Surat Keputusan Mentri Agama (KMA) yang dikeluarkan pada tanggal 30 Januari 2022, surat didapatkan dari SEMA-I. Ilustrasi: LPM FatsOeN/Denisa Nazwa Alaida

IAIN, LPM FatsOeN- Turunnya Keputusan Menteri Agama (KMA) NO 84 Tahun 2022 pada Jumat (30/1/22) merupakan pertanda baik bagi para mahasiswa dalam mendapatkan keringanan UKT. 

"Turunnya KMA ini menjadi harapan besar semua mahasiswa PTKIN se-Indonesia. Karena KMA ini adalah salah satu landasan utama kampus-kampus memberikan kebijakan dan penetapan perihal Keringanan UKT,  jelas ini juga sangat ditunggu-tunggu dan juga harus ditindaklanjuti dalam bentuk pengawalan terhadap Rektorat," tutur Fatihul Fauzi dalam menanggapi KMA tahun 2022.

Ia pula menjelaskan tentang harapannya setelah turunya KMA ini. Kampus bisa menetapkan kebijakan yang maslahat juga tidak merugikan mahasiswa. 

Fatihul pula memaparkan, ada beberapa tindakan yang akan dilakukan setelah turunnya KMA, yaitu pertama pengawalan, kemudian konsolidasi, setelah konsolidasi baru akan dilayangkan audiensi perihal kebijakan-kebijakan yang mana nantinya akan ditetapkan oleh Rektor itu sendiri. 

"Yang jelas kami berharap mahasiswa pun ikut andil dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh  pihak Rektorat. Jadi bukan hanya penetapan sepihak. Menurut saya harus ada masukan-masukan baik itu perwakilan dari kitanya dari DEMA dan juga dari SEMA-nya dan beberapa perwakilan  dari mahasiswa itu sendiri". Ujar Fatihul Fauzi. 

Mengenai kevalidan dari KMA pihak DEMA Institut telah menghubungi Warek II dan III untuk mengkonfirmasi KMA ini. 

"Alhamdulliah tadi sudah dikonfirmasikan oleh Warek-II, dan juga Warek-III. Bahwasanya KMA ini benar turun, dari Kementerian Agama langsung" Ujar Fauzi dalam wawancara via daring. 

Menanggapi KMA yang baru Ketua Umum Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I), Rifqi Fadhillah mengatakan pihaknya masih mengupayakan audiesi kepada para pimpinan kampus, karena mereka masih sulit untuk ditemui. 

Ia juga mengajak kepada para mahasiswa agar menunda pembayaran UKT terlebih dahulu, agar mendapatkan keringanan UKT yang mekanismenya masih ia susun.

"Jadi dimohon kesabarannya sebentar sampai ada kebijakan dari lembaga" ujarnya. 

Namun ia juga menyayangkan akan keterlambatan terbitnya KMA. Bahwa turunnya KMA di akhir masa pembayaran UKT, tidak di awal-awal. Padahal menurutnya, KMA dari Kemenag ini sangat ditunggu oleh para Mahasisiwa.


Penulis : Fahmi Labibinajib dan  Dea Mariyana

Editor : Zulva Azhar

(Ilustrasi: LPM FatsOeN/Denisa Nazwa Alaida) 



IAIN, LPM FatsOeN - Kabar pasti akan adanya keringanan UKT di semester genap masih menjadi keresahan mahasiswa. Ketua Umum Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I), Rifqi Fadhillah menanggapi akan hal tersebut. Rifqi mengatakan akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan para Senat dari kampus lain. Ia pula telah menginstruksikan kepada DEMA-I untuk melakukan survei mengenai masalah UKT kepada para mahasiswa. Selasa (25/1/22) ia melakukan konsolidasi untuk menampung aspirasi mahasiswa. Hasil konsolidasi ini yang nantinya akan ia bawa sebagai bahan audiensi kepada para pimpinan lembaga kampus.

"Untuk masalah pengurangan UKT mungkin semester ini akan cukup sulit karena tidak adanya payung hukum yang berlaku, KMA dari nomer 81 Tahun 2021 dari Kemenag sudah tidak berlaku di tahun ini. Hal inilah yang menurutnya pengurangan UKT menjadi sangat sulit, tidak adanya regulasi atau konstitusi yang bisa kita jadikan landasan untuk adanya pengurangan UKT,” ujar Rifqi. 

Namun menurutnya pihaknya akan mencoba untuk mendesak para pimpinan untuk mengeluarkan kebijakan yang memihak kepada mahasiswa. Ia juga berharap agar Kemenag mengeluarkan KMA terbaru mengenai UKT di tahun ini.

Ketika diwawancari mengenai survei UKT, Formatur terpilih DEMA-I, Fatihul Fauzi mengatakan bahwa ada sekitar  89,4% mahasiswa yang mengalami kendala pembayaran UKT di semester genap, serta 99,2% yang mengiginkan keringanan bagi yang ekonominya terdampak pandemi.

"Hingga sekarang sudah ada sekitar 4285 orang yang mengisi survei ini, jumlah ini masih jauh dari target yang direncanakan yaitu sekitar 50% mahasiswa, “ Tutur Fatihul. 
Ia menegaskan bahwa hal ini menjadi amanah untuk disampaikan kepada pihak rektorat yang mengiginkan keringanan UKT. 

Fatihul juga berharap kebijakan keringanan UKT akan datang, baik dari pihak Rektorat ataupun Kemenag.

“Semoga kampus menimbang strata sosial keluarga mahasiswa yang terkendala, tetapi memiliki keinginan kuliah yang tinggi dikampus kita,” pungkasnya. 


Penulis: Fahmi Labibinajib dan Dea Mariyana
Editor : Zulva Azhar


 

(Ilustrasi: LPM FatsOeN/Denisa Nazwa Alaida) 

IAIN, LPM FatsOeN - Tenggat waktu pembayaran UKT semakin dekat. Sesuai kalender akademik 2021-2022, bahwa jadwal pembayaran UKT semester ini dimulai pada tanggal 17 Januari kemarin, hingga 04 Februari 2022. Terhitung tinggal satu minggu lagi menuju batas akhir pembayaran, namun masih banyak mahasiswa yang belum membayar karena ketiadaan kabar keringanan UKT seperti halnya semester kemarin. 

Alvi Nur Amali, salah satu mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon dari jurusan Tadris Bahasa Inggris pula mengalami kendala dalam pembayaran UKT tahun ini.

