar biasa, arina.id sukses membuat riuh tepuk tangan para penonton.


Dalam acara tersebut, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas berpesan agar arina.id dapat menjadi sarana untuk mengembangkan moderasi beragama.


“Saya minta arina menjadi salah satu kontributor serta menjaga sifat-sifat baik bangsa ini. Kembangkan arina.id ini sebagai bagian dari promosi dan kampanye kita terhadap moderasi beragama,” pesan Menag dalam sambutannya.


Penulis : Iswanto

Editor: Siska, Inggit


 Sumber Foto: Iswanto (Potret Launching arina.id pada (15/12), Jakarta)

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melaksanakan kegiatan Kordinasi Nasional dan Launching Media Arina.id pada Jum'at (15/12) bertempat di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta.

Arina.id merupakan sebuah portal berita masa kini yang menjaring informasi seputar keislaman guna mengkampanyekan moderasi beragama. Dalam peluncurannya, arina.id mengundang segenap pejabat Kementerian Agama Republik Indonesia (RI), seluruh Rektor PTKI, Ketua Rumah Moderasi Beragama se-PTKI, Pengelola Pers Mahasiswa seluruh PTKI, dan Pengelola Sindikasi Media. 

Dalam sambutannya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi berharap media arina.id dapat menjadi wadah informasi yang tepercaya bagi masyarakat luas dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan kasih sayang kepada seluruh umat.

“Saya juga mengapresiasi peran arina.id menjembatani partisipasi masyarakat dalam memproduksi konten melalui user generate content yang tetap berpanduan kepada undang-undang dan kode etik jurnalisme yang berlaku,” ujar Menkominfo.

Sambutan selanjutnya dari Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam pidatonya, ia berpesan agar Arina.id dapat menjadi sarana untuk mengembangkan moderasi beragama. 

"Saya minta arina menjadi salah satu kontributor serta menjaga sifat-sifat baik bangsa ini. Kembangkan arina.id ini sebagai bagian dari promosi dan kampanye kita terhadap moderasi beragama," Pungkasnya.



Penulis: Iswanto, Siska Aditia

Editor: Aji Harka

Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi

Fatsun.id atau website resmi milik Lembaga Pers Mahasiswa FatsOeN mendapat penghargaan Website terbaik versi LPM PTKI Challenge 2023 yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kementerian Agama Republik Indonesia. Dalam acara ini terdapat berbagai rangkaian perlombaan seperti Kolom/Opini, Features, Fotografi, Video, Media Sosial, dan Website. LPM FatsOeN turut ikut memeriahkan acara tersebut dengan mengikuti seluruh lomba yang dilombakan. 

Kabar awal dari acara ini adalah dari Instagram Diktis Kemenag RI yang diupload pada tanggal 22 November 2023. Kemudian, pemenang lomba diumumkan pada malam hari bertempat di Royal Kuningan Hotel, Kota Jakarta Selatan. Lomba ini diikuti oleh 58 PTKI dan ratusan PTKI Swasta. Namun, yang hadir pada acara secara langsung di Jakarta hanya 39 Kampus Perguruan Tinggi Islam. 

Acara ini diawali dengan pembukaan dan sambutan-sambutan, dilanjut dengan pengumuman kejuaraan. Suasana di ruang pengumuman dihinggapi penasaran dan menegangkan. Sekitar pukul 21.00 WIB panitia mengumumkan para juara lomba dalam laman instagram Diktis Kemenag RI. 

Dalam pengumuman tersebut LPM FatsOeN mewakili IAIN Syekh Nurjati Cirebon mendapatkan juara 2 dalam nominasi lomba website terbaik. Penilaian untuk semua lomba dinilai langsung oleh wartawan media-media mainstream seperti dari SINDO Grup, NU Online, dan lainnya. 

Hadiah yang diberikan oleh panitia perlombaan ini totalnya 150.000.000 rupiah yang nantinya dibagi untuk beberapa pemenang kategori lomba. Namun, sayangnya FatsOeN dalam hal ini belum dapat menerima hadiah uang tersebut karena sesuai dengan Surat Keterangan (SK) Lampiran Juara LPM PTKI Challenge 2023, di dalamnya terlampir kategori lomba yang FatsOeN juarai hanya ada satu pemenang saja.

Adapun, di sebalik euforia ini masih banyak sekali inteknis yang terjadi, di mana masih banyak peserta yang datang terlambat karena akses transportasi atau yang lainnya. Sehingga, ada beberapa partisipan yang terlambat bahkan, ketinggalan pembukaan acara.


Penulis: Iswanto, Aji Harka. 

 
Sumber foto: panitia acara

LPM FatsOeN, Stadion Bima Kota Cirebon – Minggu, (10/12/2023) Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon (DEMA-I) berkolaborasi dengan UKM/UKK menggelar aksi penggalangan dana untuk membantu warga Palestina yang saat ini tengah mangalami krisis kemanusiaan dengan membentuk gerakan Peduli Palestine. 


Sehari sebelum kegiatan galang dana, dilaksanakan rapat koordinasi terlebih dahulu bersama seluruh ketua/perwakilan ormawa secara virtual. Rencananya aksi ini dilaksanakan selama tiga hari dengan lokasi yang berbeda, untuk hari pertama dilaksanakan hari Minggu (10/12) di sekitar Stadion Bima, lalu dilanjut hari Selasa (12/12) bertempat di setiap kelas per fakultas, dan hari Rabu (13/12) berlokasi di Lampu Merah Pemuda.


Ketua DEMA-I, Fahmi Farhan M., mengatakan aksi ini diinisiasi karena merespon kejadian yang dialami saudara kita di Gaza Palestina, untuk songsongan dari masyarakat termasuk kalangan mahasiswa perlu adanya rasa peduli akan hal itu, sehingga kami mengadakan Peduli Palestine bersama seluruh ormawa di lingkup IAIN Syekh Nurjati Cirebon.


Kemudian koordinator aksi penggalangan dana, Habib F., menambahkan, "yang melatarbelakangi kegiatan ini karena melihat di Palestina sedang terjadi konflik mengakibatkan kemanusiaan di sana dihancurkan, sehingga itu yang menggerakan kita galang dana dengan tema Ormawa IAIN Peduli Palestine." Ujarnya.


Aksi yang diikuti sekitar 20 partisipan ini pada hari pertama berhasil terkumpul sejumlah Rp832.200. Nantinya donasi ini akan disalurkan melalui Sahabat Yatim yang bekerja sama dalam mendatangkan Syekh Ibrahim dari Palestina pada hari puncak DEMA Duwe Gawe.


Selanjutnya dijelaskan Habib, bahwa ke depannya akan ada rapat koordinasi kembali untuk bergerak di galang dana seluruh Ormawa IAIN sesuai dengan tema Dema Duwe Gawe yakni "Ngobeng Yuh". 


Ia berpesan, "ingin membangun rasa kemanusiaan di lingkungan IAIN untuk turut membantu bersama dalam aksi kemanusiaan ini. Kemudian ormawa mempunyai rasa empati lebih agar lebih peduli sesama manusia apalagi sekarang kondisi di Palestina sangat memprihatinkan. Semoga dana yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat untuk warga di sana." Pungkasnya.


Selaras dengan hal tersebut Fahmi berharap galang dana yang dilakukan oleh ormawa IAIN Syekh Nurjati Cirebon meskipun tidak terlalu banyak ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat baik teman-teman semua di ormawa, serta bisa membantu dari segi apapun bagi saudara kita yang berada di Palestina.


Penulis: Fadlih Abdul H

Editor: Inggit

Sumber Foto: Panitia FatsOeN


Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN melakukan kegiatan menyambangi Media-media jurnalistik yang ternama di Jakarta pada tanggal 29-30 November 2023.


Kegiatan itu bernama FatsOeN Visit 2023, kegiatan ini bertujuan untuk menjaring referensi dan menambah wawasan terkait media jurnalistik nasional. ilmu-ilmu dan pengalaman yang didapatkan tersebut kemudian diaktualisasikan untuk menambah daya gerak FatsOeN sebagai media pers mahasiswa yang lebih kredibel dan komprehensif. Hal ini senada dengan tema kegiatan, yakni "Menjaring Referensi dan Membentuk Citra LPM FatsOeN sebagai Media Pers Mahasiswa yang Komprehensif".


