(Suasana foto bersama setelah pembukaan acara di Auditorium FITK lantai 5. Selasa, 31/05/22.  Foto : an : Amri/ anggota magang LPM FatsOeN)


 IAIN, LPM FATSOEN - Himpunan Mahasiswa Jurusan Tadris Matematika (HIMKA) menggelar acara seminar skripsi yang bertempat di Auditorium FITK Lt.5. Selasa (31/05/22).

Dengan mengusung tema "Relevansi Strategi Penyusunan Skripsi di Era Globalisasi". diharapkan acara ini dapat membantu mahasiswa yang sedang melakukan penyusunan skripsi ataupun yang akan segera menyusun skripsi. 

Seminar skripsi ini merupakan program kerja dari Departemen Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) yaitu Aspirasi Mahasiswa (ASMA). Topik yang diambil pada acara ini merupakan wujud aspirasi terbanyak Mahasiswa Jurusan Matematika yang di voting melalui Instagram Story di official akun instagram HIMKA yaitu @himkaiainsnj.

"Seminar Skripsi ini sendiri diadakan dengan tujuan, agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa saja yang harus dipersiapkan dalam menyusun skripsi". Ujar Mustofa selaku Ketua Pelaksana pada acara ini. 

Acara Seminar Skripsi ini dihadiri oleh ketua Umum DEMA FITK, Ketua Jurusan Matematika, serta perwakilan dari Mahasiswa Jurusan Tadris Matematika. Dengan menggandeng Bapak Dr Hendi Pratama, S.Pd. M.A. sebagai pemateri, dan Ibu Herani Tri Lestiana, M.Sc. sebagai moderator.


Penulis: Eka Rohmawati/ Pengurus LPM FatsOeN

Reporter : Alisa dan Annita Syari'ach/Anggota Magang LPM FatsOeN

Kameraman : Amri/ anggota magang LPM FatsOeN



 (Foto : 
Astrie Wulaningsih / Anggota Magang LPM FatsOeN)

Hallo fatsOenist! Tahukan bahwa kampus kita punya progran studi baru, salah satunya yaitu pariwisata syariah, jurusan ini di bidang pariwisata di bawah naungan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Pembukaan prodi baru Pariwisata Syariah pada semester awal perkuliahan 2021 ini merupakan suatu terobosan yang strategis, mengingat halal industry termasuk juga halal tourism setelah pandemi global COVID-19 perkembanganya pesat karena warga dunia lebih peduli pada kesehatan raga, mental maupun spiritual. 

Pada saat, itu pariwisata syariah hanya membuka satu jalur masuk, yaitu melalui SPMB Mandiri. Hasilnya didapat 33 orang yang terpilih sebagai mahasiswa di program studi pariwisata syariah. Untuk tahun ini, Tahun 2022 IAIN Syekh Nurjati cirebon baru membuka 3 jalur penerimaan mahasiswa baru jurusan Pariwisata syariah, yaitu SPAN-PTKIN, UM-PTKIN dan jalur SPMB Mandiri.

Apa itu Pariwisata Syariah?

Mempelajari semua aspek yang terdapat di kegiatan wisata dipelajari seperti perhotelan, agen travel, kapal pesiar, maskapai, bahkan event pun dipelajari. Tidak hanya itu, ilmu disiplin lain yang berkaitan dengan ilmu ini pun dipelajari seperti ekonomi, psikologi, bisnis manajemen, akuntansi, perencanaan, dll.  Selain itu, juga menerapkan nilai-nilai syariah dalam pariwisata. nah fatsoenist jurusan ini bukan hanya untuk mendukung pembangunan wilayah cirebon saja ya, tetapi juga didaerah lainnya karena mahasiswa datang dari berbagai daerah, program studi ini cocok buat fatsoenist yang mau kembangin pembangunan pariwisata, bisnis loh.


Apa Keunggulan Ilmu Pariwisata Syariah?