"Terkait pembayaran UKT tentunya saya dan teman-teman yang lain memiliki kendala. Apalagi masih di masa pandemi seperti ini. Untuk saya sendiri kendalanya yaitu UKT saya dibayarkan oleh wali (kakak), yang mana dia baru mulai bekerja lagi di bulan November. Di lain sisi kakak saya juga memiliki tanggungan lain yaitu hutang yang harus dibayarkan tiap bulannya. Untuk itu saya merasa jika UKT semester ini tidak ada keringanan, maka akan sangat memberatkan bagi kami," ujar Alvi dalam wawancara via WhatsApp.

Alvi mengharapkan kepada para pejabat kampus untuk bisa memenuhi tuntutan mahasiswa dan untuk persyaratan pengajuan keringanan pembayaran UKT tidak memperberat mahasiswa.

"Jadi harapan saya kepada para pejabat kampus untuk bisa memenuhi tuntutan yang dirumuskan saat konsolidasi yang sudah dilakukan oleh SEMA dan teman-teman lainnya. dan juga, apabila dipenuhi saya sangat mengharapkan untuk persyaratan atau berkas-berkas yang harus dipenuhi oleh mahasiswa tidak memberatkan," pungkas Alvi. 

Ia pula mendoakan semoga perjuangan teman-teman mahasiswa tentang kebijakan keringanan UKT membuahkan hasil. 


Penulis : Fahmi Labibinajib  dan Dea Mariyana

Editor : Zulva Azhar


Judul Buku : Tindakan Politik Perspektif Hannah Arendt

Penulis   : Maksimilianus Jemali

Penerbit : Ledalerro

Cetakan : I 2017

Tebal : 307 Halaman

Politik bagi Arendt adalah segala sesuatu yang memprioritaskan manusia dan kesejahtraannya dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, politik tidak hanya dipahami sebagai sebuah perebutan kekuasaan tetapi juga sebagai sebuah cita-cita luhur yang diusahakan lewat tindakan tindakan politik yang didasari pada kebebasan.

Dalam buku yang ditulis oleh Maksimilianus Jemali ini, banyak membahas tentang politik tindakan dari Hannad Arendt, dari mulai biografinya, pemikirannya hingga implemetasinya dalam konteks politik di Indonesia, Hannah Arendt sendiri merupakan seorang filsuf wanita tetapi ia menolak sebutan ini, ia lebih suka dikenal sebagai ilmuan politik atau teoritikus politik, lahir dari keluarga yahudi pada 14 oktober 1906, pernah hidup dalam masa-masa sulit saat pemerintahan Nazi Jerman yang menyebabkan ia hidup berpindah-pindah, namun masa-masa kehidupan di era Nazi ini turut membentuk pola pemikirannya.

Filsafat tindakan politik Arendt menekankan akan pentingnya prinsip pluralitas dalam politik, yang saling menghargai perbedaan, politik tidak hanya sebuah agenda individu saja, tetapi juga sebuah usaha antar manusia untuk mencapai sebuah kepentingan bersama, ia sangat menolak tentang kekuasaan absolut, karena ia cenderung akan menghancurkan dan menindas yang lain.

Basis pluralitas yang digunakan Arendt bertujuan agar politik dipahami sebagai sebuah asosiasi atau penghubung dari manusia yang berbeda-beda. Jika hal ini pahami secara benar maka konflik yang diakibatkan dari perbedaan dapat kita cegah, karena politik menjadi sebuah sistem yang menjadi “penghubung” antar manusia.

Politik dapat terjadi ketika manusia masuk dalam ruang publik dan berinteraksi antara satu sama lain, lewat kehadirannya dengan orang lain ini maka akan memunculkan sebuah tindakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama, Arendt menolak pemahaman politik yang mengatakan bahwa politik hanyalah sebuah hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin, menurutnya politik adalah relasi antar manusia.

Prinsip kesetaraan dalam politik sangat ia tekankan, dalam politik setiap orang berhak untuk terlibat aktif di dalamnya, semua orang boleh mengikuti dinamika dan segala pertentangan dalam politik, karena menurut Arendt pertentangan dan keragaman dalam politik adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah dalam masyarakat, politik dijadikan sebagai sebuah wadah komunikasi antar manusia untuk menemukan berbagai macam pemecahan masalah yang berasal dari berbagai macam kepentingan manusia yang majemuk, intinya politik adalah sebuah poros komunikasi untuk mencapai tujuan bersama.

Oleh karena itu, memberikan celah seluas-luasnya bagi orang untuk berpartisipasi dalam politik sudah menjadi sebuah keharusan, karena semakin luas partisipasi orang dalam politik maka semakin luas pula gagasan-gagasan yang akan muncul, yang menyebabkan semakin banyaknya pula pilihan-pilihan yang dapat kita ambil, hal ini juga bertujuan agar politik tidak dibajak oleh orang-orang yang hanya menginginkan keuntungan pribadi atau kelompok yang menyebabkan politik yang seharusnya dilakukan secara jujur, adil dan benar, bukan malah sebaliknya.

Walaupun penulisnya mencoba menuliskan buku ini dengan sesederhana mungkin, tetapi bagi sebagian orang yang asing dengan buku-buku filsafat akan terasa sangat memusingkan ketika membacanya. Buku ini sangat layak kalian baca bagi kalian yang ingin atau sudah terjun dalam dunia politik atau hanya sekedar ingin memahami apa itu politik, banyak sudut pandang dan pemahaman baru yang akan kalian dapatkan tentang politik yang berasal dari pemikiran seorang wanita bernama Hannah Arendt.


Penulis: Fahmi Labibinajib

Ilustrasi obrolan mahasiswa menjelang perkuliahan semester genap. Ilustrator: LPM FatsOeN/Myla Lestari

IAIN, LPM FatsOeN – Perkuliahan semeseter genap tahun akademik 2021-2022 akan dilaksanakan mulai 14 Februari 2022, sesuai dengan kalender akademik yang sudah dipublikasikan. Meski begitu, mengenai teknis penyelenggaraannya masih menunggu kepastian dari Surat Edaran yang diterbitkan rektorat.

Terkait hal ini, beberapa mahasiswa memberikan harapan dan komentarnya terkait penyelenggaraan perkuliahan pada semester ganjil kemarin dan semester genap yang akan datang. Tim LPM FatsOeN mendatangi beberapa mahasiswa dari ketiga fakultas yang ada.

Komentar pertama mengenai perkuliahan sebelumnya datang dari Nur Khoirunnisa dan Sekar, mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) semester dua. “Kendalanya di sinyal, kuota juga, sama di pelajarannya tuh, kurang masuk ke otak,” keluh mereka berdua.