Media yang dikunjungi adalah Republika dan Gatra Media, kedua media ini mempunyai ciri khas masing-masing. Republika adalah surat kabar yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang agama, budaya dan Islam.

Surat kabar ini dianggap sebagai salah satu platform media Islam terkemuka di Indonesia. Dengan rubrik khusus seperti rubrik “Islam” dan “Keluarga Muslim”, Republika menyajikan konten menarik bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih jauh ajaran agama dan budaya Islam.

Republika pun mengikuti arus kemajuan teknologi meninggalkan pemberitaan melalui media cetak seperti majalah dan koran. Meskipun begitu isi yang terkandung di majalah atau koran tidak hilang, hanya beralih ke digital. Di era digital, semakin banyak orang yang beralih ke sumber informasi online, dan Republika menyadari pentingnya beradaptasi dengan perkembangan ini. Kemudahan ini memungkinkan pembaca atau khalayak umum untuk mengaksesnya.


Sementara itu, Gatra Media fokus mereka adalah majalah berita mingguan yang menawarkan berbagai perspektif dan topik yang berbeda dengan Republika. Majalah ini dinamis dan berani dalam membahas berbagai isu politik, sosial, ekonomi, serta budaya. Berita-berita Gatra berisikan investigasi yang mendalam dan berimbang, sehingga isinya disuguhkan dengan berita-berita yang kredibel bagi pembaca yang ingin mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai suatu peristiwa yang terjadi.


Selain berbagi materi dan pengalaman, suasana yang harmonis dari kedua media ini menambah stimulus anggota FatsOeN untuk belajar banyak dari mereka. Di Republika anggota FatsOeN diajak berkeliling melihat isi ruangan kerja Republika serta bercengkrama langsung dengan para pegawai.


"Jadilah wartawan yang memberi pesan, bukan wartawan yang di pesan"


Penulis: Iswanto 

Sumber Foto: Panitia FatSoen


 Sebanyak 25 Anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN melakukan Studi Banding dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut yang berada dibawah naungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 November 2023. 


Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja (proker) divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM FatsOen yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya dengan bertujuan menjalin silahturahmi dan meningkatkan solidaritas antar LPM, serta menjadi sarana untuk evaluasi dan komparasi juga mengenal program dan produksi konten dari LPM lain.


Kegiatan ini diawali dengan perkenalan antar sesama anggota LPM dilanjut dengan diskusi interaktif mengenai profil, prospek kerja serta produk yang dihasilkan dari masing-masing LPM.


LPM institut sendiri berdiri pada tahun 1984 dan memiliki empat divisi, yakni Badan Pengurus Harian (BPH), Keredaksian, Penelitian dan Pengembangan serta Perusahaan. LPM Institut menghasilkan beberapa produk jurnalistik, diantaranya tabloid yang berisi himpunan tulisan dari beberapa anggota LPM tentang isu-isu yang berada di lingkungan kampus. Selain membahas seputar kampus, LPM Institut juga mengangkat isu-isu Nasional yang sedang booming dan dihimpun menjadi sebuah majalah. Tabloid dan majalah dirancang sedemikian rupa untuk menarik minat bagi para pembaca.


Dalam ranah digital, LPM Institut menerbitkan produk jurnalistiknya dalam kanal youtube dan portal berita online berisi tulisan yang terbagi ke dalam beberapa topik pembahasan, yaitu Laporan Khusus, Laporan Utama, Kampusiana, Opini, Sastra, Humanitas serta Resensi Buku dan Film.


Meskipun terdapat beberapa kendala seperti macet yang menghambat kegiatan, namun secara keseluruhan studi banding Tahun ini berjalan dengan lancar dan diharapkan dapat menjadi sebuah wadah untuk membentuk relasi antar kedua LPM serta sebagai referensi untuk pengembangan lembaga pers mahasiswa kedepannya. Hal ini disampaikan oleh Raihan selaku Ketua Pelaksana Studi Banding LPM FatsOen 2023.


"Acaranya cukup berjalan lancar walaupun ada kendala seperti macet dan Semoga ada bahan refleksi, ada bahan pembelajaran dari kegiatan yang sudah dilalui," Tutur Raihan.


Penulis: Siska Aditia

Editor: Akhmad J.


 

Sumber Foto: Panitia Pelaksana 

DKI Jakarta, LPM FatsOeN - Rabu, (29/11) Bersama dengan rombongan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) LPM FatsOen melakukan agenda kunjungan media di salah satu perusahaan media online yaitu Republika Media bertempat di Jalan Buncit Raya, Pejaten Barat, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan. Kunjungan kali ini, kami melakukan sharing session mengenai latar belakang dari Republika Media serta melihat-lihat suasana yang ada di dalam kantor Republika Media. 


Selain melakukan sharing session, Kami juga diajak untuk melihat-lihat suasana yang dimiliki Republika Media, Di sana pula kami berkenalan dengan para staff dari Republika Media serta bercengkrama dengan mereka.


Republika media sendiri ialah media online yang mengangkat berita-berita mengenai khasanah keislaman. Walaupun Republika Media adalah media online yang mengangkat isu-isu maupun berita-berita keislaman, Republika Media sendiri dalam melakukan pemberitaan secara Universal yang siapapun bisa membaca berita yang diberikan oleh Republika. Dalam memberikan informasi Republika Media tetap menjadi media online yang berpatokan terhadap kode etik jurnalistik. Serta dalam kepenulisannya Republika Media juga tentu menggunakan cover both-side dalam penyampaian informasi yang memiliki sudut pandangnya masing-masing. 


Di era saat ini media cetak sudah banyak teralihkan dengan media online. Maka dari itu, Republika Media sendiri juga sudah tidak mencetak majalah dan koran sejak (12/2022) dan lebih berfokus kepada media online seperti instagram, website, tiktok, dan media-media online lainnya.


Penulis: Puan Nurshinta

Editor: Akhmad J.

Sumber Foto: akun Twitter @DeeCompanyID


Kisah tragis Vina, salah seorang korban yang tewas akan kekejaman geng motor di Cirebon yang terjadi pada tahun 2016 silam akan difilmkan.

Film layar lebar yang digarap oleh Perusahaan Dee Company ini mengadaptasi kisah nyata Vina, korban kebiadaban geng motor di Cirebon. Dee Company mengumumkan rencana penggarapan film kisah Vina ini lewat Instagram dan Twitter.

“Dee Company mengangkat kisah Vina, korban pembunuhan geng motor di Cirebon pada 2016, ke layar lebar,” demikian keterangan resmi dalam laman Twitter @DeeCompanyID.

Terlihat juga di postingan media sosial Dee Company bahwa orang tua dan keluarga Vina telah memberikan izin dan keterangan kepada Dee Company untuk mengadaptasi narasi tersebut menjadi sebuah film.

Film yang berjudul ‘Vina: Sebelum 7 Hari’ ini berdasarkan kisah nyata yang pernah terjadi di Cirebon 7 tahun silam.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu malam, 27 Agustus 2016. Vina Dewi Arista yang usianya baru beranjak 16 tahun bersama Muhammad Rizky alias Eky berboncengan melintas dengan sepeda motor di jalan Perjuangan Kota Cirebon, pada pukul 22.00 WIB bersama dengan rekan-rekannya yang lain.

Saat tiba di depan SMP 11 Kota Cirebon, muncul serangan secara tiba-tiba dari sekelompok geng motor. Mereka dilempari batu, diduga serangan pelaku teror sudah direncanakan sebelumnya. Kemudian terjadi aksi kejar-kejaran oleh para geng motor dan Vina beserta Eky.

Aksi kejar-kejaran itu berhenti di jalan layang Talun. Eky dan Vina jatuh tak berdaya setelah dihantam menggunakan bambu. Tak sampai di situ para anggota geng motor membawa keduanya ke jalan Perjuangan, Kota Cirebon. Mereka masuk melewati gang yang ada di depan SMPN 11 Kota Cirebon, setelah itu nahasnya mereka dianiaya dan dikeroyok sampai keduanya meregang nyawa. Bejatnya para anggota geng motor itu tak sampai di situ, mereka juga merudapaksa Vina.