Program studi pariwisata syariah ini memiliki banyak keunggulan, diantaranya yaitu Wirausaha di bidang pariwisata, tour guide, konsultan kepariwisataan, manajer perusahaan wisata, hotel dan yang lainnya. Jurusan ini antara teori dan praktek ilmu tersebut seimbang sehingga mahasiswa dapat terbiasa dengan dunia pariwisata syariah dan perhotelan syariah, Jadi nanti kalo fatsoenist masuk ke jurusan ini nantinya tidak kaget lagi ketika sudah memasuki dunia pekerjaan. 


Prospek Kerja Lulusan Program Lulusan Pariwisata Syariah 

Prospek kerja jurusan pariwisata syariah juga banyak loh fatsoenist meliputi our Operator, Tour Manager, Meeting Incentive Conference and Exhibition/MICE, Tour Consultant, pengelola akomodasi wisata, dan bisnis terkait dalam perjalanan wisata, peneliti pariwisata dan lainnya. Luar biasa bukan, gimana fatsoenist? tertarik masuk jurusan pariwisata syariah?

Penulis : Astrie Wulaningsih / Anggota Magang LPM FatsOeN

(Suasana Aksi World Pers Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Sedunia di Tugu Proklamasi, Kota Cirebon, pada pukul 09.00 WIB. Senin (30/05/22). Foto : Nepri/ Pengurus LPM FatsOeN)

Cirebon- LPM FatsOeN, Senin (30/5/22) Koalisi Jurnalis Cirebon menggelar seruan aksi World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Sedunia yang digelar di Tugu Proklamasi, Kota Cirebon, pada pukul 09.00 WIB.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggagas peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia di 20 kota di Indonesia. Koalisi Jurnalis Cirebon merupakan kolaborasi Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Bandung dan Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI) Cirebon Raya, Aksi ini diikuti dari beberapa Lembaga Pers Mahasiswa seperti Fatsoen, serta para jurnalis di wilayah Cirebon.

Aksi kampanye ini dilatarbelakangi untuk menyuarakan pentingnya kebebasan pers, jurnalis ramah anak, hingga perlindungan terhadap jurnalis. 

Rabu (11/5) lalu, jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51), dibunuh dalam serangan tentara Israel di kawasan Jenin, wilayah penduduk Tepi Barat. Kemudian di Indonesia, kasus pembunuhan jurnalis Fuad Muhammad Syafruddin wartawan Harian Bernas Yogyakarta, 1996, yang hingga kini belum terungkap pelakunya. Kasus tersebut menunjukkan jurnalis belum sepenuhnya terlindungi. 

Fikri, selaku Koordinator Aksi mengatakan bahwa bukan hanya kekerasan fisik yang dialami oleh jurnalis, sampai kekerasan non fisikpun kerap terjadi kepada jurnalis. 


"Sekarang tidak hanya kasus kekerasan fisik, tetapi jurnalis juga rentan terhadap kekerasan non fisik seperti kekerasan serangan digital, doxing, hingga peretasan. Padahal, jurnalis adalah salah satu pilar untuk mendekatkan demokrasi. Tanpa ada kebebasan pers tidak akan ada demokrasi di Indonesia," ucap Fikri.

Dalam aksi World Press Freedom Day, massa berorasi dan menampilkan berbagai poster yang bertuliskan harapan dan tuntutan seperti, "Jurnalis Bukan Sasaran Pukul atau Tendang. Kami bekerja dilindungi oleh Undang-Undang", "Tolak Kekerasan Terhadap Jurnalis", "Jurnalis Ramah Gender", Jurnalis Ramah Anak" dan sebagainya.