Senada dengan pernyataan di atas, Atania Fauzia, jurusan PGMI semester delapan turut menyampaikan komentarnya perihal kurangnya memahami materi yang disampaikan di perkuliahan sebelumnya yang dominan online. “Ya, susah, sih, kuliah online, materinya agak kurang masuk,” katanya.

Komentar lain datang dari Nopi, jurusan Ekonomi Syariah semester empat. “Kadang dosennya ikut g-meet, kadang juga telat masuknya. Susahnya itu, kalau misalkan buat nyerna materinya, soalnya kan gak langsung gitu,” ucap Nopi.

Agak berbeda dengan ketiga mahasiswa di atas, Farel, mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) semester dua, menyampaikan sisi lain perkuliahan sebelumnya. “Gak ada, sih, kendala, mah. Cuman, dampak buruknya, lah, mahasiswa yang aktif di pembelajaran dalam materi dengan mahasiswa yang formalitas, nilainya disetarakan,” ungkap Farel.

Setelah menyampaikan komentarnya mengenai perkuliahan sebelumnya, mereka pun turut menyampaikan harapan untuk semester selanjutnya, yakni di semester genap tahun akademik 2021-2022.

“Sebenernya udah nyaman di online, sih, tapi pengen offline juga,” kata Nur Khoirunnisa dan Sekar.

Hampir senada dengan keduanya, Nopi juga menyampaikan, “Maunya, si, offline, ya, tapi kalau misalkan liat situasi lagi udah nyaman online, tapi kalau misalkan offline juga gapapa,” kata Nopi.

Sedangkan dari Atania, ia menyampaikan harapannya agar bisa kuliah secara offline. “Offline, karena lebih seru offline aja,” kata Atania.

Begitu juga dengan Farel, ia menyampaikan mengenai harapannya di semester selanjutnya, “Harapannya, offline,” ia melanjutkan,”Ya, kalau online terus, diskursusnya gak intensif, tuh. Terus, kita juga gak bisa menikmati fasilitas yang udah kita bayar di UKT. Lagi pula ketika kelas online itu, mahasiswa cuma, apa, ya, dalam artian formalitas ngerjain tugas tanpa mempelajari apa yang dikasih dalam materi yang disampaikan gitu,” tutupnya.


Reporter: Rifki Al Wafi dan Avi Afian Syah

Wakil Rektor 1, Dr. H. Saifuddin Zuhri, M.Ag sedang memberikan keterangan terkait penyelenggaraan perkuliahan semester genap tahun akademik 2021-2022 mendatang, Kamis (27/01/2022). Foto: LPM FatsOeN/Avi Afian Syah

IAIN, LPM FatsOeN - Perkuliahan semester genap tahun akademik 2021-2022 yang akan dilaksanakan mulai 14 Februari 2022 sementara dikabarkan akan berjalan seperti semester ganjil kemarin. Sebagaimana yang telah diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor B-2721.1/DJ.I/PP.00.9/08/2021.

Warek 1 Dr. H. Saefudin Zuhri, M.Ag mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada surat edaran susulan mengenai penyelenggaraan perkuliahan. Oleh karena itu penyelenggaraan perkuliahan masih melanjutkan dari surat edaran sebelumnya. Pada edaran tersebut, pelaksanaan perkuliahan tatap muka terbatas diberlakukan bagi mahasiswa semester satu dan semester tiga.

"PTM didahulukan untuk semester satu dan tiga dulu, berarti kalau sekarang (2022) semester dua dan empat. Nah, sampai saat ini belum ada SE (Surat Edaran) susulan, selama belum ada yang baru berarti masih melanjutkan," kata Warek 1.

Sementara itu, bagi semester enam dan delapan kepastian penyelenggaraan perkuliahan semester genap yang akan datang menunggu juklak (petunjuk pelaksanaan) dari pusat. "Untuk semester atasnya (semester enam dan delapan) nanti kita menunggu juklak dari pusat," tambahnya.

Perihal kepastian penyelenggaraan perkuliahan semester genap di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Warek 1 mengatakan agar kembali menunggu surat edaran lebih lanjut.

"Tunggu saja surat resminya, SE tentang pembelajaran di semester genap. Perkuliahan kan, di pertengahan Februari, mudah-mudahan di awal pekan kesatu Februari itu sudah ada." pungkasnya.


Reporter: Avi Afian Syah dan Rifki Al Wafi

Editor: Zulva Azhar

Abi Malhan (kiri) Pemimpin Umum LPM Kotak Pena memberikan kenang-kenangan kepada Rifki Al Wafi (kanan) Pemimpin Umum LPM FatsOeN dalam acara silaturahmi antar pengurus LPM Kotak Pena dan LPM FatsOeN di gedung FUAD lantai 3, ruang PMI no 306, Kamis (20/1/22). Foto: LPM FatsOeN/Tedi Satrio

IAIN, LPM FatsOeN - Kamis (20/1/22), diselenggarakan acara silaturahmi antar pengurus LPM FatsOeN dan LPM Kotak Pena di gedung FUAD lantai 3, ruang PMI no 306. Acara silaturahmi ini bertujuan untuk memperkuat jaringan kerja antar kedua Lembaga Pers tersebut.

Rifki, selaku Pemimpin Umum (PU) LPM FatsOeN mengatakan bahwa acara ini dilaksanakan untuk menambah jaringan kerja dari LPM FatsOeN. 

"Untuk kegiatan ini diadakan tuh, pertama yang paling penting itu menambah jaringan kerja LPM FatsOeN sendiri. Terutama di wilayah Ciayumajakuning, yang mana di kegiatan ini kita bersama LPM Kotak Pena yaitu dari Polindra. Jadi untuk forum diskusi kali ini kita sharing, terutama dari kegiatan-kegiatan yang kita laksanakan dari LPM FatsOeN. Kemudian dari kegiatan-kegiatan yang udah kita laksanain dari LPM FatsOeN kemudian dari LPM Kotak Pena sendiri. Jadi kaya proker, kemudian apa aja sih yang udah dilaksanakan dan lain sebagainya," kata Rifki kepada reporter LPM FatsOeN.

Rifki menambahkan pula harapan setelah adanya acara ini adalah terjalinnya komunikasi yang baik antar kedua LPM. 

"Yang paling penting sih komunikasi yah, karena dari komunikasi itu kita bisa membangun jaringan yang lebih kuat dan kompleks. Bukan hanya di lingkup kampus kita tapi Se-Ciayumajakuning dan juga harapannya kalau bisa keluar kota juga bisa kita kembangkan jaringan LPM se-Indonesia," tambahnya.

