(Foto: Dea Mariyana/ Pengurus LPM FatsOeN)
Toga
Pagi yang cukup
cerah pada Jumat, tanggal
20 Mei 2022. Hari baik dengan cuaca
baik untuk memulai aktivitas pada hari itu. Berbekal surat
pengumuman wisuda XXIV tahun 2022, kami sudah bersiap untuk melakukan kegiatan
liputan. Di tanggal 20
dan 21 Mei 2022, dijadwalkan untuk
pengambilan toga di ruang akademik gedung rektorat. Dari hal itu dan
muncul pikiran dalam benak kami, ini pasti akan
jadi lonjakan ataupun kerumunan di lokasi pengambilan toga. Kami sudah menyiapkan
tim yang terdiri dari reporter, kamerawan dan beberapa kawan lain yang membantu
dalam proses peliputan. Peralatan pun
sudah siap kami bawa. Tripod, clip-on, dan pakaian wajib kami saat melakukan
kegiatan liputan: PDH Pers. Setiba di
kampus, kami kira, pengambilan toga sepertinya belum dimulai. Atau, memang
ngaret dari jadwal, belum ada yang tahu pasti. Pasalnya, di lokasi tidak
terdapat kerumunan apapun. Sepi.
Lebih dekat,
sebuah kertas berisi informasi pengunduran jadwal pengambilan
toga terpampang di pintu masuk gedung tersebut. Dalam hati kami
bergumam dan bertanya, "Lantas, bagaimana nasib mereka yang sudah di
perjalanan menuju ke sini?". Setelah diingat
kembali, saat melintas, beberapa kami temui wajah kecewa dari Mahasiswa yang
menuju arah keluar. Jika benar, pasti itu salah satu Mahasiswa yang akan
mengambil toga. Cuaca yang
cerah, hari yang baik, berbanding terbalik dengan suasana hati yang redup;
dikecewakan. Tidak berhenti
di sana, kami coba cari Mahasiswa yang mau untuk diwawancarai. Sayangnya,
kebanyakan Mahasiswa menolak. Entah apa alasannya, tapi kurang semangat tampak
di wajahnya. Masih belum
menemukan jawaban, kami dahulukan mencari
penanggung jawab dari kegiatan hari itu. Beruntung, masih
ada satu orang yang bisa kami temui. Telat sedikit, mungkin orang-orang yang
berada di gedung tersebut sudah tidak ada di tempat. Beliau masih
sempat kami jumpai. Meski begitu, ia menolak untuk divideokan. Akhirnya kami
wawancara saja dalam rekaman suara. Beberapa hal
yang kami tangkap, bahwa beliau mengeluhkan kepada vendor yang belum selesai
untuk pengiriman barang yang dimaksud (baca: toga). Saat kami
tanyakan kepastian pengunduran di hari Senin, beliau justru mengatakan bahwa
pasti atau tidaknya itu urusan Tuhan.
"Semoga
sudah dipastikan, karena kita, kan, bergantung pada pihak ketiga. Jadi, saya
bukan tuhan dan bukan juga malaikat, sehingga kalau memastikan hanya Allah,
lah," katanya dengan nada bergurau.
Hari Wisuda
Toga sudah siap
dipakai, tibalah hari yang dinanti; prosesi wisuda yang bertempat di
Swiss-BelHotel Cirebon.Sesuai jadwal,
acara wisuda diselenggarakan selama dua hari, yakni Selasa & Rabu, tanggal
23 & 24 Mei 2022. Di hari pertama
wisuda, langit enggan membiarkan matahari bergerak bebas. Awan menyelimutinya
dengan mesra, membuat ia, matahari, pun enggan beranjak dari tempat tidurnya.Tidak hujan,
hanya mendung yang menyambut pagi hari itu. Ada tanya di
pikiran kami, "Akankah hari pertama kembali diguyur hujan selayaknya
wisuda tahun kemarin?" Dengan cukup
persiapan, kami kembali turun untuk mengemban tugas kami: liputan. Sejak pukul enam
hingga mendekati pukul sembilan, langit masih ditutup awan. Di lokasi, belum
sepenuhnya para wisudawan hadir. Entah terlena suasana, ada hal lain yang mesti
dikerjakan, atau memang punya kebiasaan menunda waktu, siapa yang tahu. Lalu, apa yang
dikhawatirkan akhirnya tiba juga: hujan. Awalnya bulir air jatuh perlahan
sampai tiba di bulirnya yang terakhir datang secara bersamaan. Deras. Sebagian dari
kami, pun beberapa wisudawan, sepertinya terjebak hujan, meskipun kita tahu,
hujan tak pernah bermaksud menjebak siapapun. Hari pertama,
tentu wisudawan kembali susah payah menjaga penampilan dari terpaan hujan,
cipratan air dan juga angin yang berembus. Hujan akhirnya
reda setengah jam kemudian. Membawa kesejukan sesaat, meski akhirnya kembali
diguyur gerah khas Cirebon.
Sepanjang jalan
kami masuk tadi, dari lantai 1 sampai di tempat acara berlangsung, jalanan
sekitar, bahkan di tiap lantai dan juga parkiran, dipenuhi orang-orang. Dua kemungkinan
pasti yang menjadi populasi dominan pada hari itu; satu, keluarga wisudawan.
Dua, pedagang dadakan. Ya, suasana yang
akan selalu ditemui ketika melakukan acara wisuda di tempat tersebut. Ramai, padat,
macet dan gerah, merupakan paket komplit yang disajikan acara wisuda di tempat
ini, terutama di luar ruangan. Semuanya
berkumpul. Pasca acara wisuda di ruangan selesai,
kamera dan handphone sudah siap sedia memotret momentum itu seharian. Ada yang
berswafoto, menggunakan jasa fotografer, bahkan ada yang hanya melihat orang
berfoto. Posisi kami,
tentu masuk di setiap ranah. Termasuk pembuatan live report.
Di hari kedua
pun, tak jauh beda suasananya seperti hari pertama. Hari kedua hanya diikuti
wisudawan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Sedangkan di hari
pertama, diikuti oleh Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI), Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), dan Pascasarjana. Jika
dipikir-pikir, acara wisuda kali ini masih terbilang sepi dibanding tahun
kemarin. Mungkin, di
gelombang kedua tahun ini, akan lebih banyak, siapa yang tahu.
Penulis:
Rifki Al Wafi/Pengurus LPM FatsOeN