Suasana sore menjelang salat Ashar di tempat wudu wanita begitu sesak dengan antrean. Para mahasiswi mengantre untuk mendapatkan air sebab kran yang mengeluarkan air hanya dapat dihitung dengan hitungan jari saja.
Hal tersebut tidak sebanding dengan membludaknya mahasiswi IAIN Syekh Nurjati yang membutuhkan air untuk keperluan wudu. Pada saat kelas masih sebagian hybrid, kejadian seperti ini jarang terjadi namun setelah pemberlakuan kelas luring hampir 100% pada beberapa jurusan, ini membuat beberapa hal menjadi tidak tercukupi. Seperti lahan parkir dan kebutuhan air pada kamar mandi serta tempat wudu.
"Di kamar mandi air nggak ada, dan mau wudhu juga nggak ada air pas sholat Ashar." Protes Fitriyanti, Mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia.
Matinya kran di kamar mandi ternyata baru dialami oleh Fitriyanti pada hari Selasa, 12 September 2022. Bukan hanya Fitriyanti, ada beberapa mahasiswa yang terlihat mengeluhkan matinya kran di kamar mandi.
“Itu (yang mengeluhkan air) lebih dari dua orang deh, banyak banget, sampe antri.” Ujar Mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia tersebut.
Bukan pada hari Selasa, 16 September saja kran mati, tim LPM Fatsoen juga mendapat beberapa keluhan di hari-hari sebelumnya terkait permasalahan air. Ternyata, masalah tersebut bukanlah hal asing bagi sebagian mahasiswi, kran mati memang sering terjadi beberapa kali dan tentu saja hal itu membuat mahasiswi mengeluh atas kurangnya perhatian kampus pada masalah yang sebenarnya sering dibicarakan banyak orang.
Keresahan ketidakadaan air ini tentu saja menyulitkan banyak mahasiswi ketika akan beribadah. Apalagi jika hanya mengandalkan beberapa kran saja untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswi. Hal ini tentu saja menjadi tanda tanya besar bagi mahasiswi, bagaimana fasilitas kampus seperti kran saja bisa mati, bukankah kamar mandi merupakan salah satu fasilitas yang penting dan sangat dibutuhkan bagi para mahasiswi maupun mahasiswa?
Mahasiswi berharap adanya perbaikan kran air di kamar mandi agar segala kebutuhan mahasiswi, terutama ketika beribadah agar tidak terhambat serta memberikan kenyamanan pada mahasiswi atas sarana dan prasarana kampus.
Penulis: Hanipah & Fatika/LPM FatsOen
Posting Komentar