Mayat Eky dan Vina diletakkan kembali di jalan layang Talun, alibi para pelaku membuat mereka seolah-olah seperti korban kecelakaan. Hingga akhirnya menjadi geger warga Cirebon pada saat penemuan jasad korban.

Pihak keluarga awalnya berasumsi bahwa Vina telah meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, tapi setelah hal itu terjadi, salah satu temannya terjadi fenomena kerasukan yang diduga dirasuki Vina dan menceritakan keseluruhan cerita.

Kasus pun akhirnya terungkap. Polisi mendalami keterangan beberapa rekan Eky dan Vina. Hasilnya, polisi menangkap delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

Kisah tragis ini banyak mendapat sorotan untuk difilmkan. Warganet pun sangat antusias, mereka yang mengikuti kasus Vina di Cirebon, sudah tak sabar menyaksikan kisah nyata ini diangkat menjadi film layar lebar.


Penulis: Iswanto

Editor: Akhmad J.

Foto: Anggi Fajar Syahputri
Praktik Kegiatan Manasik Mahasiswa di IAIN Cirebon


LPM FatsOeN, Kampus IAIN SNJ Cirebon — Minggu, (19/11) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan Praktik Manasik Haji dan Umrah diikuti oleh seluruh 2.957 mahasiswa semester 5 yang terbagi ke dalam 40 kelompok manasik, di mana setiap satu kelompok terdiri dari dua kelas. 

Kegiatan ini bertempat di halaman Ma'had Al Jamiah dan Halaman gedung rektorat IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Manasik ini merupakan rangkaian dari Praktik Ibadah ke-2 yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang syarat, hukum, dan rukun dalam ibadah manasik haji dan umroh; serta meningkatkan kualitas kesadaran sosial keagamaan mahasiswa. Hal ini diungkapkan oleh Yanti selaku ketua pelaksana.

"Tujuan acara ini itu agar mahasiswa mempunyai pengalaman yang real untuk praktek manasik haji dan umrah ketika nanti mereka sudah siap untuk beribadah haji dan umrah, menumbuhkan spiritual juga, sih. Karena kan diajak untuk memvisualisasikan seolah-olah kita ada di depan kakbah," ujarnya. 

Kegiatan ini dimulai sejak pagi hari pukul 06.30 WIB hingga selesainya kegiatan pukul 09.30 WIB. Kegiatan ini diawali dengan berkumpulnya para mahasiswa di Area Gedung Pascasarjana untuk melaksanakan niat ihram umrah. 

Setelah melaksanakan niat, selanjutnya mahasiswa melakukan rangkaian ibadah umrah di halaman Ma'had Al Jamiah dan kembali ke Pascasarjana untuk melakukan niat ihram Haji dilanjutkan dengan pelaksanaan wukuf dan melempar jumroh di Halaman Gedung Rektorat dan kembali melaksanan thawaf hingga rangkaian ibadah haji selesai di Halaman Ma'had Al-Jamiah. 

Kegiatan ini merupakan kegiatan praktik manasik pertama bagi pengurus baru Ma'had Al-Jamiah setelah masa pergantian pengurus. Pergantian pengurus ini disebabkan pergantian Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati delapan bulan silam. 

"Karena rektor berubah, semua struktural pengurusnya juga berubah termasuk (pengurus) Ma'had juga," ujar Yanti.

Adapun susunan kepanitiaan manasik haji dan umrah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun ini, pihak Ma'had membuka rekrutmen bagi pembimbing dan pendamping yakni, dosen dan pengurus KBIH setempat, tentunya dengan berbagai syarat dan ketentuan. Salah satunya, pernah melaksanakan haji dan umrah bagi pembimbing. 

Terdapat perubahan jam dalam rundown kegiatan Manasik tahun ini yang semula dimulai pukul 07.30 WIB menjadi 06.30. Hal ini dikarenakan jika dimulai lebih pagi, kegiatan manasik haji dan umrah dapat berjalan dengan baik dan cuaca tidak terlalu panas. Hal ini ditanggapi dengan baik oleh pengurus baru sesuai masukan dari pengurus lama Ma'had Al-Jamiah.

Adapun konsekuensi bagi mahasiswa semester 5 yang tidak mengikuti kegiatan manasik tahun ini yaitu diharuskan untuk mengikuti manasik haji dan umrah di tahun selanjutnya.


Penulis: Siska Aditia, Akhmad J.

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN

 

Sumber: Dokumentasi Penulis
Studi Mahasiswa Sejarah di Gerabah Sitiwinangun

Cakrawala Indonesia terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Tidak heran memiliki keberagaman suku, adat istiadat, geografis, hingga mata pencaharian yang pasti berbeda-beda di tiap daerahnya. Seperti halnya pada salah satu pengrajin gerabah terbesar di Jawa Barat yakni di Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, memiliki penduduk yang mendedikasikan sebagian hidupnya untuk membuat gerabah. Bermula dari kebiasan yang sudah ada sejak para leluhur terdahulu mereka kemudian menjadi turun-temurun hingga menjadikannya sebagai mata pencaharian dalam menjalani kehidupan. 

Sitiwinangun adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.  Nama Sitiwinangun terdiri dari gabungan kata Sitti yang artinya tanah dan Winangun yang berarti bentuk. Dari penamaan ini bermula saat zaman dahulu sekitar tahun 1222, tradisi membuat gerabah sudah dilakukan oleh nenek moyang penduduk Sitiwinangun.  Pada saat itu di daerah Kebagusan sudah ada padukuhan, yang bernama Padukuhan Kebagusan dan masyarakat Kebagusan pada waktu itu sudah mengenal kerajinan gerabah. Kerajinan gerabah yang ditemukan pada masa Kerajaan Majapahit atau Singasari memiliki kesamaan dengan gerabah yang dibuat oleh warga Kebagusan. 

Dari latar belakang tersebut, menjadikan Sitiwinangun sebagai sentra gerabah tertua di Jawa Barat. Berkaitan dengan itu, membuat penduduknya sebagian bermata pencaharian sebagai pengrajin gerabah. Terutama di era tahun 1980-an, ketika Sitiwinangun berada pada masa kejayaannya sebagai penghasil gerabah terbaik, terdapat 4 dari 5 blok yang ada pada desa tersebut yang penduduknya berkecimprung di dunia penggerabahan. Banyak truk-truk pembeli yang mengantre di sepanjang jalannya untuk mengangkut gerabah-gerabah tersebut. 

Salah satu pengrajin dari tahun 80-an sampai sekarang ialah Ibu Rumtini, beliau sudah terjun dalam dunia membuat gerabah sejak sekolah dasar sampai sekarang. Beliau berpendapat bahwa memang Sitiwinangun ini sudah menjadi sentranya pembuatan gerabah tertua, "Sudah lama sejak saya SD dulu saya ikut orang-orang, lumayan buat anak SD dapat uang tambahan buat jajan," Ujar beliau. Adapun gerabah yang dibuat beliau tergantung pesanan pembeli atau dititipkan ke warung-warung dengan kisaran harga mulai Rp5.000 sampai Rp800.000. Ketika diwawancarai beliau menyampaikan bahwa, "Yang sering dibeli itu mangkok-mangkok buat makanan kaya tahu gejrot.” 

Jadi untuk sekarang ini seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa di era 80-an yang sedang jaya-jayanya berbeda dengan tahun 90-an di Sitiwinangun yang mana mengalami kemunduran diakibatkan maraknya produk dari plastik sehingga membuat peluang pasar gerabah menurun.

Di tahun 2000-an dicoba revitalisasi kembali Desa Sitiwinangun agar tetap menghasilkan gerabah, salah satunya dengan inisiatif warga sendiri yang memang bisa dibilang sebagai mata pencaharian mereka. Maka dari itu, Ibu Rumtini sendiri membuat gerabah untuk dipasarkan yang banyak digunakan untuk makanan. Selain itu digunakan sebagai alat rumah tangga sehari-hari, gerabah Desa Sitiwinangun juga digunakan untuk kepentingan religi dan keagamaan, antara lain: memolo atau mahkota yang berfungsi sebagai penutup ujung atap pada bangunan masjid sebagai tempat peribadatan. 