Foto bersama antar pengurus LPM FatsOeN dan LPM Kotak Pena pasca kegiatan silaturahmi di samping gedung FUAD IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (20/1/22). Foto: LPM FatsOeN/Muhammad Rizal Aryo Seno

Sama halnya dengan Abi Malhan, selaku PU Kotak pena, mengatakan bahwa ia berharap kedepannya silaturahmi antara LPM FatsOeN dan juga Kotak Pena ini terjalin dengan baik.

"Untuk harapannya tentu kita mengharapkan kedepannya silaturahmi antara LPM FatsOeN dan juga Kotak Pena ini terjalin dengan baik, dan juga bilamana memang ada proker ataupun kegiatan yang melibatkan pihak luar ataupun eksternal tentunya kami ingin sekali untuk menyambangi dari LPM FatsOeN. Nanti tinggal kedepan mungkin komunikasi di antara kita jauh lebih ditingkatkan kembali. Karena memang penting sekali untuk kita ini bisa menjalin kerjasama antara pers Se-wilayah Ciayumajakuning," kata Abi Malhan selaku PU Kotak Pena. 

Abi Malhan juga memberikan tanggapannya terhadap LPM FatsOeN, dia mengatakan bahwa LPM FatsOeN adalah organisasi yang sudah terorganisir dengan baik. 

"LPM FatsOeN sendiri menurut saya, organisasinya udah terorganisir sekali sudah sangat bagus, secara dari divisi atau bidangnya itu udah bagus bangetlah. Udah cukup baik untuk menjalankan roda organisasi di bidang jurnalis. Untuk kedepannya memang masih banyak bentuk pembelajaran buat kami yang belum terapkan di Kotak Pena dan dikemudian hari, kami juga inginlah ada ilmu-ilmu yang bisa kita terapkan di organisasi kami yaitu Kotak Pena," kata Abi Malhan. 


Penulis: Dea Mariyana

Editor: Avi Afian Syah

Ilustrasi: pinterest.com

Kalau dulu orang-orang berusaha mencari tahu tentang kita. Pada kehidupan di era milenial sekarang, kita yang memberi tahu orang lain seperti apa hari-hari kita. Di setiap zaman memiliki caranya masing-masing dalam bersosial. Tapi akan selalu ada yang namanya “penyuka” dan “pembenci”.

Dan lucunya, dari zaman dahulu manusia suka mengisi waktu keberlangsungan hidupnya dengan bergosip. Jadi tidak heran, jika sekarang selalu ada orang-orang yang akan membicarakan kehidupan kita. Karena itulah cara manusia bersosialisasi. 

Menurut Yuval Noah Harari, gosip mampu memberikan kekuatan kolektif untuk saling menggali informasi dan pada akhirnya setiap individu akan membentuk kawanan sesuai dengan tendensinya.

Kita hidup di abad yang jauh lebih maju dan canggih, tapi inner mind kita tidak jauh berbeda dari manusia zaman dahulu. Maka, tak apa kalau ingin bergosip, itu artinya kita sedang meraih revolusi kognitif.


Penulis: Toufa Rizkyah

M. Akrom, Ketua SEMA-I periode 2021-2022, sedang memberikan sambutan dalam pembukaan acara MUSEMA-I di auditorium FITK lantai 5, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah


IAIN, LPM FatsOeN - Dengan berakhirnya MUSEMA-I, Kamis (13/1), maka ditetapkanlah Ketua Umum dan Anggota SEMA-I terpilih untuk periode kepengurusan 2022-2023. Meski begitu, Rifqi Fadhillah menegaskan akan ada tambahan anggota, karena kurangnya keterwakilan dari tiap jurusan untuk menjadi bagian anggota SEMA Institut, karena sementara hanya ada 11 orang yang terpilih.

Menanggapi hal ini, Akrom, selaku Ketua SEMA-I periode 2021-2022 mengatakan bahwa hal ini dikembalikan kepada jurusan karena itu hak mereka untuk mendelegasikan. 

"Itu perwakilan dari setiap jurusan satu orang, yang daftar sebelas orang ya hak mereka, hak masing-masing setiap jurusan, itu terserah mereka," kata Akrom.

Meskipun hanya 11 orang yang mendaftar, Akrom tetap mengapresiasi kinerja PPMI yang sudah menjalankan tugasnya untuk mensosialisasikan kegiatan PPMI. "Bukan berarti tidak demokratis. Tetap, ini masih berjalan secara demokratis. Karena kewajiban dari PPMI sendiri sudah terlaksana, sosialisasi sudah terlaksana, penyebaran pamflet, pengumpulan berkas," ujarnya.

Di sela-sela wawancara, Akrom juga menyampaikan harapan untuk kepengurusan SEMA-I yang baru. "Semoga ketua SEMA yang baru dan seluruh anggotanya bisa mengemban amanah ini dengan baik dan profesional. Serta dapat bersinergitas lebih baik lagi dengan ORMAWA terutama UKM, UKK, SEMA, DEMA fakultas dan HMJ-nya," harapnya.


Reporter: M. Jalal Sayuti

Penulis: Rifki Al Wafi

 

Ilustrasi: freepik.com

Pesta demokrasi, dua kata yang sedang sering diperbincangkan mahasiswa IAIN khususnya saat ini. Bukan di negara saja yang bisa menyelenggarakan pesta demokrasi, IAIN juga punya loh. Mahasiswa yang dipandang mahluk intelektual, dengan segala ilmu yang mereka miliki. Manusia yang haus akan ilmu, sebut saja seperti itu. Karena banyak yang merelakan semua harta, benda, tenaga dan materi hanya untuk mendapatkan ilmu yang mereka cari. Bahkan banyak yang dari luar kota, rela pergi meninggalkan kampung halamannya hanya demi bisa mengenyam pendidikan yang lebih baik.

Mahasiswa yang dianggap tahu atas segalanya, yang mempunyai semangat tinggi. Maka dari itu, patut disandang sebagai agent of change (agen perubahan). Di mana makna tersebut adalah seseorang yang berani merubah hal yang tidak baik menjadi lebih baik. Menjadi agen pelurus bukan penerus. Maknanya meluruskan sesuatu yang tadinya belum baik, bukan meneruskan hal-hal yang tidak baik.