Reporter : Nepri/ Pengurus LPM FatsOeN

Penulis: Dea Agustin /Pengurus LPM FatsOeN

Editor: Khofifah Cahyani/ Pengurus LPM FatsOeN

 

(Foto: Dea Mariyana/ Pengurus LPM FatsOeN)

Toga

Pagi yang cukup cerah pada Jumat, tanggal 20 Mei 2022. Hari baik dengan cuaca baik untuk memulai aktivitas pada hari itu. Berbekal surat pengumuman wisuda XXIV tahun 2022, kami sudah bersiap untuk melakukan kegiatan liputan. Di tanggal 20 dan 21 Mei 2022, dijadwalkan untuk pengambilan toga di ruang akademik gedung rektorat. Dari hal itu dan muncul pikiran dalam benak kami, ini pasti akan jadi lonjakan ataupun kerumunan di lokasi pengambilan toga. Kami sudah menyiapkan tim yang terdiri dari reporter, kamerawan dan beberapa kawan lain yang membantu dalam proses peliputan. Peralatan pun sudah siap kami bawa. Tripod, clip-on, dan pakaian wajib kami saat melakukan kegiatan liputan: PDH Pers. Setiba di kampus, kami kira, pengambilan toga sepertinya belum dimulai. Atau, memang ngaret dari jadwal, belum ada yang tahu pasti. Pasalnya, di lokasi tidak terdapat kerumunan apapun. Sepi.

Lebih dekat, sebuah kertas berisi informasi pengunduran jadwal pengambilan toga terpampang di pintu masuk gedung tersebut. Dalam hati kami bergumam dan bertanya, "Lantas, bagaimana nasib mereka yang sudah di perjalanan menuju ke sini?". Setelah diingat kembali, saat melintas, beberapa kami temui wajah kecewa dari Mahasiswa yang menuju arah keluar. Jika benar, pasti itu salah satu Mahasiswa yang akan mengambil toga. Cuaca yang cerah, hari yang baik, berbanding terbalik dengan suasana hati yang redup; dikecewakan. Tidak berhenti di sana, kami coba cari Mahasiswa yang mau untuk diwawancarai. Sayangnya, kebanyakan Mahasiswa menolak. Entah apa alasannya, tapi kurang semangat tampak di wajahnya. Masih belum menemukan jawaban, kami dahulukan mencari  penanggung jawab dari kegiatan hari itu. Beruntung, masih ada satu orang yang bisa kami temui. Telat sedikit, mungkin orang-orang yang berada di gedung tersebut sudah tidak ada di tempat. Beliau masih sempat kami jumpai. Meski begitu, ia menolak untuk divideokan. Akhirnya kami wawancara saja dalam rekaman suara. Beberapa hal yang kami tangkap, bahwa beliau mengeluhkan kepada vendor yang belum selesai untuk pengiriman barang yang dimaksud (baca: toga). Saat kami tanyakan kepastian pengunduran di hari Senin, beliau justru mengatakan bahwa pasti atau tidaknya itu urusan Tuhan. 

"Semoga sudah dipastikan, karena kita, kan, bergantung pada pihak ketiga. Jadi, saya bukan tuhan dan bukan juga malaikat, sehingga kalau memastikan hanya Allah, lah," katanya dengan nada bergurau.

