Dikutip
dari kementerian kesehatan bahwa pengertian kesehatan mental yang baik adalah ketika batin kita berada
dalam keadaan yang tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk
menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.Begitupun
sebaliknya jika seseorang tersebut memiliki mental yang tidak baik maka batin
seseorang tersebut memiliki keadaan yang tidak tenang, tidak bisa menahan
emosi, cemas, dan memiliki gangguan berpikir yang nantinya akan menyebabkan
perilaku yang tidak baik.
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwasannya 1 miliar orang di dunia hidup
dengan yang namanya gangguan mental. Bahkan, menurut rilis WHO dalam memperingati
hari kesehatan mental sedunia mengungkapkan bahwa 3 juta orang meninggal setiap
tahunnya akibat penggunaan alkohol dan setiap 40 detik satu orang meninggal
bunuh diri. WHO juga mencatat negara dengan pengasil rendah dan menengah, lebih
dari 75 pesen orang dengan gangguan kesehatan mental, neurologis dan
penyalahgunaan zat tidak menerima pengobatan yang sesuai dengan kondisi mereka
alami.
Terutama dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebar hampir diseluruh dunia, terutama di Indonesia membuat pembahasan kesehatan mental ini menjadi topik hangat yang selalu diperbincangkan oleh khalayak ramai. Kesehatan mental saat ini bisa dibilang cukup sangat buruk, terlebih dikalangan remaja saat ini karena remaja masih memiliki rasa emosional yang tidak bisa stabil dan masih belum memahami kemampuan berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada. Tidak banyak sebagian dari remaja saat ini jika memiliki mental yang buruk, mereka memiliki niat untuk melakukan hal yang negatif seperti bunuh diri, narkoba, putus sekolah dll. Oleh karenaya, remaja itu perlu adanya keinginan untuk mendapatkan perhatian yang lebih karena remaja merupakan penerus bangsa yang harus dijaga dan dilindungi.
Sebagian mahasiswa mungkin ada yang memiliki gangguan mental yang buruk, yang dipengaruhi oleh keluarga, keturunan, lingkungan, pertemanan, gaya hidup, dan lain sebagainya. Kebanyakan mahasiswa tidak terlalu fokus kepada kesehatan mental, melainkan mereka fokus terhadap tugas-tugas, organisasi, jadwal kuliah, bahkan dipengaruhi karena tuntutan dari orang-orang yang terdapat disekelilingnya. Oleh karena itu banyak mahasiswa yang ingin memiliki niat untuk bunuh diri, padahal cara tersebut tidak tepat. Karena seorang mahasiswa itu harus mampu memiliki rasa mengendalikan emosi agar dapat mengontrol segala situasi yang ada pada sekelilingnya secara mandiri.
Pada awalnya Virus Covid-19 menyerang indonesia, yang dimana pemerintah Indonesia mengungkapkan bahwa semua instansi apapun termasuk instansi pendidikan akan melaksanakan kegiatan secara daring yang dilaksanakan dirumah masing-masing. Berawal dari sinilah kita bisa melihat ataupun menyadari bahwa terdapat dampak yang dapat ditimbulkan bagi mahasiswa. Terutama pada masiswa baru, yang seharusnya mahasiswa baru bisa memiliki relasi, teman baru, dan dapat mengembangkan diri, justru hal tersebut tidak bisa dirasakan oleh mahasiswa baru karena terhalang oleh kuliah daring.
Padahal kesehatan mental ini menjadi salah satu hal yang paling terpenting bagi mahasiswa baru, untuk beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan. Karena dunia perkuliahan dengan dunia sekolah itu sangat jauh berbeda. Makanya jika banyak mahasiswa baru dan mereka belum memahami dunia perkuliahan dengan dunia sekolah itu berbeda, mereka akan sering mengalami yang namanya culture shockatau yang bisa disebut juga dengan nama geger budaya.Culture shock merupakan suatu hal yang sering dialami oleh seseorang ketika mereka pindah dilingkungan yang baru. Biasanya saat mahasiswa ini mengalami yang namanya culture shock mereka akan stres, lelah, dan bingung.
Maka sebab itu, mahasiswa lebih dituntut untuk mengetahui dunia perkuliahan secara lebih mandiri dilingkungan terbarunya. Tidak hanya mahasiswa baru yang memiliki dampak kesehatan mental yang buruk, mahasiswa lama pun dapat ikut merasakan dampaknya akibat kuliah secara daring. Terlebih kepada mahasiswa yang mengikuti banyak kegiatan organisasi. Dengan dilaksanakannya pembelajaran daring ini, maka secara jelas mahasiswa yang aktif di organisasi ataupun kepanitiaan akan lebih memiliki tugas-tugas yang sangat banyak.
Walaupun saat ini mahasiswa kuliah secara daring, tetapi kita juga perlu menjaga kesehatan mental agar kita bisa memiliki mental yang baik. Terdapat beberapa upaya untuk menjaga kesehatan mental diantaranya yaitu istirahat yang cukup, sering melakukan olahraga, selalu bersyukur, tidur dengan teratur dan jangan bergadang, memakan makanan yang sehat, dan yang terakhir kita harus katakan hal-hal yang positif kepada diri sendiri.
Dengan demikian, sebagai mahasiswa harus bisa menjaga kesehatan mental dimasa pandemi seperti ini, karena kesehatan mental itu sangat penting bagi mahasiswa guna memberikan pola pikir yang baik untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan secara daring ini. Saatnya kita harus peduli dengan kesehatan mental dan lebih empati untuk masa kini dan untuk masa yang akan datang.
Penulis : Afifa Fikriyah, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Posting Komentar