Dengan adanya pesta demokrasi di lingkup kampus, memberi pembelajaran kepada para mahasiswa bahwa kampus adalah miniatur negara. Jadi wajib hukumnya bagi seluruh warga masyarakat kampus untuk ikut serta dalam mengikuti serta mengawal kinerja dari para pejabat kampus. Salah satu tindakan yang tidak baik jika kita acuh terhadap kebijakan serta kinerja yang mereka jalankan. Sebuah kemunafikan menurut saya, jika menyikapi hal-hal tersebut dengan rasa bodo amat. Karena kemenangan mereka menjabat sebagai pejabat kampus bukan tanpa alasan. Mereka dengan berani maju serta menduduki bangku kekuasan dibelakangnya dengan segala aspirasi mahasiswa yang mereka bawa.

Mereka yang menang di Medan pertempuran pesta demokrasi kemarin seharusnya lebih sadar dan mawas diri. Karena akan banyak kejutan di depan sana, akan banyak masalah yang bertubi-tubi menghampiri mereka. Utamanya mereka harus siap membawa kepentingan umat mahasiswa, bukan kepentingan sendiri ataupun organisasi yang mereka ikuti. Akan lebih berat lagi pundak mereka menopang harapan dan keinginan dari para mahasiswa IAIN tentang kebijakan kampus. Bukan hanya persoalan mereka menyandang nama mahasiswa yang kerjaannya sekarang hanya kuliah pulang-kuliah pulang. Akan lebih berat lagi dengan segala tekanan dari para mahasiwa yang menginginkan keadilan di kampus ini.

Kiranya mereka yang menang menurut saya bukan milik keluarga organisasi yang mereka ikuti. Tapi milik seluruh mahasiswa kampus. Mahasiswa biasa akan bergantung harapan pada mereka yang telah memenangkan pertarungan kemarin. Dengan segala gebrakan dan resolusi dari mereka semua ditunggu dengan baik oleh para mahasiswa. Bukan hanya perihal internal saja yang diharapkan bisa dimajukan namun ranah eksternal juga kita butuhkan. Supaya kampus kita tercinta bisa lebih baik lagi kedepannya. Dengan mereka bisa dekat dengan para birokrat kampus, mudah-mudahan bisa membuka jalan yang lebih baik dari tahun sekarang.

Pada intinya para pejabat kampus saat ini, semoga dibawah kepemimpinan anda semua bisa lebih meningkatkan kredibilitas kita terhadap kalian dengan gebrakan dan semangat perubahan yang nantinya akan kalian bawa tanpa meninggalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sampai saat ini masih dinanti-nanti oleh masyarakat Indonesia. Semoga pula dapat merubahan peradaban pendidikan di Indonesia, serta membawa kemaslahatan bagi umat manusia.

 

Penulis: Dea Mariyana

 

Nama sebelas mahasiswa yang terpilih sebagai anggota SEMA-I dilansir dari akun instagram @ppmiiainsenja2022


IAIN, LPM FatsOeN – Kamis, (13/01). Kepengurusan Senat Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon periode 2022-2023 yang dipimpin oleh Rifqi Fadhillah setelah MUSEMA yang diselenggarakan Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) di auditorium FITK lantai 5 hanya memiliki sebelas anggota SEMA-I.

Terkait hal tersebut, Rifqi mengatakan bahwa dia bingung, apakah dia mau menjadi SEMA atau membuat UKM bola saja.

“Ketika saya melihat pamflet tentang itu, saya itu bingung sebenarnya. Apakah ini saya mau menjadi SEMA atau saya bikin UKM bola saja begitu, itu kan kesebelasan, saya jadi pelatihnya,” kata Rifqi

Rifqi juga mengatakan bahwa dari Wakil Rektor III, yang dia dengar tidak akan memberikan Surat Keputusan (SK) ketika anggota dari SEMA-I masih belum ada perwakilan dari setiap jurusannya. Oleh karena itu, setelah MUSEMA kemungkinan akan ada tambahan anggota, namun mekanismenya masih belum dipikirkan lebih jauh.

“Paling untuk ke depannya, saya itu sempat ngobrol juga dengan beberapa orang, memang dari Pak WAREK III, kalo yang saya dengar itu tidak akan memberikan SK ketika SEMA-I tuh belum lengkap. Maksudnya belum ada perwakilan dari setiap jurusannya sebagai anggota dari Senat Institut. Maka dari itu, kemungkinan setelah ini saya akan buka untuk anggota SEMA bagi setiap jurusan. Namun untuk mekanisme itu belum saya pikirkan lebih jauh, yang jelas nanti akan ada tambahan,” kata Rifqi.

Berdasarkan keterangan dari Ketua Pelaksana PPMI, Dedes Baehaki Ramdhany, sebelas anggota SEMA-I dengan Ketua Umum di atas latar belakangnya sebagai berikut:

  1. Wildan Asep Prayoga perwakilan dari MPI
  2. Dimas Adhi Pramana perwakilan dari FSEI
  3. M. Alfian perwakilan dari Tadris IPS
  4. Ahmad Mubarok perwakilan dari Tadris Bahasa Indonesia
  5. Estriana Arifah Mahfud perwakilan dari PMI
  6. Gita Ayu Setioni perwakilan dari Tadris Biologi
  7. Ni’matul Fauziyah perwakilan dari FUAD
  8. Khaerudin perwakilan dari Ekonomi Syariah
  9. Dimas Muhammad Adha perwakilan dari Perbankan Syariah
  10. Dea Inge Usung Pratiwi perwakilan dari KPI
  11. Muhammad Ulin Nuha perwakilan dari AFI
  12. Rifqi Fadhillah perwakilan dari FITK

 

Penulis: Avi Afian Syah

 

Rhio Maheso Jenar (kiri) menyerahkan bendera DEMA-I kepada Fatihul Fauzi (kanan) sebagai simbol pergantian kepengurusan DEMA-I periode 2021-2022 menuju periode 2022-2023, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah

IAIN, LPM FatsOeN - Fatihul Fauzi ditetapkan sebagai Ketua Umum Dema IAIN Syekh Nurjati Cirebon periode 2022-2023 dalam acara MUDEMA-I yang diselenggarakan Panitia Pemilih Mahasiswa Institut (PPMI) di auditorium FITK lantai 5, Kamis (13/1).

Fatihul Fauzi ditetapkan sebagai Ketua Umum DEMA-I periode 2022-2023 secara aklamasi, karena hanya ada satu calon Ketua Umum DEMA-I, yaitu dirinya sendiri. Berdasarkan keterangan dari Ketua Pelaksana PPMI, Dedes Baehaki Ramdhany, dia mengatakan bahwa sebelumnya calon Ketua Umum DEMA-I ada dua pendaftar, namun satu pendaftar lainnya belum memiliki sertifikat PPTQ, yang merupakan salah satu syarat calon Ketua Umum. Setelah diverifikasi, hanya satu orang calon yang memenuhi syarat, yaitu Fatihul Fauzi.

