LPM FatsOeN - Assalamualaikum. Mungkin kawan-kawan IAIN Cirebon sudah ada yang tahu mengenai apa itu SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah)? Oke, kalau yang sudah tahu apa itu SKPI dan cara mengajukannya, silakan skip artikel ini. Karena kalian pasti bagian dari asosiasi mahasiswa pemburu sertifikat. Tapi untuk yang belum, bisa stay tune ya.
Gambar 1 Peringatan! |
Kampus kita, yang sudah menerapkan sistem digital, menyediakan layanan pengajuan SKPI melalui Smart Campus. Keuntungan ini membuat kita bisa kapan saja mengajukan SKPI sebelum sertifikatnya hilang atau beralih fungsi menjadi piring gorengan. Dengan sistem ini juga kita jadi tidak malu untuk bulak-balik ke jurusan untuk meminta bantuan staf jurusan meng-input data SKPI, setiap kita mendapatkan prestasi. Itu kalau kalian berprestasi ya. Kalo saya? Hmm, jangan ditanya.
Eits, bukan hanya prestasi besar saja yang bisa kita masukkan ke dalam topik SKPI. Ternyata hafiz Quran, partisipasi dalam seminar, dan kegiatan-kegiatan lain juga dapat bisa kita ajukan sertifikatnya sebagai SKPI. Gimana? Tertarik?
Yuk intip caranya mengajukan SKPI lewat Smart Campus. Sebelum sertifikat-sertifikat prestasinya hilang meninggalkan kita sendirian dan tidak akan pernah kembali.
Masuk ke Menu SKPI
Pertama, buka browser andalan kalian dan masuk ke laman masuk Smart Campus untuk mahasiswa melalu tautan https://sc.syekhnurjati.ac.id/smartcampus/std/login.php.
Setelah berhasil masuk, kita akan melihat laman dashboard. Pada laman tersebut, pilih menu SKPI seperti gambar di bawah.
Gambar 2 Dashboard Akun Smart Campus Versi 7.95 |
Setelah memilih menu tersebut, kita akan melihat tampilan laman SKPI seperti pada gambar berikut.
Gambar 3 Laman Pengisian Formulir Data SKPI |
Setelah berhasil masuk ke laman SKPI, mari kita siapkan contoh kasus untuk membatasi pembahasan dalam artikel ini. Sebagai contoh, mari kita buat kasus berupa:
1. Saya merupakan Juara 1 lomba menulis novel nasional tingkat mahasiswa pada tanggal 20 Juli 2020 (sesuai dengan tanggal pada sertifikat/piagam) dan ingin mencantumkannya sebagai prestasi yang mendampingi ijazah saat saya wisuda nanti.
2. Saya sudah menyiapkan sertifikat atau piagam dalam bentuk digital dengan berkas berformat pdf sebagai bukti prestasi tersebut.
Setelah memahami contoh kejadian di atas, mari kita lanjutkan ke tahap mengisi formulir yang tersedia di dalam laman menu SKPI.
Mengisi Formulir SKPI
Pertama-tama, mari lebih dahulu mengisi kolom Tanggal Kegiatan. Catat tanggal kegiatan yang tercantum di dalam berkas sertifikat atau piagam kemudian input ke dalam kolom Tanggal Kegiatan. Format tanggal terdiri dari tahun-bulan-tanggal, sehingga tanggal kegiatan diisi seperti pada gambar berikut.
Gambar 4 Mengisi Kolom Tanggal Kegiatan |
Setelah selesai mengisi kolom Tanggal Kegiatan, kita harus mengisi kolom Keterangan Kegiatan. Kita tulis saja dengan Juara 1 Lomba Menulis Novel Nasional Tingkat Mahasiswa.
Gambar 5 Mengisi Kolom Keterangan Kegiatan |
Selanjutnya, kita perlu menentukan kategori kegiatan. Terdapat beberapa kategori yang dapat kita pilih pada kolom Kegiatan seperti pada gambar berikut. Oleh karena lomba yang akan kita input berupa perlombaan, maka kita pilih kategori Pertisipasi Dalam Kompetisi (catatan: seharusnya ditulis Partisipasi dalam Kompetisi).
Gambar 6 Mengisi Kolom Kegiatan |
Setelah menentukan kategori kegiatan pada kolom Kegiatan, sebuah menu drop down pada kolom Sub Kegiatan secara otomatis akan muncul. Setelah itu kita dapat mengisinya sesuai dengan lomba yang ingin kita input.
Gambar 7 Mengisi Kolom Sub Kegiatan |
Setelah mengisi kolom Sub Kegiatan, selanjutnya ialah mengunggah sertifikat/piagam ke kolom Bukti Kegiatan dan memilih Relevansi.
Gambar 8 Mengisi Kolom Relevan dan Bukti Kegiatan |
Setelah selesai mengisi, semua kolom dalam formulir, langkah terakhir ialah menyimpan data tersebut. Tekan tombol Simpan Data SKPI seperti di gambar berikut.
Gambar 9 Menyimpan Data SKPI |
Setelah menyimpan data SKPI, kita tinggal menunggu data kita divalidasi oleh pihak validator. Data yang telah kita simpan dapat dicek statusnya di laman yang sama bagian bawah formulir. Kita juga dapat menghapus data yang tersimpan apabila terdapat kesalahan dalam data tersebut. Namun saya tidak dapat menyediakan gambar karena tidak mau memperlihatkan SKPI saya, dan capek mengedit gambar untuk menyensornya. Pokoknya tinggal klik hapus ajah terus beres. Kayaknya. Lupa soalnya.
Masalah
Pada Gambar 8 di atas, terlihat bahwa narasi pada kolom Bukti dan Nilai Relevansi sedikit perlu dipertanyakan. Dari narasi tersebut, hal yang kita pahami ialah bahwa jika sertifikat relevan dengan kegiatan akan mendapat nilai 6, sedangkan jika tidak akan mendapat nilai 3.
Secara pribadi, menurut penulis, apabila sertifikat tidak relevan, tidak berkaitan, atau tidak nyambung dengan kegiatan yang diterangkan dalam kolom Keterangan Kegiatan, maka seharusnya akan ditolak oleh validator SKPI (setahu saya validator SKPI itu staf jurusan, yang mungkin bekerja sama dengan dosen). Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis beranggapan bahwa sertifikat pasti relevan dengan apa yang tertulis dalam keterangan kegiatan. Harus relevan. Jika tidak, maka tidak ada artinya mengisi SKPI.
Kemudian, salah satu hal yang memungkinkan, mengenai relevansi, adalah kegiatan tersebut memiliki relevansi dengan jurusan kita atau tidak. Jika kegiatan yang di-input itu relevan dengan visi, misi, serta luaran lulusan jurusan atau program studi kita, maka nilainya lebih tinggi dari kegiatan yang tidak relevan. Namun ini hanya pendapat pribadi penulis untuk menanggapi keambiguan narasi pada kolom Bukti dan Nilai Relevansi. Pemilihan nilai relevansi saya serahkan kepada pembaca.
Simpulan
Simpulin sendiri deh. Ngetik malem-malem tuh cepet ngantuk.
Penulis: Alfara Maula
Posting Komentar