Gebrakan lain juga yang dilakukan di Sitiwinangun yaitu, menjadikannya desa tersebut sebagai wisata edukasi. Jika Ibu Rumtini membuat gerabah di rumah, berbeda ketika ada sekelompok orang lain dari sekolah, perguruan tinggi, dan instansi-instansi lain yang berkunjung ke tempat tersebut. Maka pengelola gerabah tersebut yang kebetulan dikelola oleh pemerintah desa lebih tepatnya BumDes, para pengrajin akan datang ke pusat utama pembuatan gerabah. Dengan kata lain, para pengrajin bergabung menjadi tour guide sekelompok orang tersebut. Hal ini tentu sejalan dengan awal mula yang menjadi cikal bakal pembuatan gerabah dijaga dan dilestarikan hingga sampai sekarang serta menjadi mata pencaharian bagi masyarakat setempat. 


Penulis: Risna Ayu Lestari

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN

Iustrasi 4 Pilar Demokrasi

(Sources: www.swarasenayan.com)


Kebutuhan mencari informasi kini amat krusial apalagi di Indonesia yang tengah berlangsungnya tahun politik, tentu kita ingin mencari berita yang segar, akurat, dan tepercaya sebagai pedoman di mana marak mencuatnya asumsi masyarakat yang bertebaran akan isu-isu kepemiluan. Pers sangat penting guna menangkal berita-berita bohong atau hoax. Selaras dengan hal tersebut novelis berkebangsaan AS, Mark Twain pernah mengatakan, "hanya ada dua hal yang bisa menyinari dunia: sinar matahari di langit dan pers di muka bumi." 

Pers di sini tidak hanya berfungsi sebagai anjing penjaga atau watchdog saja, seperti mengawasi dan memberi kritikan terhadap siapapun yang memimpin lembaga legislatif, eksekutif, dan lembaga-lembaga terkait penegakan hukum, tetapi juga memberikan pendidikan kepada khalayak sekaligus menyajikan informasi bermuatan edukasi agar warga negara bisa membuat pilihan rasional terbaik. 

Menghadapi pesta demokrasi berupa Pemilihan Umum (Pemilu), pers bertanggung jawab menyajikan informasi berimbang, akurat, dan objektif tentang Pemilu, serta seyogianya menjaga independensi mereka sebagai lembaga media dan tak terlibat dalam kepentingan politik yang dapat mempengaruhi pemilih. Tugas pers juga termasuk memperkuat kesadaran demokratis dan mendukung proses pemilu yang adil dan transparan dengan memberikan informasi terperinci tentang proses pemilu, termasuk pencalonan, kampanye, pemungutan suara, hingga penghitungan suara.

Selanjutnya selain sebagai penyampai informasi, peran lain menjadi aktor dalam demokrasi serta menciptakan dan membentuk paham politik dalam masyarakat. Selain sebagai saran komunikasi rakyat dengan pemerintah juga menjadi saran komunikasi publik. Bahkan pers menjadi kanal/stasiun yang memfasilitasi pertemuan berbagai kekuatan dan kepentingan. Dengan kedudukan seperti itulah maka pers yang independen diperlukan dalam membangun demokrasi di Indonesia. 

Seperti yang dikemukakan James Madison Presiden keempat AS, "Kebebasan pers adalah salah satu benteng terbesar kemerdekaan." Kemudian selaras dengan itu, Prof. Miriam Budiardjo menyatakan, salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab. Hal tersebut berarti pers yang bebas harus menghormati peranan itu, dengan menolak semua tekanan dari berbagai aspek baik pemerintah, pemasangan iklan, dan kepentingan kelompok khusus dalam masyarakat, atau memiliki persekutuan partai politik atau golongan tertentu. 

Kebebasan pers diperlukan untuk demokrasi, keadilan dan kebenaran, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah dalam Pasal 4 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dinyatakan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara; terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran; pembredelan atau pelarangan penyiaran; untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hal mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi; dan hak tolak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemberitaan. 

Namun tidaklah mudah bagi pers yang mengakomodasi informasi bagi publik karena harus menghadapi tantangan yang menyangkut kebebasan dan independen, seperti pengusaha atau oligarki yang mengendalikan media, lalu media yang hanya mengejar rating dengan cara click bait hal lain seperti ditunggangi politik bisa menyebabkan penurunan kualitas pemberitaan. Belum lagi menyangkut tindakan represi dan pemenjaraan atas kebebasan digital meningkat dan

berdampak pada kerja-kerja jurnalistik. Dalam dunia digital, teknologi dapat memanipulasi dengan kekuatan yang luar biasa. Serangan eksponensial, mesin propaganda, bahkan hate messengers (pesan-pesan menebar kebencian).

Oleh karena itu, peran pers menjelang Pemilu ini sangat vital sebagai upaya antisipasi agar masyarakat semakin melek akan pesta demokrasi yang menentukan nasib bangsa ke depan. Adapun yang bisa dilakukan di tengah perkembangan platform digital dan media sosial, media pers tetap dituntut profesional dalam membuat cover both-side, melakukan verifikasi, mencerna dan menyaring informasi hingga menghasilkan sebuah sumber berita yang dapat dipercaya (kredibel). Berita-berita yang dihasilkan juga berdampak mencerdaskan, mendidik, dan mencerahkan. 

Kemudian, dalam segi regulasi untuk memberi rasa keamanan bagi wartawan dan media sendiri harus dipastikan lagi regulasi yang mengaturnya. Karena Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers maupun Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016), belum cukup memberikan perlindungan. Hal ini sebagaimana diperlihatkan masih seringnya penggunaan Pasal 27 ayat (3) terkait pencemaran nama baik yang sudah semestinya dihapus atau dikembalikan sesuai standar hukum hak asasi manusia. Sementara penegakan hukumnya pun kerap diskriminatif dan tak memberikan upaya perlindungan hukum bagi hak warga, karena penegakan hukumnya itu sendiri politik dan cenderung memberi jalan menguatnya impunitas.

Tentunya dengan memperbaiki hal tersebut diharapkan dapat memperkuat peran pers sebagai pilar keempat dalam demokrasi juga mendorong partisipasi masyarakat dan menjaga bangsa tetap dalam keadaan kondusif hingga Pemilu selesai. Untuk mengukur keberhasilan pemilu sendiri Ditjen Polpum Kemendagri menyampaikan poin indikator di antaranya: 1. Berlangsung aman dan lancar sesuai aturan yang berlaku, 2. Partisipasi pemilih yang tinggi, 3. Tidak terjadi konflik yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa terutama konflik kekerasan, dan 4. Pemerintahan yang ada tetap berjalan lancar baik di pusat maupun daerah.


Bahan Bacaan: 

Politik, Pinter. Mampukah Media Jadi Pilar Keempat Demokrasi?. https://www.pinterpolitik.com/in-depth/mampukah-media-jadi-pilar-keempat-demokrasi/ (diakses pada tanggal 15 September 2023)

Adi Prasetyo, Yosep. Demokrasi, Pers, dan Hoax. https://www.hukumonline.com/berita/a/demokrasi-pers-dan-hoax-lt5c85c7a79ea6f/?page=1 (diakses pada tanggal 15 September 2023).

Wiratraman, Herlambang P. “Kebebasan Pers, Hukum, dan Politik Otoritarianisme Digital. Undang: Jurnal Hukum, Vol. 6 No. 1

 (2023): 1-31. 


Penulis: Fadlih Abdul Hakim

Editor: Akhmad J.

(Sumber Foto Dokumenter Panitia)

IAIN, LPM FatsOeN – Untuk memperingati Milad yang ke-11 tahun, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hay’atu Tahfidzil Qur’an (HTQ) menggelar acara Semarak Seni Qur’ani 2023 dengan mengusung tema “Meraih prestasi dengan melangitkan kalam ilahi agar terciptanya generasi yang berpotensi seni Qur’ani”, Kamis (21/09)


Acara ini dibuka oleh pembina UKM HTQ, yaitu KH. Muhadditsir Rifa’I dan dihadiri oleh Pembina UKM HTQ, ketua DEMA-I, perwakilan beberapa UKM/UKK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dan alumni UKM HTQ.


