Ilustrasi Novel Semua Ikan di Langit. Hanipah/FatsOeN |
Judul: Semua Ikan di Langit
Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Cetakan pertama: Februari, 2017
Penerbit: Grasindo
Jumlah halaman: 288 halaman
Semua Ikan di Langit adalah naskah novel yang meraih juara pertama
dari Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2016. Sebuah ajang sayembara
nasional bergengsi untuk novel-novel Indonesia yang mana jebolan dari ajang ini
sudah dipastikan memiliki kepiawaian dalam meracik tulisan. Lantas apakah yang
menjadikan 'Semua Ikan di Langit' menjadi juara pertama dalam ajang ini?
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie adalah penulis Indonesia yang memiliki potensi yang tidak perlu diragukan. Hal ini terbukti pada Sayembara DKJ 2015 karyanya yang berjudul 'Di Tanah Lada' berhasil menyabet juara dua, kemudian pada Sayembara DKJ 2016 ia kembali dengan naskah unik yang berhasil menyabet juara pertama.
Blurb novel ini mengisahkan tentang petualangan Bus Damri yang
biasanya hanya berkeliling Dipatiukur–Leuwipanjang lalu akhirnya bertemu
dengan sosok Beliau yang menjadikan perjalanan Bus Damri terasa begitu
supratural karena dapat berkeliling melewati lintas ruang dan waktu.
Metafora mengenai ketuhanan jelas sangat kental dengan
analogi-analogi yang dijabarkan oleh Ziggy dalam 'Semua Ikan di Langit',
menyajikan tokoh-tokoh yang tidak terbayang sebelumnya bagi para pembaca,
seperti Bus Damri, Beliau, Ikan Julung-Julung, Kecoa, dan berbagai tokoh unik
lainnya tercipta oleh rangkaian kepiawaian dan daya imajinasi tinggi sang
penulis.
Pada halaman-halaman awal, novel ini terasa begitu samar mengenai
apa yang ingin disampaikan, terasa juga seperti gabungan dongeng yang absurd dengan dongeng filosofis seperti novel
'Le Petit Prince' karya Antoine de Saint-Exupéry.
Namun, pada bab selanjutnya novel ini memberikan gambaran jelas apa
yang ingin disampaikan. Ziggy seakan memberitahu dengan halus dalam novel ini
perihal konsep mengenai Tuhan yang dihadirkan melalui representasi ketuhanan
dari sosok Beliau,
"Orang-orang yang percaya bahwa ia bisa menemukan penjelasan
di balik keajaiban mungkin tidak percaya “kejaiban” itu ada sama sekali. Akan
tetapi, kalaupun dia menemukan “alasan” di balik keajaiban, tidak bisakah
Beliau menjadi penyebab alasan itu? Apakah itu begitu mustahil baginya?" (halaman 162)
Dalam setiap bab pada novel ini Ziggy memberikan analogi-analogi
yang terasa dekat dengan sosiokultural dan dari kacamata semiotik, 'Semua
Ikan di Langit' memiliki perlambangan dengan tujuan perihal keyakinan akan
keilahian Tuhan.
“Tapi menurut saya, kalau Tuhan mau membuat sesuatu dengan tidak
sempurna, Dia bisa saja. Dia kan bisa melakukan segala hal; mungkin saja
membuat sesuatu dengan begitu sempurna, mungkin saja membuat sesuatu dengan
tidak sempurna. Masalahnya kan manusia saja yang melihatnya dengan cara yang
berbeda, membangun opini mereka sendiri tentang apa yang sempurna dan tidak
sempurna. Mereka anggap sesuatu ini, anggap sesuatu itu; padahal sebenarnya
penilaian mereka itu tidak ada artinya. Sempurna itu hanya konsep buatan,
diciptakan karena mereka – kita – suka menilai dan menghakimi satu
sama lain. Yah, begitulah manusia!”
(halaman 121)
Secara keseluruhan novel ini jelas sangat layak menjadi pemenang
Sayembara DKJ 2016 dan patut diberi apresiasi sebab melalui 'Semua Ikan di
Langit' pembaca diajak menjelajahi perjalanan supranatural yang dikemas dengan
sederhanan namun penuh magis dan realita ketuhanan.
Penulis: Hanipah/FatsOeN
Editor: Rifki Al Wafi/FatsOeN
Posting Komentar