“Di DEMA itu ada dua pendaftar, akan tetapi dari satu pendaftarnya itu (sertifikat) PPTQnya belum ada, nah makannya kita verifikasi tidak bisa masuk, nah makannya setelah diverifikasi dan ternyata hanya ada satu, nah makannya tadi (Fatihul Fauzi) langsung di aklamasi sama pimpinan sidangnya,” kata Dedes.

Fatihul Fauzi, setelah ditetapkan sebagai Ketua Umum DEMA-I mengatakan bahwa dia merasa lebih tertantang, karena hal ini merupakan amanah dari Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati, dan ada beberapa kerpercayaan dari jajaran rektorat kepadanya untuk memegang penuh amanah tersebut dan mengemban kepengurusan DEMA-I periode 2022-2023.

"Perasaannya lebih tertantang sebenernya, karena ini merupakan suatu amanah juga dari Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Apalagi ada beberapa kepercayaan dari jajaran rektorat kepada saya untuk memegang penuh amanah, mengemban jalannya periode yang akan datang di Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati periode 2022-2023," kata Fatihul Fauzi. Dia juga menambahkan, "Harapannya bisa bersinergi, bekerja sama dengan baik dalam membawa harum nama lembaga IAIN Syekh Nurjati Cirebon," tambahnya.

Fatihul Fauzi juga mengatakan bahwa cukup banyak evaluasi dari program kerja DEMA-I sebelumnya, namun dia tetap melihat bahwa kepengurusan sebelumnya sudah maksimal dan patut diapresiasi dengan baik oleh dirinya karena sudah maksimal dengan tidak meninggalkan program kerja yang dicanangkan ketika rapat kerja. Dia merujuk kepada pepatah Arab yang arinya ‘kalau ada beberapa hal yang tidak bisa dikerjakan secara sepenuhnya maka jangan tinggalkan sepenuhnya’.

“Yang saya lihat sudah maksimal, karena kemampuan apa pun dari kepengurusan kemarin diapresiasi dengan baik oleh saya. Ya minimalnya kalau kata pepatah arab itu ma la yudroku kulluhu la yutroku kulluhu, kalau ada beberapa hal yang tidak bisa dikerjakan secara sepenuhnya maka jangan tinggalkan sepenuhnya, dalam artian DEMA itu sudah mencapai maksimal dengan tidak meninggalkan program-program kerja yang sudah dicanangkan dalam rapat kerja,” kata Fatihul Fauzi.

 

Reporter: Aisyah dan Akromah

Penulis: Fadhlih dan Avi

M. Akrom (kiri) menyerahkan bendera SEMA-I kepada Rifqi Fadhillah (kanan) sebagai simbol pergantian kepengurusan SEMA-I periode 2021-2022 menuju periode 2022-2023, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah

IAIN, LPM FatsOeN – Rifqi Fadhillah ditetapkan menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon periode 2022-2023 dalam acara MUSEMA-I yang diselenggarakan Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) di auditorium FITK lantai 5, Kamis (13/1).

Rifqi, yang merupakan mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Islam semester 7 ini tinggal di Desa Langseb, Kec. Lebakwangi, Kab. Kuningan. Rifqi sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Pendidikan di Himpunan Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam (HIMMAPIS), Ketua Komisi I SEMA-FITK dan sekarang ditetapkan sebagai Ketua Umum SEMA-I periode 2022-2023.

Rifqi, ditetapkan sebagai Ketua Umum SEMA-I periode 2022-2023 secara aklamasi, karena hanya ada satu calon Ketua Umum SEMA-I, yaitu dirinya sendiri.

Rifqi mengatakan bahwa dia merasa senang bisa ditetapkan sebagai Ketua Umum SEMA-I periode 2022-2023 dan dia juga sekaligus merasa sedih, bukan dalam arti negatif, namun karena harus bisa membawa nama SEMA-I dan juga nama lembaga IAIN, khususnya keluarga besar ORMAWA IAIN Syekh Nurjati Cirebon yaitu termasuk UKM, HMJ, ORMAWA Fakultas dan sebagainya, yang merupakan tugasnya dan tugas anggota SEMA-I terpilih lainnya yang mana beban tersebut harus dijawab dengan prestasi.

“Ya saya pribadi sih merasa senang, tapi ya ini juga merupakan suatu hal yang saya harus merasa sedih juga, sedihnya karena ini adalah suatu tugas yang berat, tapi sedih di sini bukan berarti sedih yang negatif, tapi sedih di sini saya harus bisa membawa nama SEMA Institut terutama dan juga membawa nama besar lembaga IAIN khususnya keluarga besar ORMAWA IAIN yaitu termasuk UKM, Fakultas dan sebagainya yang merupakan tugas saya nanti dan teman-teman di SEMA Institut nanti sebagai beban yang harus saya jawab dengan prestasi,” kata Rifqi.

Rifqi juga mengatakan bahwa penilaiannya terhadap kepengurusan SEMA-I sebelumnya sudah cukup bagus, dan dalam kepengurusan selanjutnya ia akan menekankan untuk pembagian tupoksi dalam ranah legislatif dan eksekutif. Senat Mahasiswa tidak akan terlalu banyak menyelenggarakan event organizer, Senat Mahasiswa akan lebih fokus terhadap aspirasi dan advokasi mahasiswa tentang menghimpun, mengevaluasi dan menyuarakan aspirasi yang masuk dari mahasiswa ke jajaran Birokrat. Hal ini karena selain SEMA adalah perancang undang-undang, SEMA juga merupakan representasi dari Mahasiswa itu sendiri.

“Yang akan saya tekankan itu tentang pembagian tupoksi antara ranah legislatif dengan ranah eksekutif. Kita dari SEMA memang tidak akan menyelenggarakan terlalu banyak event organizer gitu, kita akan lebih fokus terhadap aspirasi dan advokasi mahasiswa tentang menghimpun, mengevaluasi dan juga menyuarakan aspirasi-aspirasi yang masuk dari mahasiswa ke jajaran Birokrat begitu, karena SEMA itu selain menjadi perancang undang-undang ya kita adalah representasi dari mahasiswa itu sendiri,” kata Rifqi.

 

Penulis: Avi Afian Syah

Pembukaan acara MUSEMA-MUDEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang diselenggarakan oleh PPMI di gedung auditorium FITK lantai 5, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah

IAIN, LPM FatsOeN – Panitia Pemilihan Mahasiswa Institut (PPMI) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyelenggarakan acara Musyawarah Senat Mahasiswa (MUSEMA) dan Musyawarah Dewan Eksekutif Mahasiswa (MUDEMA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon di gedung auditorium FITK lantai 5, Kamis (13/1).