Acara ini digelar di Auditorium Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), pada pukul 08.00 s.d selesai. Acara kali ini diadakan berbagai perlombaan yakni, lomba MHQ, lomba MTRQ, dan adapun beberapa rangkaian acaranya yakni, seminar tahfidz, santunan anak yatim piatu, haflah tilawah, puncak miladiyah: IAIN Cirebon Bersholawat. Kemudian, dalam acara Seminar Tahfidz yang turut mengundang Ning Nadia Abdurrahman selaku Influencer Tahfidz Al-Qur’an.


Adapun, malam puncak Semarak Seni Qur’ani ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 September 2023 yang bertempat di IAIN Cirebon Center (ICC) IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang mana dalam malam puncak acara Semarak Seni Qur’ani ini akan dihadiri oleh Gus Yusuf Al-Lampungi.


Terdapat hal yang membedakan acara Semarak Seni Qur’ani tahun ini dengan tahun sebelumnya yakni, di mana lebih sedikit perlombaan yang diadakan. Jika tahun lalu kategori untuk perlombaan dibuka untuk kalangan SMA dan Mahasiswa, tahun sekarang dibuka hanya untuk anak-anak SD/MI, SMP/MTS, SMA, dan untuk kategori Mahasiswa sampai batas umur 22 Tahun. Lalu, dalam konsep acara seminar, jika tahun lalu pematerinya dari lokal, di tahun sekarang pematerinya dari tingkat Nasional.


Dalam wawancara dengan Ketua Pelaksana yaitu Ahmad Fadhil membahas mengenai tema Semarak Seni Qur’ani mengatakan “mengambil tema tersebut terutama dibagian akhir ‘terciptanya generasi yang berpotensi seni Qur’ani’ ini sejalan dengan Visi Misi UKM HTQ yaitu menciptakan generasi yang mencintai Al-Qur’an yang selalu melangitkan kalam-kalam ilahi dan tentunya selalu membawa nilai-nilai ke-Al-Qur’an-an sehingga bisa memunculkan bakat-bakat atau orang-orang di UKM HTQ yang berpotensi dalam hal seni Qur’ani”


Ahmad Fadhil juga mengharapkan internal UKM HTQ sendiri bisa terus mengembangkan kegiatan-kegiatan yang positif dan kegiatan-kegiatan yang terus bermanfaat khususnya untuk internal IAIN Syekh Nurjati Cirebon.



Penulis:  Nuraini 

 

Sumber foto: Akhmmad J.
(Sesi Penandatanganan Noktah MoU antara Kemenag Kota Cirebon dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Halaman Fakultas Syari'ah, IAIN Cirebon (18/09) Terselenggara Noktah Perjanjian MoU kerja sama antara Kementerian Agama Kota Cirebon dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon membuahkan hasil berupa program Piloting (Project) Keluarga Sakinah dan Launching Laboratorium Munakahat yang digadang-gadang merupakan laboratorium nikah/munakahat pertama di PTKIN Indonesia.


Edaran temuan riset teranyar terkait ketersediaan tenaga penghulu dan penyuluh yang masih sangat minim di Indonesia, direspons cepat dengan hadirnya Laboratorium Munakahat ini dan harapnya IAIN Syekh Nurjati dapat men-support krisisnya tenaga penghulu ataupun penyuluh khususnya di Kota Cirebon, Kecamatan Kesambi ini.


"Maka, di laboratorium ini akan ada semua fungsi KUA yakni, delapan fungsi terkait Pernikahan, Pembinaan Keluarga Sakinah, Konsultasi Calon Pengantin, Persoalan Zakat, Waris, Wakaf, Kemasjidan, dan Kepenyuluhan bisa menyatu dalam Laboratorium ini," terang Kepala Sie Bimas Islam Kemenag Kota Cirebon dalam prakata sambutan awal ketika membuka jalannya acara dan dilanjut sambutan berikutnya oleh Dekan Fakultas Syari'ah, Syaifuddin Jazuli.


Syaifuddin menambahkan, "Ini penting! Misalnya dalam bahasa yang singkat itu laboratorium Munakahat itu antara paduan teori dan praktik. Jadi secara teori KUA itu terbiasa melakukan sesuatu pernikahan dsb. dengan regulasi yang ada. Akan tetapi, dengan inovasi-inovasi dari kalangan akademik. Maka, kita akan lebih sempurna ketika praktik-praktik yang kita lakukan ini diberi sentuhan akademik oleh kalangan Institut Syekh Nurjati."


"Sehingga, saya bermimpi dan punya impian itu, KUA Kesambi itu akan menjadi model pengelolaan KUA yang dapat ditiru oleh KUA-KUA yang lain. Karena apa? Karena praktiknya sudah ada dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan yang itu saya yakin kalangan akademik biasa berinovasi tanpa mengabaikan regulasi yang ada. Jika ini kita langsungkan dengan baik, kita teruskan dengan baik maka ke depan kita punya role model, kita punya pilot (project) dari sebuah pengelolaan KUA yang dapat ditiru di tempat-tempat yang lain. Maka hal yang pasti adalah keterpaduan antara Dekan Fakultas Syari'ah dengan Kepala KUA kesambi tentunya" terang Jazuli dalam visinya atas Launching-nya Laboratorium Munakahat.


Acara ini juga dihadiri para mahasiswa birokrat kampus seperti Rektor, Warek, Dekan-Dekan Fakultas, dan juga bersama dengan Kemenag Kota Cirebon, KUA-KUA di Kecamatan Kesambi dan sekitarnya.


"Piloting Keliarga Sakinah dan penempatannya di Fakultas Syari'ah ini sungguh membanggakan bagi kita semua dan itu kita berikan applause dan saya yakin ini satu-satunya yang ada terkait dengan laboratorium munakahat," tambah Aan Jaelani, selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam sambutannya.


"Apalagi hari Rabu lalu, lima hari lalu kita sudah bersama-sama 4 kementerian dan sudah diplenokan terkait Peraturan Presiden tentang transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon mudah-mudahan harapannya bulan depan sudah bisa kita terima," seling Aan.


Aan juga merespons MoU ini dan berharap, "Mungkin terkait (Laboratorium) munakahat ini memang tugasnya Dekan Syari'ah dan seluruh dosen dan jajaran untuk memoles. Mudah-mudahan ini menjadi awal, dan saya yakin ini akan semakin berkembang bersama para dosen dalam beberapa kajian atau hal-hal yang bersifat teknis dari baku mutu Laboratorium Munakahat ini juga dibuat. Nah, malah nanti bisa menjadi percontohan atau pedoman pelaksanaannya penyelenggaraannya bisa di-team-kan oleh PTKIN seluruh Indonesia."


Penulis: Akhmmad J.

 


LPM FatsOeN, Kuningan - (3/9) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN telah melaksanakan acara Pelantikan Anggota Magang (PAM) yang berlokasi di Curug Putri Palutungan Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 2 hingga 3 September 2023.


PAM 2023 merupakan salah satu rangkaian kaderisasi lanjutan dari program kerja tahunan LPM FatsOeN di Departemen Kaderisasi PSDA atau Pengembangan Sumber Daya Anggota. Sasaran peserta kegiatan ini adalah para peserta PAB-PJTD LPM FatsOeN 2022. Tema yang diangkat yakni "Aktualisasi Peran Pers Mahasiswa Menyatukan Solidaritas di Era Digital." 


Kegiatan PAM hari pertama diisi dengan sesi perkenalan sesama anggota dan pengurus, materi seputar jurnalisme mahasiswa, mentoring, penugasan dalam praktik pembuatan produk jurnalistik, dan malamnya sarasehan sharing and caring bersama alumni. 


Esoknya, diisi dengan kegiatan senam pagi, dilanjut kegiatan post test, dan diakhiri acara baiat pelantikan.


Salah satu peserta Andini Rohmah mengungkapkan perasaan senangnya mengikuti kegiatan ini, "Saya merasa happy dan sangat excited dengan adanya kegiatan PAM, ... juga banyak sekali pelajaran yang bisa saya dapatkan. Saya mendapat banyak pengalaman dan ilmu yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan," terang Andini.


"Selain itu, kegiatan PAM juga dapat menjadi ajang bagi para anggota magang untuk dapat merekatkan tali kekeluargaan kami dengan saling mengenal dan seru-seruan melalui banyak rangkaian kegiatan yang mengasyikan," tambahnya.


