Cirebon- LPM FatsOeN, Senin (30/5/22) Koalisi Jurnalis Cirebon menggelar seruan aksi World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Sedunia yang digelar di Tugu Proklamasi, Kota Cirebon, pada pukul 09.00 WIB.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggagas peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia di 20 kota di Indonesia. Koalisi Jurnalis Cirebon merupakan kolaborasi Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Bandung dan Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI) Cirebon Raya, Aksi ini diikuti dari beberapa Lembaga Pers Mahasiswa seperti Fatsoen, serta para jurnalis di wilayah Cirebon.
Aksi kampanye ini dilatarbelakangi untuk menyuarakan pentingnya kebebasan pers, jurnalis ramah anak, hingga perlindungan terhadap jurnalis.
Rabu (11/5) lalu, jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51), dibunuh dalam serangan tentara Israel di kawasan Jenin, wilayah penduduk Tepi Barat. Kemudian di Indonesia, kasus pembunuhan jurnalis Fuad Muhammad Syafruddin wartawan Harian Bernas Yogyakarta, 1996, yang hingga kini belum terungkap pelakunya. Kasus tersebut menunjukkan jurnalis belum sepenuhnya terlindungi.
Fikri, selaku Koordinator Aksi mengatakan bahwa bukan hanya kekerasan fisik yang dialami oleh jurnalis, sampai kekerasan non fisikpun kerap terjadi kepada jurnalis.
"Sekarang tidak hanya kasus kekerasan fisik, tetapi jurnalis juga rentan terhadap kekerasan non fisik seperti kekerasan serangan digital, doxing, hingga peretasan. Padahal, jurnalis adalah salah satu pilar untuk mendekatkan demokrasi. Tanpa ada kebebasan pers tidak akan ada demokrasi di Indonesia," ucap Fikri.
Dalam aksi World Press Freedom Day, massa berorasi dan menampilkan berbagai poster yang bertuliskan harapan dan tuntutan seperti, "Jurnalis Bukan Sasaran Pukul atau Tendang. Kami bekerja dilindungi oleh Undang-Undang", "Tolak Kekerasan Terhadap Jurnalis", "Jurnalis Ramah Gender", Jurnalis Ramah Anak" dan sebagainya.
Reporter : Nepri/ Pengurus LPM FatsOeN
Penulis: Dea Agustin /Pengurus LPM FatsOeN
Editor: Khofifah Cahyani/ Pengurus LPM FatsOeN
Posting Komentar