Pelaksanaan Acara MUSEMA dan MUDEMA di tingkat institut kali ini mengusung tema "Menumbuhkan Integritas ORMAWA agar Terbentuknya Pemimpin yang Integratif, Aktif, Progresif dan Administratif”. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor III, perwakilan SEMA-I dan DEMA-I, SEMA-F dan DEMA-F, serta HMJ-HMJ periode 2021-2022.

Ketua Pelaksana PPMI, Dedes Baehaki Ramdhany (kanan) sedang memberikan sambutan dalam acara pembukaan MUSEMA-MUDEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah

Dedes Baehaki Ramdhany, sebagai Ketua Pelaksana PPMI dalam sambutan acara MUSEMA mengatakan bahwa berjalannya kegiatan PPMI ini sudah sejak 28 Desember 2021 sampai pada penyelenggaraan acara MUSEMA. MUSEMA ini merupakan puncak dari beberapa rangkaian acara yang digelar PPMI.

“PPMI ini sudah berjalan dari tanggal 28 Desember sampai sekarang, dan runtutan-runtutannya sudah kita laksanakan, dan mudah-mudahan di hari ini teman-teman semua bisa mengikutinya dengan hikmat dan maksimal, karena di sinilah puncak dari acara PPMI itu sendiri,” kata Dedes.

Ketua SEMA-I periode 2021-2022, M. Akrom (kanan) sedang memberikan sambutan dalam acara pembukaan MUSEMA-MUDEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah

M. Akrom, Ketua Umum SEMA-I periode 2021-2022 dalam sambutannya berpesan kepada kepengurusan Senat Mahasiswa selanjutnya bahwa tidak semata-mata karena Senat Mahasiswa adalah lembaga legislatif maka hanya berbicara mengenai Undang-Undang. Sebagai Senat Mahasiswa harus memahami tri fungsi dari legislatif yaitu controling, budgeting, dan legislasi.

“Yang paling dasar adalah kita harus tahu masalah tri fungsi dari legislatif, yaitu controling, budgeting, dan legislasi. Jangan semena-mena teman-teman hanya tahu masalah legislatif berbicara mengenai Undang-Undang, tidak semata-mata masalah itu. Teman-teman terutama Senat yang ada di sini, harus paham dengan tri fungsi itu,” pesan Akrom.

Ketua DEMA-I periode 2021-2022, Rhio Maheso Jenar (kanan) sedang memberikan sambutan dalam acara pembukaan MUSEMA-MUDEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah

Rhio Maheso Jenar, Ketua Umum DEMA-I periode 2021-2022 dalam sambutannya berharap kepada calon Ketua Umum SEMA dan DEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon agar ke depannya mereka dapat mengembangkan progresifitasnya.

“Untuk ke depannya kepada calon-calon Senat Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan Dewan Eksekutif Mahasasiswa nanti di MUDEMA, semoga teman-teman bisa mengembangkan dan bisa membawa lebih progres lagi,” harap Rhio.

Wakil Rektor III, Dr. H. Ilman Nafi’a, M.Ag (kanan) sedang memberikan sambutan dalam acara pembukaan MUSEMA-MUDEMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (13/1). Foto: Avi Afian Syah

Acara pembukaan ini diakhiri dengan sambutan oleh Wakil Rektor III dan pembukaan acara MUSEMA. Wakil Rektor III, Dr. H. Ilman Nafi’a, M.Ag mengatakan dalam sambutannya bahwa disetiap pemilihan mindsetnya adalah untuk kepentingan lembaga, bukan kepentingan siapa-siapa, dan tidak ada hubungannya dengan senior yang ada di UKM dan ORMAWA.

“Tolong disetiap pemilihan mindsetnya itu untuk kepentingan lembaga, bukan kepentingan siapa-siapa, tapi untuk kepentingan lembaga. Ini penting sekali disampaikan, dan tidak ada hubungannya dengan senior Anda yang ada di UKM di ORMAWA itu,” kata Pak Ilman.

 

Penulis: Avi Afian Syah

 

Ilustrasi: freepik.com

Akhir-akhir ini jagat dunia maya tengah dihebohkan dengan adanya pengaduan terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam angkutan umum yakni elf beberapa waktu lalu. Salah satu siswi SLTA yang mengaku telah menyaksikan bahkan mengalami kasus pelecehan seksual tersebut membagikan pengalamannya di akun media sosial instagram miliknya secara direct message (DM) ke salah satu akun instagram media lokal.

Berdasarkan keterangannya, saat itu kondisi elf sedang dalam keadaan penuh dan korban duduk di dekat pintu. Dengan alasan takut korban terjatuh, tiba-tiba pelaku yang merupakan seorang lelaki dengan keterbatasan pada bagian tangannya (disabilitas) meminta korban untuk bertukar posisi. Ketika elf sudah berjalan, secara sadar pelaku meletakan tangannya di atas paha korban. Awalnya korban memaklumi sikap pelaku yang merupakan penyandang disabilitas, namun tak lama kemudian tangan pelaku langsung mengarah ke bagian intim korban. Hal ini sontak mengagetkan korban dan akhirnya korban memutuskan untuk turun dari elf tersebut.

Setelah beberapa waktu, ketika korban hendak menaiki elf kembali,  ia  menemukan dirinya berada dalam satu kendaraan yang sama dengan pelaku. Dari kejauhan, korban mengamati pelaku yang dengan sengaja mencari tempat dekat perempuan agar dapat dengan mudah melancarkan aksinya. Saat itu pelaku mengincar siswi SMP yang duduk disampingnya. Awalnya pelaku terlihat seperti memperhatikan bagian dada siswi SMP tersebut, namun dengan cepat pelaku langsung melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada korban yakni mengarahkan tangannya ke bagian intim siswi SMP tersebut. Sontak korban merasa kaget dan ingin menyadarkan siswi SMP tersebut namun bingung harus dengan cara apa ia menyadarkannya.

Tak lama setelah kasus tersebut diberitakan oleh media lokal, hal tersebut menuai banyak tanggapan dari masyarakat. Setelah ditelusuri ternyata tak sedikit korban yang pernah menyaksikan atau bahkan mengalami kasus serupa. Berdasarkan keterangan banyak saksi, pelaku biasa melakukan aksi bejatnya tersebut terhadap siswi SMP atau SMA yang kebanyakan belum memahami terkait perilaku pelecehan seksual.