Kegiatan tersebut berjalan dengan khidmat dan lancar diikuti sejumlah 28 peserta dan alumni LPM FatsOeN. 


Hanipah selaku Pimpinan Umum LPM FatsOeN mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan ini, "Terharu serta bangga terkhususnya terhadap teman-teman yang sudah dilantik anggota LPM FatsOeN generasi 2022. Melihat sebelumnya mereka menjadi calon anggota magang dan setelah dilantik mereka resmi menjadi anggota tetap LPM FatsOeN," ujarnya.


Tujuan kegiatan ini ialah wadah untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang jurnalistik. Selain itu, kegiatan ini merupakan sebuah jembatan bagi para anggota untuk saling mengenal satu sama lain. 


Diharapkan anggota yang telah dilantik dapat istikamah di FatsOeN dan bebas bereksplorasi mengembangkan skill-skill sesuai yang diminati. 


"Tentunya saya berharap juga teman-teman yang baru dilantik ini bisa bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan dan berkontribusi positif bagi LPM FatsOeN ke depan, tetap semangat dan terus berprogres di LPM FatsOeN," Harap Hanipah.


Senada dengan Rifki Al Wafi, Alumni LPM FatsOeN ia menyampaikan, "Harapannya untuk para anggota tetap terus aktif dalam kegiatan-kegiatan FatsOeN, terutama untuk peserta yang baru dilantik, terus berkarya, dan terus belajar di FatsOeN."


Kegiatan PAM ditutup dengan penyerahan Pakaian Dinas Harian, Kartu Tanda Anggota Pers, dan berlanjut sesi berjabat tangan dengan seluruh anggota FatsOeN, pengurus, dan juga alumni LPM FatsOeN.



Reporter: Puan Nurshinta

Penulis: Fadlih Abdul Hakim

Editor: Zakariya Robbani, Akhmad J.

Sumber Foto : Annita


Penemuan botol bekas minuman anggur merah di Graha Sekretariat UKM Kampus nampaknya menjadi hal yang tidak aneh lagi, hal ini menuai keprihatinan mendalam, "Apakah ini menjadi hal yang biasa sehingga mahasiswa yang menempati ruangan tersebut tidak mengindahkan atau melaporkannya?". 

Kejadian ini memunculkan pertanyaan serius mengenai nilai-nilai dan identitas sebagai kampus Islam yang seharusnya dipegang teguh oleh lembaga pendidikan seperti IAIN.


Sebagai kampus Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon seharusnya menjadi tempat yang mengajarkan dan mempraktikkan nilai-nilai agama dalam semua aspek kehidupan kampus. Islam memiliki pedoman yang jelas mengenai konsumsi minuman beralkohol, termasuk anggur merah. Oleh karena itu, penemuan botol bekas minuman anggur merah di Graha Sekretariat UKM merupakan tanda kekhawatiran serius tentang sejauh mana nilai-nilai agama diterapkan di kalangan mahasiswa dan staf kampus.


Kampus bukan hanya tempat untuk mencari ilmu akademis, tetapi juga tempat untuk membentuk karakter dan moralitas. Kampus Islam seharusnya menjadi tempat yang memperkuat dan menguatkan iman, serta membentuk individu yang memiliki moralitas yang tinggi. Namun, penemuan ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara nilai-nilai yang diwariskan oleh agama dan praktek sehari-hari di kampus.


Ini menggugah pertanyaan mendasar tentang bagaimana perguruan tinggi islam mengambil tanggung jawab dalam mendidik generasi muda. Sementara tindakan individu mungkin tidak selalu mencerminkan seluruh kampus, sebagai lembaga pendidikan, IAIN perlu menjalankan peran aktif dalam merumuskan lingkungan yang mendukung pertumbuhan rohaniah dan moralitas.


Untuk merepresentasikan sebagai kampus Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus mengambil langkah-langkah tegas termasuk penyelidikan menyeluruh untuk menyidak pelaku, memberikan sanksi yang pantas, dan lebih dari itu.


Penting bagi IAIN untuk berfokus pada pendidikan yang holistik, yang tidak hanya mengejar prestasi akademis, tetapi juga membentuk individu yang berakhlakul karimah sesuai visinya.



Penulis: Tina Lestari

Editor: Akhmmad J.

Ilustrasi terkait Overthinking
canva.com/Akhmmad J.


Waktumu habis,

Diganyang berkian hasutan sesat!


Melamun,

Menggambar suram dalam pikiran

Sesak, penuh debu, dan abu bekas pembakaran otak

Meninggalkan ampas, lagi nihil dan nirguna

Sembab, membanjiri muka dengan air mata

Menghayal juga percuma

Jadi apa diri ini niscaya?

Yang ada hanyalah halusinasi belaka

Sebab, sudah buang waktu yang tiada akhirnya


Penyesalan, juga terlampau tiada berakhiran

Menyusul pula lirih pedih dalam kebimbangan

Kala mengasah diri dengan nestapa

Masa depan bak gubuk derita!


Penulis: Aji Harka 


Sumber Foto: Dokumenter Panitia PBAK FDKI


LPM FatsOeN, IAIN Cirebon — (22/08) IAIN Syekh Nurjati Cirebon telah merampungkan acara PBAK di hari kedua yang berfokus pada tiap fakultas masing-masing.


Kelima fakultas mengadakan acara PBAK serempak pada Selasa, (22/8) 2023 sekaligus acara PBAK Fakultas ini berlangsung di lima tempat. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) bertempat di depan gedung FITK Baru. Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) bertempat di gedung Pasca Sarjana. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) bertempat di depan gedung FDKI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) bertempat di halaman gedung rektorat. Fakultas Syariah (Fasya) bertempat di IAIN Cirebon Center (ICC). 


Penyelenggaraan PBAK Fakultas ini dilaksanakan setelah penyelenggaraan PBAK Institut pada Senin, (21/8) yang ditanggungjawabkan kepada tiap DEMA Fakultas dan panita dari tiap fakultas.


Dalam penyelenggaraan PBAK Fakultas tahun ini memiliki ciri dan konsep yang berbeda setiap tahunnya. Dilansir dari keterangan Fahrudin Al Kahfi, Ketua Pelaksana PBAK Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) sebagai salah satu fakultas yang menyelenggarakan PBAK Fakultas, mengatakan bahwa perbedaannya ada pada konsep, koordinasi sampai pada konsumsi di mana tahun lalu diakomodasi langsung oleh DEMA Fakultas. Namun, tahun ini dialihkan kepada DEMA Institut.


Atas perbedaan yang terjadi pada tahun ini. Fahrudin mengeluhkan mengenai peraturan dan teknis yang diatur oleh DEMA-I. Salah satunya terjadi miskomunikasi dari kedua belah pihak mengenai vendor yang bahkan pada pagi hari penyelenggaran PBAK Fakultas, tenda masih belum rampung. Hal ini membuat hambatan pada pelaksanaan acara yang juga harus didekor oleh panitia acara. Kendala lain yang dikeluhkan oleh Fahrudin adalah permintaan akan teknis dan alat untuk kelengkapan PBAK FDKI yang hanya disetujui saja. Namun, dari pihak DEMA-I tidak memberikan apa yang dibutuhkan oleh panitia FDKI.


Terjadinya hal-hal di luar rencana yang dialami Panitia FDKI disebabkan oleh keterlambatan informasi terutama pada informasi vendor yang menyebabkan banyak dari mahasiswa baru kepanasan terutama untuk mahasiswa baru FDKI tahun ini berjumlah sekitar 500 mahasiswa. Fahrudin mengatakan harapannya untuk PBAK Fakultas, "Harapannya acara PBAK untuk ke depannya lebih mengedepankan apa yang dibutuhkan oleh pihak-pihak fakultas. Harus dikomunikasikan lagi terus juga harus jelas konsumsi untuk siapa dan lebih tepatnya harus menjaga persaudaraan."


Penulis : Hanipah

Reporter : Hanipah, Fatika, Myla

Editor: Akhmad J.

