Foto : Firdaus Habibu Rohman/LPM FatsOeN |
Cirebon
Power sendiri merupakan pengelola PLTU di Kecamatan
Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Aliansi mahasiswa FUAD menilai bahwa PLTU merusak ruang
hidup masyarakat. Atas dasar itu, mereka mengecam segala bentuk kerja sama yang terjalin
antara pihak kampus dan Cirebon Power."Dalih
mereka ingin mengadakan pemberdayaan masyarakat. Tapi sayangnya, Kami tahu
bahwa program CSR PLTU itu adalah manipulatif. Hanya gimkick saja agar kejahatan dan peruksakan yang telah mereka
lakukan bisa tertutupi," kata
Arda Billy selaku Korlap aksi, kepada LPM FatsOeN, Selasa, (09/04).
Supaya bisa mengantisipasi hal serupa, Aliansi Mahasiswa FUAD juga
berkomitmen, untuk terus mengawal relasi
kampus dengan pihak luar yang dinilai bermasalah. “Tentu ke depannya akan terus
kami pantau bagaimana hubungan kampus dengan pihak korporasi luar, terutama
pihak korporasi yg sudah jelas melakukan kejahatan sosial dan perusakan
lingkungan. Krna tidak menutup
kemungkinan ke depannya pihak korporasi luar akan kembali masuk ke kampus
kami,” lanjut
Arda.
Tidak hanya membunyikan sirine dan membentangkan spanduk sebagai bentuk penolakan,
perwakilan dari aliansi tersebut, juga melakukan orasi ketika moderator sedang membuka
forum. Melihat situasi yang tidak kondusif, pihak penyelenggara langsung
menghentikan acara seketika.
Setelah
berhasil menghentikan acara sosialisasi di Aula Fakultas, Aliansi Mahasiswa FUAD melanjutkan aksinya di depan pintu masuk Fakultas. Mereka menyampaikan aspirasi, serta menuntut kejelasan dari pihak Fakultas, terkait kerja sama yang dilakukan
antara pihak Fakultas dan Cirebon Power. Ahmad Syifa, salah satu peserta aksi, menyatakan ketidaksetujuan terhadap sosialisasi ini. "Bisnis PLTU dan batu
bara itu benar-benar menghancurkan ruang hidup rakyat. Kalau kampus sebagai
akademisi menyetujui itu berarti itu sebuah penghianatan moral terhadap
keterdidikan kita masing-masing," papar Ahmad Syifa.
Datang
juga dalam aksi ini perwakilan masyarakat terdampak PLTU. Angga, dari komunitas
Nelayan Sagala Biru, mengapresiasi apa yang dilakukan mahasiswa karena dianggap
sudah berbuat untuk masyarakat. "Masyarakat mengapresiasi peran serta
mahasiswa IAIN bahwa mereka sudah berbuat memberikan keseimbangan pemahaman
informasi. Intinya masyarakat jadi tidak berbicara sekedar asumsi," ucap Angga.
Tanggapan pihak FUAD
Penyelenggara
sosialisasi yang diberhentikan mahasiswa ditengah jalan ini adalah Fakultas
Ushuluddin Adab Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pihak Fakultas kemudian
memberikan tugas kepada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam sebagai Pelaksana
kegiatan.
Anwar
Sanusi, Wakil Dekan 3, menjelaskan bahwa tidak ada perjanjian kerja sama antara
pihak Cirebon Power dan pihak Fakultas "Belum ada MoU kok. Justru kami
merasa bangga kalu kalian mengingatkan kami" Kata Anwar ketika menemui
Alainsi Mahasiswa Fuad. Dalam kesempatan yang sama Anwar juga menyampaikan
bahwa aspirasi yang disampaikan Aliansi mahasiswa Fuad akan menjadi catatan
penting pihak Fakultas dalam mengambil sikap di masa yang akan datang.
Ditemui
di lain tempat, Dekan FUAD, Hajam, merasa kaget dan
menyayangkan apa yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa FUAD yang tidak
mengetengahkan ruang dialog. "Kami sangat menyayangkan apa yg dilakukan
mahasiswa disatu sisi. Harusnya presentasi dulu. Apa yang mereka sampaikan baru
berdialog. Bila perlu berpanas-panas tapi dalam koridor akademik," kata Hajam.
Selain
itu Hajam mengaku bahwa pihak Fakultas hanya bermaksud menghormati tamu yang
datang. "Kami sih niatnya ikromudhuyuf
aja. Ada tamu yang datang ya kami layani. Dihormati," ucap Hajam. Dalam kesempatan yang
sama Hajam juga menjelaskan bahwa kampus adalah ruang akademik yang netral, jadi
dari lembaga manapun
bisa diterima selama ada kaitannya dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Penulis : Firdaus Habibu Rohman
Reporter : Firdaus Habibu Rohman
0 comentários:
Posting Komentar