Setelah dikonfirmasi oleh pihak media lokal, korban yang berada di bawah umur mengaku masih kaget dan trauma pasca kejadian tersebut sehingga belum dapat diwawancarai untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Namun dengan memberanikan diri, korban mencoba untuk menghubungi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kuningan melalui media sosial namun belum mendapatkan tanggapan apapun.

Kasus tersebut hanyalah secuil dari banyaknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekitar kita. Seperti gunung es yang berada di tengah lautan, hanya sedikit kasus yang berhasil terangkat oleh media namun dibalik itu semua masih banyak kasus yang belum kunjung terungkap. Hal ini tentu perlu mendapat perhatian khusus oleh kita semua bahwasanya kasus pelecehan seksual dapat menimpa siapapun, dimanapun dan dalam keadaan apapun.


Penulis: Deda Aenul Wardah

Disadur dari: https://kuninganmass.com/viral-dugaan-pelecehan-ke-penumpang-di-elf-korban-mengaku-trauma/

Ilustrasi: freepik.com

Dua pekan kemarin tepat kita melalui hari-hari di tahun 2022. Sepertinya semua orang sama di awal tahun mereka berdoa dan berharap di tahun 2022 dengan segala tujuan dan pencapaian yang ingin mereka raih. Namun nyatanya dua pekan berlalu saja mereka sudah mengeluh dan pasrah. Seperti sudah lelah dengan keadaan dunia yang makin lama, makin membuat badan ini menyerah.

Inikah mental orang Indonesia, di awal saja mereka bersemangat nanti di pertengahan sudah loyo lagi. Bahkan belum sampai di pertengahan. Lucu memang hahaha.

Mungkin tahun baru terdengar sangat mengasyikkan bagi anak kecil, mereka hanya tahu di akhir Desember bakal banyak kembang api yang menghiasi langit malam, lalu lalang orang-orang di jalanan, kemudian ada beberapa ritual khusus yang biasa dilakukan oleh sebagian orang Indonesia yaitu "memanggang ayam". Namun berbeda dengan orang dewasa. Diawal mereka berdoa bak tahun baru adalah Tuhan yang akan mengabulkan segala permintaan dan harapan. Sampai ada meme "berdoa kok ke tahun, berdoa ke Tuhan dong" sepintas kata itu mungkin terdengar sarkas sekali. Tapi coba teliti lagi, makna kalimat tersebut mengingatkan kita bahwa, tak ada yang patut disembah kecuali Allah. Dia Yang Maha Kuasa atas segala kehendaknya. 

Banyak caption serta meme yang bertebaran di dunia maya, khususnya Instagram. Dilansir dari databoks.katadata.co.id terdapat 91 juta pengguna Instagram di Indonesia. Sebuah nominal yang cukup besar. Maka dari itu tak heran jika sebuah informasi akan kalian dapatkan lebih cepat di Instagram. Daripada media sosial yang lain. Karena memang dengan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang, kemudian manusia yang selalu haus akan rasa ingin tahu. Menambah khazanah keilmuan yang ada di dunia ini. 

Kembali lagi ke harapan di tahun 2022, banyak orang yang menginginkan di tahun ini mendapatkan hal-hal yang baik, namun mereka lupa akan takdir Tuhan yang sudah dituliskan jauh sebelum mereka lahir. Tapi jangan menyerah hanya karena takdir, Tuhan akan berkehendak sesuai apa yang hambanya prasangkakan. Maka dari itu, melangkahlah, jangan takut untuk jatuh. Di depan sana masih banyak halang rintang yang menunggu. Percayakan semuanya pada dirimu, kalau bukan kita yang percaya ke diri kita sendiri lantas mau percaya kesiapa lagi. Buat perubahan sesuai apa yang kamu inginkan, sisanya pasrahkan pada Tuhan. 

Kedewasaan memang tak bisa dinilai dari bertambahnya umur, namun kedewasaan bisa kita lihat dan rasakan dari bagaimana kita melihat suatu masalah. Semakin orang itu sabar dan kuat untuk menjalani suatu masalah, maka semakin bertambah kedewasaan seseorang. Tak ayal, tak banyak orang yang bisa menjalani hal seperti itu, karena butuh sebuah proses yang panjang dan kesiapan mental yang terbiasa menjalani hal tersebut. Akhir opini kali ini saya sebagai penulis juga hanya manusia biasa yang sama seperti kalian. Tak luput dari kata "menyerah", tapi saya masih punya keyakinan bahwa Tuhan tak pernah tidur, Dia selalu ada di sisi kita. Percaya pada kita bahwa kita diciptakan di dunia ini untuk dapat melewati masalah tersebut. Maka dari itu tetap semangat, jalani apa yang sudah menjadi takdirmu. 


Penulis: Dea Mariyana

Suasana antrean mahasiswa FITK yang hendak mendaftar ke tempat PLP di gedung FITK lantai 1, Selasa (11/1). Foto: Khansa Salsabila

IAIN, LPM FatsOeN - Terjadi antrean panjang mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Ruang PLP gedung FITK lantai 1, Selasa  (11/1). Antrean  tersebut disebabkan oleh adanya pendaftaran tempat PLP bagi mahasiswa FITK.

Disinyalir informasi mengenai pendaftaran tempat PLP tersebut simpang siur serta mendadak dari pihak PLP. Walaupun masih masa libur semester, tak melemahkan semangat mahasiswa untuk mendaftarkan diri ke tempat PLP yang diinginkan. 

Fatimah, salah satu mahasiswi yang sedang mendaftar menuturkan perihal pendaftaran PLP.

"Kalau dari saya sendiri, belum ada pemberitahuan resmi. Jadi informasi ini awalnya masih simpang siur dari grup ke grup. Nah setelah ada konfirmasi dari jurusan katanya untuk Tadris Bahasa Indonesia diadakan di hari Kamis. Soalnya belum ada informasi datanya." Tutur Fatimah. 

Dinda, salah satu mahasiswi dari jurusan Tadris Bahasa Indonesia yang juga sedang mendaftar menambahkan jawaban Fatimah. 

"Ya dari jurusan Tadris Bahasa Indonesia sendiri mendapatkan jadwal tersendiri di hari Kamis. Yang saya tahu perihal jadwal, hanya dari jurusan Tadris Bahasa Indonesia di Hari Kamis." Kata Dinda menambahkan jawaban Fatimah. 

Dalam pendaftaran tempat PLP tersebut, mahasiwa diharuskan membawa berkas yang berisi fotokopi  KTP dan fotokopi KTM yang disatukan dalam satu lembar kertas kemudian dimasukkan ke dalam satu map berwarna merah. 


Reporter : Khansa dan Eka

Penulis : Dea