P2B, Tragedi Nasi Basi

     Empat hari yang lalu Mahasiswa Baru IAIN Syekh Nurjati Cirebon tengah melaksanakan rangkaian PBAK. Mulai dari Institut sampai Fakultas, tetapi dibalik rangkaian acara besar tersebut terdapat tragedi yang belum pernah terjadi pada PBAK tahun sebelumnya yakni, adanya catering dengan nasi basi.

     Nasi catering yang dibagikan untuk Mahasiswa Baru tersebut ada beberapa yang bau dan tidak layak makan. Mahasiswa yang mendapatkan nasi basi tersebut merupakan anak dari Jurusan HKI. Mahasiswa tersebut mengaku "sakit perut dan merampang badannya," jawabnya saat ditanya di grup Camaba HKI setelah memakan nasinya. Pada awalnya Mahasiswa tersebut ingin memfoto nasinya yang terdapat putih-putih tapi bukan bumbu, namun karena lapar sekali, Mahasiswa tersebut mengelapnya dan tetap memakannya. Di grup Camaba HKI itu juga ada Mahasiswa yang bilang bahwa dagingnya juga bau.

   Perlu diketahui bahwa nasi yang dibagikan kepada Mahasiswa Baru saat PBAK kemarin adalah nasi catering yang dikoordinir dari pihak P2B bersama dengan pihak PBAK Institut.

  P2B merupakan singkatan dari Pusat Pengembangan Bisnis di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Melalui surat keputusan yang diturunkan oleh Rektor pada, (14/7) tentang pengadaan snack dan catering yang dilakukan di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus melalui (diwajibkan) dari pihak P2B.


  Dari adanya keputusan tersebut maka yang mengoordinir snack box dan catering harus dari P2B. Perlu diketahui juga bahwa catering yang dibagikan saat PBAK fakultas kemarin juga berasal dari kordinir P2B dengan Dema-I sebagai perantara konsumsinya, dan ternyata ada juga nasi yang basi dan tidak. Nasi basi tersebut diterima oleh panitia PBAK Fakultas Ushuluddin dan Adab. Mereka yang mendapatkan nasi itu mengaku basi, bumbunya kecut dan ayamnya biru seperti ayam tiren. Meskipun hal ini tidak berlaku ke semuanya. Terang dari pihak Dema-I mengatakan bahwa tidak ke semuanya mendapatkan nasi yang basi.


Ilustrasi: Zakariya Robbani 

Penulis: Ami

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN

Foto: Arina Nurul Badriyah

Berfoto di Depan Rumah Adat Tongkonan (Rumah Adat Tana Toraja).


Skema Kuliah Kerja Nyata Nusantara Moderasi Beragama (KKNMB) mulai dibuka Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, melalui proses penyeleksian dari 1-7 Juni 2023. Ahmad Rizki Alimudin, mahasiswa dari Jurusan Hukum Keluarga Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon adalah salah satu dari 3 mahasiswa yang lolos seleksi untuk mengikuti skema KKN ini. Program ini berlangsung dari 13 Juli hingga 26 Agustus 2023 dan diikuti 324 mahasiswa lintas agama dari 52 perguruan tinggi keagamaan di Indonesia. Semangat dan antusias mengikuti Skema Kuliah Kerja Nyata Nusantara Moderasi Beragama (KKNMB) ini, karena yakin pengalaman ini akan memberikan wawasan yang berharga dalam memahami dinamika sosial budaya dan agama serta sikap moderasi beragama di Tana Toraja.

Pada tanggal 12 Juli 2023 seluruh peserta KKNMB ini melakukan pembekalan di kampus IAIN Parepare yang merupakan tuan rumah dari KKN skema ini, 324 mahasiswa ini dibagi menjadi 30 kelompok/posko dan ditempatkan di 30 Lembang/Desa yang berbeda di kabupaten Tana Toraja. Saya dan kelompok ditugaskan untuk tinggal di Lembang Madandan, sebuah Lembang yang kaya akan adat istiadat dan kearifan lokal.

Perjalanan dimulai pada 13 Juli 2023, ketika saya dan teman-teman tiba di Tana Toraja. Kami disambut dengan hangat oleh masyarakat setempat yang ramah dan penuh keramahan. Minggu pertama, saya langsung terjun ke lapangan melakukan riset untuk memahami dinamika sosial budaya dan agama masyarakat di sini. Saya belajar tentang adat istiadat Toraja yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Adat istiadat di sini bukan hanya sekadar tradisi, tapi juga cerminan dari filosofi hidup dan pandangan kosmos yang unik.

Salah satu adat yang menjadi perhatian saya adalah upacara adat rambu solo' dan rambu tuka'. Rambu solo' adalah upacara pemakaman yang dianggap sebagai salah satu upacara adat paling penting di Toraja. Prosesi pemakaman ini melibatkan persiapan yang kompleks dan melibatkan seluruh anggota keluarga dan masyarakat. Rambu tuka', di sisi lain, adalah upacara yang sifatnya suka cita atau syukuran. Upacara ini biasanya diperuntukkan untuk perayaan seperti, syukuran rumah, hasil panen yang baik dan kegembiraan lainnya. Kedua upacara ini menunjukkan betapa besar perhatian Toraja terhadap nilai-nilai keluarga dan upacara keagamaan.

Tidak hanya itu, saya juga belajar tentang Tongkonan, rumah tradisional suku Toraja yang merupakan simbol penting dalam kehidupan mereka. Tongkonan adalah rumah adat yang memiliki bentuk unik dengan atap yang tinggi menjulang. Bangunan ini memiliki arti sakral, melambangkan status sosial, dan menjadi pusat upacara adat serta ritual keagamaan masyarakat Toraja.

Setelah memahami adat istiadat, saya dan kelompok melakukan pemetaan wilayah secara mendalam. Mereka mendokumentasikan lokasi-lokasi penting, tempat ibadah, rumah adat, dan tempat-tempat keramat. Pemetaan ini menjadi langkah awal untuk memahami interaksi sosial dan hubungan keagamaan di masyarakat setempat.

Minggu-minggu berikutnya, saya aktif menghadiri berbagai acara adat dan keagamaan di Tana Toraja. Mereka terlibat dalam berbagai prosesi upacara, mulai dari upacara adat hingga kegiatan keagamaan seperti perayaan hari besar agama. Saya merasa terpukau dengan keindahan dan kedalaman makna di balik setiap acara yang dihadirinya.

Selama menjalani KKNMB, saya juga belajar mengenai toleransi dan kerukunan antaragama yang menjadi perekat masyarakat Tana Toraja. Meskipun mayoritas masyarakatnya adalah penganut agama Kristen Protestan dan Katolik, tetapi mereka hidup berdampingan dengan harmonis dengan minoritas agama lain, termasuk Islam dan agama-agama tradisional. Kehidupan multikultural ini menjadi inspirasi bagi saya untuk lebih mengedepankan nilai-nilai keberagaman dan toleransi di masa depan.

Setelah beberapa minggu tinggal di Lembang Madandan, saya dan kelompok merasa sudah memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika sosial budaya dan agama di Tana Toraja. Mereka pun menyadari betapa pentingnya menjaga harmoni dan toleransi antaragama dalam menjaga kerukunan di tengah-tengah keberagaman masyarakat tersebut.

Berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang didapat, kami merumuskan program kerja yang melibatkan semua tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemerintahan dalam upaya mendukung kampung Moderasi di Lembang Madandan. Program ini diberi judul "Menuju Kampung Moderasi, Memperkokoh Lingkungan Inklusif dan Harmoni di Tengah Keberagaman."

Salah satu program unggulan dalam upaya mencapai tujuan tersebut adalah mendirikan sebuah rumah baca untuk pemuda dari lintas agama. Rumah baca ini bertujuan untuk menjadi tempat pembelajaran, diskusi, dan interaksi antar pemuda dari berbagai latar belakang agama. Dengan adanya ruang tersebut, diharapkan pemuda dapat lebih memahami satu sama lain, menghormati perbedaan, dan bersama-sama membangun lingkungan yang inklusif.

Selain itu, saya dan kelompok juga merencanakan pendirian Monumen Kampung Moderasi. Monumen ini akan dibangun dengan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat Lembang Madandan. Tujuan dari monumen ini adalah sebagai simbol keberagaman dan harmoni di kampung tersebut, yang selalu mengingatkan masyarakat akan pentingnya mempertahankan sikap moderat dan saling menghormati dalam beragam keyakinan.

