Di era digitalisasi ini, rasanya media sosial tidak lagi asing di telinga kita dan bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok atau makanan sehari-hari dalam kehidupan. Media sosial bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sudah ada sejak dulu dan semakin berkembang hingga saat ini. Dikutip dari laman resmi we are social, kamis (20/02/2020) diseluruh dunia ada 3,8 miliar pengguna media sosial pada bulan januari 2020 dan angka penggunanya semakin bertambah 9 persen atau 321 juta pengguna baru sejak tahun lalu. Ini artinya ada banyak sekali penduduk di dunia ini salah satunya Indonesia yang menggunakan media sosial. Media sosial tidak mengenal status sosial, gender, agama, ras maupun batasan sosial dalm penggunaanya dan bahkan anak yang masih berusia 10 tahunpun sekarang sudah banyak yang menggunakan media sosial.
Kabar baiknya, dengan adanya media sosial yang semakin berkembang ini segala informasi dan berita dapat diakses dengan sangat mudah, cepat dan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Hal ini dapat kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk menyebarkan berita baik maupun mengajak orang lain menuju kebaikan atau istilahnya berdakwah. Namun kabar buruknya, dengan adanya media sosial yang tak terbatas ini sering disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kriminal. Maka dengan demikian untuk menghindari hal ini kita sebagai pengguna media sosial harus lebih bijak dalam menggunakannya.
Dengan maraknya perkembangan media sosial ini tentu saja sangat membantu pada sebuah aktivitas dakwah, karena seperti yang kita semua ketahui aktivitas dakwah di zaman sekarang ini tidak hanya dilakukan dari mimbar ke mimbar saja namun bisa juga dilakukan dengan duduk ditempat menyalakan gadged untuk membuat konten atau menulis artikel atau apapun dan di eksplor ke khalayak atau yang bias kita kenal secara virtual dan pastinya dengan memanfaatkan media sosial yang ada. Apalagi saat pandemi seperti ini digital sangat berperan penting karena tidak semua hal dapat dilakukan secara tatap muka hal ini juga merupakan salah satu alasan semakin menjadikan minat pengguna media sosial yang semakin naik yang tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi seorang dai ketika berdakwah.
Mengubah persepsi khalayak, ,menebarkan kebaikan atau yang kita kenal dengan aktivitas dakwah ini tidaklah mudah, menciptakan tulisan-tulisan yang dapat membangun minat baca, motivasi seseorang tidaklah mudah, dan menggiring opini public juga tidaklah mudah terutama dikalangan remaja dan pastinya memiliki tantangan tersendiri yang tidak mudah, maka inilah saatnya bagi kita seorang jurnalis untuk berdakwah memanfaatkan media sosial yang ada karena sering berkecimpung dalam media.
Seperti yang dilansir dari Arrisalah-Jakarta.com yang berjudul 'Asyiknya Berdakwah Dengan Media Tulis Menulis' (5 oktober 2018) bahwa dakwah melalui tulisan ini menjadi suatukeharusan di Era Informasi digital saat ini. Bahkan telah menjadi kebutuhan umat islam karena dakwah dengan tulisan dinilai lebih efektif dan efisien karena dakwah dengan tulisan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan bisa menjangkau daerah yang lebih luas dan keakuratan isi dakwah lebih terjamin.
Tentunya seorang jurnalis atau dai yang menyampaikan dakwah dengan tulisan agar dapat tersampaikan kepada khalayak terutama remaja bisa kita bungkus dengan bahasa yang lembut, kalimat yang mudah diterima, menarik, tidak terkesan menggurui dan tidak menyinggung pihak manapun. Selalu ada jalan untuk kebaikan.
Penulis: Dewi Sartika, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Syekh Nurjati CIREBON