Hari Wisuda

Toga sudah siap dipakai, tibalah hari yang dinanti; prosesi wisuda yang bertempat di Swiss-BelHotel Cirebon.Sesuai jadwal, acara wisuda diselenggarakan selama dua hari, yakni Selasa & Rabu, tanggal 23 & 24 Mei 2022. Di hari pertama wisuda, langit enggan membiarkan matahari bergerak bebas. Awan menyelimutinya dengan mesra, membuat ia, matahari, pun enggan beranjak dari tempat tidurnya.Tidak hujan, hanya mendung yang menyambut pagi hari itu. Ada tanya di pikiran kami, "Akankah hari pertama kembali diguyur hujan selayaknya wisuda tahun kemarin?" Dengan cukup persiapan, kami kembali turun untuk mengemban tugas kami: liputan. Sejak pukul enam hingga mendekati pukul sembilan, langit masih ditutup awan. Di lokasi, belum sepenuhnya para wisudawan hadir. Entah terlena suasana, ada hal lain yang mesti dikerjakan, atau memang punya kebiasaan menunda waktu, siapa yang tahu. Lalu, apa yang dikhawatirkan akhirnya tiba juga: hujan. Awalnya bulir air jatuh perlahan sampai tiba di bulirnya yang terakhir datang secara bersamaan. Deras. Sebagian dari kami, pun beberapa wisudawan, sepertinya terjebak hujan, meskipun kita tahu, hujan tak pernah bermaksud menjebak siapapun. Hari pertama, tentu wisudawan kembali susah payah menjaga penampilan dari terpaan hujan, cipratan air dan juga angin yang berembus. Hujan akhirnya reda setengah jam kemudian. Membawa kesejukan sesaat, meski akhirnya kembali diguyur gerah khas Cirebon.

 Sepanjang jalan kami masuk tadi, dari lantai 1 sampai di tempat acara berlangsung, jalanan sekitar, bahkan di tiap lantai dan juga  parkiran, dipenuhi orang-orang. Dua kemungkinan pasti yang menjadi populasi dominan pada hari itu; satu, keluarga wisudawan. Dua, pedagang dadakan. Ya, suasana yang akan selalu ditemui ketika melakukan acara wisuda di tempat tersebut. Ramai, padat, macet dan gerah, merupakan paket komplit yang disajikan acara wisuda di tempat ini, terutama di luar ruangan. Semuanya berkumpul. Pasca acara wisuda di ruangan selesai, kamera dan handphone sudah siap sedia memotret momentum itu seharian. Ada yang berswafoto, menggunakan jasa fotografer, bahkan ada yang hanya melihat orang berfoto. Posisi kami, tentu masuk di setiap ranah. Termasuk pembuatan live report.

Di hari kedua pun, tak jauh beda suasananya seperti hari pertama. Hari kedua hanya diikuti wisudawan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Sedangkan di hari pertama, diikuti oleh Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI), Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), dan Pascasarjana. Jika dipikir-pikir, acara wisuda kali ini masih terbilang sepi dibanding tahun kemarin. Mungkin, di gelombang kedua tahun ini, akan lebih banyak, siapa yang tahu.


Penulis: Rifki Al Wafi/Pengurus LPM FatsOeN

(Suasana keluarga wisudawan yang sedang menunggu wisudawan keluar, Selasa  (24/2/22), bertempat di Swiss-Belhotel. Foto: Akromah Ramadhani / Pengurus LPM FatsOeN)

IAIN-LPM FatsOeN - Selasa (24/2/22) Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon melaksanakan acara wisuda ke-24 yang dilaksanakan di Hotel Swiss-Belhotel Cirebon. Pelaksanaan wisuda diikuti oleh wisudawan dari Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Fakultas  Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) serta Pascasarjana. 

Dalam pelaksanaan wisuda yang dilaksanakan kali ini, keluarga wisudawan tersebar di beberapa tempat. Salah satunya yg cukup padat yakni di area parkiran 6A hotel tersebut. 

Merujuk dari salah satu keluarga wisudawan, mereka mengaku bahwa tidak tahu kalau pihak keluarga tidak diperbolehkan masuk untuk menyaksikan prosesi wisuda. 

"Pertama saya tidak tahu, dulu saya pernah wisuda didampingi oleh orang tua. Tapi tidak tahu sekarang, mungkin karena masih Covid, akhirnya keluarga atau orang tua tidak boleh masuk," ujar kerabat dari salah satu wisudawan. 

Sama halnya dengan tahun lalu, acara wisuda tahun ini yang diperbolehkan masuk hanya wisudawan saja. Sementara itu, keluarga wisudawan memilih untuk menunggu di area parkir hotel karena tidak diberikan akses untuk menyaksikan prosesi wisuda anak-anak mereka.

