Meskipun tidak
semua wanita, hanya sebagian saja. Namun serial drama Korea sangat digandrungi
kaum Hawa. Silakan tengok kanan-kiri, pada orang-orang terdekat, perempuan
terkasih, dan tanyakan mengapa mereka suka drama Korea.
Judul ini
pastinya sering dilontarkan oleh orang-orang. Satu tanda tanya besar
menggantung di kepala. Mungkin pula bisa menjadi misteri dunia ke tujuh versi
On the Spot.
Setelah
diulik, ada benang merah yang dapat ditarik antara wanita dan drama Korea.
Mari kita
berangkat dari sudut pandang bahwa sastra adalah mimesis, atau tiruan dari
kehidupan nyata. Mimesis atas sastra punya dua sudut pandang yang bertentangan, antara Plato dan Aristoteles.
Plato berpandangan miring terhadap seni, bahwa sastra hanya mengada-ada, mengarang, mereka adegan yang tidak nyata. Membuat dan menjiplak tapi tidak ada wujudnya. Idea karangan, menciptakan dunia yang terlihat ideal di dalam kepala, kalau Plato hidup di Indonesia di zaman sekarang, dia akan menggunakan diksi "dasar halu".
Berdasarkan ilmu cocoklogi yang saya terapkan, bahwa 'membuat dunia yang ideal' dalam pandangan Plato yang terjadi masa ini. Drama Korea menyajikan dunia ideal yang sempurna. Memang, ide yang didapatkan adalah kejadian di dunia nyata, namun tokoh yang dianalogikan jauh dari kenyataan. Di belahan dunia sebelah mana, ada pria good looking, good attitude, uang mengalir, naik kuda putih, seperti Lee Min Ho di The King Eternal Monarch? Ya di sastra.
Bertentangan dengan ke-julid-an Plato terhadap sastrawan, Aristoteles berada di pihak oposisi. Ia berpendapat bahwa seni bukan menjiplak, namun memperbaharui, proses kreatif untuk menghasilkan kebaharuan.
Kembali ke judul, mengapa wanita suka drakor?
Jawaban singkatnya menurut Saya, karena melalui alur cerita drama Korea, wanita bisa menghadirkan ketidaknyataan dalam kenyataan dunia sastra.
Penulis: Zulva
Posting Komentar