Program kerja lainnya yang dirumuskan oleh saya termasuk kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan dan keagamaan bersama yang melibatkan seluruh warga kampung, seperti mendirikan taman obat keluarga (TOGA), bakti sosial, kegiatan kebersihan, seminar tentang toleransi beragama, terlibat aktif mengisi khutbah Jum'at dan pengajian, serta berbagai acara budaya yang menampilkan kekayaan tradisi masyarakat Tana Toraja.

Dalam merumuskan program ini, kami secara aktif melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemerintahan. Partisipasi mereka diharapkan dapat memberikan pandangan yang komprehensif dan memastikan program ini mendapatkan dukungan penuh dari seluruh masyarakat Lembang Madandan.

Sebagai seorang mahasiswa yang aktif di bidang akademik, saya juga memiliki rencana untuk menghasilkan kontribusi yang berarti dalam bentuk tulisan. Menyadari pentingnya mendokumentasikan perjalanan dan hasil KKNMB mereka, saya merencanakan artikel untuk publikasi jurnal. Untungnya, selama disini saya telah mengikuti kegiatan academic writing jurnal mimikri yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Kementerian Agama Makassar, sehingga ia memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penulisan artikel ilmiah.

Artikel jurnal yang akan ditulis oleh saya berfokus pada hasil riset dan temuan mereka tentang dinamika sosial budaya dan agama di Tana Toraja, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mendukung kampung Moderasi di Lembang Madandan. Artikel ini diharapkan dapat menjadi sumbangan berharga dalam memperluas pemahaman tentang moderasi beragama dan kerukunan di masyarakat.

Selain artikel jurnal, saya dan teman-teman juga memiliki rencana pembuatan video dokumenter sebagai sarana untuk melihat secara langsung sikap moderasi atau sikap toleransi yang sudah tertanam dalam masyarakat Tana Toraja. Video ini diharapkan dapat menggambarkan secara visual bagaimana masyarakat setempat menjalankan adat istiadat dan ritual keagamaan dengan penuh kehormatan terhadap perbedaan agama dan keyakinan.

Dengan video dokumenter, saya ingin mengabadikan momen-momen kebersamaan dalam berbagai upacara adat dan kegiatan keagamaan yang melibatkan berbagai kelompok agama. Kami berharap dapat menyoroti bagaimana masyarakat Tana Toraja secara bersama-sama merayakan perbedaan dan memupuk rasa saling menghargai dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Video ini akan berfokus pada wawancara dengan warga setempat dari berbagai agama, tokoh adat, pemuka agama, dan pemimpin masyarakat. Dengan mendokumentasikan pandangan mereka tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antaragama, video ini akan memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana nilai-nilai moderasi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Lembang Madandan.

Melalui kombinasi tulisan artikel jurnal dan video dokumenter, saya berharap bahwa kontribusinya dapat memperkuat kesadaran tentang pentingnya moderasi dan toleransi dalam menjaga harmoni di tengah keragaman agama dan budaya. Semoga upaya ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat lain dan membantu menciptakan lingkungan inklusif yang harmonis, di mana semua individu dari berbagai latar belakang agama dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghargai.

Kami berharap bahwa avideo dokumenter ini dapat selesai sebelum acara peluncuran kampung Moderasi di Lembang Madandan. Dengan begitu, hasil dari upaya mereka dalam memperkokoh lingkungan inklusif dan harmoni di tengah keberagaman dapat lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat luas. Selain itu, publikasi artikel jurnal dan video dokumenter ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi dan contoh positif bagi daerah lain dalam mengimplementasikan program serupa yang berfokus pada toleransi dan kerukunan antaragama.

Dengan tekad dan semangat yang tinggi, saya dan teman-teman berharap bahwa program "Menuju Kampung Moderasi: Memperkokoh Lingkungan Inklusif dan Harmoni di Tengah Keberagaman" dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat Tana Toraja. Melalui upaya ini, mereka berharap dapat menjaga kerukunan dan harmoni di kampung tersebut sebagai contoh bagi masyarakat lain dalam menghadapi tantangan pluralitas dan keberagaman di Indonesia.


Kontributor Penulis: Ahmad Rizki Alimudin

Sumber Foto: Ariq 

Berfoto di lokasi Markas Koppasus Cijantung


Fitri Ayu Khoirunnisa anggota Resimen Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon terpilih mewakili Korem 063 Sunan Gunung Jati untuk mengikuti Bootcamp TNI AD To Gen Z pada 31 Juli hingga 3 Agustus tahun 2023 bertempat di Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Cijantung.

Bootcamp TNI AD To Gen Z tersebut diselenggarakan oleh TNI AD dan merupakan program khusus dari Kasad TNI AD Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam rangka menjaring pemuda yang kreatif di bidang media sosial modern ini. Bootcamp to Gen Z secara spesifik juga bertujuan menFitri pemuda Indonesia memiliki skill dalam menulis dan menjadi influencer handal dalam merawat kebangsaan di kemudian hari.

Fitri Ayu Khoirunnisa merupakan putri asli kelahiran Cirebon yang bercita-cita menjadi Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) ini aktif sebagai anggota organik Menwa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pengalaman dalam DIKLATSARMIL Resimen Mahasiswa Mahawarman gelombang 2 tahun 2023 yang bertempat di pusdikif turut menjadi bekal Fitri untuk mampu melewati rangkaian tes fisik dan mental dari Kodam III Siliwangi sehingga dapat terpilih untuk mengikuti Bootcamp TNI AD To Gen Z tahun 2023.

Fitri pun sangat bersyukur dan berharap kesempatan mengikuti bootcamp tersebut dapat bermanfaat bagi masa depannya. 

“Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti bootcamp ini dan tentu dengan kegiatan ini dapat menambah relasi pertemanan antar daerah dan saya berharap dengan mengikuti bootcamp ini dapat mengantarkan saya dalam mencapai cita-cita saya,” Ujar Fitri.


Penulis: Ariq Rifqi Musthofa 

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN

Sumber foto: Ibnu
Potret Kegiatan KKN Kelompok 108 di Desa Gesik Tengah Tani Cirebon


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berkolaborasi dari mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan UIN Sunan kalijaga Yogyakarta dilaksanakan di desa Gesik, Blok Babadan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.

Kegiatan Mahasiswa KKN melakukan kunjungan dengan mengamati lingkungan sekitar yang berlokasi di Gesik Tengah Tani. Desa Gesik Tengah Tani Kabupaten Cirebon dikenal sebagai salah satu Desa yang berfokus pada Pertanian.

Luasnya lahan sawah pertanian padi dengan perawatan pupuk dan disiram setiap hari, memungkinkan untuk menghasilkan hasil panen yang baik. Pertanian di Gesik Tengah Tani Cirebon dalam kehidupan pertaniannya seringkali mengandalkan bibit Inpari 32 agar hasil panen lebih tinggi.

"Kalau daun padi mulai berubah warna kuning tandanya ada penyakit, jadi perlu diberikan semacam obat, seperti garam yang ditaburkan ke padi," Ujar Robadi selaku petani Desa Gesik.

Olahan tani berupa padi di Desa Gesik, tengah menjadi Usaha yang gandrung dan memiliki keunggulan antara lain secara tidak langsung telah menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). 

Dapat diketahui, bahwa usaha tani padi adalah kegiatan bercocok tanam dengan komoditi tanaman pangan yang biasanya identik dengan pertanian rakyat. 

Tanaman padi dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani terlebih dahulu, lalu petani menjual sebagian hasilnya untuk menerima pendapatan sebagai modal pada penanaman berikutnya.

Tengah Tani itu sendiri memiliki 8 desa, di antaranya Desa Astapada, Battembat, Dawuan, Gesik, Kalibaru, Kalitengah, Kemlakagede, dan Palir.

"Perawatan tanaman padi dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea." Ucap Robadi.

Ketika Panen, padi tersebut dapat terlihat dengan tanda-tanda yang sudah muncul pada tanaman padi yakni, sudah menguning dan merunduk. Adapun, pencegahan hama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan pestisida.


Penulis: Dita Rosyalita

Editor: Tim Editorial LPM FatsOeN