Terlepas dari masalah tersebut, keluarga wisudawan tetap merasa bangga dan berharap ilmu yang selama ini diraih dapat bermanfaat bagi semua masyarakat.

"Harapan sebagai tantenya, dengan ponakan yang sudah wisuda dengan menyandang gelar 'S' di belakangnya. Mudah-mudahan ilmunya bisa bermanfaat untuk dirinya dan semua masyarakat," ujarnya.

Selanjutnya, salah satu tunangan wisudawan yang menghadiri acara wisuda juga turut memberikan harapannya bagi tunangannya yang baru saja wisuda.

"Semoga dilancarkan segalanya untuk menata masa depan, karena setelah ini perjuangannya masih ada," ujarnya.

Di samping itu, meskipun keluarga atau orang tua wisudawan tidak hadir secara langsung di tempat prosesi wisuda, pihak IAIN Syekh Nurjati Cirebon melalui surat edaran Pelaksanaan Wisuda ke XXIV Tahun 2022 No.2217 /in.08/B/PP.00.9/05/2022 , mengumumkan bahwa prosesi wisuda  disiarkan secara streaming melalui kanal YouTube Official IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Sehingga, keluarga wisudawan masih dapat menyaksikan prosesi wisuda secara online.


Penulis: Dea Mariyana/ Pengurus LPM FatsOeN

Reporter : Puan Nurshinta Mahardika/Anggota Magang LPM FatsOeN

Editor : Wiyanti Aisyah/Pengurus LPM FatsOeN

(Himbauan yang ditempelkan di pintu akademik. Jum'at (20/05/22). Foto: Akromah Ramadhani (Pengurus LPM FatsOeN)

IAIN, LPM FatsOeN - Jumat (20/05/22) Pengambilan toga untuk para wisudawan ditunda dikarenakan vendor yang belum mengirimkan toga ke kampus. Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Kamal  selaku Kepala Bagian Akademik dan  Kemahasiswaan , beliau mengakatakan bahwa  dari pihak vendor telat dalam mengirimkan. 

"Dari Pihak vendor menyampaikan bahwa awalnya kemarin tanggal 18 akan dikirimkan, sehingga tanggal 19 diinformasikan untuk pembagian toga perfakultas, dan tanggal 20 baru dibagikan. ternyata sampai hari ini masih dalam proses pengiriman " Ujar Kamal saat diwawancarai oleh reporter LPM FatsOeN

Beliau menambahkan bahwa pembagian toga akan dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei. Karena proses pemesanan sudah lama. Beliau menekankan juga untuk pelaksanaan wisuda akan tetap dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu.

" Semoga hari Senin sudah dipastikan akan di bagikan. Karena kita juga tergantung dari pihak penyedianya. Insha Alloh Senin tanggal 23 sudah bisa dibagikan. Berita mendadak karena baru di kabarin semalam dari pihak penyedianya. Acara wisuda  dipastikan jadi, jika diundur maka akan bahaya dan dapat merugikan pihak kampus. Kita sama-sama berdoa agar acara wisuda dapat terselenggara dengan baik. " Tambahnya.

Salah satu wisudawan mengatakan bahwa, bagi dirinya tidak masalah karena dia merupakan orang asli Cirebon. 

"Kalau saya pribadi mah karena saya orang pribumi,/orang sini juga jadi tidak ada masalah, dan memang juga tahu informasi baru pagi ini. Memang jelas dari pihak lembaga menginformasikan bahwa jelas yang terlambat dari  pihak vendornya. Kemudian diinfokan bahwa nanti diambil hari Senin sekaligus gladi." Ujar M. Sair salah satu calon wisudawan S1. 

Sair menambahkan bahwa, pihak kampus siap melayani sampai malam untuk pengambilan toga. 

