Warga Terdampak PLTU 1 Gelar Nobar "Sexy Killers"





Foto : Istimewa

LPM FatsOeN, Cirebon-Warga terdampak PLTU 1 Cirebon melakukan nonton bareng (nobar) film dokumenter Sexy Killers bersama FNKSDA (Front Nadhiyin untuk Kedaulatan Sumberdaya Alam) dan SDA (Saung Daulat Ampar Jati)  tepat di belakang lapak PLTU 1 di desa Citemu, Kecamatan Mundu Cirebon, Jumat (12/04). Puluhan warga, berbagai komunitas dan mahasiswa ikut meramaikan acara nobar tersebut.

"Tujuan dari acara nobar ini, agar masyarakat dan mahasiswa bisa memperoleh perspektif yang obyektif perihal pembangunan PLTU," kata Angga, saat diwawancara sebelum dimulainya acara. "Pasalnya, PLTU selalu dicitrakan berdampak positif. Meski itu ada, tapi yang dominan di lapangan justru negatifnya," ungkap Angga, sebagai kordinator penyelenggara nobar.

"Maka, kami bekerja sama dengan dua komunitas, yang fokus pada persoalan agraria, FNKSDA dan SDA," ucap Angga, yang aktif di komunitas Sagara biru, komunitas nelayan.

Dampak negatifnya PLTU, juga dipaparkan oleh Latifah, yang komunitasnya juga terlibat dalam nobar. "Saya orang pesisir, sudah biasa bagi saya, melihat laut dan perahu. Maka, saya tahu betul, bagaimana menderitanya nelayan. Sebelum ada PLTU, nelayan bisa mendapatkan uang tambahan dengan mencari kerang hijau," Kata perempuan yang biasa dipanggil Ifah.

"Tapi setelah PLTU beroperasi, ada beberapa orang yang keracunan kerang hijau, bahkan ada yang sampai meninggal. Itu hanya segelintir dari seabrek permasalahan dampak PLTU," lanjut Latifah, yang aktif di komunitas SDA.

Berangkat dari latar belakang itu, Angga bersama organisasinya mengatakan, akan terus melawan PLTU. "Tidak ada kata selesai dalam perjuangan melawan sistematisnya penindasan yang dilakukan PLTU," kata Angga berapi-api.

Setelah menonton, ada sesi diskusi. Dalam sesi diskusi, ada 3 narasumber. Syatori, salah satu Narasumber dalam diskusi menyampaikan, ada begitu banyak akademisi dibalik begitu banyaknya izin PLTU yang lolos. Para akademisi itu keilmuannya digunakan untuk menghancurkan lingkungan.

"Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), itu kerjaannya akademisi. Dengan AMDAL, perusahaan bisa mengantongi izin dan mengeksploitasi lingkungan," kata Syatori yang berprofesi dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

"Saya sebagai akademisi akan melawan mereka, yang keilmuannya digunakan untuk menghancurkan lingkungan dan masyarakat," ungkap Syatori yang juga aktif dalam organisasi santri, FNKSDA.

Syatori berkomitmen akan terus berada pada garis perjuangan rakyat. "Saya akan terus berada pada garda depan, melawan siapapun yang menghancurkan kehidupan rakyat," pungkasnya.

Penulis    : Sulthoni
Reporter : Sulthoni

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comentários:

Posting Komentar