" Bahkan tadi satpam bilang sampai jam 7 malam bakalan di layani." Tambahnya. 

Sair menyarankan juga untuk Mahasiswa yang rumahnya jauh baiknya berangkat lebih awal.

" Saran saya barangkali ada Mahasiswa yang dari jauh sebaiknya lebih cepat untuk ke kampusnya karena akan diadakan gladi sekaligus di tempat wisuda" tuturnya. 

Berbeda dengan calon wisudawan Megister. M. Jalal Sayuti, Mahasiswa Pascasarjana yang akan mengikti wisuda pada hari Selasa. Menurut beliau informasi ini terkesan mendadak.

"Mendadak yah karena memang temen-temen saya yang dari Pascasarjana itu sekarang sudah dalam perjalanan dari Subang, Purwakarta, ada yang perjalanan jauh menuju kesini hanya untuk mengambi toga. Sayapun dari Karawang ini jauh-jauh saya datang kesini ternyata ada pemunduran mendadak, Semestinya pengunduran ini di umumkan sebelumnya" Ujar Jalal kepada Reporter LPM FatsOeN

Jalal memberikan kritikan bahwa wisuda tahun ini terkesan terburu-buru.  

"Wisuda tahun ini kalau di beberapa kampus, ketika saya S1 semestinya wisuda ini dilaksanakan atau diumumkan 1 bulan sebelunya. Saya Mahasiswa Pascasarjana mendapat informasi wisuda itu tanggal 18 sementara wisudanya tanggal 23, ini terkesan terburu-buru.Makanya hal inipun smapai pengambilan togapun sampai belum jadi. Inikan menjadi masalah karena nama baik kampus sangkutannya." tuturnya. 

" Harapannya untuk kedepan wisuda ini lebih dipersiapkan dengan matang" Tambahnya.

Reporter : Wiyanti Aisha (Pengurus LPM FatsOeN) dan Siska Aditia
(Anggota Magang LPM FatsOeN). 

Kameramen: Akromah Ramadhani (Pengurus LPM FatsOeN)

Penulis : Dea Mariyana  (Pengurus LPM FatsOeN)

 


Siapa sih yang engga tau Film KKN Desa Penari? yang tayang di bioskop pada tanggal 30 April 2022. Film ini merupakan kisah nyata yang pernah viral di Twitter pada tahun 2019, yang diviralkan oleh Simple Man dengan username @simplem81378523. Film KKN Di Desa Penari ini mengalami pengunduran penayangan, yang awalnya tayang sebelum Ramdhan malah di ganti dengan Film Garis Waktu yang tokoh utamanya itu Reza Rahardian dan Michelle Ziudith. Dari sini penulis agak kesel, dimana film yang dinanti-nanti diundur-undur terus jadwal penanyangannya.

Sebelum penulis menceritakan isi dari film ini, mari kita baca alasan penulis pengen banget nonton film KKN Di Desa Penari. Alasan pertama, film ini merupakan kisah nyata yang terjadi pada tahun 90an. Kedua, karena penulis sangat tertarik dengan kisah-kisah horror yang sangat berkaitan dengan mistis dan budaya-budaya Indonesia, dan bisa kalian lihat sendiri dari judul film ini yang secara tidak langsung menunjukan lokalitas budaya Indonesia. Karena alasan tersebut, penulis sangat penasaran dengan visualisasi cerita asli KKN ini.

Lanjut ke isi cerita Film KKN Di Desa Penari. Naskah yang dibuat untuk perfilman ini diambil dari cerita atau sudut pandang Nur yang merupakan salah satu anggota KKN yang masih hidup.

Dalam film ini diceritakan ada 6 mahasiswa diantaranya; Bima, Ayu, Widiya, Nur, Anton dan Wahyu, melakukan KKN di sebuah desa yang letaknya di tengah-tengah hutan yang mana tidak ada lagi desa selain desa tersebut, tempat yang dipilih merupakan tempat rekomendasi dari Ayu,yang mana kakak Ayu dekat dengan pak Prabu (kepala desa). Sebelum keenam Mahasiswa itu datang ke Desa tersebut, Nur dan Ayu terlebih dahulu berkunjung dengan kakaknya Ayu untuk meminta izin kepada pak Prabu yang mana awalnya tujuan mereka tidak di terima, akhirnya diizinkan oleh pak Prabu dengan syarat mereka tidak boleh melewati ataupun mendatangi patilasan yang ada di desa tersebut. Patisalan itu merupakan batas antara Desa yang dihuni manusia dengan Desa bangsa Jin yang dikuasai oleh Badarawuhi yang merupakan Penari di desa jin.

Singkat cerita, dari keenam mahasiswa tersebut ada dua diantara mereka yang menjadi korban sekaligus tumbal yang diakibatkan oleh ulah mereka sendiri, yaitu Ayu dan Bima. Awal dari kisah ini, ketika terjadi cinta segi tiga antara Ayu, Bima dan Widiya. Secara diam-diam Bima menyukai Widiya yang ternyata memiliki darah dingin yang sangat disukai oleh bangsa jin, yang dari awal kedatangannya sudah dinantikan oleh Badarawuhi untuk menggantikan posisinya sebagai Penari. Sedangkan Ayu dikisahkan menyukai Bima, dan dari sinilah konflik mulai terjadi saat bima mempunyai tujuan buruk yaitu menyantet widiya. Karena ulah tersebut akhirnya Bima dan Ayu mengalami pengaruh Badarawuhi yang akhirnya dimanfaatkan untuk mendapatkan widiya.

Yang paling fatal dari perbuatan Ayu dan Bima adalah ketika mereka melakukan persetubuhan di sungai yang letaknya berada di desa jin, itu semua mereka lakukan atas dasar pengaruh dari Badarawuhi. Yang pada akhir cerita Film ini, Ayu dan Bima meninggal dan menjadi korban Badarawuhi, Sukma Ayu ditahan untuk menjadi Penari dan meninggal 3 bulan setelah kepulangan teman-teman mereka, dan sukma Bima ditahan menjadi suami dari Badaruwihi yang lalu meninggal 4 hari setelah kepulangan teman-temannya.

 

Review Singkat Film KKN di Desa Penari;

Dari apa yang sudah ditonton oleh penulis, film ini memiliki keunggulan dan kekurangan:

Keunggulan;

Dari segi visualisasi seperti setting tempat film ini begitu  totalitas dalam penggambaran tempat yang dibuat benar-benar semirip mungkin dan serem dengan lokasi kejadian cerita yang asli. Dari segi dialog yang menggunakan bahasa jawa,totalitas pemain bisa diakui.

Kekurangan:

Kekurangan dari film ini menurut penulis sendiri, kurang dibagian story telling yang jika ditonton keseluruhan sangatlah tidak nyambung dengan judul yang diberikan, karena dari menit awal sampai akhir tidak di gambarkan bagian sin yang menunjukan mereka ini sedang melakukan proker mereka  sebagai mahasiswa yang sedang KKN. Jadi kaya yang lebih ke teror dari makhluk halus, dan juga  berasa seperti ini film tokoh utamanya Badarawuhi dan Khodamnya Nur yang bernama Mbah Ndok.  Karena ada beberapa sin yang menceritakan bahwa si Badarawuhi ini sangat menghormati khodamnya Nur yang lebih tua dari dirinya. Dan pesan terakhir dari penulis, jangan sekali-kali nonton bareng bestii kalian, karena nantinya film bergenre Horor malah berubah jadi film Bergenre Komedi. Ok, hal ini engga perlu dipermasalahkan karena menyesuaikan dengan selera humor circle kalian masing-masing ya gaes.


Penulis : Khofifah Cahyani/ Pengurus LPM FatsOeN